Share

Bab 259 - Keadaan Nicholas

Penulis: Creative Words
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-06 17:31:37

"Sepertinya kau menikmati pengalamanmu ini ya, Nicholas Rahardja?"

Nicholas sedikit terkejut. Sepasang matanya melebar selama sedetik, sebelum ia menetralkan ekspresinya. Saat ini, pandangannya terarah lurus pada Dominic

Sekalipun ia gugup, Nicholas tidak boleh terlihat demikian.

"Ambilkan kursi," perintah Xander pada anak buahnya yang langsung bergegas mengangkat kursi terdekat dan meletakkan di depan Nicholas, dua meter dari pria muda itu digantung.

Dengan tenang, Dominic melangkah ke kursi tersebut dan duduk di sana. Senyum mengerikan tidak lepas dari bibirnya.

"Aku mengajukan pertanyaan. Mana sopan santunmu?"

"Kukira itu pertanyaan retoris." Akhirnya Nicholas berucap. Lidahnya terasa sedikit kaku. Mungkin akibat obat yang tadi dipaksakan padanya.

Dominic tertawa pelan. Suaranya yang dalam terdengar menakutkan.

Pria itu perlahan bangkit berdiri dan mendekati Nicholas, membuat keponakan Kaisar itu waspada.

Akan tetapi, tetap saja Nicholas tidak bisa melindungi dirinya sendiri saat
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (6)
goodnovel comment avatar
Aneke Ann
cerita terlalu bnx tokoh jahat trus koinku yg hampir 200 cuma habis bgitu saja karna sdkit ceritanx dan bertele-tele lagi,.cerita GK mutu
goodnovel comment avatar
Liena Noer
lanjut donk... bebasin nicholas....
goodnovel comment avatar
Zurniati Fadilah
sdh beli lg
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 260 - Negosiasi yang Sangat Sulit

    "Kecuali kau bisa memberikan sesuatu padaku."Nicholas menahan rasa sakit akibat cengkeraman tangan Dominic di rahangnya. Pria muda itu mempertahankan ekspresi datar tak terbaca, sembari membalas tatapan Dominic.Hal itu membuat Dominic kembali tertawa."Tidakkah kau penasaran apa yang aku inginkan?" ucap Dominic."Saya punya dugaan," balas Nicholas. Nada suaranya datar, bahkan tidak seperti Nicholas yang biasanya."Begitu? Apakah kau mau memberikan hal itu untukku, demi bisa bebas dari sini?"Nicholas tidak menjawab pertanyaan Dominic. Pria muda itu hanya diam menatap raja dunia hiburan itu hingga Dominic kembali menyeringai. "Kau--"Tiba-tiba ponsel Xander berdering nyaring, membuat Dominic langsung mengarahkan pandangan dinginnya pada si bawahan."Mohon maaf, Tuan," kata Xander buru-buru, sebelum memutar tubuhnya dan mengangkat panggilan tersebut.Tak berapa lama, pria bermata abu-abu itu berkata, "Tuan Dominic, pihak Rahardja ingin membuka forum negosiasi."Nicholas melihat serin

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-07
  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 261 - Ancaman

    Di tempat Dominic, pria itu juga memantau jalannya negosiasi dengan pihak Rahardja. Jemarinya mengetuk-ngetuk lengan kursi dengan tidak sabar."Masih belum?" tanyanya untuk yang ke sekian kalinya pada sang asisten.Si asisten sendiri tampak gugup dan gelisah karena bosnya makin tampak uring-uringan saja."Masih diusahakan, Tuan. Pihak Rahardja menawar di bawah lima persen."Dominic mendengus. Namun, ia tidak mengatakan apa-apa lagi karena tengah menekan dirinya agar bersabar.Jika ia berhasil mendapatkan saham dari Rahardja, otomatis ia akan menjadi pemegang saham yang diperhitungkan di Rahardja Group, sesuatu yang memang diincarnya sejak awal. Dominic akan bisa menguasai bisnis negara ini seperti yang ia inginkan.Karena, ya, Dominic Romero memiliki rahasia yang ia sembunyikan. Sesuatu yang ia dapatkan dari Henri Pradana.***Beberapa hari yang lalu ...."Kita sudah sampai, Pak."Dominic bergumam pelan. Ia menunggu asistennya membukakan pintu mobil dan menjinjing keranjang buah yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-08
  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 262 - Kedua Pihak Telah Bersepakat?

    "Asalkan Anda bersedia memberikan saham Rahardja Group pada saya.”Henri tidak menjawab. Sebagian dari dirinya masih merasa terkejut dan bingung, sebagian lagi mencoba berpikir apa motivasi penguasa industri hiburan ini sebenarnya.Lalu, kenapa juga ia menyasar keluarganya? Apakah Dominic ada sangkut pautnya dengan penculikan istri dan anak Henri?Karena lawan bicaranya cukup lama terdiam, Dominic kemudian menambahkan, “Kalau Anda lebih teliti lagi, ada rekaman juga saat Anda sedang bermesraan dengan Nyonya Lidya.”Henri kembali tekesiap. Seperti orang kesetanan, Henri mengaduk-aduk amplop hitam di tangannya dan menemukan sebuah flashdisk. Namun, sebelum ayah Dion itu mengecek isinya, Dominic sudah berlalu.“Saya tunggu kabar baiknya, Tuan Henri.” Itulah ucapan Dominic sebelum pria itu berlalu, meninggalkan Henri yang perasaannya campur aduk.Di sisi lain, Dominic merasa puas. Sejak ia mulai bekerja sama dengan Aletta, hidupnya jadi penuh hiburan seperti ini.Sesuai dugaan Dominic, He

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-09
  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 263 - Ego yang Tergores

    “Katakan, saya akan datang langsung.”Satria menatap wajah atasannya yang tampak tenang tersebut, lalu mengangguk. Tak bisa ditahan, asisten Kaisar tersebut berpikir, apakah ini adalah tantangan Kaisar untuk perang terbuka. Sekalipun bosnya bukanlah tipe yang senang menyenggol pihak-pihak lain–apalagi Rahardja Group sudah ada di puncak industri negeri ini, rupanya Kaisar sendiri pun tidak bisa menahan dirinya jika orang-orangnya diusik.Terutama keluarga Kaisar sendiri.“Baik, Pak.” Satria mengangguk. Pria berkacamata tersebut kemudian kembali fokus pada earpiece di telinganya.Kaisar memantau perdebatan yang ada, sebelum kemudian disepakati bahwa baik Kaisar maupun Dominic akan terlibat dalam serah terima sandera, yang tidak lain akan dilakukan di properti milik Ganesha.Kesepakatan terakhir tersebut membuat Dominic menyeringai puas karena ia akan bertemu dengan pria yang akan ia hancurkan perlahan tersebut.Ya. Itu juga termasuk dalam rencananya.***“Beliau sudah menunggu di dalam

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-09
  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 264 - Penguasa Sebenarnya

    “Bisa kita percepat prosesnya, Tuan Dominic? Saya ingin segera bertemu dengan keponakan saya.” Ada kilat marah dalam sepasang mata Dominic. Pria itu tampak jelas sedang tersinggung dan kesal karena merasa Kaisar tidak menghormatinya. Padahal saat ini, jelas-jelas Dominic berada di posisi yang lebih tinggi dibandingkan dengan Kaisar. Ialah yang memegang kuasa atas pertemuan ini, dan Dominic pulalah yang menahan Nicholas sekaligus memiliki kesempatan untuk melakukan apa pun pada pria muda tersebut. Nyawa Nicholas Rahardja ada di tangannya dan Kaisar berani-beraninya meremehkan Dominic! "Sepertinya Anda tidak memiliki rasa takut ya," komentar Dominic dengan nada sakartis. "Apakah Anda sadar bahwa saat ini juga, saya bisa memerintahkan anak buah saya untuk menghabisi keponakan Anda?" Kaisar tidak menyahut. Pandangannya yang dingin terarah langsung ke sepasang mata Dominic. Namun, di sana memang tidak ada rasa takut dan suami Embun tersebut tetap tampak tenang. "Anda tersinggung deng

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-10
  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 265 - Tidak Perlu Khawatir, Akan Kuurus Semuanya

    "Jangan memancing saya. Atau Anda akan menyesal karena sudah mencoba mencari tahu sejauh mana saya bisa membalas dendam, Tuan Dominic." Tubuh Dominic bereaksi lebih dulu tanpa sadar. Badannya yang besar dan kekar tersebut menegang karena waspada, sebelum kemudian pria itu membuat wajahnya lebih rileks dan tenang. "Begitu?" tantang Dominic dengan senyum tipisnya. "Saya jadi penasaran." Kaisar tidak menanggapi kembali ucapan Dominic dan menoleh pada kepala tim legalnya. "Selesai?" tanya suami Embun tersebut. Si kepala tim legal mengangguk. "Sudah, Pak. Semua sudah dibereskan." Kaisar mengalihkan pandangannya ke arah Nicholas. "Nic." Si keponakan mengangguk dan bangkit berdiri. Namun, dua orang anak buah Dominic langsung mencekal bahunya, lalu menekan Nicholas agar kembali duduk, menahan pria muda itu. "Lepaskan dia," ucap Dominic, yang baru saja selesai mengecek berkas. Ada senyum penuh kepuasan di wajahnya. Nicholas sedikit menggerakkan bahunya, menepiskan tangan yang masih

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-12
  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 266 - Kehamilan Embun & Perhatian dari Rindang

    "Kamu fokus pada pemulihanmu saja. Biar aku yang urus." "Tapi, Paman--" "Nic." Kaisar memotong protes keponakannya. Perlahan, pria itu menepuk bahu Nicholas dan melanjutkan, "Kamu sudah bekerja keras. Istirahatlah." Ucapan itu membuat Nicholas terdiam. Apakah ... itu berarti ia sudah cukup menebus keteledorannya waktu itu? Meskipun Kaisar memang tidak pernah menyalahkannya, tapi Nicholas tetap berpikir bahwa ialah hang bertanggung jawab. Namun ... karena Kaisar sudah mengatakan itu. Mungkin benar. Ini adalah waktunya Nicholas menyerahkan sisanya pada sang paman. "... Terima kasih, Paman." *** "Minum dulu jusnya, Embun." Dirawat oleh Rindang yang cukup bawel memiliki sisi baik dan buruknya sendiri. Embun senang mendapatkan perhatian kakaknya. Karena toh ia merindukan si kakak. Sudah lama sekali rasanya perhatian Rindang terfokus sepenuhnya pada Embun. Namun, sisi buruknya ... kakaknya terlampau terlalu perhatian padanya. Benar-benar--fokus pada Embun. Bahkan lebih parah dar

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-13
  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 267 - Mulai Sadar

    "Kita akhiri saja sampai di sini, Lidya. Hubungan kita adalah sebuah kesalahan." Setelah sebuah telepon singkat yang ia terima dari Henri, Lidya jadi makin tidak tenang. Apalagi mengingat ancaman yang diberikan oleh Aletta. Bagaimana Lidya merasa tertekan karena ucapan Henri dan ancaman Aletta membuat wanita paruh baya tersebut sadar bahwa ia telah melakukan kesalahan. Sebesar apa pun ia menikmati kebersamaannya dengan Henri, jika hal tersebut diketahui oleh suaminya, Surya, dan Rahma, istri Henri, tentunya itu akan membuat semua pihak sakit hati. Tidak peduli bagaimana Lidya akan menjelaskan bahwa ia melakukan itu karena merasa iri akan kesempurnaan hidup Rahma yang memiliki suami yang begitu perhatian itu--berbeda dengan Surya yang kini membiarkan Lidya bersenang-senang sendiri semaunya. Ditambah lagi, saat ini Rahma tengah berada di rumah sakit karena ulah wanita iblis yang sama dengan yang mengancamnya. "Aletta sudah gila. Sebenarnya apa yang ia ingin capai dari semua ini?"

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-14

Bab terbaru

  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 298 - Bahagia Selamanya

    Beberapa tahun kemudian .... Seorang anak berusia 4 tahun tengah sibuk berlarian di dalam supermarket. Ia menjelajahi lorong dan sempat berhenti di estalase yang memampangkan makanan manis sebelum akhirnya kembali berlari. Pada akhirnya, anak itu berhenti di pojok ruangan dan berjongkok, bersembunyi di balik tumpukan kotak berisi stok makanan ringan. "Hehehe~" Anak itu tertawa kecil, sebelum kemudian menutup mulutnya sendiri. Ia tengah bersembunyi. Dan yakin bahwa tidak akan ada yang menemukannya di sini. Namun, sepertinya anak itu terlalu percaya diri. "Nathan." Tiba-tiba seorang pria yang tampaknya berada di usia tiga puluhan datang. Tubuhnya yang tinggi besar menjulang di depan tumpukan kardus yang dipakai bocah 4 tahun itu untuk bersembunyi. "Sudah main-mainnya. Ayo pulang." Si bocah yang dipanggil 'Nathan' itu langsung cemberut. "Papa kok tahu aku di sini si?" ucapnya. "Aku lagi main petak umpet, Pa." "Sama siapa?" tanya sang ayah. "Nala." Bocah itu menyebutkan nama saud

  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 297 - Karunia Terindah

    "Istriku memang cantik. Tidak perlu pengakuan orang lain lagi." Keheningan menyambut ucapan Kaisar tersebut, sementara Embun tersenyum kikuk akibat ulah sang suami. "Haha, saya setuju, Pak Kaisar. Saya setuju." Orang yang tadi berkomentar menanggapi dengan canggung. "... Bicara yang baik," bisik Embun pelan agar tidak didengar orang lain selain sang suami. "Memang aku sedang menjelekkan orang lain?" balas Kaisar sama pelannya. "Jangan pura-pura tidak tahu seperti itu, Kaisar Rahardja." Kaisar menghela napas. "Baiklah." Keduanya kemudian kembali menghadapi para tamu di depan mereka. "Oh, saya dengar Nyonya Embun sedang hamil, Pak?" Salah seorang tamu mengalihkan topik pembicaraan. "Semoga sehat-sehat selalu ya, baik ibu dan bayinya." Mendapatkan doa baik untuk istri dan anaknya, Kaisar tampak lebih ramah. "Terima kasih. Mohon doanya untuk keluarga kecil kami." Pria itu berkata. Seperti mendapatkan sinyal aman, semua tamu langsung mengobrol mengenai kehamilan Embun. "Apakah

  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 296 - Janji Setia Selamanya

    "Saya, Kaisar Rahardja, menjadikan Embun Prajaya sebagai istri saya," ucap Kaisar, lurus menatap Embun dengan sorot matanya yang lembut dan penuh kasih. "Pada hari yang istimewa ini, di hadapan semua tamu yang menjadi saksi, saya berjanji akan selalu berada di sisi Embun, setia kepada wanita ini." Ada debar asing dalam dada Embun saat ia mendengarkan janji pernikahan Kaisar. Sebelumnya, mereka hanya menikah di kantor catatan sipil, tanpa berpikir bahwa hubungan mereka akan berkembang seperti ini. Tanpa berekspektasi bahwa mereka akan sama-sama mengikrarkan janji suci sekarang ini. Tidak ada yang romantis, sebelumnya. Embun membutuhkan suami agar ia bisa keluar dari rumah iparnya, dan Kaisar ingin menuruti kata sang ayah. Namun, semuanya sudah berbeda sekarang. "Sebagai suami, saya berjanji dan bersedia akan selalu mencintai Embun. Selalu ada untuk Embun, dalam suka maupun duka, sedih dan senang, sakit dan sehat, dan mendampingi istri saya hingga maut memisahkan." Kaisar mencium

  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 295 - Pernikahan Embun dan Kaisar

    [Info Mengejutkan! Presdir Rahardja Group Ternyata Sudan Menikah Diam-Diam!] Berita itulah yang sedang menjadi perbincangan ramai di media. Banyak pihak yang terkejut dengan kenyataan bahwa Kaisar Rahardja ternyata sudah menikah dan mempunyai istri. Oleh karena itu, banyak wartawan dan rekan media massa lain yang menyesaki Ashtana Hotel, tempat Embun dan Kaisar akan melangsungkan pesta pernikahan, sekalipun mereka tidak diizinkan masuk karena Kaisar sudah mewanti-wanti ibunya agar tidak mengundang orang media. Sepertinya pria itu khawatir pemberitaan hanya akan membuat Embun stres dan berdampak pada kehamilan istrinya. "Kaisar, bukankah ini terlalu mewah?" tanya Embun. Wanita itu sedang didandani saat Kaisar mengunjunginya di ruang ganti hotel. "Berapa banyak tamu yang akan datang?" "Tidak banyak," jawab Kaisar, tanpa mengatakan informasi bahwa ibunya hampir mengundang 500 tamu. "Tapi nyaris semuanya teman-teman Mama." Embun menghela napas. "Meski begitu, Mama turut mengundang

  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 294 - Perhiasan Keluarga Rahardja

    "Meskipun terlihat main-main, Nic adalah anak yang baik dan bertanggung jawab. Saya bisa menjamin itu." Usai mengatakan itu, Kaisar menoleh pada keponakannya dan menepuk bahu Nicholas. Sementara Friska diam saja. Seperti sudah berhenti berfungsi. "Nic, bawa pacarmu duduk." Kaisar tiba-tiba berucap. Nicholas menoleh menatap Friska yang wajahnya masih merah, lalu menarik tangan gadis itu pelan. "Mau keluar dulu saja?" bisiknya menawarkan. Nicholas seperti memahami kalau Friska perlu waktu untuk memproses timbunan informasi yang baru saja jatuh di depan matanya. Samar, Friska mengangguk. "Paman. Aku keluar sebentar. Mau cari minum yang manis-manis. Haus." Nicholas langsung izin. "Mau titip sesuatu?" Kaisar menoleh pada Embun, bertanya tanpa kata-kata. "Tidak. Sedang tidak ngidam." Embun tersenyum kecil. "Yakin?" Kaisar mengusap perut Embun. "Kadang si kecil ini berulah tiba-tiba." "Tapi nanti kalau ada apa-apa, apakah aku boleh telepon?" Embun bertanya pada Nic kemudian. "Ap

  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 293 - Sudah Direstui

    "Kamu kenal dengan Nic?" Kini, Embun yang tampak heran. Meski begitu, ia mengangguk. "Kamu kenal juga?" balas istri Kaisar itu kemudian. "Dia keponakan suamiku." Friska makin terkejut saat mendengarnya. "Suamimu seorang Rahardja?" tanya Friska, campuran antara keterkejutan dan tidak percaya, karena ia baru tahu bahwa sahabatnya menikahi keluarga Rahardja. Sementara itu, Embun tampak bingung dengan reaksi Friska. "Hm? Ya?" tanggap istri Kaisar tersebut. "Memang aku belum pernah cerita? Nama suamiku Kaisar Rahardja." "Wah." Friska berdeham, lalu menoleh pada Nicholas yang baru bergabung dengan mereka. "Wah. Kebetulan macam apa ini?" "Aku juga sedikit terkejut saat menyadari ini," ungkap Nicholas. Pria itu menggenggam tangan Friska dengan kasual sembari tersenyum pada Embun. "Halo, Tante. Wajah Tante terlihat lebih segar sekarang." "Wah." Friska masih tampak terkesan, apalagi saat mendengar bagaimana Nicholas memanggil sahabatnya. Kalau begini, pria itu makin terdengar jauh leb

  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 292 - Kalian Saling Kenal?

    "Oh? Mau mengadakan pesta pernikahan?" Embun mendengar keterkejutan dalam suara Rindang. Ia berniat menyahuti sang kakak, tapi sebelum ia sempat mengucapkan apa pun, Rindang sudah melanjutkan. "Embun kurang suka pesta. Tapi saya setuju kalau akan diadakan pesta. Menikah hanya sekali. Sayang jika tidak membuat kenangan baik." Istri Kaisar itu akhirnya menyerah. Ia tidak menanggapi, sementara Lidya dan Rindang justru terlibat obrolan seru soal pesta pernikahan. Ia belum membicarakan hal ini pada Kaisar, sekaligus mendengar tanggapan pria itu. Hingga akhirnya, Lidya pamit karena ia ada janji dengan Surya. Wanita itu berniat menjemput suaminya di kantor. "Kamu istirahat yang cukup. Makan yang benar," ucap Lidya. "Jangan terlalu membebani dirimu. Soal pesta, biar aku yang urus." Tersenyum lemah karena pasrah, Embun mengangguk. "Terima kasih, Ma," ucapnya. Dalam beberapa hari saja, keduanya sudah cukup dekat. Embun harus akui ini semua berkat kegigihan dan keterbukaan Lid

  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 291 - Rencana Pesta Pernikahan

    "Embun anak baik. Dia tidak akan membencimu." Lidya teringat ucapan suaminya sebelum ia memutuskan untuk bertemu dengan Embun. Namun, sesaat sebelumnya, bukan hanya itu yang dikhawatirkan Lidya. Wanita itu juga ingin mengakui dosanya pada sang suami. Bahwa ia telah berselingkuh dengan Henri Pradana. Bahwa, sekalipun Lidya melakukan itu karena pernikahan mereka yang sudah dingin, sama sekali tidak membenarkan alasannya mengkhianati sang suami. "Mas Surya, aku--" Namun, sebelum Lidya sempat melakukannya, Surya sudah memotong kalimatnya. "Lidya." Tubuh Lidya membeku saat tiba-tiba Surya menangkup sisi wajahnya, membuat wanita itu menatap sang suami. Surya tersenyum kecil. "Sepertinya kamu sudah kembali," ucapnya pelan. "Menjadi istri yang dulu kucintai." Tangis Lidya pecah. Baru kemudian ia terpikir, perubahan sikap sang suami bisa jadi karena tingkahnya yang tidak karuan; hobi berfoya-foya dan menghabiskan uang suaminya di luar negeri tanpa meluangkan waktu untuk suami dan para

  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 290 - Terima Kasih Karena Menyelamatkan Kami, Ma

    "Selamat sore." Lidya melangkah lebih dekat ke tempat tidur Embun setelah memutus kontak mata dengan yang lebih muda. "Aku tunggu di luar ya," ucap Surya kemudian, membuat baik Embun maupun Lidya menoleh ke arahnya. "Kalau ada apa-apa, panggil saja." Embun melihat ayah mertuanya itu berbalik dan berniat melangkah pergi, sebelum kemudian Lidya menggenggam tangannya. "Pa," bisik ibu Kaisar tersebut. Surya menatap sang istri dan tersenyum lembut. "Tidak apa-apa, dia anak baik," kata pria tua itu. "Bicaralah pada menantu kita. Semuanya akan baik-baik saja." Pria itu meremas tangan istrinya pelan sebelum kemudian melepaskan genggamannya dan berlalu keluar. Meninggalkan Embun berdua dengan Lidya. Hening. Lidya tidak mengatakan apa pun, dan Embun menunggu wanita itu memulai karena ia pikir, akan lebih baik jika ia memberikan kesempatan pada ibu mertuanya untuk menyampaikan niatnya lebih dahulu. Sekalipun Embun juga punya hal untuk dikatakan. Namun, saat Lidya tidak kunjung bi

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status