Share

Bersekongkol

Penulis: UmiLovi
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-29 18:01:04

Beberapa hari sebelum family gathering itu dimulai, Belle baru saja tiba di kantor ketika ponselnya berdering tiada henti. Ia merogoh gawai canggih keluaran terbaru di dalam tas sembari berjalan menuju kursinya. Ketika sebaris nama yang ia tunggu muncul di layar, senyumnya merekah lebar.

"Hai, Bryan!"

"Beb, maaf. Kemarin aku super sibuk sampai nggak sempat pegang hape sama sekali. Huft!" keluh Bryan diujung sana. "Apa kamu sudah di kantor?"

"Iya, ini baru sampai." Belle meletakkan tasnya di meja dan menghempaskan pantatnya di kursi. "Apa hari ini kamu nggak sibuk?"

"Sebenarnya masih, sih! Tapi kesibukanku dimulai nanti setelah jam dua belas siang. I miss you, Belle," decit Bryan sendu.

"I miss you too, Bryan. Betewe, apa kamu sudah membaca pesanku? Aku butuh nomer Jeremy."

"Untuk apa?"

"Ada sesuatu yang ingin aku tanyakan sama dia. Bisa kirimi aku nomornya?" sela Belle cepat.

"Baik, aku kirim sebentar lagi. I miss you so much, Belle!" Sekali lagi, Bryan menegaskan perasaannya. "Sep
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menikahi Pria Asing   Apa Iya Cemburu?

    "Tanya apa?" Belle mengalihkan tatapannya pada Zane yang masih berdiri tak jauh dari ranjang. "Mau tanya soal Bryan?" tebaknya. Zane mengangguk samar. Sebenarnya tanpa bertanya pun, Zane sudah tahu jawabannya. Hanya saja, dia ingin memastikan kembali dan terus menyangkal perasaannya sendiri. "Kamu sudah tahu sebelumnya?" ulang Zane getir. Sambil tersenyum penuh misteri, Belle lantas berdiri dan menghampiri Zane. Ia berjalan memutari tubuh jangkung suaminya itu dengan langkah perlahan. "Iya, kamu benar, Zane. Aku sudah tahu kalo Bryan akan mengisi acara di ulang tahun kantormu," ucap Belle santai tanpa rasa bersalah sedikitpun. "Bukan salahku kalo akhirnya kami bertemu di sini? Kan, kamu yang mengajakku!"Zane mengepalkan kedua tangannya dengan erat. Ia akui dirinya memang ceroboh, tak membaca rundown acara secara lengkap. "Jadi, mari kita nikmati akhir pekan kali ini, Zane! Jangan khawatir, aku akan bermain cantik tanpa ketahuan siapapun!" "Jangan macam-macam!" Zane mencekal l

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-29
  • Menikahi Pria Asing   Seonggok Sampah

    *Lampiran foto dikirim. [Inikah suamimu?] Belle yang tadinya tersenyum saat mendapat pesan dari Bryan, sontak merengut ketika mendapati foto Zane dikirim oleh kekasihnya itu. Dengan ogah-ogahan, Belle membalas pesan itu sesingkat mungkin, lantas kembali merebahkan dirinya di ranjang yang empuk dan lebar. Tak begitu lama, ponselnya kembali berdenting dan dengan cepat Belle membukanya. [Ayo, bertemu di restoran. Sebentar lagi jadwalku kosong sampai nanti malam. Kita makan bareng di meja bersebelahan, mau?] Belle buru-buru bangkit dan berlari menuju kamar mandi. Ia memoles kembali make up-nya, menyisir rambut panjangnya lantas mengganti pakaian santainya. Belle ingin tampil cantik setelah seminggu lebih tak bisa bertemu dengan Bryan. Nyatanya, Zane justru datang dan mengacaukan rencana mereka. Bryan yang tadinya hendak duduk di kursi di sebelah Belle, pada akhirnya memilih untuk duduk di dalam restoran, di kursi yang menghadap ke arah kekasihnya. Sambil berbalas pesan, keduanya teru

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-29
  • Menikahi Pria Asing   Diam-Diam Kabur & Bertemu

    Bukan tanpa alasan Zane bersikeras untuk ikut lomba berhadiah ponsel canggih itu. Harganya yang mahal, membuat Zane harus berpikir ulang untuk merogoh uang tabungannya. Namun, disisi lain, ia tak ingin Belle merasa malu ketika sedang bersamanya yang terlampau sederhana. Itulah mengapa, ketika ada kesempatan untuk mendapatkan ponsel berkamera tiga itu secara gratis, Zane tak menyia-nyiakannya begitu saja. "Ayo, Mas Zane!" teriakan Zara semakin kencang ketika beberapa langkah lagi, mereka akan sampai di garis finish. Balon yang tadinya tertahan di atas pantat Zane, perlahan bergeser sedikit demi sedikit ketika Zara melepas gamitan tangannya. Tentu saja Zane yang menyadari bila balon itu hampir lepas, sontak menarik Zara agar berlari lebih cepat. Nahas, satu langkah menuju finish, balon itu terlepas dan jatuh di sisi kanan. "Yaaaah ..." desis Zara kecewa, napasnya masih naik turun karena lelah. "Yeaah! Pak Seno dan Istri adalah pasangan pertama yang berhasil sampai di garis finis

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-29
  • Menikahi Pria Asing   Air Mata Untukmu

    Karena acara masih berlanjut dan Zane harus merekamnya untuk dokumentasi, terpaksa ia mengesampingkan amarahnya pada Belle. Dengan profesional, Zane berdiri di belakang kamera yang sedang menyorot pada Bryan yang tengah bernyanyi. Meskipun rasanya isi dadanya hampir meledak, tetapi Zane menahannya sekuat tenaga. Sementara Bryan bernyanyi, Belle menyaksikan kekasihnya itu dari kejauhan. Sesekali Belle memperhatikan Zane yang sibuk menyorot setiap momen untuk dokumentasi. Melihat Zane memegang kamera besar itu, entah mengapa membuat Belle merasa sesuatu yang aneh menjalar di dalam dadanya. Zane terlihat lebih keren, dan Belle benci mengakui hal itu!!Belle tak tahu, jika Zane juga sedang mengawasinya sesekali. Senyuman yang tersungging di wajahnya untuk Bryan, diam-diam membuat Zane semakin terluka. Beginikah rasanya dimanfaatkan? Sesakit inikah rasanya berpura-pura bahagia di depan banyak orang? "Mas Zane, aku udah selesai nge-record bagian dalam. Lalu apa lagi tugasku?" Zara tiba

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-02
  • Menikahi Pria Asing   Mawar Putih Untukmu

    [Jangan lupa pakai gaun putih. Aku punya kejutan untukmu.] Belle mematut pantulan dirinya di cermin. Pesan dari Bryan tadi siang membuatnya terpaksa menutupi gaun hitamnya dengan blazer putih. Karena Belle hanya membawa satu gaun yang merupakan dresscode di acara puncak pesta malam ini, alhasil ia kesulitan mendapatkan gaun putih. Zane sudah siap sejak setengah jam yang lalu dan sudah turun lebih dulu. Ia memberikan undangan pada Belle, sebagai tanda masuk yang akan menunjukkan nomor kursinya. Setelah memastikan penampilannya sempurna, Belle lantas bergegas turun karena acara akan dimulai sepuluh menit lagi. Sambil mengenakan gaun halterneck berbahan satin dengan aksen payet manik-manik di sepanjang leher, Belle terlihat sangat mempesona. Punggung yang tadinya hendak ia pamerkan, terpaksa ia tutupi dengan blazer putih sesuai permintaan Bryan. Masuk ke dalam gedung yang merupakan lokasi utama pesta Anniversary Oke Chanel, Belle lantas diantar oleh seorang petugas menuju ke kursiny

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-02
  • Menikahi Pria Asing   Bayaran Mahal

    Tepat jam satu dini hari, Zane akhirnya bisa kembali ke kamarnya dan beristirahat. Sebenarnya jam sebelas tadi acara sudah selesai, hanya saja Zane masih tertahan karena harus menyimpan data dan berkoordinasi dengan editor. Masuk ke dalam kamar, Belle rupanya sudah tidur dan meringkuk di bawah selimut. Sekelebat bayangan saat Belle dan Bryan saling menatap mesra di atas panggung tadi, melintas di ingatan Zane. Pun ketika Bryan menindih Belle dan menciumnya dengan panas tadi siang, kembali terbayang. Zane menghembuskan napasnya resah dan mengendurkan dasi yang terasa mencekik di lehernya. Panas yang bersumber dari hatinya, menjalar ke seluruh nadi dan lapisan kulit. Dengan kasar, Zane melempar jas yang ia kenakan dan beringsut naik ke atas ranjang. Gerakan itu membuat Belle yang baru saja terlelap, sontak membuka mata karena terkejut. Ia semakin mendelik ketika melihat Zane merangkak menghampirinya. Spontan Belle menarik selimut hingga menutupi kepalanya. "Apa yang kamu lakukan, Za

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-10
  • Menikahi Pria Asing   Bertumbuh

    Semalam setelah pertengkaran sengit itu, Zane memutuskan untuk menjauh dari Belle. Dengan alasan 'sadar diri', Zane mulai membatasi perhatian dan rasa pedulinya pada sosok wanita yang sebulanan ini terikat dengannya. Zane sudah membulatkan niat, ia tak akan lagi terjebak pada pesona Belle dan bertekuk lutut seperti Bryan. Toh, hubungan mereka akan berakhir dalam waktu setahun ke depan. Sejak masuk ke dalam mobil hingga sampai di apartemen, tak sekalipun Zane menggubris Belle yang terlihat kerepotan membawa travelbag-nya. Pun hingga keduanya berpisah di kamar masing-masing, Zane masih belum bisa melampiaskan rasa jengkel di hatinya. Tak ingin berlarut-larut, Zane lantas memutuskan untuk berolahraga dan membuang hormon kortisol yang mengendap berhari-hari di dalam tubuhnya. Setidaknya dengan berolahraga, hormon endorfin yang melimpah akan menekan dan mengurangi jumlah hormon kortisol si biang amarah. Puas berlari mengelilingi kompleks apartemen hingga sejauh 2 kilometer, Zane memutu

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-10
  • Menikahi Pria Asing   Gaji Pertama

    Tiga hari didiamkan oleh Zane pasca kejadian di malam itu, Belle nyaris oleng dan kelabakan sendiri. Padahal, dirinya yang meminta Zane untuk sadar diri, dialah yang sejak awal menginginkan hidup selayaknya dua orang asing. Namun, justru sekarang Belle merasa gila sendiri karena diamnya Zane seakan mempertegas jarak dan status keduanya. Kegalauan Belle bukan tanpa alasan, beberapa hari ini Bryan juga tak bisa dihubungi seperti biasanya. Kesibukan Bryan telah kembali dan membuat Belle semakin haus perhatian. Di meja makan, Belle menatap lurus pada pintu kamar Zane yang terus tertutup sejak suaminya itu pulang dari kantornya. Zane pulang terlambat dan beringsut masuk tanpa menyapa Belle yang sedang menyantap buah di meja makan. "Dia kenapa, sih!" dengus Belle heran. Terbayang lagi momen ketika Zane hampir saja menjamahnya di malam itu. Hembusan napas Zane yang beraroma mint dan kopi, juga aroma parfumnya yang bercampur dengan keringat, masih bisa Belle ingat dengan sangat jelas. Ny

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-10

Bab terbaru

  • Menikahi Pria Asing   Hadiah dari Tuhan

    Selama prosesi pemakaman, Zane lebih banyak terlibat di dalamnya. Ia turut menggotong keranda Shamilah, ia juga turun ke liang kubur untuk mengantarkan ibunya ke tempat peristirahatannya yang terakhir. Sambil menahan tangis, Zane juga mengadzani jenazah ibunya sebelum akhirnya ia menyampaikan salam perpisahan. "Aku menyayangimu, Ibu. Beristirahatlah dengan tenang, selamat jalan." Hanya kalimat itu yang Zane katakan secara sadar, karena setelahnya ia tak bisa mengingat apapun lagi. Saat kembali membuka mata, ia sudah berada di apartemen dengan beberapa orang mengelilinginya sambil menangis. Belle berulangkali mengucap syukur sambil menciumi suaminya. Amanda dan Rio bahkan saling berpelukan penuh haru tak jauh dari mereka. Ronald, masih dengan mata yang basah, ikut mendekat dan memeluk menantunya. "Stay strong, Nak. Kamu sudah melakukan yang terbaik untuk mendiang Ibumu. Dia pasti sangat bangga padamu, Zane." Setetes air mata lolos kembali dari sudut mata Zane, mengingat ibunya mas

  • Menikahi Pria Asing   Selamat Jalan, Ibu

    Malam itu juga, Zane meminta bantuan pada Rio untuk mencari tahu di mana ibunya berada.Tak mungkin Zane menghubungi mertuanya karena ia tak ingin mengganggu istirahat Ronald. Dengan mengerahkan segala kemampuannya, Rio akhirnya mendapat nama rumah sakit di mana Shamilah saat ini tengah dirawat. Bersama Belle, Zane akhirnya berangkat menuju rumah sakit tersebut. Ia tak ingin menyia-nyiakan waktu, Zane takut ibunya keburu pergi seperti nenek Lila dulu. Dan benar saja, saat Zane berlari menyusuri lorong tempat Shamilah dirawat, beberapa orang suster nampak keluar dari ruangan itu dengan wajah panik. Rasanya sekujur tubuh Zane memanas detik itu juga, ia sontak berlari semakin cepat dan meringsek masuk ke kamar di mana ibunya berada. Wajah pucat itu, sedang berusaha keras bernapas melalui selang oksigen di hidungnya. Air mata Zane kembali menetes ketika dilihatnya tubuh ibunya mulai kesusahan untuk menghirup oksigen itu. "Ibu..." Zane mendekat tanpa mempedulikan beberapa orang suster y

  • Menikahi Pria Asing   Surat Misterius

    Teruntuk anakku tersayang, Zanendra Aditya. Saat kamu membuka surat ini, mungkin perasaanmu pada Ibu masih sama. Benci, marah, dan kecewa pasti masih kamu rasakan hingga saat ini. Tapi, melalui surat ini ijinkan Ibu untuk menjelaskan padamu beberapa hal yang tidak sempat Ibu katakan malam itu. Zane, demikian kamu dipanggil oleh mereka yang menyayangimu, nama indah yang berarti hadiah/ berkat dari Tuhan. Semua yang mengenalmu pasti akan menyayangimu, dan Ibu bersyukur akan hal itu. Zane yang kini tumbuh menjadi pria dewasa yang hebat dan penyayang, Ibu bangga pernah menjadi bagian dari masa kecilmu. Anakku, Zanendra anakku, bocah kecil yang selalu menemani Ibu tidur dan memeluk Ibu setiap malam, maafkan Ibu yang telah membuatmu trauma seperti ini. Seandainya bisa memutar kembali waktu, seandainya Ibu masih memiliki kesempatan untuk memperbaiki semuanya dari awal lagi, mungkin Ibu akan membawamu pergi tanpa harus membunuh pria itu. Agar kita bisa melalui masa berat itu berdua, agar I

  • Menikahi Pria Asing   Malam Penuh Gairah (18+)

    Selama proses pemulihan dari operasinya, Zane selalu mendampingi Belle tanpa sekalipun beranjak meninggalkannya. Zane menepati janjinya untuk selalu siaga 24 jam demi memastikan istrinya baik-baik saja. Kembali pulang ke tanah air, Bik Asih menyambut kedatangan majikannya dengan penuh sukacita. Pun Ronald tak bisa menyembunyikan kebahagiaan dan rasa syukurnya ketika mendapati putrinya telah bisa melihat seperti dulu kala. "Papa akan mengadakan acara syukuran dan mengundang anak-anak yayasan untuk datang. Kesembuhanmu patut dirayakan, Belle," ujar Ronald berjanji. Belle hanya menanggapinya dengan senyuman dan anggukan, meskipun penglihatannya belum sepenuhnya jernih melihat objek di depannya, tetapi Belle tetap bersyukur kini ia bisa melihat orang-orang yang ia sayangi. "Di mana Zane? Apa dia belum pulang dari kantor?" Pandangan Ronald mengedar mencari sosok menantunya. "Zane akan segera kembali, Pa. Tadi habis mengantarku pulang, dia langsung ke kantor karena ada meeting penting

  • Menikahi Pria Asing   Kembalinya Ingatan dan Penglihatanku

    "Apa sudah selesai anda menghina saya, Nona?" "Saya terima nikah dan kawinnya Belle Ivy Janata binti Ronald Janata dengan mas kawin tersebut tunai.""Saat kita berpisah nanti, apakah aku masih boleh mengunjungi papamu?""Karena pohon ini akan tetap tumbuh meskipun dia tidak disiram dan tidak dirawat dengan baik. Sama sepertiku." "Bahkan sampah yang tidak berguna, bisa bermanfaat di tangan orang yang tepat. Aku salah satu sampah itu, dan ternyata orang yang tepat bukanlah kamu.""Kalo kamu bisa melakukannya dengan Bryan, lalu kenapa kamu tidak mau melakukannya denganku?" "Itu gajiku bulan ini.""Satu-satunya perempuan yang akan melakukan hubungan badan denganku hanya kamu, Belle!" "Ya sudah, maaf ya, Istriku. Aku janji kalo suatu saat kamu sakit, aku akan jagain kamu 24 jam sampai kamu sembuh." "Zane ..." Kilasan kejadian demi kejadian lewat secara bergantian di ingatan Belle. Semuanya tentang Zane, sejak pertama kali mereka bertemu hingga ingatan terakhirnya sebelum kecelakaan

  • Menikahi Pria Asing   Hari Besar itu Tiba

    Seperti yang sudah dinanti-nantikan, akhirnya hari itu tiba jua. Ronald mengantar Belle dan Zane di bandara seperti biasanya. Kali ini, Rio ikut menemani bosnya karena Zane butuh seseorang untuk menemani dan menenangkannya selama Belle dioperasi. Tak banyak halangan yang berarti, bahkan semua berjalan dengan sangat lancar. Cuaca pun seakan merestui sepanjang Zane landing di Singapore dan tiba di hotel. Karena operasi masih dilakukan besok, jadi Zane dan Belle masih punya waktu untuk istirahat. "Aku penasaran, kenapa beberapa hari ini kamu selalu memakai kalung itu?" Zane memperhatikan kalung sederhana berliontin permata kecil di leher istrinya. Dengan penuh perasaan, Belle menyentuh bandul permata pemberian Milah dan tersenyum mengingat momen terakhirnya bersama sang mertua. Sewaktu Belle meminta tolong pada Milah untuk memasangkan kalung itu dilehernya, wanita itu menangis penuh haru dan bahagia. Dia bahkan memeluk dan mencium Belle sebelum akhirnya benar-benar pergi. "Belle, k

  • Menikahi Pria Asing   Kabar Baik

    "Benarkah?" Belle memekik girang ketika Zane mengabarinya bahwa minggu depan ada donor kornea yang tersedia untuknya. Dengan senyuman lebar, Zane mengangguk dan memeluk istrinya dengan erat. "Benar. Kamu harus banyak-banyak istirahat dan jangan terlalu capek mengurusiku.""Cih, terus siapa yang mau ngurusin kamu kalo bukan aku?" ledek Belle sembari menjulurkan lidah. "Sepertinya ide Amanda tidak terlalu buruk.""Maksudmu!?" Belle mendelik dan mendorong tubuh suaminya yang betah memeluknya sejak tadi. "Coba saja kalo berani!""Kenapa harus takut!?""Oh, jadi begitu!? Kamu sekarang sudah berani meladeni tantangan dariku?" Zane hanya tertawa menanggapi omelan istrinya. Ia menghujani Belle dengan ciuman dan menggendongnya ke atas ranjang. Ia pandangi wajah dengan bibir manyun itu dengan gemas. "Bagaimana bisa aku cari wanita pengganti kalo istriku secantik ini? Bahkan meskipun dia menolak mengandung anakku, aku akan menunggu dia sampai siap, selama apapun itu." "Zane." Belle memoton

  • Menikahi Pria Asing   Double Date

    Bukan tanpa alasan Rio bertanya tentang Amanda pada bosnya. Tadinya, ia hanya iseng agar Zane berhenti melamun. Namun, Zane justru menanggapi pertanyaan itu dengan serius dan mengajaknya untuk makan malam bersama. Sungguh, Rio merasa serba salah dan bingung untuk memutuskan. "Besok malam Amanda ada waktu. Kita akan makan malam di restoran favorit istriku, bagaimana?"Wajah Zane yang sesaat lalu terlihat murung, kini kembali ceria usai menelepon Amanda untuk mengajaknya makan malam. Mau tak mau, Rio akhirnya mengangguk dengan sangat terpaksa. "Ya sudah, cepat keluar dan selesaikan pekerjaanmu," usir Zane sembari bersiap membuka berkas yang menumpuk di mejanya. Dengan langkah lebar, Rio bergegas pergi sembari mengutuk dirinya sendiri. Nasi sudah menjadi bubur, ia tidak mungkin menarik kembali ucapannya mengingat Zane sangat menjaga Amanda seperti adiknya sendiri. Bisa-bisa Rio babak belur jika Zane tahu bila ia hanya iseng bertanya tentang Amanda. Keesokan hari, Zane menyelesaikan p

  • Menikahi Pria Asing   Move On

    Kehadiran orang-orang yang peduli dan menyayanginya, membuat Zane perlahan bangkit dan move on dari momen menyakitkan yang ia alami seminggu yang lalu. Kini, Zane sudah mulai ngantor setelah berhari-hari meliburkan diri dan menikmati waktu berdua dengan Belle di apartemen. Keduanya saling menguatkan dan menghibur satu sama lain, Zane mulai bisa tersenyum kembali setelah sebelumnya selalu murung dan merenung sendiri. "Permisi, Pak. Ada Pak Ronald di luar." Rio meringsek masuk ke dalam ruangan kerja bosnya. "Beliau ingin menemui anda."Dengan dada yang mulai terasa sesak kembali, Zane lantas menutup map di hadapannya dan berkata, "persilahkan beliau masuk, Rio."Tak seberapa lama setelah Rio keluar, Ronald pun muncul dengan wajah tak terbaca. Tak ada senyuman, tak ada raut kesedihan. Baru kali ini Zane melihat wajah tanpa ekspresi itu nampak di raut mertuanya. Dengan tanggap, Zane bangkit dan mempersilahkan Ronald untuk duduk di sofa panjang tak jauh dari meja kerjanya. Ia paham, Rona

DMCA.com Protection Status