“Huwaaaa... baba, no oyeh ugi!” (Papa, no boleh pergi) suara nyaring dari tangisan Valerie mengema memenuhi seluruh penjuru ruang televisi.
Bocah 1 tahun itu duduk dipangkuan Andreas dan memeluk perutnya erat-erat dengan wajah penuh air matanya yang ditenggelamkan didada Andreas, membuat peia itu tak bisa berbuat apa-apa.
“Vava... dokter Andre harus pergi kerja, kamu sama mama aja, ya?” Athena mengulurkan kedua tangannya, membujuk Valerie agar mau beralih ke gendongannya.
Namun, tangis Valerie justru kian kencang. Beberapa kali ia terlihat menggosok-gosok wajanya pada dada Andreas untuk sekadar menyeka wajahnya yang basah oleh air mata.
“No enda! Baba no oyeh ugi!” (No enggak! Papa no boleh pergi!” teriak Velarie parau disela-sela tangisannya.
Mendengar kalimat yang tak jelas itu, membuat Athena hanya bisa menghembuskan napas berat dan kembali menarik uluran tangannya. Kemudian, Athena pun menatap Andreas d
"Ada apa? Ketawanya kedengaran geli banget, " tanya Andreas yang ikut terkikik mendengar suara tawa Valerie yang begitu renyah.Athena menoleh untuk sekadar mendapati Andreas yang bersandar pada bingkai pintu, sementara wajahnya menyunggingkan senyuman lebar sampai-sampai matanya menyipit, terutama saat melihat bagaimana Valerie terus berlarian ke sana kemari sambil terus tertawa-tawa mengerjai Athena.Walaupun sebenarnya, cara lari Valerie bahkan belum sepenuhnya aman. Sesekali ia bahkan terhuyung, dan jatuh terduduk."Saya mau pakein Valerie popok, tapi dia malah ngerjain Mamanya, " jawab Athena mengeluh dengan napas yang sedikit terengah. Andreas terkekeh geli."Itu dia lagi cari perhatian sama kamu. Dia pengen main," kata Andreas.Athena menghembuskan napas berat lalu berkacak pinggang berpura-pura marah pada Valerie."Anak manis gak boleh begitu sama Mamanya," uca
Aku sudah lama mati. Dulu sekali sebelum dan sesudah kita bertemu.Aku yang sekarang di depanmu sudah tak mengenalmu.(Athena Salindri )***"Anda baik-baik aja, tuan?" tanya Ismail yang melihat ke arah Brian melalui kaca spion di atas kepalanya.Brian mengerjapkan matanya beberapa kali, lalu kemudian mengangguk kecil setelah ia tersadar dari lamunannya."Iya, aku pikir juga begitu, " jawabnya."Tapi tuan kelihatan banyak melamun. Apa perjanjian kerja samanya gagal? " Ismail bertanya lagi."Bukan itu. Kerjasamanya berjalan lancar, hanya saja ada sesuatu yang mengganggu pikiranku-" Brian menatap ke arah Ismail lekat-lekat. "Sebelumnya, apa kau tahu siapa pemilik sebenarnya dari Hilton Strategy? Maksudku latar belakangnya. ""Setahu saya, perusahaan itu milik Andreas Hilton. Dia dokter spesialis bedah, dan punya ru
Kalo mereka berlagak jadi Tuhan sampai berani ingin merenggut nyawa saya... saya bisa jadi iblis. Saya bakal buat mereka sengsara. Mereka bakal binasa.(Athena Salindri)***"Fasenya emang seperti itu, Athena. Gak ada yang bener-bener bisa sembuh, apalagi bisa kembali baik-baik aja setelah mengalami kejadian traumatik seperti apa yang sudah kamu alami. Kamu butuh waktu lagi untuk sembuh, apa gak bisa misi balas dendamnya ditunda dulu?" papar Andreas lalu membubuhkan sedikit kalimat bujukan.Saat itu, Athena yang tengah tenang menyesap teh hangatnya pun langsung menggelengkan kepalanya.“Gak bisa, dokter. Ini kesempatan saya buat cepet-cepet balas dendam,” tegas Athena.Ia mengangkat wajahnya, menatap lurus ke arah taman di pekarangan mansion Andreas yang tampak temaram dibawah naungan langit malam gelap gulita. Beberapa lampu taman yang dipasang dalam jarak renggang, tak begitu memberikan
Walaupun sempat terhenyak karena baru pertama kalinya mendengar kalimat kasar dari seorang perempuan, apalagi seorang pemimpin perusahaan besar, pada akhirnya Brian pun tegelak.Hanya tawa kecil yang terdengar sumbang."Bilang pada Bu Aleah Dominique kalau aku akan kembali lagi besok, " kata Brian datar, seraya mengulurkan gagang telepon itu pada sang resepsionis yang terlihat begitu segan dan malu pada Brian.Tentu aja. Pastinya resepsionis itu pun bisa mendengar suara sinis dari atasannya itu yang memang diucapkan dengan volume keras."Ng... baik pak," jawabnya canggung lalu kemudian memaksakan wajahnya untuk tersenyum ramah, mengiringi langkah Brian yang melenggang pergi dari area lobi Hilton Strategy.Beberapa pasang mata menatap kasihan pada punggung Brian yang pergi menjauh, seolah Brian adalah pria malang hanya karena ia mendapatkan kata-kata yang sangat kasar dari seorang Aleah Dom
"Aku mohon, dengerin penjelasan aku dulu. Kamu salah paham. Ini gak seperti yang kamu pikirin, " pintanya penuh permohonan dan masih terus mencari-cari pembelaan untuk dirinya sendiri.Brian terbahak mendengarnya.Ia menyilangkan kedua tangannya di dada, menatap sinis ke arah Mona dan si pria asing itu secara bergantian.“Aku gak punya waktu,” tukasnya tajam. Ia menatap Mona dingin, lalu mendelik muak. “Menjijikan,” cemoohnya.Kemudian, ia pun berbalik dan berniat melenggang pergi dari kamar itu, ketika Mona buru-buru mencekal kakinya."Aku bisa jelasin, Brian... tolong dengerin dulu," ucapnya lagi. Ia memasang wajah memelas, dan terus memohon pada Brian.Brian mendengus sinis."Kalimat 'Aku bisa jelasin' itu kalimat sejuta umat peselingkuh. Jadi, gak usah repot-repot ngejelasin karena aku pun gak peduli. Gak pernjelasan. Toh, semuanya udah jelas. Kegiatan yang kalian lakukan itu cukup membuatku sad
“Vava,” panggil Athena begitu memasuki rumah.Ia buru-buru melepas sepatu heels miliknya,lalu kemudian berlarian kecil menuju ke arah kamarnya.Pintu terbuka lebar. Namun, Athena hanya mematung di ambang pintu melihat pemandangan yang dilihatnya di dalam kamar sana.Reza.Pria itu ada di dalam kamar, sedang tidur sambil memeluk Valerie, sementara wajahnya sudah penuh coretan spidol dan rambutnya yang diikat kecit-kecil menggunakan karet jepang, membuatnya jadi tampak lucu.“Oh, udah pulang?” sapa sebuah suara seseorang yang berbicara pelan di samping Athena.Ia menoleh,untuk sekadar mendapati Andreas yang berdiri menjulang di sampingnya.“Kakak yang bawa dokter Reza ke sini? Kok bisa?” ujar Athena balik bertanya.Ya, semenjak Andreas mendeklarasikan dirinya sebagai kakak Athena, akhirnya Athena pun memberanikan diri untuk memanggil Andreas dengan panggilan ‘Kakak’.“D
Namun, jika memang tidak akan pernah ada hari esok untuk kita. Tolong beri aku ikhlas paling tabah.(Brian Atmaja)***Seperti mendapat kotoran yang dilempar langsung ke wajahnya,saat ini Brian benar-benar marah dan malu di waktu yang bersamaan.Mona benar-benar membuat harga diri Brian jatuh dan hancur di depan Ismail.Foto Mona yang tanpa busana itu rupanya sudah lama tersebar di internet, terutama untuk situs bodong yang menjajakan pelayanan untuk pemuas nafsu, dan sialnya, Mona jadi salah satu penyedia jasa itu.Mona jadi perempuan yang membiarkan tiap inci tubuhnya ditonton dan sengaja dipamerkan pada pria-pria hidung belang di luar sana.“MONA!” teriak Brian murka.Sambil menggerek kopernya, Brian melenggang masuk ke dalam rumah dengan langkah yang penuh hentakan.Ia membanting kopernya ke sembarangan arah, lalu dengan geram ia melangkahkan kakinya menuju kamara dan membuka pintu kamar itu den
Debar jantung Brian mulai menggila. Bedentum-dentum, membuatnya ia merasa lemas dan gemetar. Semua kenyataan ini membuat hati Brian berdesir perih, seperti diurut dengan sepenuh tenaga.“Tuan baik-baik aja? Biar saya saja yang pergi, tuan lebih baik istirahat dulu. Kalau memaksakan diri, saya takut tuan kenapa-kenapa.” Suara Ismail terdengar begitu mengkhawatirkan Brian.Sementara Brian, tampak beberapa kali menghela napas berat, senelum akhirnya menjawab-“Aku baik-baik saja, aku mau melihat Athena dan Valerie.”Suaranya tercekik di batang lehernya, kentara sekali kalau kabar penemuan mayat yang diduga Athena dan Valerie itu benar-bener mengguncang mentalnya.“Tuan yakin?” tanya Ismail lagi, mencoba memastikan.“Iya.”Setelah mendengar pernyataan itu, Ismail pun hanya bisa mendesah pasrah. Ia kemudian turun dari mobil dan bergegas membukakan pintu mobil untuk Brian.“Tunjuk