101. "Ini?" Aisha memegang satu cup mie instan. "Label halalnya ada?" Tanya Reno. "Of course!" Jawab Aisha. "Oke, give mie one. Airnya jangan banyak banyak ya Ais.""Oke, Wait for a minute.""Oke lady. I will waiting you there!" Reno menujuk tempat duduk yang tersedia di sana. "Oke," Jawab Aisha. Aisha juga memilih beberapa cemilan yang bisa dimakan dengan mie instan. Setelah itu, Aisha langsung menyeduh mie instan itu dan membawanya mendekat ke Reno. Mereka pun duduk bersebelahan dan menunggu mie cup instan siap dinikmati. "Lama lagi Aisha?""Sebentar lagi Ren. Ni aku bawain cemilan lain yang bisa dimakan bareng mienya.""Oke oke, thank you." Reno segera membuka bungkua kripik kripik yang dibawa Aisha. Ada dua bungkus cemilan yang berbeda, dan Reno membuka keduanya. "Bismillah," Ucap Reno. Reni segera menyantap cemilan berula krioik itu dan juga membuka tutup mie yang sudah diseduh oleh Aisha. "Hati hati Ren. Hati hati makannya.""Iya iya," Reno menghembus mie itu sebelum m
"Dimana aku, dimana aku? Kenapa penglihatanku buram begini? Apa yang terjadi pada Reno? Hikss.. Hikss.." Aisha pun langsung menangis. "Ayo berdirilah, jangan menangis terus. Kamu harus kuat!" Pria itu memegang kedua bahu Aisha untuk menguatkannya. "Hiks.. Hiks.. Reno, dimana Reno. Kenapa kamu tidak menjawsb pertanyaanku? Reno ada dimana?" Aisha mengulang kembali pertanyannya. "Maafkan aku, aku tidak bisa menjawabnya.""Aku bertanya padamu Adnan! Dimana Reno? Tolong jawab aku!? " Aisha sedikit mengeraskan suaranya. "Reni juga ada di rynah sakit ini. Tenanglah. Biarkan Dokter memeriksamu dulu Aisha.""Aku akan diperiksa setelah aku bertemu dengan Reno.""Tolong dengarkan aku, Aisha. Kamu pasru akan segera bertemu Reno. Tapi sebelum itu sabarlah. "Apa terjadi sesuatu yang menimpa Reno? Dimana dia, tolong bantu aku bertemu dengannya, Adnan!" Pinta Aisha. Aisha tidak tahu bagaimana Adnan bisa ada disana, yang jelas Aisha tahu jika Adnan juga berada di Belanda. Itulah satu satunya yan
"Apa ini sakit Ren?" Ucap Aisha. Aisha menyetuh dahi Reno yang tergores itu. "Maafkan aku, maaf Ren. Maafkan aku. Maaf," Suara Aisha bergetar.Aisha menyentuh pipi Reno dan terasa sangat dingin. Aisha tidak tahu sudah berapa lama ia tidak sadarkan diri, tapi bisa dipastikan bahwa Ruh Reno sudah meningggalkan raganya jauh berjam jam lalu. "Aku bilang aku akan membalas kebaikanmu Ren. Tapi kenapa kamu sangat tidak sabaran. Lihat ini. Kamu pergi meninggalkan aku begitu cepat. Ayolah Ren, katakan jika ini hanya mimpi burukku saja. Bangunlah Ren. Bangun!" Ucap Aisha. "Kenapa kamu masih tidur sementara aku sudsh menangis sejak tadi? Kamu benar-benar sudsh tidak disini Ren?" Aisha yang tidak mendapatkan satu jawabanpun dari pertanyaannya menjadi semakin sedih. Ia benar-benar sudsh kehilangan Reno untuk selamanya. "Makasih Ren. Bahkan disaat terakhirmu, kamu masih berusaha melindungiku. Kaafkan aku, maaf kamu harus bertemu wanita sekacau diriku. Andai saja kamu tidak kesini. Tidak meneman
105."Iya karena itu Adnan. Pelankan dikit lagi please."Malas dengan perdebatannya dengan Aisha, Adnan menurut saja. Ia menyetir dengan kecepatan sangat sangat lambat. Mereka pun tiba di Bandara dengan selamat. Waktu sudsh mepet, mereka harus segera check in. Alhasil, Adnan dan Aisha harus buru buru masuk ke dalam Bandara. "Kalau kamu gak banyak drama pastinkita udah sampe dari tadi Aisha. Ayo buruan, jalannya jangan lelet. Barang barang kita juga lumayan banyak. Emang isi koper kamu apa sih?""Jangan nyalahin aku kenapa sih. Aku juga gak tahu kenapa aku parnoan banget. Aku pernah kecelakaan, tapi aku gak pernah begini sebelumnya. Aku beneran takut tadi. Kamu bisa gak sih gak usah merepet. Biar aku yang bawa koperku." Aisha segera mengambil alih koper yang tadinya dibawa oleh Adnan. Aisha mendorong sendiri kedua kopernya itu, dan koper satunya lagai dibawakan oleh Adnan. "Ayo buruan Aisha!" Adnan mempercepat langkahnya dan ada berjalan di depan Aisha. "Aku tahu kalau kita hampir t
Hampir semua orang sudah meningggalkan lokasi pemakaman Reno. Para keluarga Reno baru saja meninggalkan makam Reno. Hanya tersisa beberapa orang saja yang bisa dihitung dengan hitungan jari. Bynda, Pak Adhi juga sudah kembali duluan. Sementara itu, Adnan masih belum beranjak darisana. Adnan sengaja msnunggu Aisha. Ia ingin memastikan Aisha baik baik saja hingga meningggalkan Pemakaman. Adnan memilih menunggu Aisha dari jarah yang lumayan jauh dan membiarkan Aisha lebih leluasa. Sedangkan Aisha, ia masih duduk di depan makam Reno. Banyak hal yang belum sempat ia katakan dengan Reno. "Kamu bilang ingin makan mie rebus buatanku sewaktu kita makan mie cuolo waktu itu. Aku bahkan belum sempat membuatkannya untukmu Ren. Kamu juva berhutang banyak hal padaku. Kamu bilang akan membantuku membuka yayasan dan juga menemaniku berlibur ke luar negeri di kesempatan lainnya. Kamu Pembohong Ren. Pembohong, kamu tahu gak sih kalau kamu itu jahat banget.""Kamu bilang kamu mencintaiku, tapi baru beb
"Ayo Bu, Adnan juga udah lapar Bu. Ayi Bu! Ayo Aisha!" Ajak Adnan.Namun begitu, hubungan Adnan dengan Pak Adhi bekum begitu membaik. Banyak kesalahpahaman di masa lalu yang belum bisa dimaafkan oleh mereka masing-masing. Untungnya, Baik Adnan dan Aisha tidak begitu terganggu dengan hal itu. Mereka dekat sebagai rekan yang mendirikan Yayasan, dan sangat profesional. Selain itu sebagai orang tua mereka juga akur demi mengasuh Hara menjadi pribadi yang baik dan tidak kekurangan kasih sayang."Paman Adnan!" Panggil seorang anak laki-laki. "Reyhan!" Sahut Adnan. Adnan juga melambaikan tangannya pada anak laki laki itu. Reyhan pun berlari menghampiri Adnan. "Paman.." Reyhan sangat antusias bertemu Adnan. Adnan pun menyambut Reyhan dengan merentangkan tangannya. Reyhan langsung masuk ke pelukan Adnan. "Paman sudah lama sekali gak kesini? Paman kemana saja?" Tanya Reyhan. "Paman ada pekerjaan di tempat yang jauh sayang. Maaf ya.""Oh gitu. Gak papa kok Paman. Reyhan dan yang lainnya s
"Iya iya, aku makan. Bismillah.." Ucap Aisha. Aisha segera menyuap makanan itu ke dalam mulutnya. "Huhh.. Hah.." Aisha kepanasan. "Pelan pelan Aisha, tiup dulu.""Siapa yang tahu bakal sepanas ini. Huhh.." Bibir Aisha sangat kaget dengan bskso panas yang disuap Aisha ke mulutnya. "Iya, pokoknya lebih hati hati kalau mau ngapa ngapain Aisha. Termasuk makan juga, hati hati.""Iya iya. Aku usahain lebih hati hati. Huh hahh.." Aisha menghembus dulu makanannya. "Hemm.. Btw kamu lagi sibuk ngapain selain ngurus Yayasan?""Sibuk mikirin gosip apa yang bakal kamu ceritain ke aku. Aku penasaran banget loh!""Hahaha.. Aku aja sampe luoa mau ceritain itu. Oh tentang gosip itu, katanya katanya.." Adnan menggantungkan kalimatnya."Apa..?" Aisha sambil mengunyah bakso. "Gak ads. Aku cuma bercanda doang. Gak ada gosip apa apa. Yang ads itu fakta, fakta kalau aku masih suka sama kamu Aisha. Aku masih suka sama kamu," Jelas Adnan. "Huk.. Uhuk.." Aisha tersedak mendengar perkataan Adnan."Yang be
"Tok.. Tok.." Aisha mengetuk jendela mobil itu. Aisha belum melihat siapapun turun dari sana, pasti Pemiliknya masih ada di dalam mobil. Tidak mendapat respon setelah mengetuk sekali, Aisha mencoba ulang. "Tok.. Tok..tok.." Kali ini Aisha mengetuk lebih kencang dari sebelumnya.Akhirnya usaha Aisha berhasil, Aisha mendengar jika sang Pemilik mobil membuka pintu mobil itu. Dan seorang Pria turun dari mobil itu. Aisha terperangah melihat Pria itu. "Astaghfirullah," Ucap Aisha tanpa sadar. Aisha mengedipkan matanya beberapa kali untuk memastikan apa yang dia lihat. Aisha melakukannya beberapa kali."Reno..?" Bibir Aisha sangat kelu mengucapkan nama itu. "Reno.. It's you? Ren.." Aisha segera menarik lengan Pria itu dan menggenggamnya."Ih.. Kamu siapa? Aneh banget!" Dengan cepat Pria itu menarik lengannya dan menjauh dari Aisha. "Kamu siapa? Kenapa kamu sangat tidak sopan?""Reno.. Ini kamu? Beneran kamukan?" Tanya Aisha."Me? Reno?" Tanya Pria itu. "Iya.. Kamu Reno?""Aku gak kenal