Share

Bab 78

Author: Liazta
last update Last Updated: 2024-10-05 19:58:38

"Halo sayang," jawab Sandy gugup.

"Halo mas, gimana uang yang Liza minta apa mas bisa kirimkan?"

Hatinya terasa perih ketika mendengar suara Eliza yang begitu sangat lemah. Andaikan bisa melakukan video call, mungkin dia akan melihat wajah pucat Eliza.

"Maaf ya sayang, mas beneran nggak bisa kirim uangnya. Adek pinjam uang teman dulu ya untuk ke dokter. Awal bulan ini bonus mas dari kantor cair, mas akan kirim uang ke adek. Adek bayar utang semua di sana kemudian balik ke Jakarta. "Sandi berkata dengan penuh semangat.

"Liza gak minta banyak mas, Liza cuman minta uang untuk berobat aja. Sejak kemarin Liza gak makan karena gak ada uang. Mau pinjam lagi sama teman-teman di sini, Liza malu. Hutang yang kemarin aja belum Liza bayar. Beberapa orang teman juga sudah bolak balik nagih hutang ke Liza, mereka bahkan sampai marah-marah. Uang kosan juga sudah nunggak. Kata ibu kos kalau gak bisa lunasi dalam Minggu ini, Liza di suruh pergi.m," kata Eliza sambil menangis.

Meskipun ia tidak mengal
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Aishwarya Millana Maheswari
begitu mulia hati Eliza makasi update-nya Thor......
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 79

    Eliza sudah di sofa bersama dengan Mawar. Mereka sangat bertepuk tangan ketika melihat Noah yang sudah pantai telungkup dan berbalik sendiri. "Meskipun badannya subur, tapi Noah lincah ya mi." Eliza berkata dengan semangat. Umur 2 bulan, Noah sudah bisa tengkurap. Hanya saja tidak bisa membalikkan badannya sendiri. Bayi tampan itu akan selalu minta bala bantuan untuk membalikkan badannya. "Iya, padahal Noah lahir prematur. Dulu mami sempat pikir, bahawa perkembangannya sangat lambat. Sewaktu belum dapat asi dari Liza, berat badan Noah tidak naik, padahal usianya sudah 2 Minggu. Setiap kali melihat badannya, mami selalu saja menangis," Mawar berkata dengan wajah sedih. "Alhamdulillah, Liza diberi kesempatan untuk menjadi ibu susu Noah. Mi, Liza mau buat aqiqah Ibnu." Eliza berkata sambil tersenyum."Kenapa gak ngomong kalau Ibnu belum di Aqilah. Kalau tahu seperti itu, mami akan langsung buat acara aqiqah Noah bersamaan dengan Ibnu," kata Mawar dengan sedikit kecewa. "Liza segan

    Last Updated : 2024-10-06
  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 80

    Sejak pagi Sandy begitu sangat sibuk ke lokasi untuk memeriksa proyek pembangunan hotel. Hingga belum sempat ke ruang bendahara untuk mengambil bonusnya. Begitu jam istirahat ia bergegas ke ruangan bendahara. Tidak bisa dipungkiri bahwa sekarang dia sudah sangat merindukan Eliza. Mendengar kesulitan yang dialami Eliza selama berada di Pekanbaru tentu membuatnya sedih. Jika nanti Eliza kembali ke Jakarta, apa mungkin dia membiarkan Eliza tinggal bersama dengan Wati. Sandy benar-benar bingung bagaimana harus bertindak dengan istri pertamanya itu. Satu sisi merasa tidak tega namun di sisi lain, ia tidak kuasa menolak keinginan orang tua berserta istri keduanya."Pak Sandy, ada apa?" Tanya bendahara yang duduk di depannya. "Biasa Bu Nita, Saya mau ambil bonus." Sandy tersenyum memandang wanita yang berusia sekitar 40 tahun tersebut. Sudah menjadi peraturan perusahaan, untuk bonus tidak ditransfer. Para karyawan yang bersangkutan bisa langsung mengambilnya di ruang bendahara. "Maaf pa

    Last Updated : 2024-10-06
  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 81

    Hari ini Eliza benar-benar sibuk mengantar paketan aqiqah anaknya ke panti asuhan. Karena biaya untuk paket aqiqah serta nasi box sudah dibayar oleh Mawar, Eliza memutuskan untuk memberikan santunan kepada anak yatim. Walau bagaimanapun uang yang sudah diniatkan untuk sedekah untuk Ibnu beserta orang tuanya harus di laksanakan.Eliza mendatangi panti asuhan kasih bunda. Panti asuhan di mana tempat ia dulu menyumbangkan pakaian Ibnu. "Ibu sangat senang lihat Eliza datang. Gimana kabarnya nak?" Wanita yang merupakan pengurus panti asuhan langsung memeluk Eliza. "Baik Bu," jawab Eliza dengan tersenyum manis."Eliza cantik sekali sekali. Wajahnya sudah tidak pucat, badan juga tidak kurus seperti waktu itu." Ibu panti tersenyum sambil mengusap pipi Eliza. Melihat tampilan Eliza saat ini, ia tahu bahwa kehidupan Eliza sudah sangat baik. "Terimakasih ibu, maaf baru datang ke sini. Sejak beberapa bulan ini Liza sangat sibuk." "Gak apa nak, ibu sangat berterima kasih karena Eliza selalu

    Last Updated : 2024-10-07
  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 82

    Sandy menoleh ke arah kotak makanan yang saat ini dipegang oleh istrinya. "Ibnu Ramadhan." "Iya mas namanya bagus ya Ibnu Ramadhan," jawab Mirna. Mirna tersenyum sambil mengusap perutnya yang sudah besar. Anak yang saat ini dikandungnya juga laki-laki. Usia kandungannya sudah memasuki 6 bulan. Setelah anak ini lahir, cinta Sandy hanya untuk ia seorang. "Namanya sama dengan nama anak aku." Sandy berkata dengan nada sedih. "Hahaha, Namanya sama dengan anak kamu tapi ini bukan anak, kamu. Mana mungkin kamu bisa buat aqiqah seperti ini. Duit dari mana? Oh iya aku lupa, ngasih duit ke Eliza aja gak bisa." Mirna berkata sambil tertawa.Sandy terdiam. Dia baru ingat bahwa anaknya mamang belum aqiqah. Dulu Eliza sering bercerita, ingin membuat acara aqiqah Ibnu. Namun ia tidak pernah peduli sama sekali."Anak, Sandy sudah mati, mana mungkin di aqiqah." Wati ikut mentertawan anaknya.Sandy merasakan nyeri di hatinya. Apakah seperti ini rasa sakit yang selama ini dirasakan Eliza, ketika di

    Last Updated : 2024-10-08
  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 83

    Sandy tidak berani mengaktifkan ponselnya. Mengapa semakin lama ia semakin pengecut. Bukannya menyelesaikan masalah, namun menghindar dari masalah.Sejak Mirna mengambil uangnya tanpa izin, Sandy lebih banyak melamun tanpa berbicara satu katapun. Benar kata orang, jika masih bisa marah, membentak dan memaki orang, itu artinya hanya emosi. Namun kalau sudah benar-benar marah dan kecewa, orang tidak akan bisa berkata apa-apa.Permasalah ini tidak mungkin dibiarkan berlarut begitu saja. Saat ini Eliza sangat membutuhkan dirinya. Sandy mengatur napasnya terlebih dahulu dan kemudian mengaktifkan ponselnya. Entah apa yang harus dijelaskannya kepada Eliza nanti. Jantungnya berdebar-debar ketika melihat pesan dari Eliza.[Mas, apa sudah ada uangnya?] Eliza.[Mas, uangnya apa sudah dikirim?] Eliza.[Mas, teman-teman di kos sudah pada nagih hutang.][Mas, ibu kos suruh Liza pindah sekarang juga? Liza harus ke mana.][Mas, Liza mau cari kerja, Liza gak mungkin gak makan-makan.]Dadanya sesak d

    Last Updated : 2024-10-08
  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 84

    Sandy terdiam tanpa bisa berkata satu katapun. Begitu banyak kalimat yang ingin ia keluarkan dari bibirnya, namun semua kalimat itu justru tersangkut di tenggorokannya. Ia hanya terduduk lemas sambil memandang handphonenya yang sudah tidak menyala.Semua peristiwa yang terjadi selama mengenal Eliza, kembali terlintas dipandangnya. Dulu ia begitu sangat menyukai Eliza. Hampir setiap sore Eliza menjejalkan dagang gorengannya sambil berkeliling. Untuk bisa mendekati Eliza, ia membeli gorengan setiap hari. Setiap kali berbelanja, ia akan selalu mengajak Eliza ngobrol. Mendapatkan hati gadis kecil seperti Eliza tidaklah sulit. Dengan sengaja membeli banyak gorengan, bahkan memborong habis. Setelah itu membayar dengan uang lebih. Jika gorengan 50 ribu, Sandy akan memberikan uang 100 ribu. Sedangkan kembalikan nya diberikan untuk Eliza. Cara ini benar-benar mampu mendapatkan hati Eliza. "Eliza, mas tidak mau kita bercerai." Sandy menggeleng-gelengkan kepalanya. Jika dulu ia mendengarkan

    Last Updated : 2024-10-08
  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 85

    Nathan mengemudikan mobil menuju ke kampus Eliza. Terkadang ia suka kesel dengan sang mami yang suka semena-mena seperti ini. Bukankah ini sudah termasuk kedalam kategori penindasan? Nathan yang merupakan seorang majikan disuruh antar jemput pengasuh anaknya. Tapi entahlah, terkadang ia juga suka aneh. Apakah mengikuti perintah Eliza, atau justru memikirkan malaikat kecilnya. Setiap sore Nathan akan menjemput Eliza dari kampus dengan mengendarai sepeda motor. Dengan alasan menghindari kemacetan. "Bagaimana kuliah kamu Nathan memandang ke arah Eliza yang duduk di sebelahnya. Melihat mata Eliza yang sembab, membuat ia ingin bertanya. Namun Nathan tahu bahwa Eliza baru kehilangan anaknya. Mungkin saja wanita itu menangis karena merindukan putranya. "Banyak tugas dari dosen mas," jawab Eliza dengan tersenyum manis. Meskipun hatinya sedang sedih, namun Eliza tidak ingin memperlihatkan itu kepada siapapun. "Apa kamu tidak mampu?"Eliza memajukan bibirnya beberapa senti ke depan. Nath

    Last Updated : 2024-10-09
  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 86

    "Eliza, Kamu itu sebenarnya masih gadis atau sudah bersuami?" Teman Eliza yang bernama Tari bertanya. Eliza tersenyum. Jika ada yang menanyakan tentang statusnya, Eliza bingung menjelaskan. "Kenapa kamu diam?" Tanya Tari yang sudah tidak sabar mendengar jawaban dari Eliza. "Aku udah nikah," jawab Eliza dengan tersenyum. "Oh pantas saja." Tari menganggukkan kepalanya. Jika Eliza sudah menikah itu berarti Nathan adalah suaminya. "Suami kamu sengaja nikahin kamu buru-buru, pasti karena nggak mau ngasih kesempatan untuk yang cowok-cowok lain. Soalnya kamu cantik banget sih." Tari memandang Eliza dengan penuh rasa iri.Di kampus ini Eliza termasuk salah seorang mahasiswi tercantik. Begitu banyak mahasiswa laki-laki yang mengidolakannya. Mulai dari teman seangkatan hingga kakak tingkat. Mendengar status Eliza yang sudah bersuami, tentu saja Tari senang. Itu artinya ia masih memiliki kesempatan mendekati Aksa. Eliza hanya tersenyum nyengir mendengar perkataan temannya. Jika wajah canti

    Last Updated : 2024-10-09

Latest chapter

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 274

    Tubuh Kiara sudah basah dengan keringat. Tangannya terkelupas bahkan berdarah. Namun rasa sakit tidak dihiraukannya. Dia masih terus saja memotong besi terali dengan mengunakan gragaji kecil. "Papa, Kia benar-benar rindu sama Papa. Papa lihatkan seperti apa Mama memperlakukan Kia. Papa, Kia mohon jangan pernah salahkan Kia jika setelah ini Kia nggak mau lagi berurusan dengan Mama. Mama jahat pa, demi uang dia rela menikahkan Kia dengan pria tua banyak istri. Bukan hanya itu, Kia akan dijadikan tumbal pesugihan." Kiara menangis sambil mengusap air matanya. Rasa sakit, rasa kecewa, seakan sudah tidak bisa lagi diungkapkan dengan kata-kata. Semua mimpi serta harapan Kiara, kini pupus sudah. Mungkin memang sudah menjadi takdirnya untuk menjalani kehidupan hanya seorang diri. "Sedikit lagi selesai." Kiara meniup tangannya yang sudah berdarah. Dia kembali menggergaji besi. Bersyukur suara yang keluar dari gergaji besi itu tidak kuat sehingga tidak terdengar sampai ke kamar Rini.Di dala

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 273

    "Kiara, ini makan siangnya sudah mama masak kan sesuai permintaan kamu." Rini berkata dengan wajah tersenyum sambil menata menu lezat untuk makan siang Putri sulungnya. Sikap Rini berubah 180 derajat. Rini yang sekarang begitu sangat menyayangi Kiara dan menuruti semua yang diinginkan oleh Putri sulungnya itu. Namun semua tentu saja karena Kiara sangat berharga. "Terima kasih ma." Kiara memandang menu yang tertata rapi di atas meja. Namun tetap seenak apapun tampilannya dan juga aroma masakan itu dia tidak tertarik sedikitpun untuk memakannya."Nggak usah pakai kata terima kasih gitu sama mama. Sebentar lagi kamu akan menikah, mungkin mama tidak bisa lagi melakukan hal seperti ini. Karena kamu sudah sibuk dengan suami dan keluarga kamu. Mama juga nggak enak kalau nanti sering-sering datang ke rumah kamu." Rini mengusap kepala Kiara dengan penuh kasih sayang. Kiara tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. "Mama mau ke ke mall dulu bareng Bobby. Mama mau belanja untuk membeli kebu

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 272

    "Halo kakak Yura." Eliza tersenyum sambil meletakkan jajanan beserta mainan yang dibawanya diatas meja.Gadis kecil itu tersenyum riang memandang Eliza. Dikunjungi Eliza seperti ini tentu saja membuat Yura senang. Apa lagi Eliza datang bersamaan dengan Noha. "Halo juga kakak cantik. Hai adek Noha." Yura tersenyum lebar memandang Noha yang sedang di gendong Eliza. "Kakak Yura apa kabar? Apa ada yang sakit?" Tanya Eliza sambil mencacarkan pantatnya di kursi yang berada di samping tempat tidur Yura.Yura menggelengkan kepalanya. "Tapi kata om dokter, aku belum boleh berjalan."Rasa sakit di bagian perut serta kepala yang tiba-tiba saja nyeri, tidak pernah dihiraukan gadis kecil tersebut. Ia hanya ingin secepatnya bisa berjalan, berlari dan bisa melakukan semuanya sendiri hingga tidak merepotkan dokter Rizky dan juga Kiara. Pada umumnya anak-anak berusia 4 tahun begitu sangat bergantung dengan orang tuanya. Mereka tidak bisa melakukan segala sesuatu untuk dirinya sendiri. Berbeda den

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 271

    Sedikitpun Rini tidak merasa bersalah ataupun kasihan dengan apa yang dialami oleh anak. Padahal penderita yang dialami Kiara semua berakar dari dirinya. Hanya karena Kiara tidak memiliki gaji yang besar dia mengusirnya. Dengan alasan agar biaya hidup jauh lebih murah. Namun seluruh gaji Kiara tetap harus untuknya. "Sebentar lagi kamu akan menikah dengan Pak Rudi. Itu artinya kamu tidak akan merasakan penderitaan seperti itu lagi. Kamu nggak perlu lagi tidur di gudang yang banyak hantu dan juga tikus itu. Ih kalau mama aja disuruh tidur di tempat seperti itu pasti nggak bakalan bisa. Serem banget, mengerikan lagi. Kia tahu sendiri kan Mama itu paling geli, paling akut sama yang namanya tikus." Rini tampak jijik ketika bercerita tentang tikus.Kiara memandang wajah Rini dengan rasa muak, jijik dan benci. "Ma, katanya mau belanja, Kia pengen sekali makan ikan gulai sop daging ikan gurami bakar." "Oh iya hampir aja lupa. Kamu sih ngajakin mama ngobrol terus. "Rini tersenyum sambil men

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 270

    "Ya kalau itu Mama gak tahu. Lagian mama akan sangat menjaga kamu agar tidak terjadi apapun. Jelang pernikahan pikiran kita memang gak karuan. Banyak aja pikiran buruk yang datang menganggu. Mulai sekarang Kia gak gak usah pikir yang aneh-aneh. Karena mama akan jaga Kia dengan sebaik-baiknya." Rini tersenyum sambil mengusap pipi Kiara.Apa yang dikatakan Rini memang benar karena Kiara merasakan hal itu. Dia selalu dihantui rasa takut yang luar biasa. Pikiran-pikiran buruk selalu saja bermunculan di benak kepalanya. Bahkan dia sudah tidak sabar ingin mengakhiri hidupnya. Kiara memandang Rini dengan tatapan yang tidak bisa dibaca. Ia kemudian tersenyum dan menganggukkan kepalanya."Kakak kelas, Kia sewaktu SMA meninggal beberapa bulan yang lalu. Dia ditabrak mobil truk. Pada saat kecelakaan, mayatnya di bawa ke rumah sakit tempat Kia bekerja. Tubuhnya hancur, kami dari pihak rumah sakit tidak bisa melakukan otopsi. Kia kasihan sekali lihat dia. Padahal dia baru aja menikmati hidup sen

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 269

    Hari-hati berlalu sangat lambat bagi Kiara. Sudah 4 hari ia berada di dalam kamar tanpa diperbolehkan keluar sama sekali. Kiara hanya duduk termenung dengan pandangan kosong. Jika tidak bisa keluar dan melarikan diri dari tempat ini, ia akan memilih mati dari pada dijadikan tumbal. Masalah dosa, biar sang pencipta yang menentukan. "Kiara, Mama bawakan sarapan untuk kamu." Rini berkata dengan wajah berseri-seri. Wanita itu meletakkan burger daging beserta susu coklat di atas meja. Entah memang tidak pernah memperhatikan wajah putrinya, atau tidak mau tahu sama sekali. Padahal jika diperhatikannya, ia akan melihat mata Kiara yang cekung dan hitam. Bibir putri sulungnya itu juga tampak pucat.Kiara memandang sarapan pagi yang sudah disiapkan oleh ibunya. Selama hidupnya mungkin baru sekarang lah ia merasakan seperti apa itu yang namanya perhatian dari sang Ibu. Baru sekarang dia merasakan rasa sarapan pagi yang dibuat langsung sang mama. Baru sekarang pula Kiara melihat senyum hangat

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 268

    "Ada perlu apa Bu?" Meskipun pikirannya sedang tidak karuan namun Rizky tetap tersenyum ramah seperti biasanya. "Maaf mengganggu dok, kenalkan nama saya Bu Ina." Wanita paruh baya itu tersenyum sambil menjulurkan tangannya."Apa ada yang bisa saya bantu bu Ina?" Rizki memandang wanita paruh baya tersebut. Rasanya Dia belum pernah bertemu dengan wanita ini sebelum. Namun apakah wanita yang saat ini menemuinya merupakan keluarga dari pasien yang ditanganinya? "Dokter, maaf jika saya mengganggu. Namun saya tidak tahu lagi harus meminta tolong kepada siapa." Wajah Bu Ina tampak sedih ketika memandang dokter Rizki. Harapannya begitu besar kepada sang dokter. Dia berharap dokter itu mau membantunya. "Jika saya bisa, saya akan membantu. Kalau boleh tahu ada apa ya?" Rizky memandang Bu Ina dengan mengerutkan keningnya. "Saya tahu tentang dokter, karena Kiara sering bercerita. Kiara mengatakan bahwa dokter orang yang sangat baik. Setelah dia menjadi suster pendamping dokter, dokter sering

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 267

    "Yura, ayo dimakan nasinya. Sejak semalam kamu gak makan. Kalau tidak makan, kamu nggak bisa sembuh." Rizky berkata sambil menyodorkan sendok ke ujung bibir Yura. "Yura beneran tidak selera makan Om, Yura ingin ketemu sama kakak Kia." Gadis kecil itu berbicara sambil terus menangis. Bahkan kalimat yang dikatakannya sampai tidak begitu jelas.Mungkin ini yang dikatakan firasat. Sejak awal Kiara pergi, Yura sudah terlihat gelisah. "Om janji akan cari kak Yura tapi syaratnya Yura harus makan." Rizky mencoba membuat kesepakatan agar Yura menurut. Yura baru saja melepaskan infus di tangannya. Jika kondisinya kembali memburuk, ia harus kembali dipasang infus. Rizky tidak ingin jika hal itu terjadi."Apakah Om tidak berbohong?" Tanya Yura sambil mengusap air matanya. "Tentu tidak, bohong itu dosa. Orang yang bohong akan dibakar api neraka." Pria itu tersenyum sambil menyodorkan sendok di tangannya."Sejak dari kemarin Om selalu bilang seperti itu, tapi nyatanya kak Kiara tetap nggak tahu

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 266

    Agar pikirannya gak ngelantur kemana-mana, Eliza mengeluarkan kamus dari dalam tasnya. Ia Juga mengeluarkan handphone untuk digunakan dalam media pembelajaran.Sambil menunggu Nathan, Eliza mulai menghafal istilah-istilah dari kamus tersebut. Seperti inilah cara Eliza memanfaatkan waktu untuk belajar."Abrasi merupakan luka atau goresan yang biasanya tidak serius." Eliza berkata sambil memejamkan matanya. Setelah itu ia kembali membuka buku dan membaca isi. "Yes, benar." Eliza tersenyum dan melanjutkan istilah selanjutnya.Eliza juga mengamati gambar yang ada di layar handphonenya."Abses merupakan kantung lunak berisi cairan yang terbentuk di jaringan, biasanya karena infeksi." Eliza membaca keterangan sambil mengamati gambar abses yang terjadi gusi, mulut, kemudian hati serta di permukaan kulit."Akut, menandakan kondisi yang dimulai secara tiba-tiba dan terkadang parah, tetapi durasinya pendek. Jinak, tidak bersifat kanker. Biopsi, sampel kecil jaringan yang diambil untuk pengujia

DMCA.com Protection Status