Woi Ren, sadarlah!" Ucap temen Reno. Reno pun segera tersadar dan melihat sosok yang telah mengagetkannya itu. "Kamu..?" "Ya ini aku, aku sudah berulang kali memanggilmu. Tapi kamu gak ngejawab. Ngelamunin apa sih""Kapan kamu kembali?" Tanya Reno."Bukannya menjawab pertanyaanku, malah nanya balik nih orang.""Kamu sih gak ada bilang kapan kembali. Karena itu aku nanya. Apa sulitnya sih ngejawab?""Aku baru tiba tadi pagi. Dan langsung kesini.""Hohh... Udah makan?""Blom.. Perhatian banget lo nanyain aku udah makan atau belum segala.""Perhatian lah. Demi apa gue gak harus perhatian.""Ya elah, jadi lebay deh dia. Oh iya dimana wanita yang kamu maksud itu. Aku sengaja jauh jauh kesini karena mau melihatnya. Wanita mana yang mampu membuat kamu jatuh hati dan menyukainya melebihi aku."Reno pun tersenyum mendengar ucapan teman terdekatnya itu. "Kenapa kamu hanya tersenyum? Dimana wanita itu?" Tanya lagi. "Kamu sangat terlambat Wil. Dia sedang dalam perjalanan keluar negeri untuk b
"Ya udah itu aja Aisha." Reno segera menuju sofa yang ada di kamar Aisha dan berbaring di atasnya."Kamu mau aku bantu pesenin kamar hotel?" Aisha memberikan minuman ion kepada Reno. "Emang gak boleh kalau aku menumpang disini aja Ais?""Serius mau disini aja? Emang gak mau tiduran gitu, biar nyaman.""Haha.. Kamu gak ngerti maksudku ya." Reno yang tadi sudah rebahan kembali duduk. Aisha pun memberikan minuman dingin pada Reno. Reno mengambilnya. "Makasih," Ucap Reno. "Iya. Maksud kamu tadi apa Ren?""Maksudku, aku ingin bermalam disini, tapi aku cuma bercanda loh. Gak beneran, jangan marah oke!""Hohh..""Hoh..??" Tanya Reno."Iya, tadi aku ngeh kamu punya maksud gitu. Tapi aku pikir kamu hanya menggodaku saja. Ya gak mungkin kan kamu mau menginap disini.""Haha.. Iya iya."***Malam hari pun tiba, Aisha mengajak Reno untuk menikmati makan malam di salah satu tempat makan yang dekat dengan hotel. "Kamu udah kemana saja?""Belum ada yang terlalu jauh sih. Aku cuma muter muter kita
"Iya juga yah, udah kamu jangan khawatir. Aku yang akan menyetir besok!""Kamu yang menyetir?" Aisha ingin memastikan dia tidak salah dengar. "Ya, biar aku yang menyetir.""Kamu kan pasti capek banget. Hari ini baru sampe, besok mau nemenin aku lagi ke luar kota. Nyetir pula. No no way!""Iya, gak papa. Aku baik baik aja kok Aisha. Aku juga sehat kok, cuma capek aja dikit. Aku beneran baik kok. Kamu gak usah khawatir gitu.""Beneran? Mana mungkin cum capek doang. Kamu kan udah perjalanan jauh kesini. Kamu sebelumnya juva pasti gak cukup istirahat.""Nanti kita bisa gantian nyetirnya Aisha. Kamu gak usah khawatir. Semuanya bisa kita atasi dengan baik kok.""Terserah sama kamu. Kalau kamu sakit aku gak mau tanggung jawab loh ya.""Gimana aku mau sakit, kamu ada disini kok. Aku gak bakalan sakit lah."AQ"Gak bakalan sakit? Kamu yakin?" "Iya aku yakin. Kamu kan ada disini."Dan disaat yang bersamaan, sosok lain sedang memperhatikan kedekatan keduanya.'Aku tidak tahu mengapa dunia ini
"Aku gak tahu Ais. Tapi aku memang ngerasa itu Adnan. Mirip banget, aku bisa lihat jelas kalau dia merhatiin kita dari dalam mobilnya." "Mungkin cuma mirip aja Ren. Sekarang ayo kita jalan!" Ajak Aisha. "Baiklah, aku akan melupakannya. Kamu mau makan apa?" Tanya Reno. "Kita sarapan roti aja gimana Ren?" "Boleh tu, kita cari toko roti yang dekat sini dulu ya," Jawab Reno. Reno segera menekan pedal mobilnya. Sementara itu di rumah, Hara dan Bunda sedang mengobrol. Hara baru saja selesai mengerjakan pekerjaan rumahnya ditemani Bunda. "Oma, kenapa Ayah gak pernah ngunjungin Hara lagi ya Oma?" "Tapi Ayahkan sering nelpon kamu sayang?" "Iya Oma, Ayah hampir setiap hari nelpon Hara. Tapi Ayah selalu bilang kalau Ayah ada kerjaan Oma. Ayah bilang Ayah sedang berada di luar negeri, belum tahu pulangnya kapan Oma." "Sabar ya sayang, Ayah mungkin sedang banyak pekerjaan. Nanti Ayah pasti akan mengunjungi Hara setelah pulang dari luar negeri. Kamu harus sabar ya sayang." "Tapi Har
101. "Ini?" Aisha memegang satu cup mie instan. "Label halalnya ada?" Tanya Reno. "Of course!" Jawab Aisha. "Oke, give mie one. Airnya jangan banyak banyak ya Ais.""Oke, Wait for a minute.""Oke lady. I will waiting you there!" Reno menujuk tempat duduk yang tersedia di sana. "Oke," Jawab Aisha. Aisha juga memilih beberapa cemilan yang bisa dimakan dengan mie instan. Setelah itu, Aisha langsung menyeduh mie instan itu dan membawanya mendekat ke Reno. Mereka pun duduk bersebelahan dan menunggu mie cup instan siap dinikmati. "Lama lagi Aisha?""Sebentar lagi Ren. Ni aku bawain cemilan lain yang bisa dimakan bareng mienya.""Oke oke, thank you." Reno segera membuka bungkua kripik kripik yang dibawa Aisha. Ada dua bungkus cemilan yang berbeda, dan Reno membuka keduanya. "Bismillah," Ucap Reno. Reni segera menyantap cemilan berula krioik itu dan juga membuka tutup mie yang sudah diseduh oleh Aisha. "Hati hati Ren. Hati hati makannya.""Iya iya," Reno menghembus mie itu sebelum m
"Dimana aku, dimana aku? Kenapa penglihatanku buram begini? Apa yang terjadi pada Reno? Hikss.. Hikss.." Aisha pun langsung menangis. "Ayo berdirilah, jangan menangis terus. Kamu harus kuat!" Pria itu memegang kedua bahu Aisha untuk menguatkannya. "Hiks.. Hiks.. Reno, dimana Reno. Kenapa kamu tidak menjawsb pertanyaanku? Reno ada dimana?" Aisha mengulang kembali pertanyannya. "Maafkan aku, aku tidak bisa menjawabnya.""Aku bertanya padamu Adnan! Dimana Reno? Tolong jawab aku!? " Aisha sedikit mengeraskan suaranya. "Reni juga ada di rynah sakit ini. Tenanglah. Biarkan Dokter memeriksamu dulu Aisha.""Aku akan diperiksa setelah aku bertemu dengan Reno.""Tolong dengarkan aku, Aisha. Kamu pasru akan segera bertemu Reno. Tapi sebelum itu sabarlah. "Apa terjadi sesuatu yang menimpa Reno? Dimana dia, tolong bantu aku bertemu dengannya, Adnan!" Pinta Aisha. Aisha tidak tahu bagaimana Adnan bisa ada disana, yang jelas Aisha tahu jika Adnan juga berada di Belanda. Itulah satu satunya yan
"Apa ini sakit Ren?" Ucap Aisha. Aisha menyetuh dahi Reno yang tergores itu. "Maafkan aku, maaf Ren. Maafkan aku. Maaf," Suara Aisha bergetar.Aisha menyentuh pipi Reno dan terasa sangat dingin. Aisha tidak tahu sudah berapa lama ia tidak sadarkan diri, tapi bisa dipastikan bahwa Ruh Reno sudah meningggalkan raganya jauh berjam jam lalu. "Aku bilang aku akan membalas kebaikanmu Ren. Tapi kenapa kamu sangat tidak sabaran. Lihat ini. Kamu pergi meninggalkan aku begitu cepat. Ayolah Ren, katakan jika ini hanya mimpi burukku saja. Bangunlah Ren. Bangun!" Ucap Aisha. "Kenapa kamu masih tidur sementara aku sudsh menangis sejak tadi? Kamu benar-benar sudsh tidak disini Ren?" Aisha yang tidak mendapatkan satu jawabanpun dari pertanyaannya menjadi semakin sedih. Ia benar-benar sudsh kehilangan Reno untuk selamanya. "Makasih Ren. Bahkan disaat terakhirmu, kamu masih berusaha melindungiku. Kaafkan aku, maaf kamu harus bertemu wanita sekacau diriku. Andai saja kamu tidak kesini. Tidak meneman
105."Iya karena itu Adnan. Pelankan dikit lagi please."Malas dengan perdebatannya dengan Aisha, Adnan menurut saja. Ia menyetir dengan kecepatan sangat sangat lambat. Mereka pun tiba di Bandara dengan selamat. Waktu sudsh mepet, mereka harus segera check in. Alhasil, Adnan dan Aisha harus buru buru masuk ke dalam Bandara. "Kalau kamu gak banyak drama pastinkita udah sampe dari tadi Aisha. Ayo buruan, jalannya jangan lelet. Barang barang kita juga lumayan banyak. Emang isi koper kamu apa sih?""Jangan nyalahin aku kenapa sih. Aku juga gak tahu kenapa aku parnoan banget. Aku pernah kecelakaan, tapi aku gak pernah begini sebelumnya. Aku beneran takut tadi. Kamu bisa gak sih gak usah merepet. Biar aku yang bawa koperku." Aisha segera mengambil alih koper yang tadinya dibawa oleh Adnan. Aisha mendorong sendiri kedua kopernya itu, dan koper satunya lagai dibawakan oleh Adnan. "Ayo buruan Aisha!" Adnan mempercepat langkahnya dan ada berjalan di depan Aisha. "Aku tahu kalau kita hampir t