Share

112. Dalam Dekapan Noah  

Penulis: Ndraa Archer
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-01 17:26:45

Noah menekan tombol hijau dan menyandarkan tubuhnya ke sofa. “Halo, Pram. Ada apa?”

Suara Pram terdengar agak cemas di ujung telepon. “Noah, ada masalah dengan pengiriman bahan mentah ke Jenera. Beberapa dokumen perjalanan terkendala, dan pihak berwenang butuh tanda tangan Anda segera.”

Noah mengerutkan kening. “Bukannya semua dokumen sudah diproses sejak kemarin?”

“Benar, tapi ada revisi mendadak terkait peraturan impor. Kami butuh tanda tangan dan beberapa persetujuan tambahan sebelum barang bisa dikirim.” Pram menjelaskan.

Noah menghela napas panjang. Ia melirik Jasmine yang masih menatapnya dengan ekspresi ingin tahu.

“Aku akan segera mengurusnya,” ucap Noah akhirnya. “Kirim dokumennya ke emailku.”

Setelah menutup panggilan, Noah menatap Jasmine dengan sedikit penyesalan.

“Maaf, sepertinya aku harus menyelesaikan ini sebentar,” katanya, meraih laptopnya kembali.

Jasmine mengangguk mengerti, meskipun ada sedikit rasa kecewa. “Tidak apa-apa. Aku sudah terbiasa melihatmu bekerja.”

No
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   113. Pergulatan Tak Terhindarkan

    Ruangan rumah sakit yang tadinya tenang kini dipenuhi ketegangan yang hampir bisa disentuh. Ryan berdiri dengan rahang mengeras, matanya menatap tajam ke arah Noah yang masih duduk dengan santai di tepi tempat tidur Jasmine.“Aku tidak mengerti,” suara Ryan terdengar tajam. “Saat Jasmine masuk rumah sakit, kau bilang suaminya sedang bertugas di luar kota, di daerah konflik. Tapi sekarang aku melihat sendiri… kau tidur di sampingnya, memeluknya. Siapa sebenarnya kau, Noah?”Noah hanya menaikkan alisnya, sama sekali tidak terintimidasi oleh tatapan tajam Ryan. Ia menarik napas dalam, lalu menyandarkan tubuhnya ke sandaran tempat tidur dengan santai.“Tidak ada yang perlu dijelaskan,” jawabnya dingin. “Apa urusanmu ikut campur?” Jawaban itu seperti bara api yang dilemparkan ke bensin.Ryan mengepalkan tangan, napasnya memburu. “Urusanku?” katanya dengan suara menekan. “Jasmine temanku! Aku peduli padanya! Aku tidak akan diam saja melihat dia berada dalam situasi yang… entahlah… membingun

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-01
  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   114. Keputusan yang Menjauhkan.  

    Sebelum keluar, Juan menepuk bahu Noah pelan, seolah memberinya isyarat untuk lebih tenang.“Jangan terlalu keras kepala,” bisiknya, lalu pergi meninggalkan ruangan.Kini, hanya ada Jasmine dan Noah di dalam kamar. Keheningan menyelimuti mereka, masing-masing sibuk dengan pikirannya sendiri.Noah akhirnya berdiri, menatap Jasmine yang masih enggan menatapnya. “Aku pergi dulu,” katanya singkat, lalu berjalan menuju pintu.Namun, sebelum benar-benar keluar, ia berhenti sejenak dan berbalik. “Jangan lupa makan, Jasmine,” tambahnya dengan suara lebih pelan, lalu pergi meninggalkan ruangan.Jasmine tetap diam, tetapi dalam hatinya, ia tahu bahwa perasaannya semakin berantakan.Setelah Noah pergi, Jasmine merasa sedikit lega, meskipun keheningan dalam ruangan itu terasa begitu pekat. Ia segera memutuskan untuk menghubungi pihak rumah sakit untuk mengurus kepulangannya.Jasmine ingin beristirahat sejenak, jauh dari keributan, dan yang paling penting—jauh dari Noah untuk beberapa waktu.\Deng

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-01
  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   115. Pencarian yang Tak Terduga

    Tanpa mengucapkan kata-kata lagi, Noah keluar dari ruang dokter dan langsung menghubungi anak buahnya. Ia tak mau tinggal diam. Jasmine harus ditemukan, apapun yang terjadi."Segera cari tahu keberadaan Jasmine," perintah Noah tegas. "Dia harus ditemukan sebelum semuanya terlambat. Jangan biarkan dia pergi tanpa kabar!"Anak buah Noah yang menerima perintah itu segera bergerak cepat, berusaha melacak keberadaan Jasmine. Sementara itu, Noah tetap berdiri di lorong rumah sakit, berpikir keras tentang apa yang bisa dia lakukan untuk meyakinkan Jasmine kembali ke rumahnya.Sementara waktu terus berlalu, ketegangan semakin meningkat. Noah merasa semakin terpojok dalam kebingungannya.Tetapi, yang terpenting baginya sekarang adalah menemukan Jasmine dan memastikan dia aman, tak peduli berapa banyak waktu yang harus dihabiskan untuk mencapainya.Jasmine duduk di sofa rumah Vina, matanya yang lelah masih memancarkan kepenatan yang tak tertahankan. Vina duduk di sampingnya, memperhatikan denga

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-01
  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   116. Kejujuran Jasmine pada Ryan

    Jasmine duduk di sofa rumah Vina, matanya masih terlihat lelah, namun ada secercah harapan yang mulai muncul.Vina yang duduk di sampingnya, sudah menyiapkan beberapa hal untuk membantu Jasmine menghadapi situasi yang semakin rumit.Setelah beberapa saat berlalu, Vina memutuskan untuk segera menghubungi Ryan.“Aku akan berbicara dengannya. Aku rasa ini adalah saat yang tepat untuk dia mendengarkan versi dari kamu sendiri, Jasmine,” ujar Vina dengan tegas.Jasmine mengangguk, meskipun hatinya masih terasa berat. "Aku hanya ingin ini semua selesai. Aku tidak ingin ada yang merasa tersakiti, tapi aku juga tidak tahu lagi apa yang harus aku lakukan."Vina mengangkat telepon dan menekan nomor Ryan. Saat Ryan menjawab, Vina langsung berbicara, “Ryan, ini Vina. Bisa kamu datang ke rumahku? Ada beberapa hal yang perlu dijelaskan kepada kamu. Jasmine ingin berbicara denganmu secara langsung."Di ujung telepon, Ryan tampak sedikit bingung. "Tapi, Vina… aku tidak tahu apakah aku bisa mendengarka

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-01
  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO     117. Wisuda yang Tak Terlupakan  

    Hari yang dinanti akhirnya tiba. Jasmine mengenakan toga wisuda dengan pita emas, wajahnya memancarkan kebahagiaan dan rasa bangga.“Akhirnya aku bisa menuntaskan ini seperti targetku,” gumam Jasmine di depan cermin.Meski hatinya penuh kecemasan, dia tahu ini adalah salah satu pencapaian terbesar dalam hidupnya. Setelah berjuang dengan segala rintangan, akhirnya dia sampai di titik ini.Ryan dan Vina berada di sisinya, menyemangatinya sepanjang hari. Vina tersenyum lebar melihat Jasmine, sementara Ryan tampak serius, meskipun matanya tak bisa menyembunyikan rasa bangga."Aku nggak percaya ini akhirnya terjadi," kata Vina, memeluk Jasmine. "Kamu bisa melakukannya, Jasmine."Jasmine menatap sahabatnya dengan mata berkaca-kaca. "Terima kasih, Vina. Tanpa kamu, aku nggak tahu apa yang akan terjadi padaku."Ryan hanya mengangguk. Meski hatinya sedikit hancur, dia tahu ini bukan waktunya untuk mencurahkan perasaannya. Jasmine butuh mereka, dan itu yang paling penting.“Ryan, aku gugup,” uc

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-01
  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO    118. Baikan karena ke Bulgarion

    Jasmine terbangun dengan mata yang masih berat, merasakan beban yang semakin menekan di dadanya.Masih di rumah Vina, dia merenung sejenak, mengingatkan dirinya sendiri akan banyak hal yang perlu diselesaikan. Namun, pagi itu, Zora yang lebih dulu menghubunginya."Pagi, Jasmine," sapa Zora melalui pesan singkat di ponsel. "Aku cuma mau nanya, kamu pulang ke Raflesia Hill nanti? Sepulang wisuda kemarin, aku ngecek ke Raflesia kamu tidak ada."Jasmine merasakan perasaan campur aduk. Dia tahu Zora ingin dia pulang, namun situasinya terasa semakin rumit. Entah kenapa, Jasmine merasa seakan ada jarak antara dirinya dan Zora. Semua yang terjadi, semua perasaan yang tumpah, membuatnya takut untuk kembali ke sana.Setelah beberapa detik, Jasmine akhirnya membalas pesan itu: "Kak Zora, aku... aku ingin tinggal di sini dulu. Aku masih butuh waktu untuk menenangkan diri."Zora membalas dengan cepat: "Kamu pasti tahu apa yang terbaik untuk dirimu sendiri, Jasmine. Jangan ragu untuk bilang kalau

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-02
  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   119. Gugup Antara keputusan Impulsif  

    Jasmine merasa gugup, jantungnya berdebar semakin cepat. Keputusan untuk ikut terasa penuh risiko, membuatnya cemas dan canggung. Dia takut terlihat lemah di hadapan Noah, apalagi dengan emosinya yang tidak stabil selama hamil.’Apakah Noah benar-benar menginginkannya ikut atau ini hanya keputusan impulsif?’ Pertanyaan itu terus menghantui Jasmine.Di depan cermin, Jasmine menatap dirinya. Dengan pakaian sederhana dan tas ransel kecil, dia siap berangkat tanpa banyak persiapan. Entah apa yang menantinya, tapi dia tidak ingin menyusahkan Noah.Vina yang duduk di sofa ruang tamu tiba-tiba bersuara, memecah kesunyian di kamar."Jasmine, kenapa sih kamu gitu? Kalau mau ikut, ya ikut aja, jangan ribet," katanya sambil tertawa kecil. "Ini kan cuma ke luar kota, bukan jadi istri kedua Noah."Jasmine menoleh dengan mata sedikit melotot, lalu ikut tertawa kecil. "Aku tahu, Vi, cuma... ya ampun, deg-degan banget," ujarnya sambil menyentuh perutnya yang mulai membesar. "Rasanya kayak naik rolle

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-02
  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   120.  Nyanyian dari Perut yang tak Bisa Kompromi  

    Noah akhirnya membuka suara setelah beberapa menit berlalu. "Jasmine," katanya, suara berat dan penuh perhatian. "Kamu serius hanya membawa tas ranselmu itu? Tidak ada barang lainnya?"Jasmine hanya mengangguk, merasakan kekakuan dalam tubuhnya. "Iya, cuma ini saja," jawabnya singkat, merasa tidak perlu membawa barang berlebihan.Noah mengangguk pelan, lalu ada sedikit tawa di ujung kalimatnya. "Baiklah. Kalau kamu merasa nyaman seperti itu."Jasmine hanya tersenyum kecil, sedikit merasa lega mendengar Noah menerima keputusannya.Beberapa menit kemudian, Jasmine memecah keheningan, dengan nada sedikit malu, "Di sini sudah ada satu stel pakaian kasual," katanya dengan lembut.Noah tertawa pelan, suaranya sedikit menghibur suasana hati Jasmine yang masih canggung. "Baiklah, kalau begitu." Suaranya tenang, tidak ada nada kecewa atau bahkan ketidaksenangan dalam ucapan itu.Jasmine menarik napas pelan, berusaha meredam kegelisahannya. Di dalam mobil, dia mencuri pandang ke arah Noah yang d

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-02

Bab terbaru

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   206. Hening yang Terasa Mencekam

    Noah berdiri di ambang pintu kamar hotel, memandang ke arah Jasmine yang duduk diam di sudut tempat tidur. Posisi tubuh Jasmine sedikit membungkuk, matanya tertunduk, seperti sedang memikirkan sesuatu yang dalam. Tidak ada ekspresi di wajahnya, hanya keheningan yang mengisi ruangan.Langkah kaki Noah terasa berat ketika ia mendekati tempat tidur, perasaan ragu menggelayuti setiap gerakannya. Begitu dekat, ia perlahan berlutut di depan Jasmine, memegang kedua tangan Jasmine dengan hati-hati, seolah takut jika ia terlalu keras, semuanya akan hancur."Jasmine," suara Noah terdengar lebih lembut dari biasanya, penuh penyesalan. "Aku minta maaf. Aku sangat egois. Aku tidak pernah berniat menyakitimu, tapi aku... Aku hanya takut."Jasmine tetap terdiam, tidak mengangkat wajahnya. Tidak ada reaksi dari dirinya. Hanya hening yang terasa semakin tebal di antara mereka. Noah merasa cemas, namun dia terus memegang tangan Jasmine dengan penuh harap, berharap wanita itu akan menatapnya, memberi ke

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   205. Aku Bertanya… Kau Masih Menginginkanku atau Tidak?

    Suasan itu akhirnya mencair ketika Juan membuka suara.Juan menyelipkan kedua tangannya ke dalam saku celana. "Sepertinya aku harus berterima kasih padamu karena sudah menjemput Jasmine. Aku hampir berpikir harus mengantarnya pulang sendiri."Nada suaranya terdengar santai, tapi Noah bisa merasakan sindiran halus di dalamnya.Noah tersenyum kecil, tapi senyumnya tidak benar-benar hangat. "Terima kasih karena sudah menemani istriku, Juan. Tapi sekarang, dia akan pulang denganku."Jasmine bisa merasakan ketegangan di antara kedua pria itu. Ia tahu Noah sedang menahan diri.Jasmine pun buru-buru melangkah ke arah mobil dan membuka pintu. "Ayo pergi, Noah."Noah tidak langsung masuk. Ia masih menatap Juan sejenak sebelum akhirnya berkata,"Jangan mengganggunya lagi, Juan."Juan tersenyum tipis. "Aku tidak pernah mengganggunya. Aku hanya member

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   204. Kenapa kau datang menjemputku?

    Jasmine mengalihkan pandangannya ke luar jendela. Angin malam berhembus pelan, membuat lampu-lampu jalan berpendar lembut di kejauhan."Aku baik-baik saja," jawabnya akhirnya."Benarkah?" Juan menyipitkan matanya, seolah mencoba menembus kebohongan yang mungkin tersembunyi di balik kata-kata Jasmine. "Kalau kau baik-baik saja, kenapa aku merasa ada kesedihan di matamu?"Jasmine terkesiap. Kata-kata Juan begitu menusuk, seolah menggali sisi hatinya yang selamaini ia coba tutupi.Jasmine menghela napas dan menatap Juan dalam-dalam. "Aku hanya menjalani hidupku sesuai dengan keadaan yang ada. Tidak semua orang bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan, Juan."Juan tersenyum miris. "Jadi kau benar-benar akan terus bersama Suamimu?"Jasmine menggigit bibirnya. Ia tak bisa menjawab pertanyaan itu dengan pasti.Juan mengejutkan di kalima

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   203. "Kafe Starheaven. Aku tunggu di tempat biasa."

    Jasmine kembali ke hotel sendirian. Langkahnya terasa ringan di luar, tapi ada sesuatu yang mengganggu pikirannya. Entah kenapa, mendengar Noah akan menemui Zora membuatnya sedikit tidak nyaman.Ia duduk di tepi ranjang, memandangi bayangannya di cermin. Tangannya mengusap perutnya yang mulai membesar. "Aku tidak boleh memikirkan ini terlalu jauh. Seperti yang Noah bilang, kita hanya terikat dalam kontrak."Tapi... benarkah hanya kontrak?Sementara itu, di tempat lain, Noah tiba di apartemen Zora. Wanita itu sudah menunggunya di ruang tamu dengan ekspresi serius. Sebotol wine terbuka di meja, tapi gelas di depannya masih penuh. Sepertinya, ini bukan pertemuan biasa."Apa yang ingin kau bicarakan?" tanya Noah langsung.Zora menatapnya dengan mata tajam. "Kau mulai berubah, Noah."Noah menyandarkan punggungnya, ekspresinya tetap datar. "Aku tidak mengerti maksu

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   202. Kau Terlalu Banyak Bertanya Tentang Masa Laluku. Kenapa?  

    ”Bagaimana Noah kenapa kau diam? Apakah aku juga orang asing bagimu?” ulang Jasmine, menatap Noah tajam.Noah menoleh padanya, menatapnya dengan intens. Lalu, senyum kesal tersungging di bibirnya. Jasmine tahu dia sengaja mengumpan Noah untuk bertindak, dan pria itu akhirnya menanggapinya."Awalnya, aku tidak suka keberadaanmu," aku Noah, dengan jujur. "Tapi ternyata kamu berbeda."Tanpa peringatan, Noah mencondongkan tubuhnya dan mengecup bibir Jasmine singkat, membuatnya terkejut.August yang melihat itu langsung tertawa. "Wow, wow. Apa aku harus pergi agar kalian bisa menikmati waktu berdua?" godanya.Jasmine hanya bisa menunduk, sementara Noah kembali menyandarkan tubuhnya di kursi dengan ekspresi santai, seolah tidak terjadi apa-apa.Tapi dalam hatinya, Jasmine tahu... ada sesuatu yang mulai berubah di antara mereka. Sesuatu

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   201. Kenapa Dia Tiba-Tiba Ingin Bertemu?

    August mengeluarkan sebotol wine terbaiknya dari rak kayu di sudut ruangan. Ia tersenyum sambil menunjukkan botol itu ke arah Jasmine."Sebagai tamu kehormatan, kau harus mencoba ini, Jasmine. Ini koleksi spesialku, hanya aku sajikan untuk orang-orang yang berarti bagiku," katanya dengan bangga.Jasmine tersenyum sopan, tapi sebelum ia sempat menolak, Noah dengan cepat mengangkat tangan, menghentikan August."Dia tidak bisa minum, August," suara Noah terdengar tegas. "Jasmine sedang hamil. Saat ini sudah di bulan ke 5."August mengerutkan kening, lalu tatapannya bergeser pada Jasmine sebelum kembali menatap Noah dengan ekspresi penuh pemahaman."Begitu rupanya," gumam August sambil mengembalikan wine itu ke tempatnya. "Baiklah, aku akan membuatkan sesuatu yang lebih cocok untuk ibu hamil. Jus segar dan beberapa makanan ringan. Aku tahu wanita hamil sering merasa lapar, apalagi ji

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   200. Sahabat Lama dan Kenangan di Kampus

    Jasmine menatap takjub ke arah meja yang dipenuhi berbagai hidangan laut. Aroma gurihnya begitu menggoda, dan tampilan setiap hidangan tampak begitu menggugah selera.Matanya berbinar saat ia menoleh ke arah August. "Ini semua terlihat luar biasa. Aku tidak tahu harus mulai dari mana. Bisa kau jelaskan satu per satu?" tanyanya antusias.August tertawa kecil sebelum mulai menunjuk ke beberapa hidangan di hadapannya. "Ini adalah grilled lobster dengan saus lemon butter, yang di sebelahnya itu paella seafood khas Mediterranean. Lalu, ada king crab dengan saus pedas, dan ini hidangan spesialku, scallop dengan saus krim truffle."Jasmine mengangguk penuh kagum. "Semuanya terlihat lezat," gumamnya.Noah yang duduk di sampingnya tersenyum tipis. "Daripada hanya mengagumi, lebih baik kau langsung mencicipinya."Tanpa ragu, Jasmine mulai mencicipi satu per satu. Setiap gigitan terasa begi

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO    199. Kesepakatan di Tepi Pantai

    Jasmine menatap Noah dengan serius, suaranya tegas, tidak menyisakan ruang untuk perdebatan."Ingat, Noah Dirgantara. Aku tidak ingin mengambil posisi Zora. Aku hanya ingin kita menikmati kebersamaan ini selama kita masih terikat dalam kontrak. Jika kau melakukan hal yang tidak kusukai terhadap Zora, jangan salahkan aku jika aku akan meninggalkanmu selamanya."Noah menatapnya dalam diam, ekspresinya sulit ditebak. Matanya yang tajam seperti meneliti setiap sudut wajah Jasmine, seolah mencari celah untuk membantah. Namun, akhirnya, ia menghela napas panjang dan mengangguk."Baiklah," katanya akhirnya. "Aku akan mengikuti keinginanmu. Sampai bayi kita lahir, kita akan kembali ke kehidupan semula, sesuai perjanjian. Soal takdir setelahnya, itu urusan nanti."Jasmine tersenyum kecil, merasa lega dengan jawaban itu. Ia tahu Noah bukan tipe pria yang mudah menurut, tetapi setidaknya kali ini, ia berhasil m

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   198. Antara Hati dan Kontrak Profesional.

    Mata Noah menajam. Ia tahu ada sesuatu di balik ucapan Jasmine. “Jasmine… apa yang Zora katakan padamu?”Jasmine tidak menjawab. Sebaliknya, ia menarik selimut dan membenamkan wajahnya di dalamnya. “Tidak ada.”Namun, Noah tidak akan membiarkan itu berlalu begitu saja. Ia menarik tubuh Jasmine ke dalam pelukannya, memaksanya menatap matanya. “Zora mengancammu?”Jasmine masih terdiam, tetapi Noah tahu bahwa jawabannya adalah ‘iya.’Pria itu mengepalkan tangan. Rasa marah mulai membakar dadanya. Jika Zora berani menyentuh Jasmine atau bayinya, ia tidak akan tinggal diam.Namun sebelum ia sempat mengatakan sesuatu, Jasmine lebih dulu berbisik, “Noah… jangan lakukan sesuatu yang bodoh…”Noah menatapnya dalam, lalu menghela napas. Ia tahu bahwa Jasmine takut.Deng

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status