Share

144. Good Idea

Penulis: Indy Shinta
last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-07 22:16:26
Juna memandangi akta cerainya dengan tatapan nanar. Lalu dia menyimpannya di laci. Dia tak sanggup melihatnya lagi. Padahal, bukankah dia yang menginginkan perceraian ini? Tapi kenapa hatinya justru diremas-remas nyeri setelah menerima hal yang sangat dia inginkan ini?

“Kev, elu emang brengsek, ... dasar tukang tikung!” Juna menggeram dengan tangan yang gemetar dan terkepal kuat.

Juna pun mengeluarkan alat komunikasi khususnya dan menelepon seseorang, “John Wick, gue mau order.”

“Monggo, Tuan.”

Juna menyebut nama targetnya.

“Anda yakin, Tuan? Bukankah dia sahabat Anda?”

“Mantan sahabat. Pokoknya elu tembak saja, lalu pertemukan dia dengan kakaknya di pulau itu, biar mereka reunian.”

“Tapi, kakaknya kan sudah jadi mayat, Tuan, ya ndak bisa reunian dong? Kecuali kalau dia bisa melihat hantu.”

“Bodo’ amat, nggak peduli.”

Terdengar desah napas John Wick di seberang sana. “Tuan, bolehkah saya tahu apa masalahnya, sampai Tuan ingin membunuh sahabat sendiri?” selidik si pembunuh elit
Indy Shinta

Terima kasih atas segala bentuk dukungan dan VOTE untuk novel ini. Enjoy reading :)

| Sukai
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (6)
goodnovel comment avatar
nana
jgn2 Mei hamil dan bambang Juned yg ngidam
goodnovel comment avatar
Sarkol Fanni
pembaca setia jgn lupa beri dukungan utk author.
goodnovel comment avatar
Sarkol Fanni
semoga tidak terjadi hal yg menyakitkan lg utk mei, kasihan jg.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Menikahi Mantan Pacar Teman   145. Kini Tak Sendiri

    Anna mengunjungi kantor Juna bersama Utomo sambil membawa sekotak bekal makan siang. Mau tak mau Juna pun menyambut keduanya dan menemani mereka duduk di sofa tamu. Anna memanggil Maya, sekretaris Juna. “Tolong siapkan ini buat Juna, ya?” katanya. “Sorry, An. Bukannya menolak, tapi gue baru aja makan siang pakai daging bebek, habis dibeliin sama aspri gue. Tapi daripada makanannya mubazir, buat elu aja, May. Belum makan kan elu?” kata Juna sambil menoleh pada Maya dan lekas diangguki sekretarisnya itu. Anna tersenyum dan ikut mengangguk, mempersilakan Maya menikmati makan siang darinya itu, namun terlihat sorot kecewa dalam bola matanya. Sedangkan Utomo terkekeh senang mendengar sang cucu akhirnya sudah bisa makan siang seperti biasanya lagi. “Syukurlah, itu artinya maag yang kamu derita sudah mulai membaik. Baru saja Opa mau menyuruhmu ke rumah sakit buat pemeriksaan lambung lebih lanjut,” ujarnya. “Nggak perlu, Opa. Aku baik-baik saja, kok.” Juna mengangguk dan tersenyum, meyaki

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-08
  • Menikahi Mantan Pacar Teman   146. Cuma Aku yang Hancur

    Mei mengecek ponsel, ingin melihat sudah sampai di mana posisi taksi online yang dia pesan tadi. Ternyata masih stuck cukup lama di sebuah titik, mungkin kena macet. Mei pun menghela napas sabar, lalu Mei mengangkat wajahnya ke depan setelah memasukkan ponselnya ke dalam slingbag. Jantungnya pun bagai dipecut kala melihat 2 sosok yang tak asing tengah berjalan berlawanan arah dengannya. Mei menyipitkan mata, berharap dia salah lihat, tetapi itu memang benar Juna ..., meskipun sosok itu terlihat lebih kurus dibandingkan saat terakhir kali Mei melihatnya tetapi Mei hafal betul jika sosok yang tengah menggandeng tangan wanita itu adalah mantan suaminya. Dan Mei lebih terkejut lagi karena wanita itu adalah Anna. Kaki Mei seketika lemas, ternyata benar dugaannya selama ini jika Anna memang ada hati kepada Juna. Dan baru juga Juna bercerai, wanita itu sudah gesit memasuki kehidupan Juna. Namun yang lebih menyakitkan, secepat itu pula Juna menerima wanita lain dalam hidupnya, padahal akta pe

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-08
  • Menikahi Mantan Pacar Teman   147. Sayonara

    Mei dengan cepat menguasai keadaan. Dia dan Juna sudah menjadi orang lain sekarang, orang asing. Mei pun melangkahkan kakinya dengan lebih relaks, tanpa menoleh sedikit pun ke arah Juna. Bukankah Juna tadi juga bersikap demikian kepadanya? Mei juga kini bersikap sama. Mei melalui Juna begitu saja tanpa menoleh. “Ayo, Jun?” ajak Anna sambil mengguncang lengan Juna yang terpaku di tempatnya. Juna pun mengangguk gugup. Pria itu sempat menoleh sejenak ke belakang sebelum menuju sedan mewah yang sudah menunggunya, tetapi Meilani sudah tak terlihat lagi. Sial, kenapa Juna mengkhawatirkan wanita itu? Di mana rumahnya sekarang? Jam berapa taksi online sialan itu akan datang menjemputnya? Padahal Mei terlihat pucat dan lelah tadi. Apakah Mei sedang sakit? Tetapi lagi-lagi, rasa sakit hati Juna karena pengkhianatan Mei kembali mendominasi. ‘Ah, mikirin amat? Gue sudah nggak ada urusan lagi sama dia,’ batinnya sambil kembali menggandeng Anna. Juna harus segera mengantarkan anak gadis orang ini

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-08
  • Menikahi Mantan Pacar Teman   148. Warna Baru Kehidupan

    John Wick geleng-geleng kepala sambil menyeret tubuh seorang pembunuh bayaran yang baru saja disetrumnya, sehingga tembakan pertamanya tadi meleset jauh, tapi si pembunuh bayaran ini tadi masih sempat-sempatnya menyasar tembakannya yang kedua kepada Kevin yang kaget dan tengkurap di rerumputan sana, John Wick pun menambah daya setrumnya hingga pembunuh bayaran yang merupakan juniornya ini mati kejang-kejang. “Pangapuro, Bro. Saya ndak niat bunuh sampeyan, loh. Tapi sampeyan sih jadi pembunuh bayaran kok ndak ada akhlak. Kalau terima bayaran tuh mbok ya lihat-lihat kasusnya gitu loh, Bro. Mereka itu sahabatan, cuma salah satunya lagi marah aja. Sebagai pembunuh bayaran, bijak dikitlah ..., jangan semua orderan sampeyan embat, dong! Maruk amat sampeyan? Pasti suka ambil bayaran murah ya? Makanya ndak bijak pilih-pilih kasus.” John Wick menggerutu sambil memasukkan mayat itu ke dalam mobil, lalu membawanya masuk ke dalam hutan dan membakarnya. Begitulah, John Wick memang menolak orderan

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-08
  • Menikahi Mantan Pacar Teman   149. Bussiness is Bussines

    Jonathan sudah pasrah jika hari ini Juna harus kembali mual dan muntah-muntah, sebab restoran Mei sedang tutup. Jonathan menyajikan menu makan siang yang mirip-mirip dengan salah satu menu katering Meilani yang mudah dicarinya saja, yaitu paket nasi ayam bakar, tahu-tempe, sambal terasi, lalapan, sayur asem, dan kerupuk udang. Juna mulai menyantap makan siangnya. Untuk sejenak pria itu terdiam dan mengernyitkan kening, tetapi tak berkomentar apa-apa dan tetap melanjutkan makan siangnya meski tak selahap biasanya. Juna berhenti makan saat makanannya tinggal separuh, dia tampaknya enggan menghabiskan sisanya. Tapi Jonathan lega, setidaknya Juna tak lagi mual dan muntah seperti biasanya, dan ada asupan energi untuk melakukan aktivitasnya hari ini. “Jon, ada makanan yang lain nggak sih? Laper gue gila ...,” keluh Juna saat hari menjelang sore. Jontahan menyajikan beebrapa menu tetapi Juna cuma menghabiskannya sesendok. “Tumben sih, Jon? Pilihan makanan elu nggak ada yang beres hari ini

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-08
  • Menikahi Mantan Pacar Teman   150. Marry Me

    Anna memasuki ruangan Juna dan melihat pria itu sedang asyik menyantap makan siangnya. “Jun, lunch sendirian?” sapa Anna. Wanita itu memasuki ruangan Juna dengan bebas, seperti ruangannya sendiri, tanpa merasa perlu izin lagi dengan sekretaris Juna, padahal Maya sering menegur Anna tetapi Anna mengabaikan sebab dia merasa hubungannya dengan Juna sudah sangat dekat. ‘Dulu Bu Mei aja selalu minta izin gue tiap mau masuk ruangan Pak Juna, padahal waktu itu Pak Juna suaminya sendiri. Lah ini, belum apa-apa udah sok banget ngerasa menguasai Pak Juna,’ gerutu Maya dalam hati, kesal fungsinya sebagai sekretaris Juna dipandang sebelah mata oleh Anna. “Sudah makan, An?” sapa Juna sambil tersenyum ramah. “Sebenarnya sih belum, tadinya aku mau ngajakin kamu lunch di luar, tapi kamunya malah makan duluan.” Anna cemberut sambil duduk di sebelah Juna. Juna tersenyum tipis, bahkan dia dan Mei saja sampai menikah hingga bercerai tak pernah mengubah sebutan ‘elu-gue’, tapi Anna sekarang sudah mengu

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-09
  • Menikahi Mantan Pacar Teman   151. Baby Vi

    Juna melongo. Ada ya ternyata, wanita yang udah jelek, tua, arogan, rese, udah gitu kepedean melamar dirinya macam Anjani ini? OMG. Juna rasanya ingin ngumpet ke kolong bumi! Untungnya makhluk macam Anjani yang dia temui cuma ada 1 ini saja. “Joke elu sama sekali nggak lucu, sorry .. gue nggak bisa ketawa, yang ada malah eneg ini gue!” Juna bergidik geli. Anjani terkekeh pelan dan bersedekap seraya menandangi Juna dengan tatapan memindai pria itu. “Jun, nggak akan ada wanita yang sanggup mendampingi hidup you selain I. Bahkan seorang Meilani yang katanya you cintai itu, mana? Cerai juga kan elu dari dia?” cibir Anjani dengan begitu meledek. “Cuma I yang sanggup jadi samsak hidupnya you. I yakin seyakin-yakinnya, wanita seperti Anna bakal terkencing-kencing kalau ngeliat IED you kambuh sewaktu-waktu, dan dia bakalan kabur sejauh-jauhnya dari you! Nah ..., cuma I yang bisa terima dan memahami IED yang you derita. Selain I, nggak akan ada wanita yang sanggup, Jun. Kalaupun you bermasal

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-09
  • Menikahi Mantan Pacar Teman   152. Janda Melarat?

    “Eh, nggak usah Mas.” “Lu nggak berhak nolak, Yem. Ini kan rezeki buat keponakan elu, dosa lu menghalangi rezeki orang.” Juna mengabaikan penolakan Maryam dan memencet passwordnya pada mesin EDC yang diulurkan kasir kepadanya. Maryam pun terdiam dan berterima kasih. “Siapa namanya, Yem?” “Baby.” “Baby? Namanya Baby?” Maryam mengangguk dan menyembunyikan kegugupannya karena berbohong. Juna melambaikan tangannya kepada baby Vi, “Nice to meet you. See you, Baby?” katanya sambil melangkah pergi dan Maryam bisa menangkap sorot enggan dalam sepasang mata Juna saat harus meninggalkan toko ini dan kembali dalam dekapan Anna yang menunggunya di sana. “Nggak nyangka ternyata kamu suka bayi,” kata Anna sambil mengalungkan lengannya ke lengan Juna. Lalu Anna tersenyum cantik kepada Juna. “Kamu sudah pantas jadi ayah, Jun,” bisiknya. Juna terdiam. Kata-kata Anna tadi bagai silet jarum yang menusuk hatinya. Ingatannya mendarat pada sebuah momen saat dia selesai bercinta dengan Mei dahulu se

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-09

Bab terbaru

  • Menikahi Mantan Pacar Teman   Extra Part

    Mei meletakkan Cinta di box tidurnya secara perlahan setelah selesai mengganti diapers untuk bayi cantiknya yang menggemaskan itu, kini anak keduanya itu sudah berusia 3 bulan. Juna menepuk-nepuk lembut pipi puterinya. “Selamat bobok, cintanya mami dan papi,” bisiknya dengan hati berbunga-bunga. Setelah memastikan Cinta tidur nyaman, Juna menoleh kepada Mei yang sedang memerah ASI. Air susu Mei melimpah ruah, sampai-sampai Mei membeli kulkas baru khusus untuk menyimpan stok ASI bagi sang buah hati. Mei bertekad akan memberi Cinta ASI eksklusif selama 6 bulan, sama seperti Vi dulu. “Masih lama, Mi?” Juna manyun memerhatikan Mei sibuk dengan alat perahnya. “Bantuin sini, malah bengong! Biar cepat beres ini,” omel Mei. Juna pun nyengir dan membantu Mei menuliskan tanggal hari ini di setiap label botol ASI itu, kemudian memasukkannya ke dalam kulkas yang ada di dalam kamar mereka. Sementara Mei membereskan alat-alat pemerah ASI, mencuci, mengelap, dan menyimpan kembali dengan rapi. “S

  • Menikahi Mantan Pacar Teman   Extra Part

    “Mami, bangun! Ini sudah jam berapa?” Juna menarik selimut Mei, menepuk-nepuk istrinya yang malah lebih erat lagi memeluk guling. Juna geleng-geleng kepala. Sepertinya Mei bangun kesiangan lagi, padahal biasanya Mei itu morning person. Istrinya itu sigap melayani apa saja kebutuhannya dan juga Vi. Rajin mempersiapkan keberangkatan Juna ke kantor, dan juga mempersiapkan sendiri box makanan untuk Vi. Tapi sudah seminggu ini, makanan untuk Vi diurus pegawainya. Demikian pula persiapan sarapan untuk mereka. Juna rindu sarapannya dipersiapkan sendiri oleh sang istri tercinta. “Banguun, ... Maemunah.” Juna menarik guling Mei, tapi kemudian Mei mengalungkan lengannya di leher Juna. Membuat Juna terkekeh dan menciumi wajah istrinya. “Jun, ngantuk banget gue loh. Masih kepingin bobok.” Juna pun mengecupi pipi istrinya yang masih memejamkan mata. Mei kelihatan sangat mengantuk memang. Juna jadi tak tega menyuruhnya bangun dan menyelimutinya lagi. Juna mandi pagi dan berganti pakaian, memasa

  • Menikahi Mantan Pacar Teman   Extra Part

    Mei tersenyum puas usai melakukan rapat final dengan manager pengelola gedung Utomo Group. Mei menyabet tempat di lantai dasar gedung Utomo Group yang sebelumnya disewa oleh sebuah restoran franchise asing. Mei ingin menancapkan taring bisnisnya di gedung utama milik kakek suaminya sendiri.Juna pikir istrinya kian menggilai bisnis dan ingin semakin banyak mereguk laba berlipat-lipat. Namun Juna dibuat terkejut saat Mei memaparkan sesuatu kepadanya, bahwa Mei akan memberikan diskon khusus bagi para pegawai Utomo Group yang makan di restoran itu dalam jangka waktu selama mereka berstatus pegawai Utomo Group, yaitu diskon 90% bagi kalangan pegawai kelas bawah semisal security, OB, cleaning service, dan diskon 60% bagi kalangan staf biasa.“Biar apa gitu, Mei?”“Biar mereka merasa dihargai, dan mereka bisa pakai diskonannya buat kepentingan mereka yang lain, atau buat ditabung. Soalnya, Jun, ... gue pernah jadi pegawai rendahan kayak mereka, budget makan siang itu mehong dan berasa bange

  • Menikahi Mantan Pacar Teman   Extra Part

    “Mei, serius ... elu nggak kepengen ngadain resepsi buat pernikahan kita ini?” Juna diam-diam ingin mewujudkan pesta pernikahan impian yang ingin digelarnya secara mewah. Sebagai wujud kegembiraannya memenangkan hati Mei kembali.“Ogah. Kan udah gue bilang ogah. Berisik amat sig elu masih nanyain melulu, Jun?”Juna manyun. “Emang kenapa sih, Mei?” rengeknya sambil memeluk Mei dari belakang, sementara Mei sedang sibuk meracik bumbu untuk makan malam mereka nanti.“Buat apa elu buang-buang duit cuma buat menjamu para sosialita yang fake itu, heh? Gue ingat banget ya, pas gue lagi melarat gimana sikap mereka ke gue. Gue tuh kayak sampah tahu nggak di mata mereka. Anna dan teman-temannya itu! Papasan sama gue di mall kagak ada yang mau noleh barang seorang, padahal gue udah sapa duluan baek-baek,” oceh Mei sambil menggeprek lengkuas sekuat-kuatnya sampai penyet, seakan lengkuas itu adalah perwujudan Anna dan teman-temannya.Jantung Juna nyaris mencelat kaget mendengarnya. ‘Dih, serem juga

  • Menikahi Mantan Pacar Teman   EPILOG

    Mei dan Juna menginap di sebuah presidential suite. Di sinilah mereka pernah melewati malam pertama pada pernikahan mereka yang terdahulu. Pada malam rujuknya mereka kali ini, Mei dan Juna kembali memilih ruangan yang sama, ruangan yang menyimpan sejuta kenangan tentang mereka. Ruangan ini menjadi saksi bisu, bahwa ada rasa membara yang mengikat Mei dan Juna, sejak dulu sampai sekarang, tak pernah padam. Jika keduanya dulu merasa canggung saat memasuki ruangan ini dalam balutan gaun pengantin, sekarang tidak lagi. Begitu Juna menutup pintu hotel, dia langsung mengangkat tubuh istrinya itu ke ranjang, melucuti pakaian Mei dengan tak sabar. Sudah halal, bukan? Tangan Juna bergerak cepat menyingkirkan segala macam penghalang, dan matanya berbinar-binar begitu tubuh polos Meilani kini terpampang nyata. Mei ternyata masih tetap luar biasa dan semengagumkan dulu. “Bisa-bisanya Mei, elu udah jadi emak-emak tapi body masih mulus langsing singset kayak gini?” pujinya sambil membelai perut Mei

  • Menikahi Mantan Pacar Teman   184. Demi Juna

    “Buset, ribet amat sih mau rujuk kebanyakan syarat administrasi! Nggak bisa nikah di KUA hari ini dong gue? Mau tuntasin ibadah nikah yang mulia kok ada-ada aja ya ujiannya?” oceh Juna saat menelepon Jonathan. “Ya udah, Jon, elu buruan daftarin dan urusin semua persyaratan rujuk buat gue dan Mei di KUA. Gue sama Mei nikah siri aja dulu hari ini! Biar cepat sah dan halal,” pungkasnya. Mei tertawa mendenngar ocehan Juna yang teramat ramai. “Beneran mau nikah hari ini? Ntar ajalah ... tanggung, nikah di KUA yang resmi sekalian, tunggu Jojon kelar beresin syarat administrasinya dulu, Jun.” “Eits, nggak bisa! Ibadah loh ini, Maemunah ...! Ibadah itu jangan ditunda-tunda. Jangan dengerin bujuk rayu setan buat nunda-nunda ibadah kita.” Mei terpingkal-pingkal. “Cih. Bisa aja nih orang modusnya, ... bilang aja udah nggak tahan pengen grepe-grepe gue!” cibirnya. Juna nyengir. “Itu kan ibadah juga, Mami sayang, ... yang membedakan kita sama kucing! Kucing mau kawin tinggal kawin, kalau kita

  • Menikahi Mantan Pacar Teman   183. Yes or No

    Mei buru-buru ke dapur, meneguk segelas air untuk membasahi kerongkongannya yang kering karena menahan gondok kepada Juna yang malah mengusilinya soal penggrebegan tadi. Wajah Mei jadi merah padam, bukan hanya karena marah pada keadaan. Tapi dia juga bingung bagaimana caranya menjelaskan ke Vincent? Tadi dia mengecek i*******m dan benar saja, kejadian tadi sudah tayang di I* TV milik Anna dan meraih banyak penonton. “Tuh, kan. Netizen malah belain kita dan kasih selamat sekalian. Orang-orang sekarang sudah tahu soal anak kita, Mei. Juga tentang kita yang sudah rujuk. Dahlah ... yuk, jadiin real aja?” Juna meletakkan ponsel setelah ikut mengecek dan membaca komentar yang berseliweran di I* itu. Juna kemudian merangkul Mei yang duduk menunduk di sofa sambil memegangi kepalanya yang pening. Juna memijiti pundak Mei hingga wanita itu terlihat sedikit nyaman. Mei menangis sambil mengatakan kalau dia takut Vincent marah, takut Vincent kecewa kepadanya. Mei juga meminta saran dan pendapat

  • Menikahi Mantan Pacar Teman   182. Kesempatan dalam Kesempitan

    “Gue kangen banget sama Vi, Mei. Please? Gue sekarang tahu kenapa gue langsung jatuh cinta sama Vi sejak awal ketemu dulu. Dan semakin ke sini gue semakin sering kangen sama dia. Ternyata itu yang namanya ikatan batin. Iya ‘kan? Elu sendiri tadi bilang, bakal beri gue ruang buat mencurahkan kasih sayang gue ke Vi?” Mei memutar bola mata. “Iya, tapi nggak gini juga keleus ..., lu lihat ini jam berapa sekarang? Jam 12 malam. Gila lu mau masuk-masuk kamar janda tengah malam gini.” Juna tertegun. Setelah pembicaraan seriusnya tadi, sekarang Mei dengan cepat kembali ke mode cablak. Juna garuk-garuk kepala. “Dih, cepat juga waktu berlalu ya, Mei?” “Ya iyalah, dodol. Situ aja nangisnya berapa jam sendiri?” “Njirr ..., jangan cerita ke siapa-siapa ya, Mei. Tengsin gue.” “Wani piro?” Lalu Mei terkekeh jahat. “Cih. Lu kayak John Wick aja, Mei!” seloroh Juna. Karena John Wick suka menantang imbalan Juna dengan dua kata yang sama itu, ‘wani piro’. “John Wick? Keanu Reeves?” Mei kebingunga

  • Menikahi Mantan Pacar Teman   181. Tak Cukup Hanya Cinta

    Juna merengkuh kedua tangan Mei. Tangan Mei terasa hangat dalam genggaman Juna yang dingin. “Mei ...,” panggil Juna seraya mengecup lembut punggung tangan wanita itu, “gue udah tahu semuanya, ... siapa sebenarnya Vi,” ucapnya begitu lirih. “Sorry ..., I’m too late.” Juna mendesahkan sejuta penyesalan. Juna berlutut di depan Mei seraya mendongak, mempertemukan tatapan mereka. “Mei ...,” panggilnya lagi, karena wanita itu tak jua bersuara sejak tadi. Mei membeku dalam kediaman panjangnya. “Gue sungguh-sungguh minta maaf. Mungkin permintaan maaf gue ini nggak sepadan dengan penderitaan yang sudah elu lewati seorang diri selama ini.” Juna mengetatkan genggamannya seiring pecutan sesal yang kian melecut-lecut dalam hatinya. Juna baru tahu dari Anjani ..., jika ternyata Mei dalam kondisi mengandung darah dagingnya saat Juna menceraikannya dulu. Saat Juna mengusirnya siang itu, meninggalkan rumahnya di bawah terik cahaya mentari yang membakar kulit, dengan berjalan kaki. Ya ..., berjalan ka

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status