Share

Podcast Bryan

Penulis: UmiLovi
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-19 19:24:47

Gadis muda yang pantang menyerah. Bahkan sejak kecil, Zara selalu punya cara untuk membujuk orang lain melakukan apapun yang ia inginkan.

"Maaf, Zara, kapan-kapan saja, ya?" tolak Zane halus, ia tak ingin mengecewakan Zara.

"Tapi beneran, ya!? Aku boleh main-main."

Zane hanya mengangguk ragu, karena ia sendiri tak paham, 'kapan-kapan' yang ia ucapkan itu entah kapan akan terlaksana. Zane merasa sungkan karena ia menganggap apartemen itu bukan miliknya, meskipun Ronald telah mengatasnamakan apartemen itu atas namanya.

Menjelang sore, setelah selesai berdiskusi dengan beberapa reporter yang besok akan bertugas bersamanya, Zane akhirnya memutuskan untuk pulang. Ia masih harus berbelanja kebutuhan rumah dan dapur di supermarket, tak mungkin menunggu Belle melakukan tugas itu karena ia tahu betul Belle bahkan tak bisa membedakan mana kecap dan saus.

Saat sedang asyik memilah sayuran, percakapan diantara dua orang gadis belia -yang kebetulan berjalan melewatinya, membuat fokus Zane te
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menikahi Pria Asing   Club Pasutri Bahagia

    Belle baru saja menyelesaikan meetingnya dengan tim pemasaran ketika Josh menghampirinya dan memintanya untuk datang ke restoran langganan Ronald untuk makan malam nanti. "Aku nggak janji, Josh! Aku sudah ada acara," tolak Belle sembari terus berlalu menuju ruangannya. "Tapi, Tuan Zane juga akan datang, Nona."Langkah Belle terhenti. Pria konservatif itu akan datang juga? "Tuan Ronald pasti akan marah jika anda menolak untuk datang." "Baiklah, aku akan datang! Sampaikan saja sama Papa." Dan, setelah melewati kemacetan yang cukup parah, akhirnya Belle sampai di lokasi, di mana Ronald dan Zane sudah menunggunya. Tadinya, keduanya sedang asyik mengobrol hingga saat kedatangan Belle akhirnya membuat ekspresi wajah Zane berubah kaku, seperti biasanya. "Duduklah, Belle!" perintah Ronald sambil menunjuk kursi di sebelah menantunya. Seorang pelayanan kemudian mendekat, membantu menarik kursi dan mempersilahkan Belle untuk duduk di samping Zane. Setelah Belle menghempaskan dirinya di si

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-20
  • Menikahi Pria Asing   Clicbait Menyebalkan

    "Camera one, stand by! Camera two, take!" Teriakan demi teriakan yang di ucapkan oleh produser silih berganti terdengar. Zane mulai membiasakan diri untuk belajar di suasana kerja yang baru. Bila sebelumnya ia bebas berekspresi selama bertugas di lapangan, kini tak lagi sama ketika Zane harus bekerja di dalam studio. Semua yang ia rekam harus sesuai dengan arahan produser, bergantian dengan beberapa kameramen lain yang juga bersiaga. "Camera one, take!" teriak produser dengan lantang. Zane, yang kali ini bertugas di belakang kamera satu, mulai menyorotkan lensanya pada seorang host yang tengah membawakan acara bincang-bincang santai bersama artis-artis yang sedang naik daun. Bukan acara siaran langsung seperti yang biasa Zane rekam, acara kali ini merupakan acara taping yang dikerjakan beberapa hari sebelum tayang di televisi. Setelah kurang lebih dua jam berkutat di belakang kamera, akhirnya pekerjaannya pertamanya rampung. Zane menyerahkan hasil rekamannya ke ruang VTR lantas

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-20
  • Menikahi Pria Asing   Demi Nama Baik

    Selama ini Zane berpikir bila Belle selalu menghabiskan waktunya bersama Bryan seusai pulang dari kantor. Namun, kenyataannya tak setiap malam Belle melakukan hal itu. Karena jadwal Bryan yang seringkali sibuk, Belle akhirnya menghabiskan malamnya dengan nongkrong di cafe hingga larut malam. Bukan tanpa alasan Belle melakukan hal itu, ia hanya tak suka terlalu banyak menghabiskan waktu di apartemen. Sejak tinggal bersama Zane, terkadang Belle merasa jiwanya tak lagi sama. Seperti ada sosok lain yang muncul setiap kali Belle mengobrol bersama Zane, sosok yang rapuh dan ingin Belle kubur dalam-dalam. Entahlah, padahal belum sebulan mereka saling mengenal, tetapi Zane nampaknya telah berhasil menyentuh sisi terlemah dari mental Belle yang mati-matian ia sembunyikan dari siapapun. Bahkan Bryan yang telah menjalin kasih selama tiga tahun, tak pernah tahu jika Belle memiliki phobia pada kedalaman air. Dan, Zane yang baru saja menginjakkan kakinya di hidup Belle, justru telah berhasil memba

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-20
  • Menikahi Pria Asing   Dikawal Josh

    "Brengsek!" umpat Belle kesal setelah Zane menghilang di balik pintu. Memangnya siapa yang berkuasa di apartemen ini? Kenapa justru Zane yang memaksanya melakukan apa yang pria itu inginkan! Menjaga nama baik? Menjaga kesehatan Papa? Tanpa perlu diingatkan oleh Zane, Belle sudah tahu batasannya. Itulah mengapa ia tak pernah mau berkencan di tempat umum bersama Bryan, kecuali di cafe Jeremy. Dulu, ia merahasiakan hubungannya dan Bryan demi popularitas pria itu. Dan sekarang pun, ia masih harus merahasiakan hubungan mereka karena pernikahan sialan ini! Sambil terus menggerutu, Belle mengayunkan langkahnya ke dapur. Berteriak membuat tenggorokannya kering, pun dadanya berdebar kencang tak terkontrol. Usai meneguk segelas air, Belle menatap nanar ke dalam kulkas yang penuh terisi bahan makanan. Apakah Zane yang membelinya? Padahal kemarin lusa Belle tak menemukan sayuran di dalam kulkas itu. Mengingat Zane sangat suka memasak, bisa jadi memang dia yang membeli bahan-bahan masakan itu

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-28
  • Menikahi Pria Asing   Pekan Pertama Di Club Pasutri Bahagia

    "Kita mau ke mana, Josh?" Josh sekilas melirik sang majikan dari kaca spion dan berujar, "tentu saja ke lokasi club itu diadakan pekan ini, Nona.""Aku juga tahu! Tapi kenapa kamu malah ke luar dari kota." "Karena lokasinya ada di pedesaan yang tenang. Dua hari ini kegiatannya di sana." Belle menghembuskan napasnya panjang, ia menoleh pada Zane yang bergeming dan malah menikmati pemandangan di luar jendela. Ingin rasanya Belle memprotes, tetapi ia tak bisa berkutik karena masih kesal pada Zane. Tak lama, mobil pun masuk ke sebuah halaman yang luas dengan bangunan besar di tengah-tengahnya. Sudah ada beberapa mobil lain terparkir di sana. Sepertinya Belle dan Zane adalah peserta terakhir yang datang. Josh lebih dulu masuk ke bangunan itu, diikuti oleh Zane dan kemudian Belle yang berjalan dengan malas di barisan belakang. Josh nampak berbincang dengan seseorang di depan pintu, kemudian orang itu tersenyum pada Zane. "Selamat datang, Suami Hebat! Mari kita isi daftar hadir dulu!"

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-28
  • Menikahi Pria Asing   Seperti Dua Potongan Puzzle

    "Selamat datang kembali untuk kalian semua, Pasangan Penuh Cinta!" Trias menyambut kembali semua pasutri yang sudah duduk di kursi masing-masing. "Bagaimana kegiatan hati ini? Berkesan sekali, bukan? Ini baru hari pertama! Hari-hari berikutnya pasti lebih seru!" Hampir semua pasutri bertepuk tangan dengan antusias. Belle dan Zane saling tatap dan akhirnya ikut bertepuk tangan dengan canggung. "Sebelum saya meminta kalian untuk maju dan menceritakan kembali momen berkesan kalian, terlebih dahulu silahkan kalian memotong jawaban dari pertanyaan nomor enam, dan masukkan ke dalam amplop kecil yang ada di scrapbook." Trias memberi instruksi pada seluruh pasangan. Mereka pun mulai menggunting jawaban dari pertanyaan terakhir dan melipatnya. "Jangan tunjukkan jawaban kalian pada pasangan! Ingat, soal nomor terakhir adalah rahasia yang baru bisa kalian buka jika pertanyaan tersebut terjadi di kehidupan kalian. Tapi amit-amit, ya! Jangan sampai kejadian!" seru Trias dengan serius. "Baiklah

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-28
  • Menikahi Pria Asing   Waspada

    Debaran hangat yang sesaat lalu sempat Belle rasakan, kini berganti gemuruh kencang saat sepasang suami istri yang lain kini maju menggantikannya. Tatapan Belle terus tertuju tajam pada sosok pria yang berjalan sambil menggandeng tangan pasangannya. Tidak, Belle tidak salah lihat. Pria itu adalah Jeremi, sahabat Bryan!"Damn!" desis Belle sembari menunduk dan menutupi wajahnya dengan rambut. Namun, sesaat kemudian Belle tersadar, percuma ia bersembunyi karena Jeremi pasti sudah melihat kemesraannya dengan Zane tadi. Sial sekali, mengapa Jeremi harus ikut club ini juga! "Kamu mengenal mereka?" tanya Zane lirih sembari mendekat ke telinga istrinya. Dari cara Belle menatap pasutri itu, terlihat jelas jika Belle tak nyaman dan gelisah. Dengan cepat, Belle menggeleng. Namun, beberapa detik kemudian ia mengangguk ragu. Entah, Belle sendiri bingung bagaimana harus menjelaskan pada Zane tentang status Jeremi! "Jadi, kamu mengenalnya atau tidak?" "Nggak! Aku nggak kenal mereka!" tukas B

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-29
  • Menikahi Pria Asing   Bukan Satu-Satunya yang Menderita

    "Zara?" cicit Zane heran, sesaat setelah ia berbalik dan mendapati sosok perempuan muda yang beberapa hari ini selalu mengekor padanya di kantor. "Ngapain kamu di sini?" tanya Zane bingung. Zara lantas mengangkat paperbag yang ia jinjing dan menunjukkan tas itu pada Zane. "Aku habis dari kantor barusan! Mbak Lintang minta tolong sama aku buat standby selama Mas Zane libur.""Jadi kamu yang gantikan aku selama aku dikasi libur?" Zane bertanya lagi dengan iba, dan dengan mantap, Zara menganggukkan kepalanya. Kebijakan baru yang ia dapatkan setelah menikah, nampak tak adil bagi sebagian karyawan seperti Zara. Di saat karyawan lain harus tetap standby di kala weekend, Zane justru mendapat jatah libur. "Kamu sudah makan? Aku traktir makan siang, mau?" tawar Zane sembari mengedarkan pandangannya ke sekeliling apartemen. "Mau, mau, mau!! Kebetulan aku juga udah laper, sih!" kekeh Zara girang. Dan setelah berdiskusi singkat untuk memilih tempat makan, akhirnya keduanya memutuskan untuk

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-29

Bab terbaru

  • Menikahi Pria Asing   Hadiah dari Tuhan

    Selama prosesi pemakaman, Zane lebih banyak terlibat di dalamnya. Ia turut menggotong keranda Shamilah, ia juga turun ke liang kubur untuk mengantarkan ibunya ke tempat peristirahatannya yang terakhir. Sambil menahan tangis, Zane juga mengadzani jenazah ibunya sebelum akhirnya ia menyampaikan salam perpisahan. "Aku menyayangimu, Ibu. Beristirahatlah dengan tenang, selamat jalan." Hanya kalimat itu yang Zane katakan secara sadar, karena setelahnya ia tak bisa mengingat apapun lagi. Saat kembali membuka mata, ia sudah berada di apartemen dengan beberapa orang mengelilinginya sambil menangis. Belle berulangkali mengucap syukur sambil menciumi suaminya. Amanda dan Rio bahkan saling berpelukan penuh haru tak jauh dari mereka. Ronald, masih dengan mata yang basah, ikut mendekat dan memeluk menantunya. "Stay strong, Nak. Kamu sudah melakukan yang terbaik untuk mendiang Ibumu. Dia pasti sangat bangga padamu, Zane." Setetes air mata lolos kembali dari sudut mata Zane, mengingat ibunya mas

  • Menikahi Pria Asing   Selamat Jalan, Ibu

    Malam itu juga, Zane meminta bantuan pada Rio untuk mencari tahu di mana ibunya berada.Tak mungkin Zane menghubungi mertuanya karena ia tak ingin mengganggu istirahat Ronald. Dengan mengerahkan segala kemampuannya, Rio akhirnya mendapat nama rumah sakit di mana Shamilah saat ini tengah dirawat. Bersama Belle, Zane akhirnya berangkat menuju rumah sakit tersebut. Ia tak ingin menyia-nyiakan waktu, Zane takut ibunya keburu pergi seperti nenek Lila dulu. Dan benar saja, saat Zane berlari menyusuri lorong tempat Shamilah dirawat, beberapa orang suster nampak keluar dari ruangan itu dengan wajah panik. Rasanya sekujur tubuh Zane memanas detik itu juga, ia sontak berlari semakin cepat dan meringsek masuk ke kamar di mana ibunya berada. Wajah pucat itu, sedang berusaha keras bernapas melalui selang oksigen di hidungnya. Air mata Zane kembali menetes ketika dilihatnya tubuh ibunya mulai kesusahan untuk menghirup oksigen itu. "Ibu..." Zane mendekat tanpa mempedulikan beberapa orang suster y

  • Menikahi Pria Asing   Surat Misterius

    Teruntuk anakku tersayang, Zanendra Aditya. Saat kamu membuka surat ini, mungkin perasaanmu pada Ibu masih sama. Benci, marah, dan kecewa pasti masih kamu rasakan hingga saat ini. Tapi, melalui surat ini ijinkan Ibu untuk menjelaskan padamu beberapa hal yang tidak sempat Ibu katakan malam itu. Zane, demikian kamu dipanggil oleh mereka yang menyayangimu, nama indah yang berarti hadiah/ berkat dari Tuhan. Semua yang mengenalmu pasti akan menyayangimu, dan Ibu bersyukur akan hal itu. Zane yang kini tumbuh menjadi pria dewasa yang hebat dan penyayang, Ibu bangga pernah menjadi bagian dari masa kecilmu. Anakku, Zanendra anakku, bocah kecil yang selalu menemani Ibu tidur dan memeluk Ibu setiap malam, maafkan Ibu yang telah membuatmu trauma seperti ini. Seandainya bisa memutar kembali waktu, seandainya Ibu masih memiliki kesempatan untuk memperbaiki semuanya dari awal lagi, mungkin Ibu akan membawamu pergi tanpa harus membunuh pria itu. Agar kita bisa melalui masa berat itu berdua, agar I

  • Menikahi Pria Asing   Malam Penuh Gairah (18+)

    Selama proses pemulihan dari operasinya, Zane selalu mendampingi Belle tanpa sekalipun beranjak meninggalkannya. Zane menepati janjinya untuk selalu siaga 24 jam demi memastikan istrinya baik-baik saja. Kembali pulang ke tanah air, Bik Asih menyambut kedatangan majikannya dengan penuh sukacita. Pun Ronald tak bisa menyembunyikan kebahagiaan dan rasa syukurnya ketika mendapati putrinya telah bisa melihat seperti dulu kala. "Papa akan mengadakan acara syukuran dan mengundang anak-anak yayasan untuk datang. Kesembuhanmu patut dirayakan, Belle," ujar Ronald berjanji. Belle hanya menanggapinya dengan senyuman dan anggukan, meskipun penglihatannya belum sepenuhnya jernih melihat objek di depannya, tetapi Belle tetap bersyukur kini ia bisa melihat orang-orang yang ia sayangi. "Di mana Zane? Apa dia belum pulang dari kantor?" Pandangan Ronald mengedar mencari sosok menantunya. "Zane akan segera kembali, Pa. Tadi habis mengantarku pulang, dia langsung ke kantor karena ada meeting penting

  • Menikahi Pria Asing   Kembalinya Ingatan dan Penglihatanku

    "Apa sudah selesai anda menghina saya, Nona?" "Saya terima nikah dan kawinnya Belle Ivy Janata binti Ronald Janata dengan mas kawin tersebut tunai.""Saat kita berpisah nanti, apakah aku masih boleh mengunjungi papamu?""Karena pohon ini akan tetap tumbuh meskipun dia tidak disiram dan tidak dirawat dengan baik. Sama sepertiku." "Bahkan sampah yang tidak berguna, bisa bermanfaat di tangan orang yang tepat. Aku salah satu sampah itu, dan ternyata orang yang tepat bukanlah kamu.""Kalo kamu bisa melakukannya dengan Bryan, lalu kenapa kamu tidak mau melakukannya denganku?" "Itu gajiku bulan ini.""Satu-satunya perempuan yang akan melakukan hubungan badan denganku hanya kamu, Belle!" "Ya sudah, maaf ya, Istriku. Aku janji kalo suatu saat kamu sakit, aku akan jagain kamu 24 jam sampai kamu sembuh." "Zane ..." Kilasan kejadian demi kejadian lewat secara bergantian di ingatan Belle. Semuanya tentang Zane, sejak pertama kali mereka bertemu hingga ingatan terakhirnya sebelum kecelakaan

  • Menikahi Pria Asing   Hari Besar itu Tiba

    Seperti yang sudah dinanti-nantikan, akhirnya hari itu tiba jua. Ronald mengantar Belle dan Zane di bandara seperti biasanya. Kali ini, Rio ikut menemani bosnya karena Zane butuh seseorang untuk menemani dan menenangkannya selama Belle dioperasi. Tak banyak halangan yang berarti, bahkan semua berjalan dengan sangat lancar. Cuaca pun seakan merestui sepanjang Zane landing di Singapore dan tiba di hotel. Karena operasi masih dilakukan besok, jadi Zane dan Belle masih punya waktu untuk istirahat. "Aku penasaran, kenapa beberapa hari ini kamu selalu memakai kalung itu?" Zane memperhatikan kalung sederhana berliontin permata kecil di leher istrinya. Dengan penuh perasaan, Belle menyentuh bandul permata pemberian Milah dan tersenyum mengingat momen terakhirnya bersama sang mertua. Sewaktu Belle meminta tolong pada Milah untuk memasangkan kalung itu dilehernya, wanita itu menangis penuh haru dan bahagia. Dia bahkan memeluk dan mencium Belle sebelum akhirnya benar-benar pergi. "Belle, k

  • Menikahi Pria Asing   Kabar Baik

    "Benarkah?" Belle memekik girang ketika Zane mengabarinya bahwa minggu depan ada donor kornea yang tersedia untuknya. Dengan senyuman lebar, Zane mengangguk dan memeluk istrinya dengan erat. "Benar. Kamu harus banyak-banyak istirahat dan jangan terlalu capek mengurusiku.""Cih, terus siapa yang mau ngurusin kamu kalo bukan aku?" ledek Belle sembari menjulurkan lidah. "Sepertinya ide Amanda tidak terlalu buruk.""Maksudmu!?" Belle mendelik dan mendorong tubuh suaminya yang betah memeluknya sejak tadi. "Coba saja kalo berani!""Kenapa harus takut!?""Oh, jadi begitu!? Kamu sekarang sudah berani meladeni tantangan dariku?" Zane hanya tertawa menanggapi omelan istrinya. Ia menghujani Belle dengan ciuman dan menggendongnya ke atas ranjang. Ia pandangi wajah dengan bibir manyun itu dengan gemas. "Bagaimana bisa aku cari wanita pengganti kalo istriku secantik ini? Bahkan meskipun dia menolak mengandung anakku, aku akan menunggu dia sampai siap, selama apapun itu." "Zane." Belle memoton

  • Menikahi Pria Asing   Double Date

    Bukan tanpa alasan Rio bertanya tentang Amanda pada bosnya. Tadinya, ia hanya iseng agar Zane berhenti melamun. Namun, Zane justru menanggapi pertanyaan itu dengan serius dan mengajaknya untuk makan malam bersama. Sungguh, Rio merasa serba salah dan bingung untuk memutuskan. "Besok malam Amanda ada waktu. Kita akan makan malam di restoran favorit istriku, bagaimana?"Wajah Zane yang sesaat lalu terlihat murung, kini kembali ceria usai menelepon Amanda untuk mengajaknya makan malam. Mau tak mau, Rio akhirnya mengangguk dengan sangat terpaksa. "Ya sudah, cepat keluar dan selesaikan pekerjaanmu," usir Zane sembari bersiap membuka berkas yang menumpuk di mejanya. Dengan langkah lebar, Rio bergegas pergi sembari mengutuk dirinya sendiri. Nasi sudah menjadi bubur, ia tidak mungkin menarik kembali ucapannya mengingat Zane sangat menjaga Amanda seperti adiknya sendiri. Bisa-bisa Rio babak belur jika Zane tahu bila ia hanya iseng bertanya tentang Amanda. Keesokan hari, Zane menyelesaikan p

  • Menikahi Pria Asing   Move On

    Kehadiran orang-orang yang peduli dan menyayanginya, membuat Zane perlahan bangkit dan move on dari momen menyakitkan yang ia alami seminggu yang lalu. Kini, Zane sudah mulai ngantor setelah berhari-hari meliburkan diri dan menikmati waktu berdua dengan Belle di apartemen. Keduanya saling menguatkan dan menghibur satu sama lain, Zane mulai bisa tersenyum kembali setelah sebelumnya selalu murung dan merenung sendiri. "Permisi, Pak. Ada Pak Ronald di luar." Rio meringsek masuk ke dalam ruangan kerja bosnya. "Beliau ingin menemui anda."Dengan dada yang mulai terasa sesak kembali, Zane lantas menutup map di hadapannya dan berkata, "persilahkan beliau masuk, Rio."Tak seberapa lama setelah Rio keluar, Ronald pun muncul dengan wajah tak terbaca. Tak ada senyuman, tak ada raut kesedihan. Baru kali ini Zane melihat wajah tanpa ekspresi itu nampak di raut mertuanya. Dengan tanggap, Zane bangkit dan mempersilahkan Ronald untuk duduk di sofa panjang tak jauh dari meja kerjanya. Ia paham, Rona

DMCA.com Protection Status