Share

Bab 5

Menjelang malam, anakku dan keluarganya membawa pulang Sandi yang sudah tidak demam lagi.

Sandi terlihat lebih tua setelah sakit, tidak ada semangat di wajahnya.

Anakku masih menyimpan rasa kesal karena aku memukulnya. Dia hanya diam dengan wajah cemberut.

Hanya menantuku yang menyapaku, sementara cucu perempuanku berlari mendekat dan memanggilku dengan manis.

"Nenek, jangan pisah dari Kakek, Rara mau kita semua bahagia bersama."

Aku tidak menyangka mereka akan memberi tahu anak kecil tentang masalah rumit ini.

Dengan lembut, kucubit pipi cucuku yang halus, lalu menjawab dengan senyuman.

"Meski Nenek pisah dari Kakek, Nenek tetap akan datang untuk menemuimu."

Anakku mendengus di sampingku.

Sandi tidak dapat menahan diri dan bertanya dengan gigi terkatup, "Apa kamu benar-benar mau seperti ini?"

Menantuku yang melihat suasana tidak baik, segera mengajak anaknya ke dalam kamar untuk bermain.

Setelah cucuku pergi, aku merasa bebas untuk berbicara.

"Karena kita semua ada di sini, mari kita
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status