Share

Ambigu

Author: Auphi
last update Last Updated: 2024-08-10 22:55:41

Julia terperangah, sebab dia sama sekali tak punya bayangan akan identitas wanita cantik bertubuh indah, yang berdiri angkuh di depannya.

"Maaf, apakah saya mengenal Anda?"

Wanita menakjubkan itu menyeringai aneh. Dengan anggun dia melepas kacamata yang bertengger manis di wajahnya, dan seketika Julia nyaris terpekik.

Ternyata dia bintang film terkenal di Amerika, dan juga aktris idolanya sejak belia.

"Anda.... Vivienne Miller?" Mata Julia mengerjap.

Respon spontannya mengundang seringai sinis dari sang aktris. "Jadi, apakah kau sekarang sudah mengenalku?"

Julia memperbaiki sikap tubuh dan nada bicaranya. Seulas senyum lebar terpatri di wajahnya. "Ma--maf, tidak langsung mengenali Anda. Apakah Anda bersedia mengambil foto dengan saya? Ini sungguh luar biasa!"

"Bakery Lady, menurutmu aku datang kemari mau berfoto?"

Suara Vivienne begitu ketus hingga dalam seketika Julia sadar bila sang aktris tengah menatap jijik. Menyadari tindakan noraknya membuat dia makin dipandang rendah, buru-buru Julia mengubah intonasi bicaranya.

"Sejujurnya... aku tak tahu apa tujuan Anda datang kemari? Bisa Anda jelaskan?"

"Tentu saja ingin tahu seperti apa perempuan yang dipilih Jhon untuk jadi penggantiku, dan ternyata... ."

Sang bintang menggantung kalimatnya, dan dengan gaya dramatis menatap lawan bicaranya dari atas ke bawah, hingga yang bersangkutan jadi tak nyaman.

"... kau tak lebih dari penjual kue bermuka pas-pasan. Sangat disayangkan!" lanjut Vivienne.

Sekali lagi Julia terperangah, netranya yang coklat mengerjap cepat, ingin memastikan bahwa dirinya yang baru dijadikan objek hinaan oleh Vivienne.

Menyadari bahwa aktris idola benar-benar tengah merendahkannya, hati Julia bergolak. Rasa kesal naik ke ubun-ubun, memenuhi setiap rongga tubuhnya.

"Ms. Miller, apa hak Anda menghina saya? Lagipula sejak kapan Anda dengan Jhon? Setahuku Anda bahkan masih lajang?"

Penyangkalan yang diutarakannya membuat Vivienne tersenyum samar. Perlahan, dia mendekat dan menatap Julia dengan mata birunya yang indah.

"Tidak sepertimu, aku ini aktris besar. Seluruh Amerika, bahkan dunia mengenalku. Para fans tentu tak suka bila aku perempuan yang sudah kawin. Karena itulah, status pernikahanku dirahasiakan."

Konyol!

Hanya kata itu yang bisa dipikirkan Julia sekarang.

Setelah melihat bagaimana Vivienne bersikap ditambah ambisinya yang kelewat batas -- rela menyangkal anak dan suami demi karir -- semua rasa hormat yang pernah dia miliki, menguap seketika.

"Wah, kalau begitu Ms. Miller, kuucapkan selamat padamu. Sebab sebentar lagi, cita-citamu sebagai gadis lajang, akan benar-benar tercapai."

"Tutup mulutmu!" Vivienne berseru marah. Mukanya yang seperti barbie merah padam. "Kau pikir Jhon akan bisa mencintaimu? Bermimpilah! Wanita berkulit gelap dan bertubuh penuh, tak pernah jadi seleranya."

Serta-merta Julia bersedekap, menutup dadanya yang berukuran di atas rata-rata. Bila kebanyakan wanita dengan bangga akan pamer, dia justru sebaliknya.

Gumpalan lemak beberapa pon itu adalah momok menakutkan baginya sejak belia. Kaum pria akan memandang tubuhnya penuh hasrat sedangkan wanita jadi iri dan membencinya. Sebab itulah, dia pernah hampir melakukan operasi pengecilan dada, yang sampai sekarang belum terpenuhi gara-gara masalah dana.

"Entah aku selera Jhon atau tidak, itu bukan urusan Anda. Dia yang datang menawarkan diri dan melamarku, paham?"

Pengakuan Julia tak membuat Vivienne mundur. Dengan kepercayaan diri yang tinggi dia mengitari Julia, dan mencemooh terang-terangan.

"Tubuhmu seperti wanita penghibur, cocok untuk bersenang-senang tapi bukan untuk dibawa ke perjamuan mewah. Lagi pula statusmu yang rendah, pastilah membuat Jhon malu setengah mati."

Mati-matian Julia menahan diri. Ledakan emosi apapun hanya akan membuatnya makin malu di hadapan Vivienne. Menahan suaranya tetap tenang, dia berbalik dan menatap sang aktris penuh tantangan.

"Apa gunanya Anda menghinaku? Hanya membuatmu terlihat seperti perempuan sirik yang putus asa."

"Beraninya kau!"

Mengabaikan ancaman dalam suara lawan, Julia tersenyum tenang. "Kalau memang Anda lebih unggul dariku, sebaiknya buat Jhon membatalkan lamarannya, bagaimana?"

Vivienne yang sekejap tadi nampak gagah, kehilangan kata-kata. Matanya mengerjap, seolah sedang berpikir keras. Julia tak menyia-nyiakan kesempatan untuk memukul mental lawannya.

"Bagaimana? Anda tak berani?"

"Mengapa aku harus menerima tawaranmu? Memangnya kau siapa, hah?"

Julia mengedik tak acuh. "Tentu saja Anda tak harus menerimanya. Akan tetapi... bila ini terjadi maka untuk seterusnya aku akan menganggap Anda pengecut yang payah."

"Dasar perempuan kurang ajar. Lihat saja, kau harus membayar penghinaan ini."

Usai menutup perjumpaan mereka dengan kalimat ancaman, Vivienne memakai kacamatanya kembali lalu beranjak pergi.

Setelah mobilnya tak terlihat, barulah Julia menarik nafas dalam-dalam untuk mengendurkan urat sarafnya yang sempat menegang gara-gara pertempuran tak berdarah tadi.

"Dasar perempuan bodoh!" gumamnya sembari menghirup aroma sillage parfum milik Vivienne yang masih terendus meski sang pemilik sudah tak tampak lagi.

Setelah dirinya agak tenang, barulah Julia melanjutkan kegiatannya yang sempat terjeda sembari memikirkan betapa beruntung Vivienne sebagai seorang wanita.

Terlahir dengan sendok perak di mulutnya, mantan istri Jhon terbiasa dikelilingi perhatian, terlebih karena parasnya yang cantik. Entah kenapa, selalu saja ada manusia yang memiliki segalanya.

"Astaga, apa yang kaupikirkan?"

Julia menepuk dahinya ketika sadar bahwa dia mulai menyesali hidupnya yang buruk lantaran memikirkan kehidupan glamor Vivienne.

Dengan setumpuk kegiatan yang membuatnya sibuk, akhirnya hari Julia berakhir. Dia berkemas dan hendak menutup pintu gerai, ketika sebuah mobil mendekat dan berhenti tepat di depannya.

Jantung Julia berdegup kencang karena bentuk dan warna mobil ini persis dengan yang dipakai Jose tempo hari. Tergesa dia melangkah ke meja counter, mengambil tongkat bisbol dari bawah, lalu bersiap menunggu dibalik pintu.

Bulir keringat membasahi pelipisnya, menunggu si pengunjung baru dalam detik-detik yang terasa amat panjang.

"Kreeekk... ."

Ketika bunyi daun pintu terdengar, Julia langsung mengayunkan tongkat di tangannya sekuat tenaga.

"Arrrggghhh!"

Raungan kesakitan terdengar diiringi suara maskulin yang akrab.

"Julia, apa yang kaulakukan?"

Suara bentakan Jhon membuat Julia langsung membuka mata dan menatap pria malang yang sedang kesakitan itu salah tingkah.

"Ma--maaf, kukira bukan kau yang datang."

Sembari berkata demikian, dia tergesa menutup pintu gerai lalu menghela Jhon ke lantai dua.

"Apa maksudmu menyeretku kemari? Kau sudah tak sabar lagi?"

"Hush, diamlah. Duduk di sini."

Dengan kekuatan penuh, dia menekan Jhon hingga pria itu terduduk pada salah satu kursi yang ada di dapur kecilnya. Setelah itu Julia mencari kotak P3K dan sebongkah es batu.

"Sekarang buka bajumu!" perintahnya tanpa ampun.

Jhon menatap tak percaya. Mulutnya membuka dan menutup, seolah mencari kalimat yang tepat. Namun setelah sekian lama, tak ada kalimat yang terdengar.

Melihatnya begitu, Julia mendecih sebal. "Dasar pria mesum. Menurutmu, untuk apa aku menyuruhmu membuka baju? Tentu saja mau memeriksa lukamu."

Pikirannya yang sudah melantur jauh, bikin Jhon berdehem tak nyaman.

"Siapa suruh kau bicara sepotong-sepotong? Isinya ambigu pula."

Related chapters

  • Menjadi Ibu Pengganti Anak Kembar Milyuner Tampan   Nostalgia

    Seperti biasa, tuan Jhon yang terhormat tak mau dipersalahkan. Oleh sebab itu, Julia pun tak melanjutkan bantahannya. Dengan tatapan penuh intimidasi, dia hanya menunjukkan gestur tubuh yang isyaratnya jelas. Meminta pria di depannya segera membuka baju. Tanpa banyak bicara, Jhon membuka kancing kemejanya dan menunjukkan bagian bahu yang lebam gara-gara hantaman bola bisbol. "Tahanlah, ini akan sedikit sakit." Julia berkata sambil menempelkan balok es ke bagian tersebut. Gara-gara rasa bersalah, dia bergerak sepelan mungkin sambil mengamati wajah Jhon yang berkerut menahan rasa sakit. "Kenapa kau harus berjaga dibalik pintu dengan tongkat bisbol? Seolah kita hidup di negara berkonflik saja," protesnya. "Kau mungkin tidak, tapi aku punya.""Maksudmu dengan bocah Ramirez? Tenang saja, dia masih terkapar di rumah sakit."Julia menekan bahu Jhon sedikit lebih keras hingga pria itu mengaduh. "Bagaimana kau tahu?"

    Last Updated : 2024-08-13
  • Menjadi Ibu Pengganti Anak Kembar Milyuner Tampan   Nyonya Rumah

    Seminggu berselang, baik Julia dan Jhon sudah di kantor pencacatan sipil untuk mendaftarkan perkawinan mereka. Dalam waktu singkat, keduanya sudah sah sebagai pasangan suami-istri di mata hukum, meski tentu saja tak ada pesta yang diangankan Julia waktu masa mudanya dulu. Matanya yang indah mengerjap cepat, menatap jari manisnya yang tampak kosong. Jangankan pesta, bahkan untuk sekedar membeli cincin perkawinan pun, Jhon tak sudi. 'Setidaknya, dia membeimu ratusan ribu dolar setahun.' Hati kecil Julia berbisik dalam upaya putus asa untuk menenangkan hati yang mendadak mendung. Tiba-tiba, "apa yang kau pikirkan?" tanya Jhon yang sejak tadi duduk diam di sisinya. "Tak ada. Cuma agak kaget karena tiba-tiba saja aku sudah jadi istri seseorang."Jhon menyeringai tipis seraya menenggak sampanye. "Maka biasakan dirimu. Sebab menjadi istriku butuh tanggung jawab yang besar.""Aku tahu."Keduanya kembali terdiam dal

    Last Updated : 2024-08-14
  • Menjadi Ibu Pengganti Anak Kembar Milyuner Tampan   Miranda

    Meski kesal setengah mati, Julia bersiap-siap juga di kamarnya setelah kepergian Jhon. Dia memilih salah satu evening gown dari kopernya, yang ternyata sudah diantar, ketika dia tidur tadi. Setelah mematut diri dengan cepat, dia pun turun ke lantai satu. Hanya selang beberapa menit sampai di bawah, pelayan melaporkan bila tamu mereka sudah datang. Jhon menarik tangannya, dan mereka berjalan beriringan, menuju pintu utama. Tampak mesra, layaknya pengantin baru. "Wah, kau hebat, Dude. Nasibmu memang bagus dengan para gadis." Salah satu tamu yang sepertinya rekan Jhon sesama pengacara, langsung menepuk lengannya dengan akrab sembari melempar senyum ramah pada Julia. "Sabarlah dengan temanku, mukanya memang selalu kaku mirip kayu kering," bisiknya lagi sambil merangkul Julia. Mendapat respon hangat, rasa panik yang melanda Julia mendadak hilang. Sayangnya, hal serupa tak berlaku ketika pasanga

    Last Updated : 2024-08-15
  • Menjadi Ibu Pengganti Anak Kembar Milyuner Tampan   Pelajaran

    Julia mulai waspada. Tak ada yang tahu apa motif Miranda sesungguhnya, sebab di dunia ini, nyaris tak ada hal yang gratis. Apalagi, mereka baru saja saling kenal. "Maksud Anda, Ma'am?" tanyanya"Mengapa kau jadi waspada?" Dengan muka tetap datar, Miranda duduk pada salah satu kursi taman. "Sejujurnya, aku hanya muak dengan kelakuan mereka. Bertingkah seperti orang terhormat, padahal tak lebih baik dari kaum barbar."Meski skeptis, Julia memilih duduk di hadapan Miranda, menunggu wanita yang mungkin sebaya dengan ibunya itu melanjutkan cerita. Tak menunggu lama, Miranda pun langsung ke inti pembicaraan. "Sebaiknya berhati-hati dengan Vivienne. Ayahnya cukup berkuasa, jangan sampai firma hukum suamimu jadi terpengaruh.""Ya, aku tahu." Julia menyahut tenang seraya menatap kejauhan. "Selain itu, kau juga harus waspada. Jhon dan Vivienne adalah teman masa kecil... maksudku, mereka berdua sudah kenal sejak lama dan bisa d

    Last Updated : 2024-08-16
  • Menjadi Ibu Pengganti Anak Kembar Milyuner Tampan   Ibu

    Julia buru-buru menarik selimut lalu menutup seluruh tubuhnya. Dengan suara bergetar, menahan amarah, dia melempar sumpah serapah. "Brengsek kau, Jhon. Semoga kau membusuk di neraka." Sebagai pria menyebalkan, Jhon hanya membalas dengan tatapan mencibir. "Sayang sekali, justru aku yang menciptakan neraka bagi hidup orang lain. Ckckckck.. Kau tak kenal suamimu sama sekali." Usai berkata demikian, dia segera beranjak. Ketika pintu kamarnya sudah tertutup, barulah Julia meratapi diri. Berjalan tertatih, dia masuk ke kamar mandi lalu merendam dirinya dalam bath up berisi air hangat. Sekujur tubuhnya yang kena sentuhan John, dia gosok sekeras mungkin. Lantaran rasa lelah yang menggerogoti pikirannya, Julia jadi tertidur dalam bath up. Ketika tubuhnya mulai tak nyaman akibat rasa dingin, barulah dia terjaga dan langsung keluar dari sana. "Bbbbrrrr..." Mengkertakkan g

    Last Updated : 2024-08-17
  • Menjadi Ibu Pengganti Anak Kembar Milyuner Tampan   Pelayan

    Masih dengan sikap tenang yang menyebalkan, Jhon mendekat dan langsung duduk di depan Julia. Tak berhenti di situ, dia juga mencomot sepotong roti dan menikmatinya dengan lahap. "Maaf, Mrs. Westwood, tapi kau lupa lagi. Aku yang bayar tempat ini."Jawaban ini kembali memukul Julia dengan telak. Sebab sudah kehabisan kata-kata, dia memilih diam, sambil memandang ke luar lewat jendela yang terbuka. Akhirnya, mereka melahap roti dan kopi yang tersaji dalam diam. Ketika keheningan makin tak tertahankan, Julia pun buka mulut. "Katakan, sebenarnya apa maumu, Jhon? Kenapa selalu bertindak kejam? Kau menikahiku karena ingin menyiksaku?"Meski sudah berusaha tegar, tak urung suara Julia bergetar juga. Kekesalan yang menumpuk dalam hatinya, seperti lava yang menunggu dimuntahkan. Jhon yang tadinya bersikap acuh, bergerak tak nyaman. "Maaf, Julia. Kau pantas membenci atas tindakanku semalam, tapi sungguh... itu diluar kendali.

    Last Updated : 2024-08-18
  • Menjadi Ibu Pengganti Anak Kembar Milyuner Tampan   Dirundung

    Malamnya, keluarga Westwood duduk bersama di meja makan. Usai bersantap malam, Julia meminta kedua anaknya naik ke atas sedangkan dia sendiri tetap duduk bersama Jhon. "Mr. Westwood," ujarnya memulai. "Mengapa kita tidak menaikkan gaji Mrs. Connor? Sangat jarang ada karyawan yang berdedikasi seperti dia. Aku sungguh kagum."Jhon yang sedang menikmati hidangan pencuci mulut sontak menolah, begitu pun Mrs. Connor yang mulai merapikan meja. Wanita itu buru-buru meletakkan sisa makanan yang tengah diangkatnya, lalu tersenyum canggung. "Anda terlalu menyanjung, Nyonya. Saya hanya melakukan apa yang jadi tugas saya."Jhon menatap keduanya bergantian sebelum akhirnya angkat bicara. "Mengapa tiba-tiba, Mrs. Westwood? Setahuku kau belum cukup lama tinggal di sini untuk melihat kinerja pegawaiku."Tersenyum penuh arti, Julia mengamati kegugupan Mrs. Connor. "Tadi siang waktu baru pulang dari mengantar anak-anak, Mrs. Connor menegurku karena sudah

    Last Updated : 2024-08-19
  • Menjadi Ibu Pengganti Anak Kembar Milyuner Tampan   Masa Lalu

    Meski sebal, Julia tetap menampakkan raut muka tenang. "Memangnya siapa yang ingin memecatmu? Aku justru meminta suamiku menaikkan gajimu."Mrs. Connor menyeringai sinis hingga kerutan di wajahnya makin dalam. "Jangan kira aku tak tahu rencana busukmu. Perempuan miskin pasti hanya mau menguasai harta keluarga Westwood.""Kenapa kau keberatan? Kau punya niat begitu juga?"Serta-merta, wanita itu jadi berang. "Hentikan fitnahmu. Aku hanya menjaga tuan muda dari jebakan rubah sepertimu. Asal Anda tahu suatu saat nanti nyonya Vivienne akan kembali kemari."Tiba-tiba bunyi langkah kaki terdengar di tangga, dan Mrs. Connor langsung berubah. Ekspresi mukanya jadi ramah pun tutur katanya. "Silakan sarapan, Nyonya. Saya sudah menyiapkan sereal dan smoothie untuk Anda."Mengikuti akting sang pelayan, Julia pun ikut bersandiwara. "Tentu saja, Mrs. Connor. Saya sangat beruntung memiliki asisten seperti Anda."Kalimat sal

    Last Updated : 2024-08-20

Latest chapter

  • Menjadi Ibu Pengganti Anak Kembar Milyuner Tampan   Penutup

    Lima tahun kemudianJulia duduk santai di tepi danau. Matanya tak luput memandang suami dan kedua anaknya yang sedang naik perahu di tengah sana. Cahaya mentari memantul indah, membuat permukaan air seperti permata yang berkilauan. "Mom, lihat! Aku bisa mengayuh."Seruan si bungsu Jill membuat senyum lebar terbit di wajahnya. Ya, beberapa tahun terakhir, si kembar memutuskan untuk memanggilnya Mommy, sementara Vivienne mereka panggil Mother. Hal ini bikin hidup Julia terasa lengkap. Dia bisa saja kehilangan dua anak, tetapi dia mendapat dua anak juga sebagai gantinya. "Mom, aku jauh lebih kuat dari pada Jim." Seruan si bungsu terdengar lagi.Julia balas melambai sembari meneriakkan kata-kata penyemangat. Saat perahu makin jauh berlayar, barulah dia melirik pesan yang sudah sejak tadi singgah di gawainya. Pengirim pesan ini adalah Luke. [Dear July, aku bangga dengan pencapaianmu. Kulihat beberapa bukumu mas

  • Menjadi Ibu Pengganti Anak Kembar Milyuner Tampan   Bintang yang Bersinar Terang

    Besok paginya, setelah memutuskan dengan penuh pertimbangan, Julia berangkat bersama Jhon. Saat akan naik ke mobil, Olivia tak hentinya menangis seraya berpesan. "Kalau suatu saat nanti hidupmu tak baik-baik saja, kembalilah kemari. Bibi akan selalu menerima."Tak ada yang bisa diucapkannya selain memeluk Olivia lebih erat. Setelah keduanya selesai melepas haru, Jhon pun pamit pada Olivia. "Kami pergi dulu. Di masa mendatang, kami akan berkunjung lagi."Usai berpamitan, mobil pun menderu, meninggalkan rumah pertanian semakin jauh. Julia terus menoleh ke belakang, hingga rumah tempatnya lahir dan menghabiskan masa muda, lenyap dari pandangan. "Kau sedih, Sayang?" tukas Jhon. "Sedikit. Bagaimana pun, aku sudah sebulan tinggal di sana.""Kapan-kapan kita kemari lagi."Jauh dalam hatinya, Julia tahu bahwa janji ini sulit ditepati. Begitu kembali ke Manhattan, sudah pasti Jhon akan kembali jadi robot gila kerja.

  • Menjadi Ibu Pengganti Anak Kembar Milyuner Tampan   Pulang ke Rumah

    Sudah lewat waktunya makan siang saat mereka sampai di sana. Suasana agak gelap karena tempat yang mereka datangi tertutup pepohonan besar. "Jadi, tempat ini yang kau maksud?" tanya Jhon seraya memandang sekelilingnya takjub. "Tentu saja. Waktu kecil, aku sering bersembunyi di sini agar tak disuruh mencuci piring."Dengan gesit, Julia masuk ke dalam celah bebatuan tersembunyi, lalu duduk pada ceruk yang dalam. Tak butuh waktu lama bagi Jhon menyusul sang istri. Pria itu langsung duduk di sisi Julia dan melanjutkan asmara yang sempat terjeda. Api kerinduan membuat keduanya terbakar gairah. Beberapa saat berselang, ketika mereka terbaring bersimbah peluh, barulah hasrat yang menggelora itu padam. "Terima kasih, Sayang." Jhon berbisik lembut seraya mengecup kening istrinya. Perlakuan yang begitu manis membuat Julia makin larut dalam dekapan Jhon. Hari ini, dia mempertaruhkan segenap keyakinan demi bisa mereg

  • Menjadi Ibu Pengganti Anak Kembar Milyuner Tampan   Kencan di Tengah Hutan

    Kata-kata bibinya tempo hari masih terngiang di benak Julia. Meski demikian, hatinya masih dilema, antara kembali ke Manhattan atau menetap di tanah kelahiran. Saat ini, dia sedang serius menekuni laptopnya, namun jumlah kata yang diketik pada jendela aplikasi, tak bertambah satu huruf pun. Alih-alih berpikir, dia malah sibuk berandai-andai, bagaimana jadinya jika dia tak bersama Jhon lagi untuk selamanya. Dia menarik nafas kesekian kali, dalam upaya sia-sia untuk mengumpulkan niat menulis. Tetapi, belum sempat terlaksana, deru halus mobil terdengar di pekarangan rumah, diikuti Ketukan pada daun pintu sejurus kemudian. "Siapa?!" serunya seraya beranjak dari duduknya. Orang asing yang berdiri di balik sana tidak menyahut. Hal ini bikin Julia was-was, sebab bukan cuma sekali dia nyaris mati dalam percobaan pembunuhan. "Siapa di sana?" ujarnya lagi. Kali ini lebih keras dari yang tadi. Ketika tamu tak diundang ini bu

  • Menjadi Ibu Pengganti Anak Kembar Milyuner Tampan   Mencintai Lebih Dalam

    "Papa, aku datang hari ini... ."Tangis Julia tak bisa dibendung saat berkunjung ke pusara laki-laki yang sangat dia kasihi. Pada nisan yang usang, tertulis nama Sebastian Hernandez beserta tahun kelahiran dan kematian. Sedangkan di baris paling akhir tertera kutipan ayat kitab suci : Segala jalan Tuhan adalah kasih setia dan kebenaran bagi orang yang berpegang pada perjanjianNya dan peringatan-peringatanNyaJulia tersenyum getir. Menjelang kematiannya, Sebastian memang kerap menyendiri di kamar, mengerjakan entah apa. Dan saat ajalnya tiba, Julia hanya menemukan tubuh yang terbujur beserta ayat yang ditandai dengan stabilo kuning pada kitab yang terbuka di sebelah tubuh kaku sang ayah. Apakah ayahnya tidak berpegang pada perintahNya sehingga Dia tidak menunjukkan belas kasihan? Pertanyaan ini berputar-putar di benak Julia untuk waktu yang lama, tetapi hingga detik ini dia belum menemukan jawaban. "Ah, Papa." Dia be

  • Menjadi Ibu Pengganti Anak Kembar Milyuner Tampan   Mati Rasa

    Dua pasang mata saling tatap, mencoba menyelami pikiran masing-masing. Sudah sepuluh menit berlalu, namun belum ada yang mulai bicara. Saat keheningan makin canggung, Jhon akhirnya menyerah. "July... kau sudah makan?"Dari begitu banyak kalimat yang mau diucapkan, yang keluar justru yang paling garing. Jhon langsung menyesal begitu mengatakannya. "Sudah."Hatinya melonjak girang saat Julia menyahut. Walau bukan jawaban paling ramah, setidaknya sudah mau bicara. Harap-harap cemas, Jhon melanjutkan lagi. "Kau mau keluar? Udara segar bisa bikin kesehatanmu cepat pulih."Julia tak mengangguk, tetapi bahasa tubuhnya menunjukkan bila dia tak keberatan. Jhon bergegas melepas selang dari kantung cairan infus, lalu memapah Julia ke atas kursi roda. Hatinya sakit saat menyadari betapa ringkih badan istrinya. Sudah memasuki musim gugur, namun udara di luar masih agak dingin. Jhon melepas coat panjangnya, lal

  • Menjadi Ibu Pengganti Anak Kembar Milyuner Tampan   Pertarungan Terberat

    Jhon membuang nafas berkali-kali. Sudah seminggu Julia tak mau bicara. Setiap kali dia datang, istrinya cuma diam lalu memalingkan wajah. Sebagai pria, Jhon tak keberatan jika istrinya marah atau bahkan memukulnya. Tetapi sikap diam adalah sesuatu yang tak bisa dia pahami. "Kau punya pacar, Tim?"Pria muda yang tengah merapikan beberapa berkas itu terperangah. Tak biasanya sang atasan membahas masalah pribadi. "Punya, Mr Westwood.""Kalau begitu, apa yang kau lakukan saat dia marah?" selidik Jhon terang-terangan. Kegiatan merapikan berkas jadi terhenti. Tim menatap bos-nya serius. "Anda bertengkar dengan nyonya Westwood?""Jawab saja pertanyaanku.""Biasanya aku membujuknya. Kalau tak berhasil juga, kudiamkan saja beberapa saat. Mungkin dia butuh waktu untuk berpikir."Meski tak menyahut, Jhon mencatat penjelasan Tim dalam benaknya. Apakah benar bahwa Julia butuh waktu sendiri? Kalau begit

  • Menjadi Ibu Pengganti Anak Kembar Milyuner Tampan   Pergilah

    Sementara itu, Jhon tak kalah panik di mansion. Dia lalu-lalang seperti cacing kepanasan. Tiap sebentar, ponselnya berdering menyampaikan info terbaru pelacakan Julia. Apa yang membuat kepalanya hampir pecah adalah kenyataan bahwa si kembar juga nyaris diculik dari sekolah. Kalau saja pihak keamanan lengah sedikit, Jim dan Jill akan bernasib seperti Julia. "Sudah dapat jejak terakhir GPS-nya?" Dia kembali bicara pada seseorang lewat panggilan telepon. "Sudah, Bos. Sekitar dua kilometer ke arah timur laut.""Baik. Lacak semua kendaraan yang melintas, dan kabari aku kalau sudah dapat titik terangnya."Begitu panggilan usai, Jhon kembali menghubungi nomor lain. Kali ini dia meminta orang tersebut mencari semua gambar yang sempat tertangkap kamera pengawas di sepanjang jalur yang mungkin dilewati Julia. Selanjutnya, dia juga menghubungi orang lain untuk melacak nomor taksi yang ditumpangi Julia siang tadi. Begitu juga dengan mobi

  • Menjadi Ibu Pengganti Anak Kembar Milyuner Tampan   Jangan Bunuh Anakku

    Jhon menatap kejauhan, lewat terali jendela yang terbuka, dia bisa melihat keramaian di bawah sana. Meski raga bersama Julia, pikirannya mengawang entah kemana. "Jhon, kau tak percaya padaku?"Suara Julia terdengar lagi, lebih memelas dari sebelumnya. Jhon sungguh tak tega, dia hendak merengkuhnya dalam dekapan. Namun, sebagian besar dari dirinya menolak. Rasa trauma akibat perbuatan Vivienne, membekas sangat dalam. Sekarang, dia baru sadar bahwa dirinya pun belum lepas sepenuhnya dari bayang-bayang masa lalu. "Akan kuminta Tim mengantarmu. Kurasa kita perlu menenangkan diri," ujarnya lelah. "Tidak, Jhon. Aku tak punya apapun untuk disembunyikan. Aku tak butuh menenangkan diri. Aku butuh kepercayaanmu," sahut Julia keras kepala.Saat melihat Jhon bergeming, akhirnya dia menyerah. Wanita yang tengah hamil empat bulan itu mengambil tas-nya lalu beranjak pergi."Aku naik taksi saja."Dia sengaja berja

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status