Beranda / Romansa / Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan / Bab 232 - Aku Bisa Jaga Diri

Share

Bab 232 - Aku Bisa Jaga Diri

Penulis: Creative Words
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-20 12:04:05

"Tapi, Fris. Aku penasaran. Kamu menyukai pria ini?"

Embun menunggu jawaban dari sahabatnya itu, tapi Friska tidak kunjung menjawab.

"Fris?"

"Dia lebih muda, Embun." Friska terdengar sedikit ragu.

"Lalu? Bukan jtu yang kutanyakan," ucap Embun. "Kamu nyaman saat bersamanya?"

Sementara itu, di luar UGD, Kaisar menelepon Nicholas balik dan langsung diangkat oleh pria muda itu.

"Paman! Aku kira sedang sibuk dengan Tante Embun."

Dari suaranya saja Kaisar sudah bisa menduga kalau keponakannya itu sedang dalam suasana hati yang baik, sangat berbeda dengan beberapa minggu belakangan saat mereka dipusingkan oleh kasus proyek Asthana.

"Memang." Kaisar menjawab. "Ada apa kamu menelepon, Nic?"

"Masih pagi, sibuk melakukan apa, Paman?" Nicholas justru lanjut menggoda.

"Nic." Kaisar menegur si keponakan, membuat pria muda itu meringis di seberang saluran telepon.

"Maaf, maaf. Paling tidak berikan aku kesempatan untuk menggoda Paman lah. Aku yang waktu itu menyaksikan Paman memanggil Tante Embun den
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 233 - Menjadi Orang Kepercayaan

    "Kita bisa mulai dari sini." Nicholas menaikkan alisnya. Agak tidak paham dengan kalimat itu, meskipun seorang pria muda di depan sana sedang mempresentasikan sebuah rencana yang katanya 'brilian'. "Gimana caranya kita mulai dari sana tanpa ketahuan, Barry?" Barry menatap sebentar ke arah layar yang sedang menampilkan rencana briliannya, lalu beralih ke tablet yang ada di genggamannya. Beberapa kali ia tampak bolak-balik memperhatikan dua layar berbeda itu, sebelum ia menggaruk kepalanya. Ia terlihat bingung, sekaligus serba salah. Nicholas menyembunyikan senyumannya. Setelah pembicaraan dengan Dominic tempo hari, ia langsung melakukan pemeriksaan latar belakang terhadap seluruh kru Xander. Tidak mudah untuk mencari informasi itu, namun Nicholas bukanlah pria muda yang mudah menyerah. Dengan semua kekuatan dan koneksi yang ia miliki, ia berhasil mengetahui semua informasi yang ia butuhkan sebelum datang ke tempat ini. Dan seharusnya Barry bukanlah orang yang tepat untu

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-21
  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 234 - Situasi yang Mencengangkan

    'Pewaris Pradana Group Dikabarkan Menghilang!' 'Menghilangnya Sang Pewaris Membuat Saham Pradana Group Anjlok?' 'Apakah Pradana Group akan Gulung Tikar?' "Bangsat!" Henri Pradana melemparkan tablet miliknya ke dinding. Ia merasa begitu murka ketika melihat setiap headline berita hari ini. Pria paruh baya itu sudah mengeluarkan biaya yang tak sedikit, bahkan jika ditotal, hampir mencapai 100 milyar! Namun, semua tindakan preventif yang dilakukan oleh Henri tampaknya tak bisa membungkam media selamanya. Henri menatap berang pada Vitto. "Cepat jelaskan, bagaimana berita itu bisa bocor ke media?!" Vitto menunduk, tapi kemudian ia mengeluarkan setiap dokumen yang ia temukan. Menyusunnya di atas meja. Ada beragam foto, tangkapan layar dari beberapa forum percakapan, dan juga data diri dari beberapa orang. Henri menatap semua dokumen itu. Ia kemudian mengambil salah satu foto yang ada di sana. Dengan ekspresi yang marah, ia bertanya, "Salah satu analis terbaik perusahaan

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-21
  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 235 - Sudah Kembali

    "Bertahanlah, Istriku. Tolong, bertahanlah."Henri membawa istrinya ke rumah sakit agar wanita itu segera ditangani. Sesuai dugaan, dokter pun menyatakan bahwa istrinya kehilangan banyak darah dan memerlukan transfusi. Ada banyak luka di sekujur tubuh Rahma, dan beberapa memerlukan penanganan ekstra.Mendapati hal itu, Henri bertanya-tanya penyiksaan jenis apakah yang sudah dilalui oleh sang istri dan entah berapa lama wanita itu melaluinya.Namun, Henri tidak bisa menggali informasi mengenai hal itu. Istrinya masih tidak sadarkan diri dan berada di ruang ICU."Berengsek!" desis pria paruh baya itu sembari mendaratkan kepalan tangannya ke dinding, melampiaskan emosi.Semuanya tidak ada yang berjalan lancar!Mulai dari putranya yang masih belum ditemukan, pengkhianatan besar-besaran, dan sekarang istrinya nyaris tewas jika tidak segera ia temukan!Wajah Henri memerah menahan marah. Bajingan-bajingan itu sudah mengganggu orang yang salah.Namun, sekarang, bagaimana ia bisa menuntut bal

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-22
  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 236 - Pria yang Lebih Berkuasa

    "Sebagai suami, bukankah seharusnya Papa melakukan tugas dengan becus?”Dalam kondisi biasa, mungkin Henri akan langsung menampar Dion. Namun, kali ini pria paruh baya itu menahan diri. Bukan hanya karena putranya sedang babak belur, tapi juga karena dalam hatinya, Henri turut menyalahkan dirinya sendiri.Jika saja ia lebih memperhatikan istrinya, mungkin wanita itu akan ditemukan lebih cepat. Atau bahkan, seseorang tidak akan bisa menyakiti Rahma sejak awal.Ya, semua salah Henri."Maafkan Papa, Dion." Sang ayah akhirnya berucap. "Papa teledor."Ia tidak berusaha membela diri. Namun, tidak juga mengungkapkan apa yang sebenarnya ia lakukan pada Dion.Meskipun Dion marah dan kecewa dengan sang ayah, pria itu menurut saat Henri menariknya agar duduk di kursi tunggu satu-satunya di samping tempat tidur. Dalam otak Dion, mungkin ayahnya sendiri sedang sibuk mengurusi dirinya yang hilang dan segala jenisnya.Karenanya ia diam saja dan membiarkan Henri memanggil perawat untuk mengobati lu

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-22
  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 237 - Embun Ngidam ?

    "Kaisar. Kaisar." Pria yang tengah terlelap sembari memeluk istrinya itu terusik dengan suara yang memanggil-manggil namanya beberapa kali tersebut. Keningnya berkerut, sementara lenguhan pelan keluar dari tenggorokannya."Kaisar?" Suara itu kembali memanggil. Kali ini pemilik suara itu juga mengusap pipi Kaisar pelan. "Sayang? Mas? Suamiku?"Akhirnya, Kaisar membuka matanya. Mana mungkin ia diam saja setelah Embun memanggilnya dengan sederet panggilan sayang tersebut?"... Ya, Embun? Ada apa?" Suara Kaisar khas orang baru bangun tidur, terdengar berat dan serak. Matanya yang segelap malam juga tampak mengantuk.Ia melirik ke arah jam di meja nakas. Pukul sebelas malam."Aku agak lapar. Kamu lapar tidak?" tanya Embun, agak tiba-tiba dan tidak terduga."Huh?" Kaisar mencoba memproses ucapan Embun tersebut. "Lapar?""Iya. Tadi kan aku hanya makan nasi uduk saja," balas Embun. "Tidak banyak juga.""Ah, begitu." Kaisar bangun dan duduk. Pria itu menatap sang istri yang masih berbaring di

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-23
  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 238 - Kebersamaan Sepasang Suami Istri

    “Bagaimana dengan buah apel yang kuminta, sayang?”Embun menatap ke arah Kaisar yang baru saja pulang dari restoran sate dekat tempat ini. Sepertinya pria itu tak membaca pesan yang dikirimkannya beberapa saat lalu. Ah, salah Embun juga sih. Tadi tiba-tiba saja ia ingin apel segar. Ekspresi di wajah Kaisar terlihat sedikit bingung. Lalu dengan polos ia mengangkat plastik berisi sate yang dipesan oleh Embun tadi. “Lalu, satenya bagaimana?”Embun tersenyum. “Tiba-tiba sudah tidak ingin. Buat kamu saja.”Meskipun agak bingung dengan sikap Embun saat ini, tapi entah kenapa, Kaisar tetap merasa senang. Ia mengusap lembut kepala Embun. “Jadi, bagaimana? Mau beli apel segar dulu saja?”Embun terlihat berpikir sejenak, sebelum ia menatap Kaisar dengan berseri-seri. “Aku punya ide yang lebih baik. Gimana kalau kita ke perkebunan apel saja?”Dahi Kaisar mengernyit. “Perkebunan apel? Tapi, kita bisa beli apel di supermarket dekat sini, kan?”Embun menggeleng. Benar-benar tidak seperti biasanya

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-24
  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 239 - Kebahagiaan yang Memenuhi Hati Embun

    "Karena kau akan belajar langsung dari ahlinya."Embun menatap Kaisar, dan berujar dengan ragu, "Kau bisa berkuda, Kaisar?"Kaisar memegang dadanya, sambil menatap Embun dengan ekspresi tersinggung yang dibuat-buat. "Kalau kau mau tau, aku sedikit terluka dengan pertanyaanmu barusan, istriku."Embun menutup mulutnya. Agak tidak percaya juga, jika pria yang semula hanya memiliki satu ekspresi saja, seiring berjalannya waktu, ada ragam ekspresi yang ia tunjukkan secara spontan seperti sekarang ini. "Aku bahkan pernah memenangkan beberapa perlombaan berkuda di masa lalu." Kaisar memasukkan tangannya ke dalam saku, sebelum tersenyum ke arah Embun. Embun merangkul lengan Kaisar sambil menganggukkan kepalanya. "Iya, aku percaya, sayang."**Ketika mereka sampai di tempat berkuda, Kaisar langsung berganti pakaian. Sementara Embun justru terdiam, ia kan sedang hamil? Bagaimana mungkin ia bisa ikut berkuda? “Kamu belum berganti pakaian?” Kaisar keluar dari ruang ganti dengan pakaian dan pe

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-24
  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 240 - Hal yang Dibutuhkan

    “Ck. Dia selalu begini kalau aku sedang butuh!”Aletta merutuk sembari kembali memilih opsi ‘panggil’ di ponselnya. Sekali lagi, nama Dominic terpampang di layar, tapi tetap tidak ada jawaban.“Nomor yang Anda tuju, sedang tidak dapat dihu–”Dengan penuh kemarahan, Aletta mengakhiri panggilannya. “Argh, sial!” umpatnya geram. Kali ini, wanita berambut cokelat terang itu ganti menghubungi asisten Dominic. Untungnya, baru pada dering ketiga, panggilannya diangkat.Tapi bukan berarti Aletta akan melewatkan kesempatannya melampiaskan kemarahan pada siapa pun di seberang saluran telepon itu,“Bosmu itu sedang sibuk apa sih? Kalau ditelepon tidak pernah diangkat! Seenaknya saja!” Aletta mengomel. “Apa gunanya dia punya ponsel, hah?”Si asisten diam, membiarkan Aletta mengata-ngatainya karena ia sendiri tahu kalau wanita itu tidak mungkin mengoceh demikian pada Dominic.Setelah puas, barulah Aletta bertanya, “Di mana dia sekarang?”“Tuan Dominic saat ini sedang berada di mansion pribadinya

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-25

Bab terbaru

  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 298 - Bahagia Selamanya

    Beberapa tahun kemudian .... Seorang anak berusia 4 tahun tengah sibuk berlarian di dalam supermarket. Ia menjelajahi lorong dan sempat berhenti di estalase yang memampangkan makanan manis sebelum akhirnya kembali berlari. Pada akhirnya, anak itu berhenti di pojok ruangan dan berjongkok, bersembunyi di balik tumpukan kotak berisi stok makanan ringan. "Hehehe~" Anak itu tertawa kecil, sebelum kemudian menutup mulutnya sendiri. Ia tengah bersembunyi. Dan yakin bahwa tidak akan ada yang menemukannya di sini. Namun, sepertinya anak itu terlalu percaya diri. "Nathan." Tiba-tiba seorang pria yang tampaknya berada di usia tiga puluhan datang. Tubuhnya yang tinggi besar menjulang di depan tumpukan kardus yang dipakai bocah 4 tahun itu untuk bersembunyi. "Sudah main-mainnya. Ayo pulang." Si bocah yang dipanggil 'Nathan' itu langsung cemberut. "Papa kok tahu aku di sini si?" ucapnya. "Aku lagi main petak umpet, Pa." "Sama siapa?" tanya sang ayah. "Nala." Bocah itu menyebutkan nama saud

  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 297 - Karunia Terindah

    "Istriku memang cantik. Tidak perlu pengakuan orang lain lagi." Keheningan menyambut ucapan Kaisar tersebut, sementara Embun tersenyum kikuk akibat ulah sang suami. "Haha, saya setuju, Pak Kaisar. Saya setuju." Orang yang tadi berkomentar menanggapi dengan canggung. "... Bicara yang baik," bisik Embun pelan agar tidak didengar orang lain selain sang suami. "Memang aku sedang menjelekkan orang lain?" balas Kaisar sama pelannya. "Jangan pura-pura tidak tahu seperti itu, Kaisar Rahardja." Kaisar menghela napas. "Baiklah." Keduanya kemudian kembali menghadapi para tamu di depan mereka. "Oh, saya dengar Nyonya Embun sedang hamil, Pak?" Salah seorang tamu mengalihkan topik pembicaraan. "Semoga sehat-sehat selalu ya, baik ibu dan bayinya." Mendapatkan doa baik untuk istri dan anaknya, Kaisar tampak lebih ramah. "Terima kasih. Mohon doanya untuk keluarga kecil kami." Pria itu berkata. Seperti mendapatkan sinyal aman, semua tamu langsung mengobrol mengenai kehamilan Embun. "Apakah

  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 296 - Janji Setia Selamanya

    "Saya, Kaisar Rahardja, menjadikan Embun Prajaya sebagai istri saya," ucap Kaisar, lurus menatap Embun dengan sorot matanya yang lembut dan penuh kasih. "Pada hari yang istimewa ini, di hadapan semua tamu yang menjadi saksi, saya berjanji akan selalu berada di sisi Embun, setia kepada wanita ini." Ada debar asing dalam dada Embun saat ia mendengarkan janji pernikahan Kaisar. Sebelumnya, mereka hanya menikah di kantor catatan sipil, tanpa berpikir bahwa hubungan mereka akan berkembang seperti ini. Tanpa berekspektasi bahwa mereka akan sama-sama mengikrarkan janji suci sekarang ini. Tidak ada yang romantis, sebelumnya. Embun membutuhkan suami agar ia bisa keluar dari rumah iparnya, dan Kaisar ingin menuruti kata sang ayah. Namun, semuanya sudah berbeda sekarang. "Sebagai suami, saya berjanji dan bersedia akan selalu mencintai Embun. Selalu ada untuk Embun, dalam suka maupun duka, sedih dan senang, sakit dan sehat, dan mendampingi istri saya hingga maut memisahkan." Kaisar mencium

  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 295 - Pernikahan Embun dan Kaisar

    [Info Mengejutkan! Presdir Rahardja Group Ternyata Sudan Menikah Diam-Diam!] Berita itulah yang sedang menjadi perbincangan ramai di media. Banyak pihak yang terkejut dengan kenyataan bahwa Kaisar Rahardja ternyata sudah menikah dan mempunyai istri. Oleh karena itu, banyak wartawan dan rekan media massa lain yang menyesaki Ashtana Hotel, tempat Embun dan Kaisar akan melangsungkan pesta pernikahan, sekalipun mereka tidak diizinkan masuk karena Kaisar sudah mewanti-wanti ibunya agar tidak mengundang orang media. Sepertinya pria itu khawatir pemberitaan hanya akan membuat Embun stres dan berdampak pada kehamilan istrinya. "Kaisar, bukankah ini terlalu mewah?" tanya Embun. Wanita itu sedang didandani saat Kaisar mengunjunginya di ruang ganti hotel. "Berapa banyak tamu yang akan datang?" "Tidak banyak," jawab Kaisar, tanpa mengatakan informasi bahwa ibunya hampir mengundang 500 tamu. "Tapi nyaris semuanya teman-teman Mama." Embun menghela napas. "Meski begitu, Mama turut mengundang

  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 294 - Perhiasan Keluarga Rahardja

    "Meskipun terlihat main-main, Nic adalah anak yang baik dan bertanggung jawab. Saya bisa menjamin itu." Usai mengatakan itu, Kaisar menoleh pada keponakannya dan menepuk bahu Nicholas. Sementara Friska diam saja. Seperti sudah berhenti berfungsi. "Nic, bawa pacarmu duduk." Kaisar tiba-tiba berucap. Nicholas menoleh menatap Friska yang wajahnya masih merah, lalu menarik tangan gadis itu pelan. "Mau keluar dulu saja?" bisiknya menawarkan. Nicholas seperti memahami kalau Friska perlu waktu untuk memproses timbunan informasi yang baru saja jatuh di depan matanya. Samar, Friska mengangguk. "Paman. Aku keluar sebentar. Mau cari minum yang manis-manis. Haus." Nicholas langsung izin. "Mau titip sesuatu?" Kaisar menoleh pada Embun, bertanya tanpa kata-kata. "Tidak. Sedang tidak ngidam." Embun tersenyum kecil. "Yakin?" Kaisar mengusap perut Embun. "Kadang si kecil ini berulah tiba-tiba." "Tapi nanti kalau ada apa-apa, apakah aku boleh telepon?" Embun bertanya pada Nic kemudian. "Ap

  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 293 - Sudah Direstui

    "Kamu kenal dengan Nic?" Kini, Embun yang tampak heran. Meski begitu, ia mengangguk. "Kamu kenal juga?" balas istri Kaisar itu kemudian. "Dia keponakan suamiku." Friska makin terkejut saat mendengarnya. "Suamimu seorang Rahardja?" tanya Friska, campuran antara keterkejutan dan tidak percaya, karena ia baru tahu bahwa sahabatnya menikahi keluarga Rahardja. Sementara itu, Embun tampak bingung dengan reaksi Friska. "Hm? Ya?" tanggap istri Kaisar tersebut. "Memang aku belum pernah cerita? Nama suamiku Kaisar Rahardja." "Wah." Friska berdeham, lalu menoleh pada Nicholas yang baru bergabung dengan mereka. "Wah. Kebetulan macam apa ini?" "Aku juga sedikit terkejut saat menyadari ini," ungkap Nicholas. Pria itu menggenggam tangan Friska dengan kasual sembari tersenyum pada Embun. "Halo, Tante. Wajah Tante terlihat lebih segar sekarang." "Wah." Friska masih tampak terkesan, apalagi saat mendengar bagaimana Nicholas memanggil sahabatnya. Kalau begini, pria itu makin terdengar jauh leb

  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 292 - Kalian Saling Kenal?

    "Oh? Mau mengadakan pesta pernikahan?" Embun mendengar keterkejutan dalam suara Rindang. Ia berniat menyahuti sang kakak, tapi sebelum ia sempat mengucapkan apa pun, Rindang sudah melanjutkan. "Embun kurang suka pesta. Tapi saya setuju kalau akan diadakan pesta. Menikah hanya sekali. Sayang jika tidak membuat kenangan baik." Istri Kaisar itu akhirnya menyerah. Ia tidak menanggapi, sementara Lidya dan Rindang justru terlibat obrolan seru soal pesta pernikahan. Ia belum membicarakan hal ini pada Kaisar, sekaligus mendengar tanggapan pria itu. Hingga akhirnya, Lidya pamit karena ia ada janji dengan Surya. Wanita itu berniat menjemput suaminya di kantor. "Kamu istirahat yang cukup. Makan yang benar," ucap Lidya. "Jangan terlalu membebani dirimu. Soal pesta, biar aku yang urus." Tersenyum lemah karena pasrah, Embun mengangguk. "Terima kasih, Ma," ucapnya. Dalam beberapa hari saja, keduanya sudah cukup dekat. Embun harus akui ini semua berkat kegigihan dan keterbukaan Lid

  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 291 - Rencana Pesta Pernikahan

    "Embun anak baik. Dia tidak akan membencimu." Lidya teringat ucapan suaminya sebelum ia memutuskan untuk bertemu dengan Embun. Namun, sesaat sebelumnya, bukan hanya itu yang dikhawatirkan Lidya. Wanita itu juga ingin mengakui dosanya pada sang suami. Bahwa ia telah berselingkuh dengan Henri Pradana. Bahwa, sekalipun Lidya melakukan itu karena pernikahan mereka yang sudah dingin, sama sekali tidak membenarkan alasannya mengkhianati sang suami. "Mas Surya, aku--" Namun, sebelum Lidya sempat melakukannya, Surya sudah memotong kalimatnya. "Lidya." Tubuh Lidya membeku saat tiba-tiba Surya menangkup sisi wajahnya, membuat wanita itu menatap sang suami. Surya tersenyum kecil. "Sepertinya kamu sudah kembali," ucapnya pelan. "Menjadi istri yang dulu kucintai." Tangis Lidya pecah. Baru kemudian ia terpikir, perubahan sikap sang suami bisa jadi karena tingkahnya yang tidak karuan; hobi berfoya-foya dan menghabiskan uang suaminya di luar negeri tanpa meluangkan waktu untuk suami dan para

  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 290 - Terima Kasih Karena Menyelamatkan Kami, Ma

    "Selamat sore." Lidya melangkah lebih dekat ke tempat tidur Embun setelah memutus kontak mata dengan yang lebih muda. "Aku tunggu di luar ya," ucap Surya kemudian, membuat baik Embun maupun Lidya menoleh ke arahnya. "Kalau ada apa-apa, panggil saja." Embun melihat ayah mertuanya itu berbalik dan berniat melangkah pergi, sebelum kemudian Lidya menggenggam tangannya. "Pa," bisik ibu Kaisar tersebut. Surya menatap sang istri dan tersenyum lembut. "Tidak apa-apa, dia anak baik," kata pria tua itu. "Bicaralah pada menantu kita. Semuanya akan baik-baik saja." Pria itu meremas tangan istrinya pelan sebelum kemudian melepaskan genggamannya dan berlalu keluar. Meninggalkan Embun berdua dengan Lidya. Hening. Lidya tidak mengatakan apa pun, dan Embun menunggu wanita itu memulai karena ia pikir, akan lebih baik jika ia memberikan kesempatan pada ibu mertuanya untuk menyampaikan niatnya lebih dahulu. Sekalipun Embun juga punya hal untuk dikatakan. Namun, saat Lidya tidak kunjung bi

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status