Share

40. Rahasia Umum

Author: Indy Shinta
last update Last Updated: 2022-08-29 15:03:38
“Eh, Ray? Masuklah.” Mei bisa merasakan suara Juna yang berubah gugup saat melihat kehadiran Raya bersama Sarah dan Tania. “Kevin mana, nggak ikut?” lanjut Juna seraya mengambil alih bingkisan buah untuk Mei dari tangan mantan pacarnya itu.

“Jadwalnya padat banget hari ini. Mana bisa dia ninggalin urusan yang sangat penting buat hal lain?” sahut Raya dengan senyumnya yang terlihat ramah, tetapi Mei bisa merasakan arti dalam kalimat itu, bahwa Mei bukanlah sesuatu yang dianggap penting bagi Kevin dibanding urusannya yang lain.

“Ya ampun, Mei. Gimana ceritanya kok bisa-bisanya elu kecelakaan gini sih?” Sarah menghampiri Mei yang tergolek di ranjang perawatan, melewati Juna dan Raya yang masih saling bertatapan.

“Yaa gitu deh,” cengir Mei sembari bergantian membalas pelukan Sarah dan Tania. “Thank’s, ya,” ucapnya saat Tania mengulurkan sebuket bunga untuknya.

“Get well soon, Mei,” ujar Tania dan Sarah nyaris berbarengan.

Mei mengangguk dan tersenyum. Tapi senyum itu tak benar-benar
Indy Shinta

Suka novel ini? Komen dan vote, ya :)

| 1
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
mangka nya Juna jangan sembarangsn memfitnah dn juga Mey g mungkin mau sama bandot tua itu dn juga kmu selidikin iyu s Hans .Mey kerja jadi asisten nya Hans cpt kmu lamar Mey biar lepas dr Hans ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Menikahi Mantan Pacar Teman   41. Ketegasan

    “Makasih, Jun. Gue janji bakal membayar semua ini,” ucap Mei kala Juna mengatakan sudah melunasi tagihan rumah sakitnya. Dan Mei sudah diperbolehkan pulang sekarang. “Udahlah, Maemunah. Nggak usah dipikirin. Elu juga dulu sering bantuin gue, kan?” “Kapan?” “Dulu waktu SMA, gue sering lupa bawa uang terus utang jajan ke elu tiap ketemu di kantin, tapi sampai detik ini gue belum pernah bayar. Anggap aja udah gue lunasi sekarang.” Seketika Mei terpingkal-pingkal. “Ah. Ada-ada aja elu, mah! Utang lu dulu itu kan nggak seberapa, gue ikhlas kok. Itu kan nggak sebanding dengan biaya rumah sakit gue ini,” ujarnya sambil geleng-geleng kepala. “Ya sudah, gue juga ikhlas kok bayarin biaya rumah sakit elu ini. Jadi, nggak ada lagi istilah utang-utangan antara kita.” “Thank’s, Jun." Mei terharu. “Oke, udah nggak ada yang ketinggalan ‘kan? Yuk, kita pulang sekarang.” Seorang suster tersenyum ramah ketika berpapasan dengan mereka di koridor rumah sakit. "Semoga lekas pulih ya, Mbak Mei. Hati-

    Last Updated : 2022-08-29
  • Menikahi Mantan Pacar Teman   42. Plot Twist

    “Apa-apaan sih, Tante? Itu urusan Mei, jangan libatkan Juna.” Mei menahan getar dalam suaranya. Dia tak ingin terlihat takut, meski memang begitulah kenyataannya. Juna tak tahu apa-apa soal utangnya ini. Dan Mei memang belum siap untuk membahasnya. Sebab dalam pikirannya, lelaki manapun bakal kabur sejauh-jauhnya jika mendengar utang yang sedang ditanggung calon pasangan hidupnya. Siapa juga yang sudi dihadiahi beban utang sebesar itu oleh pasangannya sendiri? Orang menikah umumnya ingin bahagia, bukan ingin ditambahi beban utang. “Bah! Kemana nyalimu tadi? Ternyata secepat itu menciut.” Dilla terkekeh menang karena telah memegang kartu As milik Mei, yaitu tentang utangnya yang sangat besar. Di sofa sana, Hans ikut terkekeh sembari menyalakan sebatang rokok, lalu mengembuskannya penuh kenikmatan seraya menonton drama di depannya. Rasa penasaran tampak berkilat dalam sorot matanya. Dipandanginya lekat-lekat pemuda yang tengah pasang badan untuk Meilani itu. Mei menoleh kepada Juna d

    Last Updated : 2022-08-30
  • Menikahi Mantan Pacar Teman   43. Gadis 1 Miliar

    Meilani menoleh ke arah rumah tantenya dengan mata berkedip menahan tangis, namun entah apa lagi yang perlu ditangisinya? Selama ini dia tak pernah punya keberanian sebesar ini untuk keluar dari sana hanya karena takut hidup sendiri. Tapi sekarang dia tak sendiri lagi, bukan? Sudah ada seorang Arjuna di sisinya. “Mei, ayo masuklah,” bujuk Juna. Pria itu bisa memahami apa yang tengah menggelayuti pikiran Mei saat ini. Bagaimanapun, di rumah itu tinggallah satu-satunya keluarga yang dimiliki gadis ini. Tapi, keluarga macam apa yang tega memeras dan merenggut kebahagiaan anggota keluarganya sendiri? Bahkan tantenya yang serakah itu tega menyodorkan keponakan kandungnya ini kepada duda genit hanya demi duit. Bahkan berniat menikahkan Meilani secara paksa dengan pria yang lebih pantas menjadi ayahnya, lagi-lagi demi uang. Seakan derajat uang jauh lebih tinggi kedudukannya daripada harkat dan martabat seorang manusia, padahal manusia adalah ciptaan Tuhan nan paling mulia dibanding makhluk

    Last Updated : 2022-08-31
  • Menikahi Mantan Pacar Teman   44. Duka yang Belum Berlalu

    Utomo duduk dan menyandarkan punggung seraya menatap foto berbingkai putih di atas meja kerjanya. Di sana, tampak Juna kecil yang menggemaskan sedang berpose lucu diantara kedua orangtuanya yang kini telah meninggal. Seketika pria sepuh itu menghela napas dalam-dalam kala gelenyar nyeri masih saja merambati hatinya, meski sudah sekian lama hari berkabut duka itu telah berlalu. “Kenapa kalian pergi begitu cepat?” desahnya dengan mata terpejam. Kilasan masa lalupun tergambar kembali dalam benaknya, bagai putaran video. Hari itu, seorang pria berjas putih menatap Utomo dan Wirawan secara bergantian dari balik meja kerjanya yang dipenuhi banyak berkas, di bagian dada jasnya tertempel papan nama bertuliskan ‘dr Joe Ahmad Prameswara, SpBS.’ “Cedera kepala berat yang dialami Nyonya Sekar akibat kecelakaan itu, menimbulkan kerusakan yang sangat parah di bagian otaknya,” jelas dokter Joe seraya menunjuk pada sebuah hasil CT Scan milik Sekar, ibunda Juna, “Batang otak ini merupakan bagian pa

    Last Updated : 2022-08-31
  • Menikahi Mantan Pacar Teman   45. Gadis Cilik Berkepang

    Hari ini, Juna mengajak Mei menemui dan berkenalan dengan kakeknya, sekaligus meminta restunya. “Aku akan tetap menikahimu, meskipun Opa nggak setuju,” ucapnya sambil menggenggam erat tangan Mei dan rasanya telapak tangan wanita itu terasa dingin dalam genggamannya, pasti karena gugup. “Ayo,” ajak Juna seraya merengkuh pinggul Mei. “Opa ada di sana, sedang menunggu kita,” bisiknya. Mei tercekat dan mengikuti langkah Juna. Wanita itu terperangah memandangi betapa luasnya halaman rumah ini. Dalam pikiran Mei sebelumnya, rumah yang akan dilihatnya nanti adalah rumah sederhana namun asri menyenangkan, dan ya, tempat ini sangat asri menyenangkan, tapi sama sekali tidak sederhana. Rumah dengan bangunan utamanya yang bergaya joglo ini terlihat antik dan juga klasik. Terlihat kokoh dan artistik karena berbahan kayu jati dengan kualitas terbaik. Mei begitu gugup kala mengulurkan tangannya kepada seorang pria sepuh bersandal jepit, memakai celana pendek dan berkaos oblong. Pria tua yang selur

    Last Updated : 2022-09-01
  • Menikahi Mantan Pacar Teman   46. Sang Penolong

    Juna dan Mei berpamitan pulang saat hari sudah malam. “Menginaplah, Jun. Kalau kamarmu bisa bicara, dia juga pasti akan bilang kangen ingin kau tempati lagi barang sesaat,” bujuk Opa Tomo. Juna menepuk-nepuk punggung tangan sang kakek yang masih erat menggenggam tangannya. “Besok ada pekerjaan yang harus Juna selesaikan, Opa,” jawabnya lembut. “Kau masih saja sibuk bekerja padahal hari pernikahanmu sudah di depan mata? Ambillah cuti dan fokus dengan pernikahanmu.” Opa Tomo geleng-geleng kepala Juna masih saja sesantai itu jelang hari pernikahannya yang sudah tinggal hitungan hari. “Opa kan tahu, kami tidak menggelarnya secara mewah dan besar-besaran. Dan sudah ada WO yang mengurusnya. Kami terima beres. Makanya Juna punya banyak waktu untuk menyelesaikan pekerjaan, dan Mei bisa rileks dengan dirinya sendiri tanpa pusing mengurusi tetek-bengek pernikahan.” Utomo tertawa lirih. “Kudengar dari asisten pribadimu, bahkan Meilani enggan memesan gaun pengantin dan pilih menyewa saja? Buk

    Last Updated : 2022-09-01
  • Menikahi Mantan Pacar Teman   47. Kita Bukan Kucing

    Mei memandangi swimming pool yang membiru di bawah sana. Itu adalah view favoritnya. Mei betah berlama-lama duduk di balkon hanya untuk memandanginya saja. Tadi Juna sudah mengajaknya melihat-lihat rumah baru yang rencananya akan ditempati mereka setelah menikah. Rumah seluas 500 meter persegi yang berdiri di lahan seluas 1.500 meter persegi itu terasa sangat besar setelah dirinya terbiasa tinggal di apartemen Juna yang lebih sempit namun sangat fungsional ini. Jika boleh memilih, Mei lebih suka tinggal di apartemen ini saja daripada di rumah itu. Apartemen ini terasa jauh lebih hangat dan menyenangkan bagi Mei. Kemudian Mei menghela napas. Memikirkan pernikahannya yang sebentar lagi akan terjadi tanpa kehadiran keluarga dekatnya. Om Danu mendekam di penjara dan menolak kunjungannya, sedangkan tante Dilla dirawat di rumah sakit karena serangan stroke, membuat sepupunya, Riki dan Ivan kalang kabut merawat sang mama. Andai Mei di sana, pasti Mei yang bakal mengurus semuanya. Selama ini

    Last Updated : 2022-09-02
  • Menikahi Mantan Pacar Teman   48. Sumpah Mandul

    Juna meringis, menyesali mulut besarnya yang keceplosan soal cewek. “Nah, nggak berani kan, lu?” ketus Mei sambil mengancingkan kembali piyamanya. Juna menelan ludah sambil mencuri tatap pada gundukan buah dada Mei yang masih ingin dibelainya. “Apa lu, lihat-lihat? Dasar, mesum!” Mei beranjak dari ranjang, tetapi dengan cepat Juna menahan lengan wanita itu dan menariknya hingga Mei terduduk di pangkuannya. “Apaan sih, lu!” Mei meronta. Bayangan Juna yang pernah bercinta dengan perempuan selain dirinya, secara tiba-tiba menggigit egonya sebagai calon istri Juna. “Maafin gue, Mei. Itu kan masa lalu, nggak bisa gue apa-apain lagi karena udah lewat. Tapi gue bisa membenahi diri gue di masa kini dan masa depan. I’m yours, Mei. Mulai sekarang, I belong to you and you belong to me. Oke?” bisik Juna seraya memeluk Mei erat-erat, semakin kuat Mei meronta minta dilepaskan, sekuat itu pula Juna mengencangkan pelukannya. Hingga Mei akhirnya lelah dan terdiam. “Maafin gue ya, Mei?” bisik Ju

    Last Updated : 2022-09-03

Latest chapter

  • Menikahi Mantan Pacar Teman   Extra Part

    Mei meletakkan Cinta di box tidurnya secara perlahan setelah selesai mengganti diapers untuk bayi cantiknya yang menggemaskan itu, kini anak keduanya itu sudah berusia 3 bulan. Juna menepuk-nepuk lembut pipi puterinya. “Selamat bobok, cintanya mami dan papi,” bisiknya dengan hati berbunga-bunga. Setelah memastikan Cinta tidur nyaman, Juna menoleh kepada Mei yang sedang memerah ASI. Air susu Mei melimpah ruah, sampai-sampai Mei membeli kulkas baru khusus untuk menyimpan stok ASI bagi sang buah hati. Mei bertekad akan memberi Cinta ASI eksklusif selama 6 bulan, sama seperti Vi dulu. “Masih lama, Mi?” Juna manyun memerhatikan Mei sibuk dengan alat perahnya. “Bantuin sini, malah bengong! Biar cepat beres ini,” omel Mei. Juna pun nyengir dan membantu Mei menuliskan tanggal hari ini di setiap label botol ASI itu, kemudian memasukkannya ke dalam kulkas yang ada di dalam kamar mereka. Sementara Mei membereskan alat-alat pemerah ASI, mencuci, mengelap, dan menyimpan kembali dengan rapi. “S

  • Menikahi Mantan Pacar Teman   Extra Part

    “Mami, bangun! Ini sudah jam berapa?” Juna menarik selimut Mei, menepuk-nepuk istrinya yang malah lebih erat lagi memeluk guling. Juna geleng-geleng kepala. Sepertinya Mei bangun kesiangan lagi, padahal biasanya Mei itu morning person. Istrinya itu sigap melayani apa saja kebutuhannya dan juga Vi. Rajin mempersiapkan keberangkatan Juna ke kantor, dan juga mempersiapkan sendiri box makanan untuk Vi. Tapi sudah seminggu ini, makanan untuk Vi diurus pegawainya. Demikian pula persiapan sarapan untuk mereka. Juna rindu sarapannya dipersiapkan sendiri oleh sang istri tercinta. “Banguun, ... Maemunah.” Juna menarik guling Mei, tapi kemudian Mei mengalungkan lengannya di leher Juna. Membuat Juna terkekeh dan menciumi wajah istrinya. “Jun, ngantuk banget gue loh. Masih kepingin bobok.” Juna pun mengecupi pipi istrinya yang masih memejamkan mata. Mei kelihatan sangat mengantuk memang. Juna jadi tak tega menyuruhnya bangun dan menyelimutinya lagi. Juna mandi pagi dan berganti pakaian, memasa

  • Menikahi Mantan Pacar Teman   Extra Part

    Mei tersenyum puas usai melakukan rapat final dengan manager pengelola gedung Utomo Group. Mei menyabet tempat di lantai dasar gedung Utomo Group yang sebelumnya disewa oleh sebuah restoran franchise asing. Mei ingin menancapkan taring bisnisnya di gedung utama milik kakek suaminya sendiri.Juna pikir istrinya kian menggilai bisnis dan ingin semakin banyak mereguk laba berlipat-lipat. Namun Juna dibuat terkejut saat Mei memaparkan sesuatu kepadanya, bahwa Mei akan memberikan diskon khusus bagi para pegawai Utomo Group yang makan di restoran itu dalam jangka waktu selama mereka berstatus pegawai Utomo Group, yaitu diskon 90% bagi kalangan pegawai kelas bawah semisal security, OB, cleaning service, dan diskon 60% bagi kalangan staf biasa.“Biar apa gitu, Mei?”“Biar mereka merasa dihargai, dan mereka bisa pakai diskonannya buat kepentingan mereka yang lain, atau buat ditabung. Soalnya, Jun, ... gue pernah jadi pegawai rendahan kayak mereka, budget makan siang itu mehong dan berasa bange

  • Menikahi Mantan Pacar Teman   Extra Part

    “Mei, serius ... elu nggak kepengen ngadain resepsi buat pernikahan kita ini?” Juna diam-diam ingin mewujudkan pesta pernikahan impian yang ingin digelarnya secara mewah. Sebagai wujud kegembiraannya memenangkan hati Mei kembali.“Ogah. Kan udah gue bilang ogah. Berisik amat sig elu masih nanyain melulu, Jun?”Juna manyun. “Emang kenapa sih, Mei?” rengeknya sambil memeluk Mei dari belakang, sementara Mei sedang sibuk meracik bumbu untuk makan malam mereka nanti.“Buat apa elu buang-buang duit cuma buat menjamu para sosialita yang fake itu, heh? Gue ingat banget ya, pas gue lagi melarat gimana sikap mereka ke gue. Gue tuh kayak sampah tahu nggak di mata mereka. Anna dan teman-temannya itu! Papasan sama gue di mall kagak ada yang mau noleh barang seorang, padahal gue udah sapa duluan baek-baek,” oceh Mei sambil menggeprek lengkuas sekuat-kuatnya sampai penyet, seakan lengkuas itu adalah perwujudan Anna dan teman-temannya.Jantung Juna nyaris mencelat kaget mendengarnya. ‘Dih, serem juga

  • Menikahi Mantan Pacar Teman   EPILOG

    Mei dan Juna menginap di sebuah presidential suite. Di sinilah mereka pernah melewati malam pertama pada pernikahan mereka yang terdahulu. Pada malam rujuknya mereka kali ini, Mei dan Juna kembali memilih ruangan yang sama, ruangan yang menyimpan sejuta kenangan tentang mereka. Ruangan ini menjadi saksi bisu, bahwa ada rasa membara yang mengikat Mei dan Juna, sejak dulu sampai sekarang, tak pernah padam. Jika keduanya dulu merasa canggung saat memasuki ruangan ini dalam balutan gaun pengantin, sekarang tidak lagi. Begitu Juna menutup pintu hotel, dia langsung mengangkat tubuh istrinya itu ke ranjang, melucuti pakaian Mei dengan tak sabar. Sudah halal, bukan? Tangan Juna bergerak cepat menyingkirkan segala macam penghalang, dan matanya berbinar-binar begitu tubuh polos Meilani kini terpampang nyata. Mei ternyata masih tetap luar biasa dan semengagumkan dulu. “Bisa-bisanya Mei, elu udah jadi emak-emak tapi body masih mulus langsing singset kayak gini?” pujinya sambil membelai perut Mei

  • Menikahi Mantan Pacar Teman   184. Demi Juna

    “Buset, ribet amat sih mau rujuk kebanyakan syarat administrasi! Nggak bisa nikah di KUA hari ini dong gue? Mau tuntasin ibadah nikah yang mulia kok ada-ada aja ya ujiannya?” oceh Juna saat menelepon Jonathan. “Ya udah, Jon, elu buruan daftarin dan urusin semua persyaratan rujuk buat gue dan Mei di KUA. Gue sama Mei nikah siri aja dulu hari ini! Biar cepat sah dan halal,” pungkasnya. Mei tertawa mendenngar ocehan Juna yang teramat ramai. “Beneran mau nikah hari ini? Ntar ajalah ... tanggung, nikah di KUA yang resmi sekalian, tunggu Jojon kelar beresin syarat administrasinya dulu, Jun.” “Eits, nggak bisa! Ibadah loh ini, Maemunah ...! Ibadah itu jangan ditunda-tunda. Jangan dengerin bujuk rayu setan buat nunda-nunda ibadah kita.” Mei terpingkal-pingkal. “Cih. Bisa aja nih orang modusnya, ... bilang aja udah nggak tahan pengen grepe-grepe gue!” cibirnya. Juna nyengir. “Itu kan ibadah juga, Mami sayang, ... yang membedakan kita sama kucing! Kucing mau kawin tinggal kawin, kalau kita

  • Menikahi Mantan Pacar Teman   183. Yes or No

    Mei buru-buru ke dapur, meneguk segelas air untuk membasahi kerongkongannya yang kering karena menahan gondok kepada Juna yang malah mengusilinya soal penggrebegan tadi. Wajah Mei jadi merah padam, bukan hanya karena marah pada keadaan. Tapi dia juga bingung bagaimana caranya menjelaskan ke Vincent? Tadi dia mengecek i*******m dan benar saja, kejadian tadi sudah tayang di I* TV milik Anna dan meraih banyak penonton. “Tuh, kan. Netizen malah belain kita dan kasih selamat sekalian. Orang-orang sekarang sudah tahu soal anak kita, Mei. Juga tentang kita yang sudah rujuk. Dahlah ... yuk, jadiin real aja?” Juna meletakkan ponsel setelah ikut mengecek dan membaca komentar yang berseliweran di I* itu. Juna kemudian merangkul Mei yang duduk menunduk di sofa sambil memegangi kepalanya yang pening. Juna memijiti pundak Mei hingga wanita itu terlihat sedikit nyaman. Mei menangis sambil mengatakan kalau dia takut Vincent marah, takut Vincent kecewa kepadanya. Mei juga meminta saran dan pendapat

  • Menikahi Mantan Pacar Teman   182. Kesempatan dalam Kesempitan

    “Gue kangen banget sama Vi, Mei. Please? Gue sekarang tahu kenapa gue langsung jatuh cinta sama Vi sejak awal ketemu dulu. Dan semakin ke sini gue semakin sering kangen sama dia. Ternyata itu yang namanya ikatan batin. Iya ‘kan? Elu sendiri tadi bilang, bakal beri gue ruang buat mencurahkan kasih sayang gue ke Vi?” Mei memutar bola mata. “Iya, tapi nggak gini juga keleus ..., lu lihat ini jam berapa sekarang? Jam 12 malam. Gila lu mau masuk-masuk kamar janda tengah malam gini.” Juna tertegun. Setelah pembicaraan seriusnya tadi, sekarang Mei dengan cepat kembali ke mode cablak. Juna garuk-garuk kepala. “Dih, cepat juga waktu berlalu ya, Mei?” “Ya iyalah, dodol. Situ aja nangisnya berapa jam sendiri?” “Njirr ..., jangan cerita ke siapa-siapa ya, Mei. Tengsin gue.” “Wani piro?” Lalu Mei terkekeh jahat. “Cih. Lu kayak John Wick aja, Mei!” seloroh Juna. Karena John Wick suka menantang imbalan Juna dengan dua kata yang sama itu, ‘wani piro’. “John Wick? Keanu Reeves?” Mei kebingunga

  • Menikahi Mantan Pacar Teman   181. Tak Cukup Hanya Cinta

    Juna merengkuh kedua tangan Mei. Tangan Mei terasa hangat dalam genggaman Juna yang dingin. “Mei ...,” panggil Juna seraya mengecup lembut punggung tangan wanita itu, “gue udah tahu semuanya, ... siapa sebenarnya Vi,” ucapnya begitu lirih. “Sorry ..., I’m too late.” Juna mendesahkan sejuta penyesalan. Juna berlutut di depan Mei seraya mendongak, mempertemukan tatapan mereka. “Mei ...,” panggilnya lagi, karena wanita itu tak jua bersuara sejak tadi. Mei membeku dalam kediaman panjangnya. “Gue sungguh-sungguh minta maaf. Mungkin permintaan maaf gue ini nggak sepadan dengan penderitaan yang sudah elu lewati seorang diri selama ini.” Juna mengetatkan genggamannya seiring pecutan sesal yang kian melecut-lecut dalam hatinya. Juna baru tahu dari Anjani ..., jika ternyata Mei dalam kondisi mengandung darah dagingnya saat Juna menceraikannya dulu. Saat Juna mengusirnya siang itu, meninggalkan rumahnya di bawah terik cahaya mentari yang membakar kulit, dengan berjalan kaki. Ya ..., berjalan ka

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status