Share

Mimpi

Penulis: Anarita
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-12 23:34:05

Gilang dan Rara berada di sebuah kamar megah nan indah. Malam itu suasana begitu sangat romantis.

Rara mengenakan dress hitam berbahan katun sebatas lutut. Di mana dress itu sangat menyatu dan memancarkan kulit putihnya.

Bibir merah merona dengan rambut panjang yang terurai, semakin menambah aura keseksian gadis itu. Malam itu adalah malam yang sangat indah bagi mereka berdua.

Rara berjalan sensual mendekati Gilang yang sedang berdiri di sudut ruangan. Ia melingkarkan tangannya dari belakang. Membenamkan wajahnya dalam dalam di punggung bidang pria itu, deru nafas Rara mulai menggelitik dan membangkitkan hawa panas yang ada di tubuh Gilang.

"Lang, aku mencintaimu. Aku ingin menjadi milikmu seutuhnya malam ini." Rara membalik paksa tubuh lelaki itu sampai berbalik menghadapnya. "Gilang, jangan sungkan lagi. Malam ini aku milikmu seutuhnya."

Gadis yang malam ini terlihat binal itu meraih satu tangan Gilang, meletakan telapak tangan lelaki itu pada salah satu bagian sensitifnya. Di mana
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menikahi Gadis Lumpuh   Disuapin

    ***"A ...." Gilang tetap menyodorkan dan Rara yang malu tapi mau itu pun membuka mulutnya."Enak?""Lumayan." Gadis itu menjawab datar dengan tatapan yang sulit Gilang artikan. Tatapan yang begitu dingin, tapi entah kenapa Gilang merasa ada kehangatan di balik netranya hitam gadis itu.Gilang yang hendak menyuapkan makanan ke mulutnya di cegah Rara dengan tangan kirinya. Tentu saja lelaki itu terheran-heran."Itu kotor, bekas aku. Ganti sendok lain!" titahnya tak ingin dibantah.Akan tetapi Gilang menyuapnya langsung. Ia sengaja mengabaikan perintah itu. Rara tentu melotot tak senang dengan sikap Gilang."Jorok!" ketus gadis itu."Tidak jorok. Bekas istri sendiri ini. Aku bahkan sudah melihat semuanya di badan kamu. Jadi berbagi sendok itu bukan masalah besar.""Uhukkk!" Rara terbatuk.Memerah muka Rara. Ia merasakan ada semut tak kasatmata merayap di wajah, ingin menyanggah tapi memang Gilang telah melihat semuanya."Jangan asal bicara. Tidak malu dengan kopiah yang ada di kepala?"

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-12
  • Menikahi Gadis Lumpuh   Cemas

    Setelah salat subuh Gilang pun menyibukkan diri dengan warung sembako miliknya. Sengaja menghindari Rara karena tidak ingin berdebat lagi. Istrinya itu dinilai aneh karena berbicara yang bukan-bukan."Kenapa dia tiba-tiba bahas cerai? Apa aku melakukan kesalahan?" gumamnya pelan.Sayang pikiran itu teralihkan karena pembeli mulai berdatangan. Langit yang tadinya gelap perlahan terang, sinar lampu yang ada di sana bahkan tenggelam ditelan terangnya sinar matahari yang masuk dari celah jendela besi dan ventilasi. Jika sudah seperti itu Gilang akan mulai sibuk membantu orang yang hendak berbelanja. Walau tidak besar tapi warung itu semuanya ada. Selain menjual barang sembako Gilang juga menjual karpet sampai gayung. Bahkan juga menjual pulsa dan token listrik.Pagi merupakan waktu yang sangat sibuk bagi Gilang. Ibu-ibu akan menyerbu warungnya untuk membeli bumbu dapur atau sekedar penyedap rasa. Maka dari itu ia mempekerjakan dua orang pemuda yang bisa disuruh melayani, bahkan mengangkat

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-12
  • Menikahi Gadis Lumpuh   Peduli Tanda Sayang

    "Sini aku lihat." Rara berseru.Gilang mengangkat wajah dan membiarkan Rara menyentuh dagunya. Dari jarak yang dekat begitu ia bisa melihat kepanikan begitu kentara di wajah Rara. Bola mata Rara bergerak liar."Lang, kamu berdarah!" seru gadis itu.Aneh. Binar kecemasan di mata Rara membuat Gilang tak henti tersenyum. Rasa perih lenyap berganti menjadi rasa yang lain. Disela rasa itu Gilang merasa sedikit lega, karena jika Rara khawatir menandakan kalau ia dipedulikan. Itu artinya Rara mulai luluh."Kenapa malah tersenyum? Kamu itu sedang terluka!" Rara memutar mata malas."Lalu aku harus apa? Apa harus menangis? Atau apa aku harus melaporkan ini ke polisi karena KDRT?" balas Gilang. Alisnya naik turun.Rara yang sebal mencubit pundak Gilang. Ekor matanya kembali terpicing saat melihat suaminya itu meringis."Sakit?" tanya Rara.Bak anak kecil, Gilang mengangguk beberapa kali. Gemas, Rara cubit sekali lagi lelaki itu."Makanya jangan lebai. Cari obat. Aku akan mengobatinya," titahnya

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-12
  • Menikahi Gadis Lumpuh   Bertemu Rival

    "Ra, bawang gorengnya yang banyak kan, ya?" teriak Rio.Kepala Rara yang menunduk sekarang terangkat kembali. Lantas, mengangguk sebagai jawaban. Tadinya malu saat melihat Rio, tapi berpikir lagi, inilah kenyataan. Ia telah cacat dan semua orang telah tahu itu. Ia akan masa bodoh dengan penilaian Rio."Ada yang ingin kamu jelaskan?" tanya Gilang sembari menarik kursi. Dari belakang situ ia bisa melihat punggung tegap Rio saat berbicara dengan karyawan. Mendadak gerah hatinya, tapi lelaki itu berusaha terus berhusnuzan."Memangnya kamu ingin penjelasan yang seperti apa?" Menolehkan kepala, Rara menatap Gilang. Sorot matanya datar saja seakan tidak peduli perasaan sang suami yang tengah meredam cemburu.Ya, Gilang cemburu. Sebagai suami saja ia belum bisa mengetahui apa yang disukai dan tidak disukai Rara. Tapi lihatlah, sosok teman saja bisa mengetahui keinginan Rara.Jujur, terluka hati Gilang melihat semua itu. Selama ini jika ditanya istrinya itu hanya akan menjawab sekenanya, ''Aku

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-14
  • Menikahi Gadis Lumpuh   Bertemu Rival 2

    ***Kendati demikian Rara tidak menampik, ia sebenarnya sadar dan yakin kalau Rio menaruh minat padanya. Hanya saja sebatas tahu saja dan tidak berniat membalas. Rara tutup dan memutus akses rasa itu agar tidak berkembang. Waktu kuliah yang menjadi minatnya hanyalah senang-senang dan pria bukanlah kesenangannya."Kalau begitu bagaimana hubunganmu dengan Nayla? Bukankah kamu bilang kalian tidak ada apa-apa? Tapi kenapa dia bisa tahu makanan kesukaan kamu? Bahkan bisa menakar bumbu yang pas sesuai selera lidah kamu. Itu saja sudah jadi bukti kalau dia mengharapkan kamu. Nikah saja sama dia.""Rara, kenapa kita malah bahas Nayla? Dia jelas beda sama Rio. Aku dan Nayla berada di panti sejak kecil. Dan juga tuduhanmu tidak berdasar. Aku yakin kamu salah paham. Itu hanya kepedulian terhadap abang, tidak lebih.""Ck, abang adek konon.""Ra ....""Dan aku sama Kak Rio juga sering bertemu. Apa salah dia mengetahui kesukaanku? Kamu tidak masuk akal. Cemburu hanya karena itu."Belum sempat Gilan

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-14
  • Menikahi Gadis Lumpuh   Debat

    "Aku pangling lihat Nayla," ucap Rara setelah selesai makan. Dipindainya Nayla dari atas sampai bawah. Gadis itu terlihat cantik dengan pasmina yang menjuntai sampai dada."Kamu cantik. Sangat jauh beda style kamu saat di panti dan luar panti," lanjut Rara."Aku pakai ini karena di restoran tidak membolehkan karyawati memakai pakaian besar. Terlihat fanatik jadi mereka tidak suka.""Oh, ya?"Rara terdengar antusias dan itu membuat Gilang menghentikan kunyahan. Ia tenggak air putih lalu memperhatikan Rara dan Nayla.Sesaat Gilang melihat tidak ada keanehan, tapi makin dilihat keanehan itu kentara. Gilang merasa ada yang tidak beres dengan istrinya. Istrinya itu seperti memiliki sesuatu yang lain dalam kepala. Rencana, entah apa rencananya."Iya, karena restoran tempat aku bekerja ini milik orang luar. Yang datang juga rata-rata bukan orang lokal. Bahkan chef-nya saja orang kebangsaan Amerika.""Wau, hebat. Pasti senang bisa berinteraksi dengan mereka."Nayla mengangguk mengiyakan. "Tap

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-14
  • Menikahi Gadis Lumpuh   Perubahan Muka Nayla

    ***Muka Nayla langsung berubah. Gilang yang merasa obrolan sudah keterlaluan pun menyentuh tangan Rara, berharap istrinya itu berhenti."Ra, itu hal privasi.""Aku hanya bertanya, Lang. Tidak salah, kan, Nay. Bukankah kita saudara?" balas Rara, sorot matanya menyelidik.Nayla diam. Takut-takut menatap Gilang. Tangannya yang ada di bawah meja saling tertaut dan meremas."Tapi aku setuju sama Rara. Nayla cantik dan santun. Aku tidak yakin tidak ada yang tidak menyukainya," timpal Rio. Ia sudahi menikmati sate lalu menatap Nayla yang salah tingkah."Nah, benar kan, Kak. Nayla ini cantik. Aku tidak sabar ingin melihatnya bersanding di pelaminan."Rio mengangguk, lalu menatap lamat Nayla yang menunduk."Hmm, kalian salah paham. Aku tidak punya pacar. Agama melarang pacaran. Aku juga tidak punya seseorang yang spesial," kilah Nayla lagi.Menyeringai bibir Rara. "Oh, jadi maksudnya aku berbohong? Bukankah kamu sendiri yang bilang sedang menyukai seseorang?""Bukan, bukan begitu," balas Nayl

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-14
  • Menikahi Gadis Lumpuh   Bertengkar Lagi

    "Ra, kamu ini kenapa? Kamu sengaja kasih Rio cela?" cecar Gilang. Ia ikuti Rara yang terus mengendalikan kursi roda menuju kamar."Ra, aku sedang bicara. Apa kamu sengaja memberi kode ke Rio? Itu tidak benar, Ra. Tidak dibolehkan. Walaupun belum ada rasa suka kamu ke aku paling tidak hargai aku. Aku suami kamu. Aku kepala rumah tangga. Jangan seenaknya," lanjut Gilang.Rara membalik kursi roda dan menatap wajah sang suami yang telah kusut. Marah tak berlawan membuat wajah yang biasanya teduh jadi belingsatan serba salah."Ini tidak ada sangkut pautnya dengan Rio," balas Rara, pandangan gadis itu berubah sengit dalam sekejap waktu."Kalau begitu apa? Kamu sengaja ingin memberitahukan orang lain tentang kondisi rumah tangga kita? Itu tidak boleh, Ra."Rara memejamkan mata, geram."Gilang, stop! Sudah aku bilang ini bukan tentang Rio!"Gilang diam dan memilih duduk di sisi ranjang. Dia lepas baju kaus dan hanya menyisakan singlet saja. Gerah hati juga tubuhnya."Aku itu tidak ada hubungan

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-14

Bab terbaru

  • Menikahi Gadis Lumpuh   (Happy Ending) Rara & Gilang

    ***Rara terdiam, agak aneh menurutnya Gilang ini. Namun, ketika teringat betapa sederhana dan bijaknya Gilang, ia pun tidak berani menyela."Tapi paling tidak kita rayakan, Lang. Sebagai istri aku rasanya tidak enak kalau hanya menghabiskan hari kelahiranmu dengan hanya berdiam diri."Gilang memegang dagunya. Ia mulai berpikir."Bagaimana kalau pesan kue?" usul Rara. Matanya berbinar.Sayangnya usul itu mendapat gelengan kepala."Lalu maunya apa?" Rara kembali cemberut."Bagaimana kalau masak. Aku ingin mencicipi masakanmu," balas Gilang."Masak?"Gilang mengiakan dengan anggukan."Emang mau masakan apa?" tanya Rara lagi.Gilang pun terlihat berpikir. "Buatkan aku sayur asem dan ikan asin saja, bagaimana?""Cuma itu?" Rara benar-benar tidak habis pikir."Jangan bilang cuma, kamu tau menu itu sukses buatku nambah tiga kali.""Masa cuma itu.""Tapi aku maunya itu, bagaimana?"Mulanya Rara ragu, tapi setelah melihat Gilang yang tampak sangat berharap ia pun mengiakan dengan anggukan."W

  • Menikahi Gadis Lumpuh   Satu Tahun Berlalu

    Setahun kemudian.Rumah tangga Gilang dan Rara semakin membaik dari waktu ke waktu. Layaknya rumah tangga pada umumnya, di rumah sederhana Gilang itu selalu ada canda, tawa, kadang ada sedikit pertengkaran kecil antara mereka.Namun, itu tak jadi pemicu keretakan. Justru sebaliknya, mereka saling memahami antara lain, membuat rumah tangga mereka kian kokoh.Satu tahun itu pula Gilang berhasil menunjukkan keseriusan. Cinta yang tulus membuatnya tak pernah lelah maupun mengeluh dengan kondisi Rara yang cacat. Justru, rasa sayang serta peduli untuk Rara makin menggebu.Rara sendiri sama, dia terus berusaha sembuh. Kabar baiknya sekarang sudah bisa berjalan menggunakan tongkat. Terakhir, Rara juga sudah mulai berjalan dengan dua kaki, meskipun hanya bertahan lima langkah.Kendati demikian tak buat asanya putus. Ada Gilang yang selalu menyemangati dan itu buat Rara semangat lagi. Ia ingin cepat berjalan normal agar bisa mengimbangi langkah Gilang. Ingin seperti pasangan kebanyakan yang men

  • Menikahi Gadis Lumpuh   Sesampainya Dirumah

    Dari semenjak kejadian tadi siang, Rara menjadi lebih banyak diam. Gilang sendiri juga belum berani cerita apa-apa. Pria itu masih berusaha menyusun kata yang pas supaya tidak menyakiti hati Rara Nantinya."Ra, kamu baik-baik aja 'kan?" Gilang melongok ke kamar. Tampak Rara tengah duduk sembari membaca buku bertema islami dengan posisi kaki selonjoran."Itu pertanyaan kamu yang ke empat kali. Memangnya kamu tidak bosen?" balas Rara tanpa menatap.Diperlakukan seperti membuat Gilang salah tingkah. Kelakuannya saat ini makin tambah belingsatan saja."Ra, kamu baca apa?" Gilang mendekat, matanya seketika membola saat mengetahui halamaan buku yang Rara baca. "Kamu ngapain baca begituan?" tanya Gilang spontan."Memangnya kenapa? Aku hanya penasaran saja dengan hukum poligami. Ternyata poligami sangat indah jika dijalani sesuai kaidah. Aku tidak menyangka pahala istri yang dipoligami sangat besar!"Mendengar itu, Gilang makin tambah misuh-misuh. Ia berebut buku tersebut lantas menaruhnya ke

  • Menikahi Gadis Lumpuh   Luka Yang Terlihat

    Pemandangan yang baru saja dilihat membuat Rara memutuskan untuk menutup pintu mobil. Di titik ini, Rara merasa harga dirinya dijatuhkan seketika. Ia dapat melihat dengan jelas bagaimana suaminya itu dipeluk oleh wanita lain, akan tetapi ia tidak bisa berlari untuk sekadar mencegah, apalagi sampai membuat perhitungan kepada Nayla.Dari jendela mobil juga, Rara melihat Nayla yang terus menyeret koper lalu hilang di balik pintu gerbang. Setelah itu ia melihat ke arah Gilang. Lelaki itu terlihat memapah Bunda Alia masuk ke dalam rumah.Kini tinggallah Rara di dalam mobil seorang diri. Kesunyian halaman di panti asuhan saat ini sukses menambahkan momen sakit di hati Rara semakin menggebu-gebu. Ia menangis. Hatinya menjerit atas semua yang baru saja ia saksikan.Rara bukan mempermasalahkan pelukan perpisahan yang dilakukan oleh Nayla, tapi Rara menyayangkan dirinya yang tidak bisa berbuat apa-apa saat semua itu terjadi. Bahkan untuk sekadar menyusul Gilang saja, Rara tak mampu melakukannya

  • Menikahi Gadis Lumpuh   Boncap 5 : Salam Perpisahan

    Gilang baru saja hendak menurunkan Rara dari mobil saat suara ribut-ribut terdengar di pelataran panti. Lelaki itu gagas menoleh, dari kejauhan ia melihat Bunda Alya sedang terlibat cekcok dengan Nayla. Sepertinya perdebatan mereka cukup serius. Gilang pun segera meminta izin pada Rara agar melerai keduanya terlebih dahulu."Ra, kamu di mobil sebentar ya! Kayaknya Bunda lagi bertengkar sama Nayla. Aku pisahin mereka dulu."Saking paniknya, Gilang gagas berlari tanpa menunggu jawaban Rara terlebih dahulu. Di sofa mobil yang pintunya sudah terbuka, Rara hanya dapat menatap punggung Gilang yang semakin menjauh darinya. Ia juga menatap kursi roda yang baru saja dibentangkan oleh Gilang. Namun, sayang, Rara tidak bisa menggapai benda yang sangat dibutuhkannya tersebut karena posisinya terlalu jauh.Sementara Gilang. Lelaki itu berlari secara membabi buta. Lalu berdiri di tengah-tengah mereka." Ada apa ini?" seru Gilang sambil menatap Bunda Alya dan Nayla secara bergantian, bahkan ia lupa

  • Menikahi Gadis Lumpuh   Boncap 4 : Ada Apa

    ***"Gawat, Ra! Gawat!"Gilang masuk ke kamar begitu saja saat Rara sedang asik membaca buku panduan salat. Wanita itu sedang menghafalkan beberapa hafalan doa dan tata cara salat tahajud saat Gilang mendekat dengan mimik wajah cemas."Ada apa? Kenapa kamu cemas begitu?""Nayla Ra … Nayla ….""Nayla kenapa?" Rara memekik.Hati Rara sedikit tercubit melihat Gilang begitu mencemaskan Nayla. Namun, ia tepis segala perasaan tidak baik itu karena Nayla dan Gilang memiliki ikatan persaudaraan yang cukup kuat meski bukan saudi kandung."Anak panti bilang Bunda Alia bertengkar dengan Nayla. Ternyata kepergiannya Nayla ke Singapur terlalu mendadak, dan tanpa sepengetahuan Bunda.""Kok bisa, Lang?""Entahlah, Ra! Anak panti bilang Nayla mau berangkat sore nanti, dia juga bilang kalau Nayla sudah terlanjur tanda tangan kontrak dan menerima dana sebesar 150 juta.""Astagfirullahallazim. Kamu serius, Lang? Aku takutnya Nayla itu ditipu. Perusahaan mana yang berani memberi DP sebanyak itu?""Maka d

  • Menikahi Gadis Lumpuh   Boncap 3 : Gawat

    "Tapi Bunda—" Nayla mendongak dengan tatapan tidak senang. Mendengar nama Gilang disebut, hatinya serasa melompat dari tempat. Inilah yang membuat Nayla terpukul karena lagi-lagi harus dibayangi nama Gilang ketika tinggal di sini.Dengan pergi ke tempat yang jauh, Nayla bisa fokus melupakan Gilang sepenuhnya."Maaf Nay, bukannya Bunda bermaksud menyeret Gilang ke dalam hidupmu lagi. Bunda tahu maksud kamu baik ingin melupakan cinta yang salah, tapi tolong tunggu sebentar, biarkan bunda berdiskusi dengan Gilang terlebih dahulu sebelum kamu berangkat," kata Bunda."Tapi sore nanti Nayla harus pergi karantina ke asrama, Bu. Sekalipun Bunda dan Abang berdiskusi, Nay tetap akan berangkat.""Tahan dulu ya, Nay!" Bunda Alia mengelus puncak kepala gadis itu. Namun, Nayla menepiskan dengan gerakan agak keras."Maaf, Bun! Untuk kali ini Nay tidak bisa menuruti permintaan Bunda.."Sambil menahan tangis yang hendak pecah lagi, Nayla gagas berlari meninggalkan ruangan Bunda. Untuk kali ini Nayla a

  • Menikahi Gadis Lumpuh   Boncap 2 : Lancang

    ****Entah kenapa Bunda Alia tidak senang mendengarnya. Wanita itu terlihat menggeleng samar. "Bunda tidak mau menerima uang itu, Nay. Sebaiknya kamu pulangkan saja uang itu dan tetaplah tinggal di sini. bagaimana pun juga kamu jauh lebih berharga dari uang itu. Apalah artinya uang jika kamu tidak ada," kata Bunda Alia serius.Nada larangan itu membuat Nayla memandang Bunda Alia dengan memelas. "Tapi Nay sudah terlanjur tanda tangan kontrak, Bun. Nanti sore Nay akan dijemput untuk karantina dan belajar di asrama. Nay tidak bisa menolak karena kesepakatan ini sudah terjadi ," ujar Nayla."Kamu lancang Nay!" Bunda Alia memekik marah. "Seharusnya kamu bicarakan ini pada Bunda ataupun Abang!"Wanita itu meraup wajahnya. Terlihat frustrasi sekali. "Singapur itu jauh, Nay! Bagaimana kalau kamu tidak betah di sana? Uang seratus lima puluh juta itu banyak. Itu pasti merupakan pemberat agar kamu tetap bekerja di sana!""Tidak, Bunda. Itu hanyalah uang gaji Nay selama satu tahun!""Ngeyel kamu

  • Menikahi Gadis Lumpuh   Boncap 1 : Serius?

    Tak banyak yang Nayla bicarakan dengan Gilang dan Rara pasca mendadak ia mengatakan ingin pergi ke Singapur. Selepas itu, Nayla pamit untuk pulang. Keadaan jiwanya saat ini sedang tidak baik-baik saja, dan berada di sana hanya akan membuat luka di hatinya semakin menganga.Sesampainya di rumah, Nayla gagas masuk ke kamar. Ia membereskan barang-barang untuk persiapan bekerja di Singapur. Tidak langsung ke sana, nantinya Nayla akan dijemput oleh seseorang, di antar ke asrama untuk mengurus beberapa surat keberangkatan sambil belajar penyesuaian diri sebelum berangkat menjadi TKI di sana.Dulunya Nayla pernah mencoba kuliah di jurusan keperawatan. Namun terhenti di tengah jalan karena terhalang biaya. Namun tak lama kemudian, pihak kampus mendatangi Nayla, menyuruh wanita lanjut kuliah dengan full beasiswa asalkan ia mau kuliah di jurusan tata boga. Akhirnya Nayla melanjutkan kuliahnya.Dari bekal itu, sekarang Nayla memberanikan diri mendaftarkan sebagai perawat orang sakit. Mirip pemba

DMCA.com Protection Status