Share

31. Keputusan

last update Last Updated: 2023-06-07 07:06:03
Langkah Mikail sempat tersendat ketika menghampiri Megan yang duduk di kursi di ujung lorong. Kepala wanita itu tertunduk, menatap telapak tangan yang berlumur darah.

"M-mikail?" Suara Megan terdengar serak dan begitu lemah. Bibirnya juga terlihat begitu pucat, dan wajahnya terlihat lebih tirus sejak terakhir bertemu wanita itu kemarin. Bahkan seharusnya wanita itulah yang dirawat di rumah sakit setelah percobaan bunuh diri konyol itu. Bukannya menunggu sepupu sialannya.

Mikail sendiri tidak tahu bagaimana persisnya Nicholas bisa masuk ke rumah sakit. Tetapi dari pengawalnya, sebuah informasi singkat bahwa sepupunya itu yang menyelamatkan nyawa mantan istrinya cukup mengejutkan mengejutkannya. Itulah sebabnya Megan sangat setia menunggu di depan rumah operasi selama enam jam lebih.

Wajah wanita itu dipenuhi derai air mata. Dengan penampilan yang berantakan. Perban yang melilit pergelangan tangan Megan terlihat mengintip di balik lengan panjang blazer yang wanita itu kenakan. Beberap
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Menjadi Ibu Untuk Anakku   32. Mantan Sekretaris Mikail

    Megan berhasil mengurai air matanya dan tak sampai jatuh ke pipinya ketika melepaskan pelukannya pada Kiano. Dengan senyum lebar yang dipenuhi binar kerinduan, kedua telapak tangannya bergerak merangkum wajah mungil bocah itu. Menatap mata bulat Kiano yang jernih. Sejernih air laut seperti milik Mikail. "Hai, tante sangat senang kau datang ke sini." "Ya. Kiano juga." Telapak tangan Megan mengelus sisi wajah mungil Kiano. Seolah butuh meyakinkan berkali-kali bahwa putranya benar-benar bisa ia sentuh. "Apa kau benar-benar Kiano?" "Ya, tante cantik. Ini Kiano." Telapak tangan mungil Kiano menyentuh punggung tangan Megan. "Apa tante cantik sudah tahu siapa Kiano?" Megan mengangguk, menahan gumpalan emosi yang memadati tenggorokannya. Menahan tangisan yang hendak terlepas. "Ya, tentu saja. Kau putraku. Kiano Matteo." Kiano pun ikut mengangguk. "Ya, tante cantik adalah ibuku." Megan kembali membawa tubuh mungil itu ke pelukannya. Memeluknya dengan lebih erat. "Sayang, mama benar-bena

    Last Updated : 2023-06-07
  • Menjadi Ibu Untuk Anakku   33. Kesempatan Kedua

    “Dia bukan istri Mikail?” Kening Jelita menukik tajam. “Apa?” Megan mengangguk. “Kupikir … kupikir dia istri Mikail.” “Lalu untuk apa dia menikah denganmu?” Megan tampak berpikir sejenak lalu menggeleng. “Yang kupedulikan hanya Kiano. Aku bisa bertemu dengan Kiano kapan pun aku ingin. Aku bahkan tak peduli jika menjadi istri keduanya, atau bahkan menjadi orang ketiga.” Megan pikir suaranya akan keluar dengan penuh keyakinan, tetapi malah terdengar begitu hambar dan serasa mencekik tenggorokannya. Yang malah mendapatkan dengusan dari Jelita. “Jangan sebodoh itu, Megan. Kau pikir aku akan membiarkanmu menikah dengan Mikail jika Mikail sudah punya istri? Bukannya sejak awal aku sudah mengatakan padamu kalau dia seorang duda, kan. Dan ternyata dia dudamu.” Megan mengingat kembali pertemuan pertamanya dan Mikail. Lalu mengangguk. Ya, saat itu Jelita sengaja ingin menjodohkannya dengan Mikail. Jadi wanita itu pasti tahu kalau Mikail sedang tidak menjalin hubungan dengan siapa pun. “A

    Last Updated : 2023-06-08
  • Menjadi Ibu Untuk Anakku   34. Batasan Pernikahan

    “Kau tidak akan pergi, Megan,” ulang Mikail dengan tegas dan penuh penekanan. Tekanan di tangan Megan pun semakin menguat, sengaja menyakiti wanita itu. “Kita baru saja menikah dan lihatlah,” pandangan Mikail beralih ke arah Kiano yang duduk di kursi tak jauh dari posisi mereka berdua. Putra kecilnya itu sedang sibuk bermain-main dengan kucing peliharaan yang tadi dikenalkan pada Megan namanya George. Bahkan menceritakan dengan detail segala hal tentang peliharaannya tersebut pada Megan. Saking antusiasnya sambutan Kiano terhadap kedatangan Megan di kehidupan mereka. “Apa kau akan meninggalkannya di tengah- tengah kebahagiaannya?” Megan seketika membeku. Tubuhnya di tarik Mikail hingga keduanya terlihat saling berpelukan. Dengan lengan Mikail yang melingkari pinggangnya. Dan berada dengan jarak sedekat ini, membuat Megan menahan napasnya. “Aku sudah memperingatkanmu untuk tidak mengecewakannya lagi, Megan. Sekarang aku suamimu, dan … aku belum sempat mengatakannya. Tapi …di detik k

    Last Updated : 2023-06-08
  • Menjadi Ibu Untuk Anakku   35. Keadaan Nicholas

    “Ke mana kita, Mikail?” Megan bertanya setelah menyadari jalanan di sekitar mobil yang mengarah ke pusat kota. “Kita harus menjemput Alicia,” jawab Mikail datar. “Rumah sakit?” tanya Megan lagi, kemudian teringat Nicholas. Mikail yang menyadari nada penuh antusias Megan pun memutar kepalanya ke arah wanita itu. “Kenapa? Kau ingin memberi tahu Nicholas tentang kabar bahagia ini?” Raut wajah Megan seketika membeku. Teringat akan segala ketulusan Nicholas. “Setelah mengorbankan nyawa untukmu, kau seharusnya memperkirakan luka hatinya jika sekarang kau datang menemuinya, Megan.” Hati Megan benar-benar terasa seperti di cengkeram. Tak sampai hati membiarkan Nicholas tahu tentang keputusannya yang lebih memilih Mikail ketimbang pria itu. “Mikail.” Megan kembali menatap Mikail. Mikail sendiri yang tak menjawab panggilan tersebut hanya memutar wajahnya ke arah wanita itu. Dan seketika menangkap permohonan yang melapisi kedua mata wanita itu. “Bisakah kau merahasiakan pernikahan ini d

    Last Updated : 2023-06-09
  • Menjadi Ibu Untuk Anakku   36. Menjemput Megan

    Pagi-pagi sekali, mobil suruhan Mikail sudah menunggu di depan lobi gedung apartemennya. Jelita mengantarnya sampai di teras gedung. Memeluk dan memastikan semua urusan apartemen berada di tangannya. “Aku akan menghubungimu dalam waktu dekat mengenai semua kontrak dan berbicara dengan …” “Aku sudah mengurusnya.” Suara Mikail menyela di antara permbicaran kedua wanita itu. Megan dan Jelita menoleh, dan terkejut menemukan Mikail yang melangkah keluar dari dalam mobil. Melangkah menghampiri mereka. Megan dan Jelita terpaku dengan kemunculan pria itu yang begitu tiba-tiba. Dan sengaja muncul hanya untuk mengejutkan keduanya. “Apa yang kau lakukan di sini, Mikail?” “Tentu saja untuk memastikanmu tidak melarikan diri.” Jawaban Mikail memang disengaja untuk membuat Megan jengkel. “Aku adadi sini, kan? Dengan semua barang-barang kebutuhanku.” “Tidak semuanya,” koreksi Mikail. Yang tentu saja menghitung berapa banyak koper yang dibawa Megan. “Aku sudah mengatakan akan mengurusnya, Megan

    Last Updated : 2023-06-09
  • Menjadi Ibu Untuk Anakku   37. Kembali

    "Bawa barang-barang istriku ke kamar," perintah Mikail pada pelayan yang segera bergegas menghampiri ketika koper-koper Megan diturunkan dari dalam mobil. Dan perintah tersebut sempat mengalihkan perhatian Megan yang sedang sibuk berbincang dengan Kiano. Megan mengernyit ketika Mikail tak menjawab tanya dalam sorot matanya mengenai perintah pria itu pada para pelayan. Mengamati pelayan yang mulai membawa satu persatu kopernya masuk ke dalam rumah. Dan pria itu malah berjalan masuk ke rumah sambil merogoh ponsel dari dalam saku jas, dan langsung disibukkan oleh panggilan dengan seseorang di seberang. "Ayo, Ma." Kiano menarik tangan Megan dan membawa wanita itu masuk ke dalam rumah. Meninggalkan Alicia yang berdiri dengan wajah merah padam. Belum cukup satu jam Megan menginjakkan kaki di rumah ini, dan dengan begitu mudahnya semua orang melupakan keberadaannya. Kedua tangan Alicia mengepal di sisi tubuhnya, dengan bibir yang menipis keras dan mata yang memicing tajam. Megan Ailee, h

    Last Updated : 2023-06-10
  • Menjadi Ibu Untuk Anakku   38. Kembar Lainnya

    Megan baru saja selesai membersihkan dirinya ketika Kiano membuka pintu kamar dan melangkah masuk. Senyum semringah segera menghiasi wajahku mungil putranya begitu menemukan dirinya. Menghambur ke arahnya dengan lengan terbuka lebar. "Mama?" "Hai, jagoan." Megan membungkuk dan mengusap ujung kepala sangat putra sebelum membalas pelukan lengan mungil tersebut di pinggangnya. "Di mama papa?" tanya Kiano setelah mengedarkan pandangan dan tak menemukan sosok Mikail di mana pun. "Papamu sedang ada sedikit pekerjaan di ruangannya. Ada apa?" tanya Megan merangkum wajah mungil tersebut dengan telapak tangannya. "Ada om Marcel di bawah." Wajah Megan seketika memucat dan seluruh tubuhnya membeku. "Apa?" Kiano mengangguk, tangan Megan yang mendadak bergetar di wajahnya dan raut wajah sang mama yang tampak terpaku membuatnya terheran. "Ada apa, Ma?" Megan mengerjap cepat dua kali dan menguasai raut wajahnya dengan cepat ketika kembali menatap kedua mata bulat sang putra. Terutama dengan K

    Last Updated : 2023-06-10
  • Menjadi Ibu Untuk Anakku   39. Masa Lalu Yang Mengintip

    Megan tak berhenti berjalan mondar-mandir di tengah ruang kerja Mikail. Kedua tangannya saling meremas satu sama lain. Kegelisahan tak berhenti menguasai dadanya. Kenapa pria itu masih saja datang mengganggu kehidupannya. Seolah semua derita yang menemani sepanjang perjalanannya menjauh dari kehidupan Mikail masih belum cukup dijadikan hukuman baginya. "Karena dia lebih segala-galanya dariku dan memutuskan untuk memilihnya, bukan?" "Kalian perlu belajar, bahwa apa yang kalian inginkan terkadang tak bisa didapatkan. Meski dengan cara yang sangat sulit sekalipun. Dan akulah yang akan mengajari dan memastikan kalian berdua memahami pelajaran yang satu ini." Megan membanting pantatnya dengan keras di sofa, remasan di kedua tangannya semakin menguat dan keduanya kakinya bergetar dengan hebat. Bayangan ketika tubuhnya dibanting dengan keras di dinding, kedua tangannya dicengkeram dengan keras hingga nyaris meremukkan tulang pergelangan tangannya. Dipaku di atas kepalanya dengan kekuatan

    Last Updated : 2023-06-11

Latest chapter

  • Menjadi Ibu Untuk Anakku   5. Little Extra Megan Dan Marcel

    Mikail dan Kiano masih menunggu baby Kylie di ruang bayi setelah mengantarkan Megan ke ruang perawatan. Memastikan sang istri untuk istirahat sebelum pergi, tetapi Megan tak bisa tidur. Pun dengan rasa lelah dan letih yang masih membuatnya lemah dan berbaring di tempat tidur. Perutnya terasa lapar setelah semua tenaga yang ia kerahkan saat persalinan. Suara pintu diketuk, Megan menoleh. Sepertinya perawat yang disuruh Mikail untuk membawakannya makanan untuknya. Tetapi wajahnya berubah masam ketika bukan perawat yang muncul, melainkan Marcel. Satu tangan membawa nampan berisi makanan dan satu tangannya disembunyikan di belakang. Membuat Megan berkerut kening akan sikap aneh pria itu. “Kenapa kau di sini, Marcel?” tanya Megan dengan nada tak bersahabat seperti biasa. Marcel tak menjawab, pria itu meletakkan nampan di nakas. “Aku tahu kau tak akan suka jika aku menyuapimu, kan?” Megan hanya mendengus tipis. Tentu saja ia akan menunggu Mikail. Dan ia langsung mengambil ponsel untuk

  • Menjadi Ibu Untuk Anakku   4. Extra Megan Dan Mikail

    Delapan bulan kemudian … Megan memuntahkan seluruh isi perutnya di lubang toilet dengan hentakan yang kuat dari dalam perutnya. Membungkuk dengan kedua tangan bersandar di dinding karena perutnya yang besar membuatnya kesulitan berjongkok. “Kau muntah lagi?” Marcel muncul dari balik pintu yang tak sempat Megan tutup ketika bergegas masuk ke kamar mandi. Berdiri di belakang Megan sembari menggosok pelan punggung wanita itu. Megan yang sudah lemas, tak punya kekuatan untuk menolak perhatian Marcel, apalagi untuk memanggil Mikail yang masih belum turun ke lantai satu. Kedua kakinya melemah dan jatuh bersandar ke tubuh Marcel, sesi muntahan itu akhirnya berhenti dan Marcel mendudukkan Megan di lubang toilet. “Lepaskan dia, Marcel.” Mikail muncul di ambang pintu. Menghampiri Megan dan menarik lengan sang adik untuk menjauh dari istrinya. Marcel hanya mengedikkan bahu dan menuruti keinginan sang kakak meski tidak meninggalkan kamar mandi. Ia mengamati Mikail yang mengambil beberapa lem

  • Menjadi Ibu Untuk Anakku   3. Extra Jelita Dan Nicholas

    Jelita menurunkan ponselnya dari telinga dengan helaan napas yang lolos dari kedua lubang hidung dan bibirnya. Matanya terpejam dengan telapak tangan yang menyentuh perutnya yang masih rata. Pernikahan? Ia tak bisa menolak Nicholas yang ingin menikahinya. Terutama setelah pria itu tahu saat ini dirinya tengah hamil. Ya, seminggu yang lalu. Tiba-tiba ia pingsan di tempat pemotretan Nicholas, pria itu membawanya ke rumah sakit. Dan saat ia terbangun dari pingsannya, pria itu sudah menyelipkan cincin di jari manisnya dengan omong kosong tentang pernikahan. “Apa-apaan ini, Nicholas?” Jelita berusaha melepaskan cincin tersebut dari jari manisnya tetapi ditahan oleh Nicholas. “Menikah? Apa kau kehilangan kewarasanmu? Apa kepalamu baru saja dilempar kamera? Atau kejatuhan lampu?” rentetnya dengan kesal. Bukankah ia yang jatuh pingsan, kenapa malah Nicholas yang kehilangan otaknya. Nicholas hanya menarik seulas senyum sebagai jawaban. “Kita harus menikah. Kita membutuhkan pernikahan ini.”

  • Menjadi Ibu Untuk Anakku   2. Extra Kiano Dan Marcel 2

    Sepanjang perjalanan, Megan sengaja membisu. Matanya terpejam, menahan tangisan kekecewaan dan perasaannya yang campur aduk. Semua ingatan buruknya naik ke permukaan. Keberengsekan Marcel, kehamilannya, pertengkarannya dan Mikail, lalu perceraian mereka. Semua memenuhi benaknya, menekan dadanya. Setelah semua ini, kenapa kenyataan ini harus naik ke permukaan. Menamparnya dengan keras.Setelah setengah jam kemudian, Mikail menghentikan mobil tepat di teras rumah. Belum sempat mematikan mesin mobilnya, Megan sudah membuka pintu mobil. “Tunggu, Megan.” Tangan Mikail tak sempat menangkap tangan Megan yang sudah melompat turun. “Kau harus hati-hati. Kakimu …” Mikail pun menyusul melompat turun dari dalam mobil.Mikail semakin dibuat kebingungan oleh perubahan sikap Megan. Ia setengah berlari mengejar dan berhasil menangkap pergelangan tangan wanita itu di tengah ruang tamu. “Apa yang terjadi, Megan? Kenapa denganmu?”Megan menatap wajah Mikail dengan penuh kekecewaan, tetapi bibirnya tetap

  • Menjadi Ibu Untuk Anakku   1. Extra Kiano Dan Marcel

    Satu bulan kemudian … Setelah satu bulan. Dengan diantar Mikail, akhirnya hari ini Megan kembali ke rumah sakit untuk melepaskan gips di kaki kanannya. Retakan di tulang kaki Megan sudah sembuh, meski harus tetap hati-hati dan menggunakan peyangga demi melatih kaki yang sudah lama tidak digunakan untuk jalan. Sekarang keduanya berada di lift, hendak turun ke lantai basement dan kembali pulang. Megan duduk di kursi roda, meski sudah bersikeras akan berjalan kaki dengan peyangga saja, Mikail malah mendudukkan pantatnya di sana. Mendorong kursi roda dan membungkam protes Megan dengan tegas. “Jam berapa sekarang?” “Dua.” “Kiano sudah pulang?” “Ya, Marcel sudah menjemputnya, dia baru saja sampai di sekolahnya Kiano.” Megan mendesah kesal. Selama satu bulan penuh dan karena kakinya yang butuh perawatan khusus, Mikail menyerahkan semua tentang Kiano pada Marcel. Ya, Megan masih belum sepenuhnya menerima sikap baik Marcel meski pria itu selalu memperlakukannya dengan baik. Seperti yang

  • Menjadi Ibu Untuk Anakku   100. Akhir Untuk Alicia

    Mikail membeku dalam ketercengangannya, kehilangan kata-kata ketika menemukan perut Alicia yang membesar hanyalah sebuah perut palsu yang dililit di pinggang. Sekilas tampak seperti nyata, tapi … itu terbuat dari bantalan kain yang menyerupai perut asli. Bahkan memiliki pusar di tengahnya. Cukup lama bagi Mikail untuk mencerna apa yang disaksikannya saat ini, dalam kebingungannya ia berusaha menemukan pijakannya. Alicia membelalak, terkesiap dengan keras dan wajahnya tertunduk menatap perut palsunya yang sekarang terekspos di hadapan Mikail. Kebohongannya terbongkar, dilucuti habis-habisan tak hanya oleh Mikail, tetapi juga oleh Marcel. Tidak, kebohongannya yang sudah ia bangun mati-matian, tidak bisa terbongkar semudah ini. “M-mi …” bibirnya bergetar hebat, bahkan hanya untuk memanggil nama Mikail. Ia bahkan belum sepenuhnya menyadari apa yang terjadi, tetapi kembali dipatahkan oleh kalimat Marcel. “Dia benar-benar menipumu mentah-mentah, Mikail. Aku sudah mengatakan padamu, kan.

  • Menjadi Ibu Untuk Anakku   99. Terbongkar

    Alicia tak berhenti berjalan mondar-mandir di dalam kamarnya, kedua tangannya saling meremas dengan gugup. Ia sudah membereskan CCTV, bukti kebusukannya. Tapi masih ada satu bukti yang akan memberatkannya. Bukti yang masih hidup itu harus ia lenyapkan. Janji Alicia pada dirinya sendiri. Kedua tangannya mengepal dengan kuat oleh kegugupan yang tak berhenti menghantui benaknya. Wanita itu mengambil ponselnya, sudah hampir tengah malam. Tapi ia jelas tak bisa tidur dengan semua kegelisahan ini. Tidak, malam ini adalah kesempatannya. Ia harus menutup mulut Megan sebelum wanita itu membuka mulut. Alicia memasukkan ponselnya ke dalam tas dan berjalan keluar kamar. Membangunkan sopir untuk membawanya ke rumah sakit sambil memegang perut dan berpura kesakitan. Sopir pun bergegas membawa Alicia ke rumah sakit. Baru saja penjaga keamanan menutup pintu gerbang setelah mobil Alicia pergi, penjaga keamanan itu kembali membukakan pintu gerbang untuk Marcel. Sesampai di rumah sakit, Alicia turun

  • Menjadi Ibu Untuk Anakku   98. Kepalsuan

    Akan tetapi, seringai itu hanya bertahan satu detik di ujung bibirnya. Ketika suara langkah kaki yang bergema dari lantai bawah memucatkan seluruh permukaan wajahnya. Dan dari atas ia bisa melihat Marcel yang tercengang menemukan tubuh Megan yang tersungkur di lantai. “Megan?!” Marcel melompat ke arah tubuh Megan yang tergeletak di lantai, tak bergerak dengan kepala yang berdarah. Pria itu terduduk di lantai, membawa kepala Megan dalam pangkuannya. Telapak tangannya menepuk pelan pipi Megan, berusaha menyadarkan wanita itu. “Ada apa ini? Megan?” Mikail muncul, tak kalah tercengangnya dengan Marcel dan ikut duduk di lantai memeriksa keadaan Megan. Marcel mendongak, tatapannya menajam ke ujung tangga. “Alicia?” Sekali lagi Mikail dikejutkan dengan Alicia yang juga tak sadarkan diri di tengah anak tangga. “Aku harus membawanya ke rumah sakit.” Marcel menyelipkan kedua lengannya di balik punggung dan lutut Megan. Menggendong tubuh Megan dan bergegas membawanya keluar. Mikail ingin m

  • Menjadi Ibu Untuk Anakku   97. Kebusukan Alicia

    Hari ini, Megan harus berhasil. Janji Megan pada dirinya sendiri yang tengah berdiri di depan cermin. Kedua tangannya saling meremas, memberikan dukungan dan semangat untuk dirinya sendiri. Setelah Mikail berangkat kerja dan ia mengantar Kiano ke sekolah, Megan menghabiskan waktu di lantai satu untuk mengintai kegiatan Alicia. Wanita itu hanya keluar untuk makan pagi, dengan memasang raut pucat yang ditampakkan semenyedihkan mungkin. Mikail terlihat ibat, tapi untuk pertama kalinya ia merasa Marcel memihaknya karena pria itu sama sekali tak terpengaruh dengan tampilan Alicia. Pria itu seolah bisa membaca mata batin Alicia yang sesungguhnya. Jika saja sedikit kecerdasan Marcel dimiliki oleh Mikail, tapi ia sendiri tak bisa menyalahkan Mikail. Dirinyalah yang menciptakan ketakutan itu pada Mikail saat hamil Kiano. Dan rupanya itu membekas begitu dalam di hati Mikail sehingga kebaikan hati pria itu dimanfaatkan oleh wanita licik seperti Alicia. Alicia tampak tak tenang ketika di meja m

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status