Beranda / Romansa / Menikahi Calon Kakak Ipar / 20. Permintaan Mbak Lanie

Share

20. Permintaan Mbak Lanie

last update Terakhir Diperbarui: 2022-10-31 09:09:53

“Oh ya Lan ... bagaimana kalau kita membahas masalah pernikahan kita, bukannya dua minggu lagi ya, apakah kamu gugup?” tanya Fajar seketika.

“Sedikit Mas, tetapi semua masalah harus di hadapi, jika tidak siap kapan lagi,” jawab Lanie sembari tersenyum.

“Hanya orang yang aneh jika menanyakan hal itu, di mana-mana namanya mau nikah ya grogi, gugup, malah nannya lagi!”

“Cari pertanyaan itu yang berbobot sedikit, kenapa?” tanya Tari sewot.

“Hey gadis kecil kamu nggak usah ikut campur, ini urusan orang dewasa, wajar dong saya tanya!” cerca Fajar.

Iya Mas Panda!” celetuk Tari cemberut.

“Apa Mas Panda?” tanya Lanie sedikit terkejut.

“Iya Mbak, nama panggilan waktu kecil,” ledek Tari yang mengundang tawa mereka.

“Sudah tertawanya, awas loh nanti gigi pada rontok semuanya!” goda Fajar tersenyum.

“Dek, bukannya kamu suka boneka Panda ya, ingat nggak pertama kali waktu kamu masih kecil minta di belikan boneka Panda yang besar, tapi Mbak belum bisa membelinya.”

“Iya Mbak, Tari ingat sampai-sampa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menikahi Calon Kakak Ipar   21. Kelicikan Bu Arumi

    “Mbak yakin dengan keputusan Mbak ini?” tanya Tari yang masih penasaran.“Kenapa kamu selalu menanyakan hal yang sama Dek?” tanya balik Lanie.“Nggak apa-apa sih cuma ada yang beda dari Mbak!” jawab Tari pelan.“Maksud kamu?” “Seperti ada sesuatu yang Mbak sembunyikan dari Tari, tetapi Mbak nggak mau cerita sama Tari, iya kan?” desak Tari.“Tidak ada semua baik-baik saja, ada kalanya kita harus memilih jalan walaupun itu banyak kerikilnya, bukan kah kita harus berusaha?” tanya Lanie tersenyum.“Maksud Mbak apa, Tari nggak ngerti!”“Suatu saat kamu akan mengerti Dek!”“Oh ya bagaimana dengan pekerjaanmu?” tanya Lanie mengalihkan pembicaraan.“Untung Mbak ingat in, Mbak tahu bos tempat Tari kerja ternyata dia itu kakak sepupunya Mas Fajar, pantas saja si Panda bisa seenaknya memecat Tari, tetapi nggak apa-apa sih!” jelas Tari.“Mas Fajar, Tari, bukan Panda!” “Iya itu namanya!”“Jadi maksudnya kamu mau berhenti bekerja menjadi reporter gitu?” tanya Lanie penasaran.“Iya Mbak, sudah cu

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-01
  • Menikahi Calon Kakak Ipar   22. Masa Lalu Fajar

    Tari yang dari tadi mendengar ucapan mereka, terkejut bukan kepalang, ternyata selama ini ada saja kejutan yang diberikan oleh mereka.“Apa maksudnya ini?”“Apakah betul kalau Bang Ammar dulu adalah mantan pacar Mbak Lanie?” tanyanya dalam hati.“Kenapa aku nggak tahu ya?”“Ah, apa yang harus aku lakukan, apakah mungkin aku bertanya langsung dengan Bang Ammar!”“Aku tidak tahu kalau Bang Ammar mempunyai hubungan dengan Mbak Lanie, ini harus aku cari tahu!”“Ternyata jiwa reporterku masih mengalir, hahaha ....” tawanya dalam hati.Selang beberapa menit setelah Bu Arumi pergi, Tari pun sengaja bangun pagi-pagi dan mengagetkan Lanie yang masih di ratapi kesedihan.“Loh Tari sudah bangun, masih subuh Dek!” ucap Lanie tersenyum sembari mengusap pelan air matanya.“Sudah jam setengah enam Mbak, Tari mau salat subuh dulu sekalian mandi!” kilah Tari sembari beranjak dari sofa saat dia tidur.“Mbak kenapa seperti habis nangis, ada apa Mbak?” tanya Tari seketika setelah menghampiri Lanie dan me

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-01
  • Menikahi Calon Kakak Ipar   23. Masa Lalu Lani

    “Ceritamu hampir sama denganku Mas, tak beda jauh dengan namanya orang ketiga.”“Yang membedakan adalah kamu masih ada mamahmu yang bertahan dengan masalah yang dihadapkan, tetapi orang tuaku lebih memilih jalan masing-masing karena mereka ternyata sudah mempunyai pasangan baru.”“Sedangkan kami dari kecil sudah tidak lagi merasakan kasih sayang dari yang namanya disebut sebagai orang tua.”“Memang mereka tidak meninggalkan kami seratus persen, tetapi bagi kami Kuranglah lengkap, karena mereka membaginya dengan keluarga baru mereka masing-masing.”“Apakah semua orang tua egois seperti itu, hanya karena ingin merasakan kebahagiaan yang mereka tidak dapat dari keluarganya, malah mereka mencari di luar sana!”“Sempat Mas, aku prustasi karena diusia lima belas tahun aku sudah dihadapkan dengan perceraian orang tua dan Tari di usianya sepuluh tahun sudah harus menderita karena mereka.”“Pagi, siang, malam kami sangat merindukan saat-saat kami masih menjadi keluarga yang lengkap, utuh, harm

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-01
  • Menikahi Calon Kakak Ipar   24. Kemarahan Tari

    “Lanie juga kangen sama Mbok, apalagi dengan masakan Mbok yang cetar membahana,” ucapnya bahagia sembari membalas pelukan Mbok Yem yang sudah dianggap sebagai orang tua.“Sudah-sudah nanti saja temu kangennya, cuma ke rumah sakit saja terharu!” celetuk Bu Arumi sewot.“Oh iya-iya maaf Neng, ayuk semuanya masuk, silakan!” ucap Mbok Yem ramah.“Terima kasih Mbok!” “Ya sudah kamu istirahat saja dulu, besok pagi kita akan membicarakan masalah persiapan pernikahan kamu!” ucap Bu Arumi tegas.“Rum, aku juga pulang ya supaya besok kita bisa lembur deh, lagian Lanie juga baru pulang dari rumah sakit, kasihan dia kelihatan sangat lelah,” sahut Bu Nia menimpali.“Terima kasih loh Nia sudah ikut nganterin kita, jangan lupa besok ke sini lagi,” ucap Arumi bersemangat.“Iya dong!” sahutnya bersemangat.“Lan, saya pulang dulu dan kamu adik kecil jangan ganggu Mbak mu lagi istirahat dengan omonganmu yang tidak jelas!” jelasnya membuat Tari bertambah benci dengan Fajar si Tuan Panda itu.“Belum juga

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-01
  • Menikahi Calon Kakak Ipar   25. Terbongkar

    “Mamah ingin menikahkan secepatnya Mbak Lanie agar bisa membayarkan utang-utang Mamah kan?” jelas Tari membuka semua rencana Bu Arumi sendiri.Seketika Bu Arumi terlihat gugup dan berkeringat dingin mendengar ucapan Tari yang menggebu-gebu, karena semua yang Tari katakan adalah benar semua.Bu Arumi sangat terkejut mengapa rencananya semua dapat dengan mudah diketahui oleh Tari anak kandungnya sendiri.“Da-dari mana kamu tahu semua ini?” tanya Bu Arumi penasaran.“Mamah lupa ya pekerjaan Tari apa, Tari ini seorang reporter handal, bisa mencari berita ke mana pun yang Tari mau, bahkan keluarga papah hampir sama, mereka ingin kembali kepada kami setelah kami sukses, setelah Mbak Lanie berdiri dengan kakinya sendiri!”“Sekarang setelah kami dewasa dan mandiri kalian dengan mudahnya menganggap kami keluarga, anak kalian!”“Di mana kalian selama ini? ”jelas Tari dengan linangan air mata yang tak tertahankan.Tari menangis histeris, dia mengeluarkan semua isi hatinya selama ini selalu dia p

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-01
  • Menikahi Calon Kakak Ipar   26. Pelajaran Untuk Bu Arumi

    “Mamah tenang saja semua sesuai yang Mamah minta, ayuk Mah kita keluar,” sahut Lanie tersenyum.“Loh kok malah keluar sih Lan?” tanya Bu Arumi bingung diikuti suami dan anaknya Lili.“Iya nih Mbak Lanie, seharusnya kita ke atas bukan malah ke luar rumah, memang kita mau ke mana sih Mbak?” tanya Lili bingung.Lanie, Tari dan Dafa beserta dua asistennya pun menggiring mereka keluar dekat perkampungan mereka di jalan setapak.Mereka pun dibuatnya terkejut karena Lanie membawanya ke rumah kontrakan yang cukup luas tetapi tidak seindah di rumah Lanie.“Apa maksudnya ini Lan, kenapa kamu membawa kami ke sini, bukannya kami akan tinggal di rumah mewahmu itu?” tanya Bu Arumi bingung.“Begini Mah, tadi ‘kan Mamah sendiri yang bilang kalau mau berubah dan memberikan kesempatan kedua, betulkan Mah?” tanya balik Tari pura-pura bingung.“Iya, Mamah memang meminta kalian untuk memberikan kesempatan, tetapi buat apa kita ke sini, perkampungan seperti ini, bau, banyak nyamuk lagi!” tukas Bu Arumi yan

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-02
  • Menikahi Calon Kakak Ipar   27. Cinta Lanie

    “Ya sudahlah Mbak, nggak usah di bahas, lagian kalau memang jodohnya Tari dengan Bang Ammar ya mungkin dipersatukan lagi, kalau nggak ya cari lagi!” celetuknya tersenyum.“Tar, ini seandainya ... seandainya ....”“Apa Mbak, seandainya apa jangan berbelit-belit deh!” gerutu Tari sewot.“Begini Tar, seandainya kita bertukar jodoh bagaimana, kamu dengan Mas Fajar dan Mbak dengan Bang Ammar?” ucap Lanie membuat Tari tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan Lanie.“Hahaha ... apaan sih Mbak ini, aneh-aneh saja."“Lagian Mbak ini tinggal menghitung hari."“Pagi ini saja sebentar lagi mereka akan datang ke sini untuk persiapan secara detailnya."“Mbak harus fokus dengan pernikahan ini, jangan berpikir yang lain!”“Iya kamu benar Tar, tidak seharusnya Mbak berpikir seperti itu, maafkan Mbak ya," ucapnya sendu.“Apakah ... apakah Mbak masih menyukai Bang Ammar atau bahkan dalam diamnya Mbak, mencintainya?”“Katakan sejujurnya Mbak, apakah itu benar?” tanya Tari serius.Lanie beranjak dari te

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-02
  • Menikahi Calon Kakak Ipar   28. Kedatangan Ammar

    “Sini nak Lanie duduk sama Tante," ucap Bu Nia tersenyum ramah.“Iya, Tante!”“Bagaimana sudah mendingan nggak sakit lagi kan?” tanya Bu Nia.“Alhamdulillah sudah membaik Tan, hanya perlu sedikit istirahat saja,” jawab Lanie pelan.“Oh ya Nia, bagaimana kalau sekarang kita membahas tentang pernikahan mereka, sudah sampai mana ya, soalnya nggak sabar menunggu hari H nya?” tanya Bu Arumi bersemangat.“Kamu jangan khawatir semua sudah selesai, bahkan tinggal fiting baju, aku sudah bawakan beberapa gaun dan kebaya untuk dipakai Lanie, daripada kamu ke sana,” ucap Bu Nia santai.“Wah, terima kasih loh sudah repot-repot bawa ke sini, tapi buat aku ada juga nggak nih masa cuma buat pengantinnya doang?” tanya Bu Arumi bersemangat.“Ada semua kebagian, jangan khawatir semua sudah kami urus, kalian tinggal pakai saja!” jawab Bu Nia ramah.Tak lama kemudian pesanan dari butik pun sampai, dengan membawa beberapa model gaun kekinian tetapi masih ada unsur kebayanya.Karena Lanie memakai jilbab ma

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-02

Bab terbaru

  • Menikahi Calon Kakak Ipar   67. Diakhiri Dengan Senyuman ( Tamat)

    “Sabar Sayang semua pasti akan baik-baik saja, aku saya yang menandatangani formulir itu,” ucap Fajar dengan lembut.Tari tidak bisa berkata-kata, lidahnya kelu, suaranya tercekat dan tubuhnya kaku, hanya linangan air mata yang selalu mengalir.Fajar lalu menandatangani formulir persetujuan operasi untuk Ibu Arumi. Dia pun memberitahukan kepada maminya kalau sahabatnya itu mengalami kecelakaan.Namun, Sayang tidak ada tiket yang cepat untuk datang ke Jakarta, sehingga dia harus menundanya sehari lagi. Setelah selesai menandatanginya formulir itu Fajar dan Udin pergi ke kamar jenazah untuk memastikan apakah itu benar Lili atau bukan. Sementara itu Fikri, Tante Zahra dan Farrel menemani Tari yang sedari tadi tidak berhenti menangis di pelukan Tante Zahra.Selang setengah jam berlalu akhirnya Bu Arumi masuk ruang operasi setelah prosedur semuanya sudah lengkap. Semua tampak tegang menunggu di luar kamar operasi. Udin dan Fikri sudah menyelesaikan semua administrasi dan pengurusan

  • Menikahi Calon Kakak Ipar   66. Pertemuan Tari Dan Tante Zahra

    “Istri saya adalah salah satu anak Pak Handoko yang saya nikahi,” ucap Fajar membuat Bu Zahra terkejut sekaligus bahagia.“Apa maksud kam?”“Mentari Khairunnafiza adalah istri saya Bu.”“Dan di mana Lanie, apakah dia sudah menikah juga?” “Maaf Bu, Lanie sudah meninggal empat bulan yang lalu karena sakit jantung.”“Apa, Innalilahi waiinalihi Raji’un, kok bisa Nak Fajar, apakah mereka tidak tahu ?” tanyanya masih penasaran.“Assalamu’alaikum!” Suara seorang wanita yang lembut berhasil mengalihkan perhatian mereka.Tari terpaku begitu juga dengan Bu Zahra pandangan mereka bertemu, Bu Zahra beranjak dari tempat duduk berdiri, memperhatikan wajah itu yang sangat dia kenal walaupun sudah belasan tahun, terasa bulir-bulir air mata mereka bertemu dan berpelukan.“Tari, ya Allah Sayang akhirnya kita bertemu lagi? Apa kabarmu Nduk, kamu sekarang semakin cantik dan kata Mas ini kamu sudah menikah dengannya?” “Ya Allah, Tante nggak menyangka kalau kamu sudah secantik ini dan suamimu juga sa

  • Menikahi Calon Kakak Ipar   65. Pencarian Tante Zahra

    “Pesanan Bos minta di belikan roti , katanya tadi pagi nggak sarapan,” ucap Joko sedikit berbisik.“Ya mau bagaimana sarapannya berbeda mana bisa kenyang?” protes Fikri menimpali.“Ah elo, kayak nggak pernah menjadi pengantin baru saja, Bos kan lagi jatuh cinta mungkin kalau Bos lihat batu seperti roti kali ya, atau kalau kita ganti roti itu jadi busa kasihan kalau batu kan keras, hihihi” ledeknya sambil cekikikan diikuti yang lain. Udin berinisiatif mengambilkan piring keluar bersama Joko.“Jo, kamu beli di mana itu roti, mahal nggak sih?” tanya Udin penasaran.Dekat warung sini, tadi sih saya coba satu enak banget dan kata pemilik warung itu, roti yang selalu di titipkan di warungnya selalu laris dan banyak peminatnya dan yang saya dengar dari pemilik warung itu juga kalau ibu yang membuat roti ini bisa menyekolahkan anaknya sampai kuliah loh, Pak Udin,” jelas Joko bersemangat.“Oh ya jadi penasaran, ya sudah ambilkan piring dulu buat Bos, saya juga mau coba seberapa enak itu roti

  • Menikahi Calon Kakak Ipar   64. Aku Mencintaimu Mas Panda

    “Kan cocok dengan kamu, Mas?” “Lah kenapa Sayang, itu kan panggilan kesayangan, berarti Tari sudah mulai sayang dong sama kamu, iya kan Tari?”“Uhuk ...uhuk ... “Tari tersedak dan Fajar berlari mengambilkan segelas air putih dan memberikannya kepada Tari.“Kamu nggak apa-apa, Sayang?” Bu Nia sangat khawatir.“Nggak apa-apa, Mami hanya batuk saja,” jawabnya pelan.“Ya sudah Mami pergi ke kamar dulu sudah mengantuk, dan kamu Fajar jangan membuat Tari sedih atau menangis, kalau sampai itu terjadi Mami akan menghukummu,” ancam Bu Nia.“Dan kamu Sayang, jika Panda besarmu ini susah diatur dan membuatmu marah dan menangis, kasih tahu Mami ya,” lanjutnya lagi.“Iya Mami.”Bu Nia bergegas pergi ke kamar, dia ingin anak dan menantunya lebih banyak waktu berdua agar saling menumbuhkan saling cinta.Fajar masih saja menatap laptopnya, tanpa melihat Tari kembali.“Mas bisa bantu kan?”“Ya ... tergantung.” “Tergantung apa memang?” “Tergantung pembayarannya.”“Maksudnya?”“Ayolah Sayang, s

  • Menikahi Calon Kakak Ipar   63. Apakah Aku Mulai Jatuh Cinta

    “Mami, cepat katakan siapa yang sudah membuat Mami seperti ini?”“Udin, Fikri, apa kerja kalian, kenapa Mami menangis?” tanyanya dengan nada tinggi.“Lah kok kita sih Bos, seharian kan kita berdua ikut kerja sama Bos, dan bukannya ini hari Minggu ya Bos, kok rapi banget mau ke mana, Bos? Sedangkan nggak jadwal apa pun hari ini?” celetuk Udin saat melihat Fajar berpakaian tapi dan formal setiap pergi kerja.“Apa hari Minggu ...kenapa nggak bilang dari tadi sih, dan kamu Tari kenapa nggak kasih tahu kalau hari ini hari Minggu?” celetuknya kesal.“Duh Den Fajar segitunya efek tadi malam ya, sampai-sampai lupa sama hari,” goda Mbok Surti ikut tersenyum.Seketika Tari dan Fajar salah tingkah di buatnya, kedua pipi mereka kembali merona dan Bu Nia pun segera memeluk Fajar.Momen kebersamaan yang ditunjukkan oleh ibu dan anak itu membuat Tari merasa iri, dia tidak pernah pernah mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya terlebih dari mamahnya sendiri.Bu Nia menyadari kalau Tari pasti meras

  • Menikahi Calon Kakak Ipar   62. Penyesalan Yang Bahagia

    Menjelang subuh Tari terbangun, tetapi saat dia ingin pergi ke kamar mandi dia pun merasa kaget karena ada seorang pria di ranjang itu tanpa memakai apa pun. Rasa perih dan pegal di sekujur tubuh membuatnya bingung. Melihat seisi ruangan kamar itu juga berantakan.“Aduh ada apa denganku, kenapa semua tubuhku terasa remuk sekali dan augh ... kenapa perih dan sakit?” “Apa yang terjadi sebenarnya?”Tari menatap wajah itu dengan saksama lebih dekat ...lebih dekat lagi dan ...“Mas Pa—Panda?” “Mas bangun ...cepatan bangun kenapa kamu tidur nggak pakai baju sih?” “Apaan sih, Sayang, Mas masih ngantuk nih tadi malam kamu liar banget sih, seperti singa kelaparan, Mas kewalahan makanya capek banget, bentar lagi ya?” jawabnya pelan tanpa membuka matanya.“Terus apa yang kita lakukan tadi malam ya? Dan kenapa Mas nggak pakai baju?” tanyanya bingung.Mendengar pertanyaan istrinya barusan membuat Fajar semakin ingin memeluknya dan tersenyum bahagia.“Bukan nggak pakai baju lagi Sayang, di baw

  • Menikahi Calon Kakak Ipar   61. Sengatan Listrik Bersama

    Sesuai rencana semula Bu Nia sudah membeli obat itu. Hari ini Fajar pulang cepat karena di hari Sabtu. Pekerjaannya pun tidak terlalu banyak sehingga dia ingin sekali pulang cepat.Begitu juga dengan Tari yang pulang cepat karena merasa sedikit pusing dan tidak enak badan.Bu Nia yang sudah tahu kebiasaan anaknya untuk minum teh setelah makan malam, dengan racikan tangan Bu Nia, secara diam-diam telah memasukkan obat itu. Mbok Surti yang merupakan asisten rumah tangganya pun ikut andil dalam rencana ini.“Mbok, pokoknya setelah saya pergi selama seminggu ini usahakan Mbok mencampurkan obat ini ke minuman mereka, saya tidak sabar untuk bisa mempunyai cucu dari mereka.”“Bu, tetapi apakah ini tidak berbahaya untuk kesehatan mereka, nanti kalau over dosis bagaimana?” tanya Mbok Surti khawatir.“Kita kan memberikan kepada mereka itu dosis kecil lagian cuma untuk seminggu saja, yang penting mereka sudah menyatu, dan saling terbuka, mereka itu gengsinya aja di gede in , mereka sama-sama

  • Menikahi Calon Kakak Ipar   60. Terpesona

    “Terus kenapa Mas juga langsung tidur dan tidak membangunkan aku, dan kenapa tangan Mas sudah melingkar di pinggangku tanpa seizin yang punya?” tanya balik Tari tak mau kalah dengan Fajar.“Tetap kamu yang salah pokoknya, sudah nggak usah di bahas.” “Oh ya sudah mau magrib aku mandi duluan atau kamu mau mandi bareng sama suamimu yang tampan ini?” Fajar kembali mengandalkan jurusnya untuk membuat Tari salah tingkah.Dan tepat sasaran wajah Tari kembali memerah seperti tomat, dia tidak menyangka pria yang fi hadapannya ini ternyata tidak sedingin yang dia bayangkan.Dengan wajah melongo dan terdiam, kesempatan Fajar kembali mencium bibir ranum Tari seketika membuat wanita cantik itu terkejut.“Mas ... apaan sih, nyosor melulu dasar mesum akurat,” ucap tari kesal.“Kenapa, salah cium istri sendiri itu lebih pahala ketimbang cium wanita lain, kamu mau aku gandengan dengan wanita lain mungkin Clara misalnya,” ledek Fajar tersenyum.“Dengar ya awas saja kamu mendekati wanita itu, aku bisa

  • Menikahi Calon Kakak Ipar   59. Tidur Bersama

    Sampai di rumah Fajar, Tari langsung di sambut oleh beberapa pelayan rumah dengan ramah. Mbok Darmi asisten rumah tangga itu pun segera mengantar majikannya menuju kamar Fajar yang ada di lantai dua.“Istrinya Den Fajar cantik banget, kalau aku sih suka yang ini daripada yang menor itu, sudah nggak jelas, pelakor pula.”“Untung saja Den Fajar nggak jadi menikah dengan wanita itu, kau nggak habis kita di makan hidup-hidup sama dia,” ucap salah satu pelayan rumah itu dengan berbisik-bisik.“Benar juga sih, syukur Alhamdulillah deh kalau begitu,” sahut yang lainnya.“Ayo Neng, Mbok tunjukan kamar Den Fajar,” ucapnya sembari tersenyum.“Terima kasih, Mbok,” sahutnya sembari mengikuti Mbok Darmi dan menaiki anak tangga perlahan-lahan, sedangkan Udin membawakan koper Tari dan mengikuti mereka.Tari memasuki ruangan kamar yang begitu luas, dia pun tidak menyangka kamar seorang Fajar Ali Wardana begitu apik , rapi dan bersih.Semua perabotan di dalamnya pun tersusun dengan rapi tanpa ad

DMCA.com Protection Status