Share

Bab 53

Calderon memang ahli sekali dalam urusan pukul memukul. Kalau tak mempan, dia akan mengeluarkan magnum mahalnya untuk ditodongkan pada lawan yang tak kunjung mau bicara. Sudah sejauh ini, bawahan dari pesaingnya semuanya sama saja. Diego dan Parisa tak ada bedanya. Sama-sama menyebalkan.

"Apa dia saudara Paris?" tanya Calderon pada Max yang berdiri di sebelahnya.

"Tidak, Tuan," jawab Max.

Calderon mendengus kasar, lalu melempar pistolnya ke sembarang arah. Persetan dengan rusak, Calderon sedang kesal. "Diego, tolong jangan persulit. Temanmu di Indonesia bernama Paris juga seperti ini. Dia kehilangan anggota keluarganya karena terlalu setia."

Diego tetap tak bersuara. Hanya matanya yang kian tajam menyorot Calderon. Hal itu membuat Calderon semakin geram. Manusia selalu saja mengabaikan kesempatan yang tersedia. Dia seharusnya bicara, sebelum kaki Calderon melayang mengenai kepalanya. Diego terjatuh dari kursinya saat Calderon menendang kepalanya. Pria itu langsung pingsan.

"Sialan!" m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status