Home / CEO / Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan / Bab 36 - Tawaran Aletta

Share

Bab 36 - Tawaran Aletta

last update Last Updated: 2023-12-04 15:32:33
"Ah, kudengar kafe di hotel itu melayani selama 24 jam," gumam yang lainnya.

Dengungan mulai menyebar dan makin keras hingga Embun menghela napas.

"Tenang, semua," tegur manajer kafe menengahi. "Ini kan baru rencana. Bu Embun pasti ingin yang terbaik untuk kafe ini."

Embun mengangguk. "Betul. Ini masih berupa rencana," ucap Embun. Kontrak kerja sama belum ada, dan mereka baru akan membicarakannya dengan bantuan Kaisar. "Saya masih akan bertemu dengan beberapa pihak untuk bicara terkait hal ini. Namun, saya melihat kesempatan ini sebagai hal yang positif."

Kemudian, Embun melanjutkan, "Terima kasih atas respons dan pemikiran kalian, tapi jangan khawatir. Untuk saat ini, tetap fokus seperti biasa dan--"

Ucapan Embun terhenti saat ponselnya berdering. Wanita itu mengambil ponsel dan melihat siapa yang menghubunginya.

Kaisar. Waktu yang tepat.

"Baiklah, semua. Selamat bekerja kembali." Embun membubarkan pertemuan singkat pagi itu sebelum mengangkat panggilan tersebut.

"Halo, Kaisar
Creative Words

Maaf ya pembaca-pembaca, author updatenya masih lama dan mungkin nggak terlalu banyak. Doain author bisa update cepat dan banyak, ya!>< Jika menyukai buku ini terus berikan like, vote dan comment, ya! Author menghargai semua dukungan yang diberikan untuk buku ini, terima kasih!

| 99+
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (11)
goodnovel comment avatar
Bulan Cantik
ditunggu KK...
goodnovel comment avatar
Sudarti Darti
setiap banyak pendek2..koinnya 14...hmmm..lumayan nahan nafas
goodnovel comment avatar
Suwartina Tina
bab nya pendek sekali
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 37 - Sambutan dari Manajer Hotel

    "Jangan berani kamu mengeruk harta yang seharusnya jadi milikku!" Aletta masuk ke dalam mobilnya dan membanting pintu. Gadis itu kemudian menarik napas dalam-dalam beberapa kali, sebelum kemudian berkata pada dirinya sendiri. "Oke. Satu per satu terlebih dahulu." Ia mengetikkan sesuatu di ponselnya, dan menaruh ponsel itu ke dalam tas tangannya. “Lihat saja, Embun. Aku tidak akan tinggal diam.” Setelah itu ia menyalakan mobil dan memindahkan persneling. Ada satu tempat yang harus ia tuju. * Sementara itu, ketika taksi yang ia sewa berhenti di depan lobi hotel, Embun bergegas membayar ongkos dan turun. "Selamat datang di hotel kami, Bu Embun." Wanita berambut sebahu itu heran saat mendapati seorang pria paruh baya, dan berpakaian rapi menyambutnya begitu ia turun dari taksi. Di belakang pria tersebut berdiri beberapa pegawai hotel, yang Embun kenali dari seragam mereka. Para pegawai hotel itu serempak membungkuk dan berseru dengan lantang, “Selamat datang di hotel kami, Bu Em

    Last Updated : 2023-12-05
  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 38 - Jadi, Kaisar Mengenalnya?

    "Oleh karena itu, baru-baru ini beliau memutus kontrak kerja sama dengan pemilik kafe saat ini." Pak Heru menunjuk ke salah satu sudut di lantai dasar tempat mereka berdiri. Embun bisa melihat di sudut yang ditunjuk oleh Pak Heru, beberapa orang tengah mengangkat beberapa properti yang sepertinya digunakan oleh kafe tersebut. Dan Embun agak terkejut ketika melihat papan dengan nama salah satu kafe terkenal di kota itu. Kafe itu sempat viral beberapa tahun yang lalu, dan sejak saat itu kafe tersebut mengalami lonjakan penjualan yang bisa dibilang sangat tinggi. Pak Heru pun melanjutkan. "Seperti yang saya bilang, beliau sangat perfeksionis. Dia tidak segan memutus kerja samanya dengan siapapun. Tidak peduli seberapa terkenalnya kafe tersebut." Kemudian, pria paruh baya itu tersenyum pada Embun. "Pak Kaisar sangat merekomendasikan kafe Anda, Bu Embun," ujar Pak Heru. "Beliau mengatakan bahwa menu-menu yang disediakan di kafe Bu Embun sangat variatif dan bercita rasa baik. Selain i

    Last Updated : 2023-12-05
  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 39 - Kemarahan Kaisar

    Beberapa saat yang lalu .... "Selamat pagi, Pak Kaisar." Kaisar mengangguk pada sekretarisnya dan masuk ke dalam kantornya, sementara si sekretaris mengikuti di belakang pria tersebut dengan tablet di tangan. "Ibu Anda menghubungi saya untuk menjadwalkan makan siang bersama, Pak," lapor sekretaris pemilik Asthana Hotel tersebut. "Beliau mengatakan bahwa nomor Bapak tidak bisa dihubungi." "Saya tidak akan sempat," ucap Kaisar sembari duduk di kursi kebesarannya. Di belakangnya terbentang jendela yang menampilkan pemandangan gedung-gedung perkotaan. "Jadi kamu bisa menolaknya." Sebenarnya, Kaisar akan selalu mampu membuat waktu luang jika memang benar-benar dibutuhkan. Hanya saja, memang hubungannya dengan sang ibu tidak baik. Apalagi sejak terakhir kali ibunya datang berkunjung ke apartemennya dan Embun. Meskipun keluarga, ibu Kaisar tampaknya benar-benar tidak dapat menghargai istrinya. Dan hal itu menyinggung Kaisar. "Baik." Si sekretaris mengangguk. "Kemudian hari ini ... ya

    Last Updated : 2023-12-06
  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 40 - Bertemu Dengan Wanita Ular itu Lagi

    "Begitu?" Kaisar menanggapi. "Namun, apakah Anda setidaknya sudah mengecek kafe tersebut?" Si manajer hotel kembali terdiam, merasa ketakutan. Ia awalnya berpikir ini soal remeh. Rekomendasi dari pusat, baik, akan dia cek nanti. Ia tidak menyangka bahwa penundaan tersebut akan membawa Kaisar ke kantornya dan menegurnya langsung! Diamnya si manajer hotel membuat Kaisar menghela napas. Pria itu kemudian berdiri dan mengancingkan bagian depan jasnya. "Pak Heru," ucapnya. Suaranya terdengar tegas dan penuh kharisma. "Persoalan kafe pengganti ini bukan hal remeh. Terlebih untuk saya, kerja sama ini lebih penting dari apa pun juga." Si manajer hotel buru-buru mengangguk. "Baik, Pak. Saya akan langsung menghubungi pemilik kafe tersebut setelah ini." "Saya harap Pak Heru tahu letak kesalahan Bapak," kata Kaisar lagi. "Lalu, saya yang akan menghubungi pemilik kafe tersebut. Pastikan setelahnya Bapak menangani kerja sama ini dengan baik." Usai menyampaikan itu, Kaisar keluar ruangan untu

    Last Updated : 2023-12-07
  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 41 - Ada Hubungan Apa?

    "--Bu Embun?" Embun berkedip, seperti baru sadar ada yang memanggilnya. Dengan segera wanita berambut sebahu tersebut menoleh pada Heru, manajer Asthana Hotel yang tengah bersamanya. Pak Heru tampak heran. Pria paruh baya itu sudah beberapa kali memanggil nama Embun, tetapi wanita itu tidak menyahut dan hanya fokus ke grup lima orang tak jauh dari mereka. "Maaf, Pak Heru," ucap Embun, terdengar menyesal. Ia tidak ingin pria di depannya ini berpikir bahwa Embun tidak menghargainya. "Bagaimana?" Meskipun tampak heran, Pak Heru mengulang pertanyaannya, "Apa Bu Embun mau menyapa Pak Kaisar?" Manajer hotel itu berpikir, jika ia bisa sekalian menunjukkan bagaimana sikap baiknya pada Embun setelah teguran Kaisar tadi, pandangan bosnya itu akan lebih baik. Pak Heru tidak mau dipandang sebagai manajer yang lambat bekerja dan suka menunda-nunda pekerjaan. Sementara itu, pertanyaan Pak Heru membuat Embun kembali mengalihkan pandangannya pada Kaisar dan beberapa orang yang bersamanya, term

    Last Updated : 2023-12-08
  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 42 - Percakapan dengan Nicholas

    “Kalau begitu, apakah sudah pasti Ibu Embun ini menerima tawaran kerja samanya?” Nicholas bertanya lagi. Ekspresinya tampak main-main lagi saat menyebut ‘Ibu Embun’, membuat Embun tersenyum kecil. Nicholas benar-benar santai dan tidak kaku seperti Kaisar. Mungkin juga karena usianya yang jauh lebih muda dibandingkan dengan Kaisar, pikir Embun. “Iya,” ucap Embun dengan suara lembutnya. “Justru saya harus berterima kasih karena sudah ditawari kerja sama ini.” Setelah dipikir-pikir, meskipun Kaisar kaku dan kadang bersikap dingin pada Embun, namun pria itu sebenarnya adalah seseorang yang perhatian. Buktinya ya seperti sekarang, tawaran kerja sama dengan hotel besar ini. Mengingat Kaisar ternyata mampu membuat Embun tersenyum diam-diam. Mendengar hal itu, Nicholas mengangguk-angguk sebentar. Kemudian ia menoleh pada Pak Heru. “Kalau begitu, berkasnya harus segera diurus ya, Pak?” Nicholas kemudian melanjutkan lagi, “Jangan biarkan Ibu Embun menunggu terlalu lama.” Pak Heru men

    Last Updated : 2023-12-09
  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 43 - Obrolan yang Mencair

    "Kenapa, Kak?" Perhatian Embun kembali ke Nicholas. Pria muda itu mengikuti arah pandang Embun, tapi tidak menemukan apa pun di sana. "Tidak." Embun kembali tersenyum. "Jadi, menu apa yang kamu rekomendasikan?" "Hm ... rigatoni truffle mushroom, nama menunya." Nicholas membawa Embun ke restoran di sebelah lobi. Meski sudah putus kontrak, kafe sebelumnya masih melayani pengunjung hotel hingga kafe pengganti sudah siap. "Kakak suka makanan seperti apa, omong-omong?" Embun tampak berpikir sejenak. "Sebenarnya, aku bukan orang yang pemilih dalam hal makanan," ucap wanita itu. "Jadi aku tidak ada masalah dengan jenis makanan apa pun." Nicholas mengangguk-angguk. "Kalau kafe Kak Embun sendiri apakah fokus ke jenis makanan khusus?" tanya Nicholas kemudian. Ia menanyakan hal tersebut karena ia belum pernah berkunjung ke kafe Embun. Mungkin sekali-sekali Nicholas harus berkunjumg ke sana, begitulah pikir pria itu. "Aku justru merasa menu makanan di kafeku cukup luas." Jawaban Embun mem

    Last Updated : 2023-12-10
  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 44 - Kecurigaan Embun

    Embun meletakkan cangkir kopinya ke atas meja dan beralih mengambil air putih. Dia meminumnya dengan agak banyak, seperti ingin menghilangkan rasa yang ada di mulutnya. "Ada masalah, Kak?" tanya Nicholas. Ia heran melihat reaksi Embun setelah minum kopi. Namun, Embun hanya menggeleng dan mengatakan, "Tidak apa-apa." Sebenarnya, tidak tepat jika dikatakan tidak ada masalah. Namun, menurut Embun, ini bukan hal yang perlu dibesar-besarkan. Hanya saja, kopi yang baru saja dia minum rasanya sama sekali tidak menyegarkan, cenderung terlalu pahit dan pekat. Embun menduga ada kesalahan suhu saat membuatnya. Dan seharusnya ada yang menyadari hal ini. Karena bisa bahaya kalau sampai pelanggan yang menyadarinya lebih awal. Namun, bukan ranahnya untuk mengomentari hal tersebut. Embun di sini hanya sebagai seorang pelanggan saja. Tidak lama kemudian, makanan yang Nicholas pesan datang dan mereka berdua langsung mencobanya. Untuk hidangan satu ini, Embun harus mengakui bahwa ia menikmatin

    Last Updated : 2023-12-11

Latest chapter

  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 298 - Bahagia Selamanya

    Beberapa tahun kemudian .... Seorang anak berusia 4 tahun tengah sibuk berlarian di dalam supermarket. Ia menjelajahi lorong dan sempat berhenti di estalase yang memampangkan makanan manis sebelum akhirnya kembali berlari. Pada akhirnya, anak itu berhenti di pojok ruangan dan berjongkok, bersembunyi di balik tumpukan kotak berisi stok makanan ringan. "Hehehe~" Anak itu tertawa kecil, sebelum kemudian menutup mulutnya sendiri. Ia tengah bersembunyi. Dan yakin bahwa tidak akan ada yang menemukannya di sini. Namun, sepertinya anak itu terlalu percaya diri. "Nathan." Tiba-tiba seorang pria yang tampaknya berada di usia tiga puluhan datang. Tubuhnya yang tinggi besar menjulang di depan tumpukan kardus yang dipakai bocah 4 tahun itu untuk bersembunyi. "Sudah main-mainnya. Ayo pulang." Si bocah yang dipanggil 'Nathan' itu langsung cemberut. "Papa kok tahu aku di sini si?" ucapnya. "Aku lagi main petak umpet, Pa." "Sama siapa?" tanya sang ayah. "Nala." Bocah itu menyebutkan nama saud

  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 297 - Karunia Terindah

    "Istriku memang cantik. Tidak perlu pengakuan orang lain lagi." Keheningan menyambut ucapan Kaisar tersebut, sementara Embun tersenyum kikuk akibat ulah sang suami. "Haha, saya setuju, Pak Kaisar. Saya setuju." Orang yang tadi berkomentar menanggapi dengan canggung. "... Bicara yang baik," bisik Embun pelan agar tidak didengar orang lain selain sang suami. "Memang aku sedang menjelekkan orang lain?" balas Kaisar sama pelannya. "Jangan pura-pura tidak tahu seperti itu, Kaisar Rahardja." Kaisar menghela napas. "Baiklah." Keduanya kemudian kembali menghadapi para tamu di depan mereka. "Oh, saya dengar Nyonya Embun sedang hamil, Pak?" Salah seorang tamu mengalihkan topik pembicaraan. "Semoga sehat-sehat selalu ya, baik ibu dan bayinya." Mendapatkan doa baik untuk istri dan anaknya, Kaisar tampak lebih ramah. "Terima kasih. Mohon doanya untuk keluarga kecil kami." Pria itu berkata. Seperti mendapatkan sinyal aman, semua tamu langsung mengobrol mengenai kehamilan Embun. "Apakah

  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 296 - Janji Setia Selamanya

    "Saya, Kaisar Rahardja, menjadikan Embun Prajaya sebagai istri saya," ucap Kaisar, lurus menatap Embun dengan sorot matanya yang lembut dan penuh kasih. "Pada hari yang istimewa ini, di hadapan semua tamu yang menjadi saksi, saya berjanji akan selalu berada di sisi Embun, setia kepada wanita ini." Ada debar asing dalam dada Embun saat ia mendengarkan janji pernikahan Kaisar. Sebelumnya, mereka hanya menikah di kantor catatan sipil, tanpa berpikir bahwa hubungan mereka akan berkembang seperti ini. Tanpa berekspektasi bahwa mereka akan sama-sama mengikrarkan janji suci sekarang ini. Tidak ada yang romantis, sebelumnya. Embun membutuhkan suami agar ia bisa keluar dari rumah iparnya, dan Kaisar ingin menuruti kata sang ayah. Namun, semuanya sudah berbeda sekarang. "Sebagai suami, saya berjanji dan bersedia akan selalu mencintai Embun. Selalu ada untuk Embun, dalam suka maupun duka, sedih dan senang, sakit dan sehat, dan mendampingi istri saya hingga maut memisahkan." Kaisar mencium

  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 295 - Pernikahan Embun dan Kaisar

    [Info Mengejutkan! Presdir Rahardja Group Ternyata Sudan Menikah Diam-Diam!] Berita itulah yang sedang menjadi perbincangan ramai di media. Banyak pihak yang terkejut dengan kenyataan bahwa Kaisar Rahardja ternyata sudah menikah dan mempunyai istri. Oleh karena itu, banyak wartawan dan rekan media massa lain yang menyesaki Ashtana Hotel, tempat Embun dan Kaisar akan melangsungkan pesta pernikahan, sekalipun mereka tidak diizinkan masuk karena Kaisar sudah mewanti-wanti ibunya agar tidak mengundang orang media. Sepertinya pria itu khawatir pemberitaan hanya akan membuat Embun stres dan berdampak pada kehamilan istrinya. "Kaisar, bukankah ini terlalu mewah?" tanya Embun. Wanita itu sedang didandani saat Kaisar mengunjunginya di ruang ganti hotel. "Berapa banyak tamu yang akan datang?" "Tidak banyak," jawab Kaisar, tanpa mengatakan informasi bahwa ibunya hampir mengundang 500 tamu. "Tapi nyaris semuanya teman-teman Mama." Embun menghela napas. "Meski begitu, Mama turut mengundang

  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 294 - Perhiasan Keluarga Rahardja

    "Meskipun terlihat main-main, Nic adalah anak yang baik dan bertanggung jawab. Saya bisa menjamin itu." Usai mengatakan itu, Kaisar menoleh pada keponakannya dan menepuk bahu Nicholas. Sementara Friska diam saja. Seperti sudah berhenti berfungsi. "Nic, bawa pacarmu duduk." Kaisar tiba-tiba berucap. Nicholas menoleh menatap Friska yang wajahnya masih merah, lalu menarik tangan gadis itu pelan. "Mau keluar dulu saja?" bisiknya menawarkan. Nicholas seperti memahami kalau Friska perlu waktu untuk memproses timbunan informasi yang baru saja jatuh di depan matanya. Samar, Friska mengangguk. "Paman. Aku keluar sebentar. Mau cari minum yang manis-manis. Haus." Nicholas langsung izin. "Mau titip sesuatu?" Kaisar menoleh pada Embun, bertanya tanpa kata-kata. "Tidak. Sedang tidak ngidam." Embun tersenyum kecil. "Yakin?" Kaisar mengusap perut Embun. "Kadang si kecil ini berulah tiba-tiba." "Tapi nanti kalau ada apa-apa, apakah aku boleh telepon?" Embun bertanya pada Nic kemudian. "Ap

  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 293 - Sudah Direstui

    "Kamu kenal dengan Nic?" Kini, Embun yang tampak heran. Meski begitu, ia mengangguk. "Kamu kenal juga?" balas istri Kaisar itu kemudian. "Dia keponakan suamiku." Friska makin terkejut saat mendengarnya. "Suamimu seorang Rahardja?" tanya Friska, campuran antara keterkejutan dan tidak percaya, karena ia baru tahu bahwa sahabatnya menikahi keluarga Rahardja. Sementara itu, Embun tampak bingung dengan reaksi Friska. "Hm? Ya?" tanggap istri Kaisar tersebut. "Memang aku belum pernah cerita? Nama suamiku Kaisar Rahardja." "Wah." Friska berdeham, lalu menoleh pada Nicholas yang baru bergabung dengan mereka. "Wah. Kebetulan macam apa ini?" "Aku juga sedikit terkejut saat menyadari ini," ungkap Nicholas. Pria itu menggenggam tangan Friska dengan kasual sembari tersenyum pada Embun. "Halo, Tante. Wajah Tante terlihat lebih segar sekarang." "Wah." Friska masih tampak terkesan, apalagi saat mendengar bagaimana Nicholas memanggil sahabatnya. Kalau begini, pria itu makin terdengar jauh leb

  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 292 - Kalian Saling Kenal?

    "Oh? Mau mengadakan pesta pernikahan?" Embun mendengar keterkejutan dalam suara Rindang. Ia berniat menyahuti sang kakak, tapi sebelum ia sempat mengucapkan apa pun, Rindang sudah melanjutkan. "Embun kurang suka pesta. Tapi saya setuju kalau akan diadakan pesta. Menikah hanya sekali. Sayang jika tidak membuat kenangan baik." Istri Kaisar itu akhirnya menyerah. Ia tidak menanggapi, sementara Lidya dan Rindang justru terlibat obrolan seru soal pesta pernikahan. Ia belum membicarakan hal ini pada Kaisar, sekaligus mendengar tanggapan pria itu. Hingga akhirnya, Lidya pamit karena ia ada janji dengan Surya. Wanita itu berniat menjemput suaminya di kantor. "Kamu istirahat yang cukup. Makan yang benar," ucap Lidya. "Jangan terlalu membebani dirimu. Soal pesta, biar aku yang urus." Tersenyum lemah karena pasrah, Embun mengangguk. "Terima kasih, Ma," ucapnya. Dalam beberapa hari saja, keduanya sudah cukup dekat. Embun harus akui ini semua berkat kegigihan dan keterbukaan Lid

  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 291 - Rencana Pesta Pernikahan

    "Embun anak baik. Dia tidak akan membencimu." Lidya teringat ucapan suaminya sebelum ia memutuskan untuk bertemu dengan Embun. Namun, sesaat sebelumnya, bukan hanya itu yang dikhawatirkan Lidya. Wanita itu juga ingin mengakui dosanya pada sang suami. Bahwa ia telah berselingkuh dengan Henri Pradana. Bahwa, sekalipun Lidya melakukan itu karena pernikahan mereka yang sudah dingin, sama sekali tidak membenarkan alasannya mengkhianati sang suami. "Mas Surya, aku--" Namun, sebelum Lidya sempat melakukannya, Surya sudah memotong kalimatnya. "Lidya." Tubuh Lidya membeku saat tiba-tiba Surya menangkup sisi wajahnya, membuat wanita itu menatap sang suami. Surya tersenyum kecil. "Sepertinya kamu sudah kembali," ucapnya pelan. "Menjadi istri yang dulu kucintai." Tangis Lidya pecah. Baru kemudian ia terpikir, perubahan sikap sang suami bisa jadi karena tingkahnya yang tidak karuan; hobi berfoya-foya dan menghabiskan uang suaminya di luar negeri tanpa meluangkan waktu untuk suami dan para

  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 290 - Terima Kasih Karena Menyelamatkan Kami, Ma

    "Selamat sore." Lidya melangkah lebih dekat ke tempat tidur Embun setelah memutus kontak mata dengan yang lebih muda. "Aku tunggu di luar ya," ucap Surya kemudian, membuat baik Embun maupun Lidya menoleh ke arahnya. "Kalau ada apa-apa, panggil saja." Embun melihat ayah mertuanya itu berbalik dan berniat melangkah pergi, sebelum kemudian Lidya menggenggam tangannya. "Pa," bisik ibu Kaisar tersebut. Surya menatap sang istri dan tersenyum lembut. "Tidak apa-apa, dia anak baik," kata pria tua itu. "Bicaralah pada menantu kita. Semuanya akan baik-baik saja." Pria itu meremas tangan istrinya pelan sebelum kemudian melepaskan genggamannya dan berlalu keluar. Meninggalkan Embun berdua dengan Lidya. Hening. Lidya tidak mengatakan apa pun, dan Embun menunggu wanita itu memulai karena ia pikir, akan lebih baik jika ia memberikan kesempatan pada ibu mertuanya untuk menyampaikan niatnya lebih dahulu. Sekalipun Embun juga punya hal untuk dikatakan. Namun, saat Lidya tidak kunjung bi

DMCA.com Protection Status