Share

Part2

Author: Molista
last update Last Updated: 2021-10-01 15:34:29

Steve membuka matanya, ia meregangkan tubuhnya yang masih tersisa rasa lelah karena aktivitasnya semalam, melihat sekeliling kamarnya yang berantakan dan pakaian yang berceceran di lantai.

"Heh, gadis itu sudah pergi rupanya, bahkan aku belum melihat jelas wajahnya!" batin Steve. Matanya seketika tertuju pada sebuah tanda merah di kasurnya.

Sejenak Steve pun terdiam dalam pikiran yang bergejolak, "Hemmm, apa yang sebenarnya terjadi semalam? kenapa aku tidak bisa mengendalikan diriku sendiri, bahkan aku tidak bisa mengingat jelas semua yang terjadi."

Steve mengusap mukanya dan beranjak dari tempat tidurnya hendak ke kamar mandi.

"Uucch Shit! Apa ini?" pekiknya melihat benda yang membuat telapak kakinya terasa sakit. Sebuah liontin berbentuk hati yang terselip foto di dalamnya.

Mungkin itu adalah liontin gadis semalam yang tidak sengaja terjatuh saat dia tengah memberi kenikmatan pada Steve.

"Siapa foto wanita tua ini, apa mungkin semalam orang yang melayaniku...?" Steve mengernyitkan dahinya berusaha mengingat kejadian semalam, tubuhnya pun bergidik sesaat membayangkan jika benar orang yang semalam memuaskannya  adalah wanita ya ada di dalam foto tersebut.

"Tidak, tidak, tidak! semalam aku mendengar suara desahannya dengan jelas, dan aku bisa mengingat suara itu dengan pasti, dia seorang gadis muda dan aku yakin tentang hal itu, dan foto ini..., mungkin kakak atau ibunya," gumam Steve meyakinkan dirinya, menghilangkan kengerian di pikirannya. Ia meletakan pecahan liontin itu di meja lalu berjalan ke kamar mandi.

Steve berdiri di bawah guyuran air hangat dari shower di kamar mandi, ia meletakkan tangannya yang mengepal di tembok untuk menopang tubuhnya.

"Brengsek...! beraninya kalian mempermainkanku, aku pastikan kalian akan menerima hukuman yang setimpal," gumamnya dengan sorot mata penuh amarah yang seakan siap memangsa siapapun.

Setelah menyegarkan tubuhnya, Steve kembali mengenakan pakaiannya, namun ia tidak bisa menemukan kemeja putih yang ia kenakan semalam. "Sial! apa gadis itu ingin aku keluar dari hotel ini dengan cara telanjang? Kenapa tidak semuanya dia bawa saja sekalian?" gumam nya kembali. Ia menggapai ponselnya dan menghubungi seseorang.

"Datang ke hotel dan bawa pakaian untukku," ucapnya.

Steve mengernyitkan dahinya, matanya tertuju pada ranjang tempat ia menghabiskan malam, "Bercak darah, gadis semalam...? mungkinkah dia masih seorang perawan?"

Tiba-tiba ia sedikit merasa bersalah tentang apa yang telah ia lakukan, dia memang dingin dan arogan tapi pada seorang wanita yang menurutnya adalah wanita baik-baik dia masih bisa mempertimbangkan setiap tindakannya.

Han, seorang tangan kanan Steve kini tengah menuju kamar VVIP yang hanya di khususkan untuk sang pemilik hotel mewah tersebut. Willson's Hotel salah satu hotel kelas atas dan paling mewah di kota tersebut.

Dengan setelan jas yang membalut tubuh tingginya membuat ia terlihat tampan dan gagah, namun sifat kejamnya dengan musuh lebih mengerikan dari bosnya, wajah dingin dan tatapan mata elangnya yang tajam membuat setiap orang yang ingin mendekatinya harus berpikir seribu kali. 

"Tuan ini pakaian yang anda minta," ucap Han. Ia melihat kondisi kamar yang berantakan dan ranjang yang terdapat noda merah. "Hal buruk telah terjadi semalam," tebaknya dalam hati.

"Tuan apa semuanya baik-baik saja?"

"Hmmmm."

Jawaban Steve yang seakan semua baik-baik saja tak bisa mengelabui firasat Han, dengan keadaan kamar dan raut wajah Steve yang bisa ia lihat, Bahkan noda merah di kasur adalah bukti sesuatu terjadi di atas sana.

"Han cari tau siapa gadis yang semalam bersamaku, temukan dia dan bawa padaku."

"Maksud anda...?"

Steve menoleh menatap Han, "Jangan berlagak bodoh Han!" hardiknya. Ia tau asisten kepercayaannya bisa menebak apa yang sudah terjadi. Han melihat raut wajah Steve yang dipenuhi amarah, "Temukan dia dan bawa kepadaku, setelah itu pergi dan habisi siapapun yang menjebakku semalam," imbuhnya.

"Baik tuan."

"Pergilah."

Steve menyalakan korek api dan mulai menghisap rokoknya, tatapannya mengarah keluar jendela kamar, namun demikian matanya menyiratkan sebuah amarah. Ia mencoba mengingat setiap kejadian malam di mana dia mulai tak bisa mengendalikan diri. "Casandra...." ucapnya sambil mengepalkan tangannya.

Related chapters

  • Menikahi Pria Angkuh   Part3

    FlashbackSteve seorang CEO dingin dan arogan itu datang dengan gayanya yang cool, wajah yang tampan dan tubuh yang kekar dengan memakai setelan jas hitam yang membuat aura kewibawaannya terpancar jelas hingga setiap wanita yang melihatnya akan tergila-gila.Di sampingnya, Han, sang asisten yang setia menemaninya pun tak kalah menarik, namun di balik pesonanya dia adalah tangan kanan yang tidak diragukan lagi kesetiaannya, kedisiplinan dan kekejamannya pun sudah dikenal di seluruh pelosok negeri."Oh Steve, siapa yang tidak tertarik dengan pria tampan yang sudah termasuk pria muda terkaya di Asia itu, bukankah itu pria sempurna idaman setiap wanita?" tanya seorang wanita pada temannya yang melihat Steve. melintas di depannya.

    Last Updated : 2021-10-02
  • Menikahi Pria Angkuh   Part4

    "Selamat datang Steve, sungguh sebuah kehormatan untukku, kamu bersedia hadir di acara paman yang kecil ini," ucap pria paruh baya menghampiri Steve. Steve menatap datar pria tersebut. "Jika aku tak mengingat paman adalah sahabat papah, mungkin aku tidak akan ada waktu dan tidak bisa menyempatkan untuk datang ke sini," "Paman mengerti hal itu Steve, kamu adalah anak muda yang sukses dan sibuk, mana mungkin akan sempat datang ke acara biasa seperti ini, pasti banyak hal yang lebih penting dari ini bukan?" jawab Hendarto. Steve pun hanya menyunggingkan senyumnya menanggapi ucapannya. "Heh! kalo saja bukan karena investasinya yang cukup besar, aku pun tidak akan sudi berbicara dengan anak ingusan yang sombong ini!" gerutu Hendarto dalam hati.

    Last Updated : 2021-11-09
  • Menikahi Pria Angkuh   Part5

    "Tunggu beberapa saat lagi, kamu akan jadi milikku selamanya Steve," ucap Casandra dalam hatinya. "Shit! kenapa kepalaku terasa pusing," batin Steve memegang pelipis kepalanya. "Tuan Steve apa anda baik-baik saja?" tanya seorang pengusaha padanya. "Anda terlihat pucat, mungkin anda kelelahan dan butuh istirahat," yang lainya menimpali. Steve memijat pelipis kepalanya tanpa merespon ucapan mereka. "Steve apa perlu aku mengantarmu ke kamar untuk beristirahat?" tawar Cassandra. "Benar Cassandra antarlah dia untuk beristirahat," imbuh Hendarto. "Tidak perlu! aku tau jalan menuju kam

    Last Updated : 2021-11-09
  • Menikahi Pria Angkuh   Part6

    Malam saat Casandra mencoba mengejar Steve. Cassandra menekan tombol lift berikutnya untuk menyusul Steve, namun saat pintu akan tertutup, tiba-tiba seorang pria menahan pintu liftnya. "Kenapa tidak menungguku Cassandra?" ucap pria tersebut sambil memencet nomor lantai yang berbeda dengan Cassandra. Bukan main kehadiran pria itu membuat Casandra sangat kaget, "L--leo? bagaimana kamu bisa ada di sini?" ucap Cassandra dengan bibirnya yang gemetar. Pria itu menyeringai, "Karena kamu juga ada di sini sayang," ucap Leo. Ia memegang dagu Cassandra hendak mencium bibirnya, namun Casandra langsung memalingkan wajahnya menghindari ciuman leo. Leo pun mengelus lengan mulu

    Last Updated : 2021-11-09
  • Menikahi Pria Angkuh   Part7

    Cassandra turun dari ranjang menghampiri meja tersebut, ia mengambil pisau dan menatap Leo yang tertidur pulas, entah apa yang ada dalam pikirannya namun dengan langkah perlahan ia mendekati ranjang dan tanpa aba-aba Casandra langsung naik di atas tubuh Leo. "Cassandra apa yang akan kamu lakukan?" ucap Leo kaget. Pria itu merasa terkejut saat mendapati Casandra sudah berada tepat di atas tubuhnya menggenggam sebuah pisau dengan raut wajah yang penuh amarah. "Mati kau bajingan! kamu merusak semua rencanaku," teriak Cassandra sambil menancapkan pisau di dada Leo. "Ahhk! Cassandra hentikan." "Aku membencimu, pria brengsek." Sumpah serapah keluar dari mulut Cassandra tanpa menghentikan

    Last Updated : 2021-11-09
  • Menikahi Pria Angkuh   Part8

    Steve duduk di ruang kerjanya sambil memikirkan banyak hal, sesekali jarinya mengetuk meja. Suara pintu ruangan terbuka, Steve langsung menatap ke arah siapa yang datang."Apa kamu sudah mendapatkan petunjuk?" tanyanya pada Han."Belum tuan.""Kenapa kali ini kamu sangat bodoh Han?"Han diam tanpa menjawab pertanyaan Steve, namun dalam hatinya ia menggerutu, "Tuan bagaimana saya bisa menemukan gadis itu sedangkan anda sendiri tidak bisa mengingat wajahnya sedikitpun.""Apa kamu yakin sudah memeriksa cctv setiap sisi dan ruangan hotel?""Saya yakin tuan, dan foto itu satu-satunya petunjuk kita."

    Last Updated : 2021-11-09
  • Menikahi Pria Angkuh   Part9

    "Jadi gadis ini berhutang pada kalian?" tanya Steve masih menatap Zira, "berapa hutangnya?""Dua puluh juta," jawab salah seorang dari mereka.Mata Zira langsung terbelalak. "Tunggu! kenapa kalian menambah jumlah hutangku?""Itu karena ditambah bunganya, ayahmu meminjam sepuluh juta, tapi dalam jangka dua bulan ini dia tidak membayarnya,""Kalian benar-benar memerasku.""Diam!" bentak Steve. "Kalian bawa gadis ini dan enyahlah dari hadapanku," imbuhnya.Steve mendorong Zira ke arah dua pria tersebut, lalu kedua pria tersebut menarik tangan Zira. "Ikut kami dan jangan mencoba untuk kabur, atau kami

    Last Updated : 2021-11-09
  • Menikahi Pria Angkuh   Part10

    "Tuan aku janji akan mengembalikan secepatnya, tapi aku mohon beri aku waktu," rengek Zira.Steve mengambil ponselnya dan terlihat menghubungi seseorang, setelah panggilan selesai tak lama kemudian Han datang menghampiri mereka.Steve menatap Zira tajam. "Aku beri kamu waktu dua hari, jika kamu tidak bisa mengembalikan dalam jangka waktu yang aku berikan maka bersiaplah kamu untuk memuaskanku," gertaknya."Ba-baik tuan saya setuju," jawab Zira."Han antar dia pulang dan pastikan itu adalah rumahnya, aku tidak mau sampai gadis ini kabur dan membohongiku.""Baik tuan. Nona mari ikut saya."Zira melan

    Last Updated : 2021-11-11

Latest chapter

  • Menikahi Pria Angkuh   Part135 TAMAT

    Zira menggelengkan kepalanya, dan air matanya mengalir semakin deras, ia kemudian menghamburkan tubuhnya ke Steve. "Terimakasih, aku sangat senang dengan ini semua," ucap Zira dalam pelukan Steve. Mia ikut meneteskan air mata bahagianya. Zira menatap Steve sambil bertanya. "Tapi bagaimana kamu tau jika ini adalah kering aku dan kedua orangtuaku?" Steve hanya tersenyum dan mengarahkannya matanya ke Mia. Zira pun menoleh ke arah mia, ia melepaskannya pelukanku pada Steve dan mendekati Mia. "Maafkan aku sempat marah padamu," ucap Zira. "Kamu memang pantas marah padaku Zira," ucap Mia. Mereka pun akhirnya saling berpelukan. "Sebaiknya kita segera masuk, kasian anak-anak yang sudah menunggumu," ucap Steve. Zira dan Mia pun mengangguk, mereka melangkah masuk kedalam ru

  • Menikahi Pria Angkuh   Part134

    "Sudah sampai," ucap Han datar."Terimakasih. Bolehkah aku bertanya sesuatu padamu?" ucap Mia dengan tatapan matanya yang mengarah ke depan tanpa menoleh kearah Han."Hemm.""Sepertinya adik bosmu sangat menyukaimu, tapi kenapa kamu terlihat sangat acuh padanya?"Han menoleh ke arah Mia. "Darimana kamu tau dia menyukaiku?"Mia pun menoleh ke arah Han yang menjawab pertanyaannya. "Aku selalu melihat ekspresi wajahnya yang akan langsung berubah masam ketika kamu bersamaku. Aku yakin dia sedang cemburu.""Aku tidak tahu."

  • Menikahi Pria Angkuh   Part133

    "Kenapa kalian semua diam, aku ingin pulang dan bertemu ibu, kenapa dia tidak ada di sini?" ucap Zira kembali."Zira kamu masih sakit, dan harus banyak istirahat. Setelah sembuh kamu pasti akan bertemu dengan ibumu," ucap Roselly."Aku ingin bertemu ibuku.""Sayang, bersabarlah. Percayalah pada kami," ucap Steve. Ia memegang tangan Zira sambil menatapnya."Tuan, aku …," Zira merasa canggung. Dia memang mengenal Steve dan tau persis siapa Steve, namun dia lupa dan belum bisa menerima jika saat ini Steve adalah suaminya."Aku mengerti, tapi aku yakin perlahan kamu akan mengingat tentang hubungan kita."

  • Menikahi Pria Angkuh   Part132

    "Kenapa kalian menatapku seperti itu?" tanya Cherry. Ia tidak sadar jika ucapannya telah salah."Apa itu benar?" tanya Zira. "Tapi bagaimana itu bisa terjadi. Aku, ahh." Zira kembali meringis kesakitan dan memegangi kepalanya."Sayang," ucap Steve. Ia langsung menggenggam tangan Zira. "Kita sudah menikah dan kita baru kehilangan calon anak pertama kita." Ucapan yang begitu saja lolos dari bibir Steve membuat Zira menatap kearah pria yang saat ini tengah menatapnya dengan mata berkaca-kaca."Kita, menikah?" Seakan tidak percaya, Zira menoleh kearah Mia dan mengharapkan jawaban darinya. Mia satu-satunya orang yang bisa ia percayai saat ini. Mia menganggukkan kepalanya dan Zira pun kembali menoleh kearah Steve, ia menarik tangannya dari genggaman Steve d

  • Menikahi Pria Angkuh   Part 131

    Mata Cherry penuh kekesalan menatap Mia dan Han. Cemburu itulah yang sebenarnya sedang ia rasakan. 'Han, kamu sungguh keterlaluan. Aku lebih lama mengenalmu tapi sekali pun kamu tidak pernah mengukir senyum untukku. Sedangkan dia? Huh, menyebalkan sekali,' batin Cherry."Cherry," panggil Roselly membubarkan lamunannya."Eh, iya mah?""Apa yang sedang kamu pikirkan, mamah memanggil kamu dari tadi malah nggak nyaut.""Maaf mah. Memangnya ada apa mah?""Pergilah membeli makanan, kita semua belum makan. Jangan sampai kita juga ikut sakit saat Zira sadar nanti."

  • Menikahi Pria Angkuh   Part 130

    "Apa kakak baik-baik saja?" tanya Mia membuyarkan lamunan Rian."Aku baik-baik saja.""Nak Rian, aku yakin kamu tahu yang terbaik buat Zira," ucap Roselly."Mungkin aku memang sangat menyayangi Zira, tapi aku juga tidak akan pernah mengambil apa yang sudah menjadi milik orang lain. Hanya saja, aku selalu ingin dia bahagia tanpa ada penderitaan lagi yang ia rasakan. Dan sekarang apa yang harus aku lakukan dengan keadaannya yang seperti ini?"Semuanya terdiam, Roselly pun tidak bisa berkata apa-apa. Ia tahu anaknya sangat mencintai Zira, namun saat ini Zira belum bisa mengingat apa yang terjadi selama ini bersama Steve. Sedangkan orang yang bisa membantunya perlahan mengingat semua kejadian dua

  • Menikahi Pria Angkuh   Part129

    Suara lirih Zira yang menandakan ia sadar membuat semua mata di ruangan tersebut menoleh ke arahnya. "Ibu tolong aku Bu," ucap Zira yang masih memejamkan matanya.Roselly memencet sebuah tombol di dekat ranjang untuk memanggil dokter, ia lalu menggenggam tangan Zira dan mencoba membangunkannya. "Sayang sadarlah, mamah ada di sini.'"Ibu, jangan pergi. Mia kamu dimana?" Zira masih terus memanggil ibunya, dan kali ini nama Mia pun terdengar dalam ucapannya. Di ruangan yang dingin keringat Zira mulai bercucuran. Rasa takut terlihat dari raut wajah dengan mata terpejamnya.Mia segera menggenggam tangan Zira dan berusaha menyadarkan sahabatnya. "Zira, aku di sini. Sadarlah," bisik Mia.Perlahan mata Zir

  • Menikahi Pria Angkuh   Part 128

    "Apa maksudmu, ada kemungkinan dia tidak bisa mengingatku?" tanya Steve lirih. Doni menganggukkan kepalanya. "Ya, tapi itu masih kemungkinan." Steve terdiam sejenak, hatinya merasa gelisah setelah mendengar perkataan Doni. Ada rasa takut dihatinya, takut jika saat Zira sadar ia benar-benar sudah melupakan Steve. Rian keluar dari ruangan tersebut di gandeng seorangpun suster. "Kak Rian," ucap Mia menghampiri. "Tolong minta kakak anda istirahat, karena dia menolak untuk istirahat di dalam. Badannya masih terasa lemas karena sudah mendonorkan darah yang cukup lumayan banyak, nanti dokter Doni akan memberitahu resep obat untuk kakak Anda," ucap suster tersebut pada Mia.

  • Menikahi Pria Angkuh   Part127

    "Aahhhh!" Teriak Zira dengan tubuh yang terguling menuruni anak tangga. "Kak Zira," Teriak Cherry yang melihat Zira terjatuh dari tangga. Ia Pun langsung berlari ke arah Zira sambil berteriak histeris. "Kak Steve, kak Zira jatuh!" Semua orang berlarian termasuk Steve dan Han yang bergegas keluar dari ruang kerja saat mendengar teriakan Cherry. Mereka semuanya berlari menuju tangga menghampiri Zira yang sudah tergeletak di ujung tangga tak sadarkan diri dan berlumuran darah. "Zira!" Teriak Steve yang langsung menghampiri tubuh Zira dan langsung menopangnya. "Zira, sadarlah. Aku mohon sadarlah," ucap Steve. Ia terlihat sangat panik saat melihat darah di pelipis Zira yang mengalir deras, dan pendarahan yang begitu parah.

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status