"Kamu, apakah kamu salah mengenali ornag." Tanya Clara tanpa melihat orangnya."Benar - benar kamu! apakah kamu diselamatkan oleh seseorang? lalu kenapa kamu tidak kembali mencari Tuan muda? kamu tidak hilang ingatan kan?" Vino terus menerca berbagai pertanyaan melihat Clara di depanya."Apakah kak Vino, aku terlau menonton banyak drama koran." Clara tercengang ternyata bukan Sean."Kak Vino, aku tidak bisa menjelaskan dalam satu dua kata, bolehkah aku mohon padamu, maslah aki masih hidup, tidak boleh memberitahukan pada siapapun?" Jawab Clara dengan memohon."Terutama pada Sean." Ucap Clara dalam hati."Apakah kamu tahu betapa sedihnya Tuan muda setelah kamu pergi? mengapa kamu... mengapa kamu bersembunyi darinya?" Tanya Vino dengan sedih."Ada banyak hal yang terjadi diatanra kami, kami tidak bisa melanjutkanya lagi, ada banyak `cara untuk berpisah, bagiku dan dia, ini yang paling terbaik." Clara menundukan kepalanya."Kak Vino , aku mohon padamu, bisakah kamu berpura - pura tidak m
"Aku..aku." Clara sangat syok."Kriiingg." Suara telefon yang berbunyi."Aku.. aku akan mengangkat telefon dulu nona Hauri." Ucap Clara berjalan menjauh."Clara terjadi sesuatu pada Zee!" Teriak Cellia dari telefon.Rumah sakit, Di kuri tunggu Clara berusaha menenangkan Cellia yang masih menanggis."Huuu...huuu.. ketika Zee kembali dari pengiriman barang, dia di tabrak oleh trukkk sampah yang melaju kencang melewati lampu merah." Cellina berserita sembari menangis sesenggukan."Clara, tidak ada dia, aku juga tidak bisa hidup lagi, Huu..hu..hu." Tambah Cellna masih menangis."Akan baik - baik saja, tenanglah." Clara berusaha menengangkan sahabatnnya."Sekarang aku hanya ingin dia hidup, aku kan menjual rumah dulu, mengumpulkan uang, dan menjual toko." Cellina mencari HPnya masih berfikir gegabah."Kamu tenanglah dulu, jika tokotidak ada, saat Zee keluar dari rumah sakit, dimana kalian akan tinggal?" Tanya Clara mengambil Hp dari tangan Cellina."Jadi apa yang harus aku lakukan?" Tanya
"Makanlah agar kamu tidak merasa terlalu pahit." Hauri tersenyum manis."Brakkk." Sean berdiri sembari meletak sendok dengan keras.".."Sean menatap tajam Hauri yang berdiri didepanya."Dimananya yang membuat dia marah?" Tanya Hauri dalam hati.Kantor Sean"Menurutmu mengapa ada begitu banyak kebetulan Hauri dan Clara?' Tanya Sean sembari menatap pemandangan luar."Nona Hauri?" Tanya Asisten kembali."Terakhir kali, kamu mengatakan ada masalah dengan akun tersebut, apa yang terjadi?' Sean menoleh kearah asistenya."Aku meminta seseorang untuk melihat Ayah Clara, tetapi dia tidak menarik uangnya, aku masih memikirkan cara untuk memeriksa kamera pengawas bank, ini agak sulit." Jawab Asisten Sean Serius."Saat itu, kamu pergi untuk membawa kembali Bima, bukan?" Tanya Sean sekaligus perintah.'Aku akan membawanya kembali." Asisten menjawab dengan patuh."Dimana kartu identitas Clara?" Tanya Sean."Tidak melihat ada kartu identitas Nyonya." Asisten kembali menjawab."Sudah begitu lama dia
"Apakah kamu tidak apa - apa? kenapa masih sangat kurus?" Sean mnarik tangan Clara tanpa memperdulikan kata Clara."Bukan urusanmu." Jawab Clara ketus."Um, permisi...apakah kalian saling kenal?" Tanya Hauri yang belum mengerti keadaan."Tidak kenal!" Clara mendorong Sean."Kenal, dia adalah istriku!" Jawab Sean dengan nada tinggi."Kamu salah orang Sean Adiatmaja, aku tidak ada hubunganya denganmu!" Teriak Clara."Tapi namanya Clara..." Hauri belum mengerti."Namanya palsu! dia berhalusinasi!" Clara dan Sean menjawab bersamaan."Kamu yang palsu! aku bunuh kamu!" Clara berjalan menuju Sean dengan marah, siap mencekik leher Sean."Muuaaaachhhhhhhh..." Sean meraih pipi Clara, kemudian mencium bibir Clara dengan lembut."Cplakkkkk!!" Clara dengan refleks menampar Sean dengan keras."...." Sean terdiam tanpa kata, hingga air matanya menetes tanpa dia sadari."Dia orang yang begitu kuat, kenapa menangis?" Ucap Clara dalam hati, sembari berjalan mundur mencari kesempatan."Tidak ada pintu
"Sreeekkkk." Clara membuka bingkisan."Kamu membeli lukisan ini dari dia?' Tanya Clara melihat lukisanya kembali."Baguslah kalau kamu suka." Jawab Sean." Terimakasih." Jawab Clara."Hanya kamu seorang di dunia ini yang selalu memikirkan aku, ingat kesukaanku dan peduli tentang apa yang aku pedulikan." Ucap Clara dalam hati."Aku sudah mau menutup toko, bukankah kamu harus pergi sekarang?" Ucap lara."Bukankah kamu baru mau buka?" Tanya Sean."Aku lelah." Ucp Clara."Aku tidak akan pergi.' Jawab Sean manta."Tidak pergi? disini bukanlah rumahmu?" Clara dengan refleks berdiri."Istriku ada disini, aku tidak akan kemana - mana." Sean ikut berdiri.Beberapa jam kemudia."Oh, kamu benar - benar masih disini, tidak ada tempat untuk kamu tidur, kembalilah ke villa besarmu." Ucap Clara dari belakang.Kamar Smentara Clara, Sean membuka semua pakaianya hanya menyisakan pakaian dalam saja."Heiii, bertindai tidak senonoh di tempat orang!" Teriak Clara."Kamu juga bukan bekum pernah melihatnya
"Apakah kamu merasa kita adlah saudara? itu sebabnya kamu mengasingkanku pada waktu itu dan lari ke kantor untuk mengambil darahku?'" Clara tercengang mendemgar ucapan Sean."Apakah kepalamu masuk air? jika kita bersaudara, apakah ayahku akan membiarkanku pergi kerumah keluarga Sean untuk berpura - pura menjadi pengantin? " Tambah Clara merebut kertas di tangan Sean."Dia memintamy untuk berpura - pura menjadi pengantin, tapi dia tidak menyangka kamu benar - benar jatuh cinta padaku." Jawab Sean sombong."Jika dipikir - pikir ... ini benar juga.." Clara berfikir sejenak."Jadi jika kamu dan aku benar - benar bersaudara, apa yag akan kamu lakukan? " Tambah CLara."Aku akan berencana untuk membakar laporan itu jika itu membuktikan bahwa kita adalah saudara." Sean tertawa kecil."mengirim ayahmu ke tempat terpencil, sehingga siapapun yang mengetahui rahasia ini tidak dapat berbicara." Tambah Sean menoleh kearah Clara.":..." Clara terdiam tanpa bisa berkata - kata."Aku tidak bis hidp t
"Ya?” Clara tertunduk malu. "Ceroboh, kenapa aku tersihir dengan ketampanannya!" Ucap Clara Dalam hati dengan wajah termenung sembari memegang selimut untuk menutupi tubuhnya. "Ada apa , aku tanya boleh atau tidak kamu bilang…. " Ucap Sean dengan rebahan di samping Clara. "Sudah! aku tidak tahu! Kamu tidak perlu mengulanginya lagi!" Clara menutupi tubuhnya dengan selimut wajahnya merah malu. "Aku Akan masak untukmu.” Sean menyilangkan kedua tangannya di depan dengan bangga. Ruang makan toko. Sean sudah mempersiapkan berbagai menu di meja, mereka berdua duduk berhadapan menikmati makanan. "Setelah istriku Lahir Kembali, dia menjadi lebih rentan terhadap bahaya. dia dulu memberlakukan ku seperti harimau lapar tetapi sekarang dia memperlakukanku.. " ucap Sean membuka percakapan. "Tutup mulutmu!" Clara berteriak marah. "Nona Hauri mau mengundangmu makan, aku sudah menyetujuinya." Ucap Clara menatap Sean dengan tajam "Apa?" Sean terkejut sembari menyemburkan minuman di
“Bukankah kamu bilang tidak kekurangan uang?” Ucap Clara dengan wajah sedih.“Baiklah, 16 juta Ya sudah aku mah berikan satu set padaku.” Dengan wajah terpaksa Cleo menerima tawaran Clara.“Terima kasih rumah Bos.” Clara tersenyum manis.“ Si Bodoh ini menyetujuinya, modalnya hanya 400.000 ribu hahaha.” Ucapn Clara dalam hati.“Silakan diterima.” Ucap Clara sembari memberikan tas belanja untuk Cleo.“Dia dan Gisel sangat berbeda, kisah selalu bermartabat dan sopan. orang ini tampaknya lebih ceria dan lincah.” ucap Cleo dalam hati sembari menerima tas di tangan Clara.Rumah Adi Atmaj.“ Apa yang kamu beli?” Tanya Mama tiri Sean.“Bahan lukisan, aku beli untuk bersenang - senang saja.” Jawab Cleo sembari meletakan tas kecil di tanganya.“Aku tidak suka ada barang - barang di rumah, kamu juga tahu itu.” Mama tiri Sean melihat dengan tidak suka.“Aku biarkan kamu mengurus masalanya dengan serius, apakah sudah kamu cari tahu tentang gadis itu?” Tambah mama tiri Sean.“Hanya gadis b