Share

BAB 25

Penulis: Tagetesnim
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-12 10:46:51

"Tidak apa-apa."

Jawaban yang diberikan oleh Nic tentu bukan jawaban yang sesungguhnya, Luna mengetahui hal itu.

Perempuan itu memutuskan untuk duduk di sisi Nic dan menatapnya dengan tatapan sungguh-sungguh. Tersenyum tipis, Luna menyentuh puncak kepala Nic dengan lembut.

"Kalau kau ingin menceritakan sesuatu padaku, ceritakan saja. Meski mungkin aku tidak bisa banyak membantu, setidaknya, dengan mengatakan apa yang kau rasa, kau akan merasa lebih baik-baik saja."

Nic pada akhirnya mengangkat wajah dan menatap Luna. Kali ini, dapat Luna lihat permata anak itu berkaca-kaca.

"Aku iri pada Ola," aku Nic pada akhirnya. Dia kembali menunduk. "Hidupnya pasti menyenangkan. Dia memiliki orang tua yang menyayanginya dengan banyak. Dia juga memiliki aunty sepertimu. Hidupnya tidak memiliki kekurangan sama sekali."

"Kata siapa tidak memiliki kekurangan sama sekali?" balas Luna. Membuat Nic kembali menatapnya. "Sesuatu mungkin terlihat indah karena kau tidak bisa melihatnya dengan baik. Kau hany
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menikahi CEO Duda   BAB 26

    "Aunty Luna orang yang baik, kenapa kau kasar sekali padanya, Dad?"Liam tidak menggubris ucapan Nic. Bukannya apa, dia tidak ingin mereka berakhir bertengkar seperti sebelum-sebelumnya. Sementara niat Liam mendatanginya adalah untuk memperbaiki hubungan mereka. Lantas, bagaimana dia bisa kembali mengacaukannya dengan lebih parah?"Dad!" pekik Nic karena Liam sama sekali tidak menanggapinya.Liam menghela napas. Sejenak mengalihkan perhatian dari jalan hanya sekadar untuk menatap wajah putranya yang kini sudah merengut kesal."Nic, Dad saat ini sedang menyetir. Dad harus fokus. Sebab jika tidak, itu akan berbahaya untuk kita berdua," pungkas Liam, agar Nic berhenti terus membahas mengenai Luna. Bukannya dia tidak menyukai hal itu, hanya saja, itu tidak begitu nyaman untuknya.Nic mendesah kasar. "Kau menyebalkan sekali," gumamnya.Liam hanya meliriknya dengan singkat. Tidak ingin menimbulkan konflik lagi di antara mereka berdua. Sementara, benaknya perlahan berkelana pada wajah itu. W

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-15
  • Menikahi CEO Duda   BAB 27

    "Dad, pokoknya kau harus meminta maaf pada Aunty Luna hari ini," gumam Nic, pagi-pagi sekali saat mereka tengah menyantap sarapan."Kenapa aku harus meminta maaf padanya?""Karena kemarin kau telah menyinggungnya, Dad, astaga!" Nic memutar bola matanya dengan sebal karena sifat datar ayahnya tersebut. Jika bisa, dia ingin mengutuk Liam menjadi batu saja. Tapi di buku yang dia baca, hanya seorang ibu yang bisa mengutuk anak menjadi batu, bukan anak mengutuk ayah.Liam tampak meliriknya sejenak, kemudian melanjutkan sarapan. "Ya, terserah nanti," dia jawab.Tentu saja jawaban tersebut membuat Nic semakin meradang. "Dasar lelaki dingin! Apa yang sulit dari meminta maaf? Bukankah kau sendiri yang selalu bilang padaku agar jangan melupakan kata maaf dan tolong?"Croissant di mulut Liam mendadak terasa begitu keras saat Nic berkata demikian. Sehingga menelannya pun terasa agak sulit sampai dia harus membantu mendorong makanan tersebut dengan meneguk air putih."Dad! Kau mendengarkan aku bic

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-23
  • Menikahi CEO Duda   BAB 28

    "Sepertinya menyatukan mereka bukanlah hal yang mudah," adu Aurora pada Nic begitu memasuki kelas dan duduk di kursi yang berhadapan dengannya."Ya, aku tahu. Itu sebabnya sekarang aku sedang mencari cara untuk mendekatkan mereka berdua," ujar Nic seraya meletakkan sebelah tangannya di bawah dagu dengan kepala agak miring, tampak tengah berpikir keras. "Apa kau punya ide?" tanyanya kemudian.Aurora menggeleng singkat. "Aku akan memikirkannya."Kedua anak tersebut lantas duduk dengan keheningan. Saat beberapa teman lain mengajak bicara, mereka sama sekali tidak menggubris. Benar-benar sangat fokus berpikir, sampai tidak sadar bahwa guru sudah memasuki kelas."Ola, Nic, apa yang sedang kalian berdua lakukan?" tegur Sarah, wali kelas mereka, yang menyaksikan kedua bocah itu fokus dengan pikiran mereka sendiri sejak beberapa waktu lalu."Entah, Ma'am. Sejak tadi mereka berdua terlihat melamun," balas salah seorang teman kelas.Sarah mengernyit heran. "Benarkah?" tanyanya. Lalu berjalan men

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-05
  • Menikahi CEO Duda   BAB 29

    Liam menatap ponselnya yang beberapa saat lalu dia gunakan untuk berkomunikasi dengan Nic. Anak tersebut barusan mengatakan bahwa dia akan pergi ke mall dengan anak bernama Ola yang rupanya merupakan keponakan dari Luna. Liam sempat melarang bocah itu, tentu saja, tetapi bukan Nic namanya jika dia tidak keras kepala. Pada akhirnya, Liam tidak bisa lagi menolak keinginan bocah itu. Sebab jika dia melakukannya, hubungannya dengan Nic mungkin akan kembali renggang, dan dia tidak ingin itu terjadi, sebab rencananya sekarang adalah untuk melakukan pendekatan dengan Nic."Pak, Pak Calvin barusan menitipkan pesan saat kami berpapasan di koridor bahwa nanti malam dia ingin mengundang Anda untuk minum di tempat biasa."Liam meletakkan ponselnya dan menatap Celyn yang datang menghampiri. Pakaian wanita itu kini sudah lebih rapi dari sebelumnya. Meski sebenarnya tetap saja, tidak benar-benar tertutup."Baiklah," jawab Liam singkat.Liam tahu bahwasanya Calvin memiliki niat lain. Toh, dia bisa me

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-11
  • Menikahi CEO Duda   BAB 30

    Luna dan anak-anak memutuskan untuk makan setelah mereka berbelanja. Jika dipikir-pikir lagi, saat ini dia tidak lagi terlihat sebagai seorang Kepala Editor di sebuah majalah fashion terkenal, melainkan terlihat seperti baby sitter. Ah, untung saja penampilannya masih terlihat okay meski dia membawa anak-anak!"Jangan bercanda saat sedang makan, Nic, Ola!" pungkas Luna saat mendapati kedua bocah yang dia bawa malah saling colek saus ke wajah. Jika saja kesabaran Luna setipis tissue dibagi dua, mungkin saja dia akan mengamuk sejak tadi.Nic cengengesan. "Jangan marah, Aunty. Kami hanya anak-anak," balas anak tersebut lugu.Luna hanya bisa menghela napas dalam mendengar jawaban Nic yang sebenarnya benar, tetapi entah mengapa dia agak kesal dibuatnya."Sudah menghubungi ayahmu untuk menjemput pulang?" tanya Luna kemudian.Nic mengangguk singkat. "Aku baru saja mengirimkan pesan padanya bahwa aku sedang berada di mall denganmu. Lalu aku akan pulang beberapa saat lagi.""Denganku?""Tidak."

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-07
  • Menikahi CEO Duda   BAB 31

    Jantung Liam rasanya ingin berhenti berdetak sepanjang waktu berlalu. Kepalanya terasa seakan hendak pecah memikirkan perihal keberadaan anaknya. Namun, lelaki itu masih bisa berlagak tenang di hadapan Luna. Meski dalam hati dia ingin melampiaskan kemarahan pada wanita itu. Bagaimana bisa, bocah yang beberapa saat lalu menghubunginya, tiba-tiba sekarang menghilang begitu saja? Sementara, ada orang dewasa yang pergi bersamanya."Maafkan aku, aku lalai menjaga Nic."Luna berkata dengan suara bergetar ketika mereka berjalan mengekor langkah security menuju ruang keamanan untuk mengecek rekaman CCTV.Liam tidak menjawab pertanyaan Luna. Saat ini yang paling penting adalah Nic bisa ditemukan. Dia nyaris tidak peduli pada apa pun selain keselamatan anaknya.Security lekas memberitahu kehilangan yang terjadi pada petugas yang berjaga di ruang keamanan. Tanpa menunggu lama, petugas memutar mundur rekaman CCTV ke beberapa jam lalu saat Nic menghilang. Saat akhirnya Liam melihat dengan mata kep

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-21
  • Menikahi CEO Duda   BAB 32

    Luna berjalan kembali menuju mobil Liam dan masuk ke dalamnya. Melihat Liam yang tidak pernah mengalihkan sejenak pun perhatiannya sejak tadi, Luna merotasikan bola mata sambil memasang sabuk pengaman."Aku tidak mengatakan apa pun pada Kak Cale tentangmu. Kau tidak perlu khawatir sampai harus mengawasiku seperti itu," gumamnya."Aku sama sekali tidak khawatir," pungkas Liam, menanggapi ucapan Luna. Pria itu lekas menghidupkan kembali mesin mobil dan melajukan kendaraan beroda empat tersebut meninggalkan kawasan rumah sakit.Tidak ada lagi percakapan apa pun setelah itu. Hanya terdengar deru suara mesin dan sesekali klakson yang Liam tekan saat menyiap kendaraan lain. Luna asyik dengan pikirannya sendiri, sementara Liam fokus pada setir.Setelah beberapa lama, Liam menghentikan mobilnya di depan sebuah ... bar?"Kenapa bar?" Luna menyuarakan isi kepalanya.Tidak mengindahkan pertanyaan Luna, Liam keluar dari mobil begitu saja. Bingung sekaligus kesal karena diabaikan, Luna akhirnya ik

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-04
  • Menikahi CEO Duda   BAB 33

    "Shit!"Liam mengumpat saat teleponnya tiba-tiba berdering di tengah situasi yang darurat ini. Menyadari bahwa Liam sedang membutuhkan konsentrasi tingkat tinggi saat mengemudi, Luna menawarkan bantuan untuk mengangkat panggilan tersebut. Meski wanita itu hanya melayangkan tatapan padanya, untungnya Liam mengerti dan mengangguk. Lekas, Luna menggeser tombol hijau sehingga panggilan dari nomor asing tersebut kini tersambung."Sepertinya, kau sudah mencari putramu."Suara pria yang Luna kenal sebelumnya, terdengar di ujung telepon."Bajingan!" desis Liam pelan, tetapi tajam. "Jika terjadi lecet sedikit saja pada tubuh putraku, akan aku pastikan kau membusuk di neraka setelahnya, Antonio!"Antonio terkekeh pelan. Terdengar amat menyebalkan di telinga mereka."Berikan proyek pembangunan Lustrio Hotel padaku dan aku akan mengembalikan putra kesayanganmu ini dengan utuh," pungkas Antonio.Liam terkekeh sumbang. "Ada apa dengan Lustrio Hotel sampai kau begitu menginginkannya setengah mati?"

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-28

Bab terbaru

  • Menikahi CEO Duda   BAB 41

    Pikiran Luna seketika kosong. Tiba-tiba saja, saat ini dia duduk di hadapan Liam dan Nic, dengan suka rela. Oh, padahal sebelumnya dia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk mulai membatasi interaksi dengan mereka berdua. Namun yang terjadi malah sebaliknya.Sementara itu, Nic mengamati dua orang dewasa si sekitarnya. Jelas terlihat situasi yang canggung di antara mereka, dan Nic harus mencari cara untuk mencairkan kecanggungan tersebut."Aunty," panggil Nic.Luna menatap bocah tampan yang wajahnya amat menyerupai Liam. Benar-benar hampir keseluruhan wajahnya diwarisi anak tersebut dari ayahnya."Dad membelikan sesuatu untukmu," gumam Nic kembali dengan senyuman lebarnya. Anak tersebut lantas menoleh ke arah ayahnya, seolah memberikan kode kepada Liam. Mengerti apa yang Nic katakan, Liam segera mengeluarkan sesuatu dari dalam saku kemejanya. Sebuah kotak beludru yang bisa Luna tebak isinya."Nic yang mengusulkan aku memberikan ini padamu." Liam mengatakan hal tersebut seolah-olah

  • Menikahi CEO Duda   BAB 40

    BAB 40 Firasat Cale tidak pernah salah. Setiap kali dia merasa sesuatu terjadi, maka memang benar ada yang terjadi. Namun sesungguhnya, Cale tidak berharap firasat buruknya menjadi kenyataan. Sejauh ini, dia hanya ingin hidupnya baik-baik saja. Cukup. Namun, takdir tak pernah sejalan dengan alur yang dia inginkan. Seperti saat ini, saat tiba-tiba dia duduk berhadapan dengan Levin di kafetaria rumah sakit. “Apa kabar, Cale?” Pertanyaan yang seharusnya tak pernah terucap dari bibir Levin terdengar, membuat Cale menghela napas pelan seraya membuang pandang ke mana pun, asal bukan pada wajah Levin di hadapannya. Levin lantas terkekeh sumbang beberapa lama kemudian. Mungkin sadar bahwa pertanyaan yang dia ajukan terlalu konyol meskipun hanya untuk basa-basi. “Aku tidak sengaja melihatmu di meja administrasi tadi, lalu mengikutimu. Tahu, kau pasti akan mengabaikan aku jika aku memanggilmu di jalan,” tandas Levin kembali. Matanya masih menatap Cale lurus, membaca ekspresi wajah lela

  • Menikahi CEO Duda   BAB 39

    Pertunangan Luna dan Liam terjadi begitu saja beberapa waktu setelahnya. Cale berkali-kali bertanya pada Liam, bagaimana menurutnya mengenai pertunangan ini, dan berkali-kali pula Liam menjawab dengan mengambang. Cale tidak mendapat jawaban pasti, apakah ini benar atas dasar keputusannya dari hati yang tulus atau tidak. Cale sampai tidak tahu bagaimana harus menyikapi semuanya."Kau sudah resmi menjadi tunangan adikku sekarang," pungkas Cale saat itu. Sehari setelah acara pertunangan yang meriah selesai digelar.Liam, dengan wajah yang terlihat tidak senang tapi juga tidak sedih itu mengangguk ringan. "Pada akhirnya kau sudah memutuskan?" tanya Cale.Namun diamnya Liam justru membuat Cale agak cemas. Terlebih, saat menangkap ekspresi kebingungan yang mampir di wajahnya."Liam, kau tahu betul bahwa Luna adalah adik kesayanganku, bukan?" Cale menatapnya dengan serius.Liam menelan saliva dengan susah payah. Tampak sulit bagi lelaki itu untuk menjawab. Cale juga sedikitnya tahu bahwa bel

  • Menikahi CEO Duda   LOHA!

    HALO! Di sini ada orang, kan? Coba absen dulu di bawah, biar aku tahu!:) Ehm. Kalian nemu cerita ini di mana? Terus, kenapa bisa suka dan ngikutin cerita MENIKAHI CEO DUDA sampai sejauh ini? Tokoh favoritnya siapa? Tokoh yang bikin kalian penasaran, ada? Atau tokoh yang bikin kalian sebel? O ya, aku mau tanya juga, sejauh ini ceritanya membingungkan kah? Terutama di bab sebelumnya? Itu kayak flashback, ya, tapi dituliskan tidak secara gamblang sebagai flashback. Atau apakah ceritanya bertele-tele? Tolong jawabannya supaya aku bisa berbenah dan bab selanjutnya akan lebih baik. Terima kasih! Masukan dari kalian semua sangat berarti buatku!^^ dan maaf sebelumnya karena aku pernah jarang update huhuhu.

  • Menikahi CEO Duda   BAB 38

    Cale, Liam, dan Levin, berteman sejak mereka duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. Membuat mereka dekat bak saudara. Apalagi orang tua mereka merupakan rekan bisnis. Terutama orang tua Liam dan Cale yang juga saling mengenal secara pribadi sejak lama. Saat kuliah, meski mereka memilih kampus dan jurusan berbeda, tidak lantas membuat hubungan ketiganya menjadi renggang. Mereka masih sering berkumpul, bahkan membawa teman dekat mereka yang lain, seperti Dylan dan Calvin.Calvin bilang, mereka itu adalah takdir. Cale yang dewasa, Liam yang cerdas, Levin yang dingin tetapi selalu dapat diandalkan, Dylan si biang onar, dan Calvin yang pelawak. Mereka ada untuk saling melengkapi satu sama lain. Meski hubungan ketiganya cukup erat, bukan berarti mereka tidak pernah bermasalah. Sesekali mereka bertengkar. Dari pertengkaran kecil hingga nyaris besar, semuanya pernah terjadi. Dan yang paling sering berseteru adalah Dylan dan Levin. Karakter mereka yang berbanding terbalik seratus delapan pu

  • Menikahi CEO Duda   BAB 37

    Cale menatap anaknya yang kini tengah terlelap dengan Bianca di atas ranjang rumah sakit. Sementara dirinya baru saja menyelesaikan pekerjaan kantor yang dia kerjakan sambil menunggu istrinya. Lelaki itu merapikan meja lalu berjalan mendekat pada Aurora. Anak tersebut tampaknya begitu kepanasan, sehingga keringat membuat kening dan rambutnya basah. Ia yakin, begitu bangun nanti, rambut anak tersebut akan berubah sangat lepek dan dia harus membuatnya keramas.Cale tersenyum kecil. Meski agak lelah karena dia harus bekerja seraya mengurus Bianca, tetapi lelah tersebut tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan bisa menemani secara langsung setiap perkembangan kesehatan Bianca dan calon bayi di perut wanita itu."Selamat malam, Sayang." Cale mengecup kening Bianca dengan sayang. Siapa pun yang menyaksikan hal itu, pastinya akan bisa merasakan sebesar apa perasaan yang dipunya lelaki itu atas istrinya. "Lekas sembuh. Maaf, kau tidak bisa berbagi kesakitanmu denganku. Jika saja bisa, aku ing

  • Menikahi CEO Duda   BAB 36

    Liam turun dari mobil dan menggendong Nic begitu mereka tiba di depan gedung apartemen. Sementara, Luna sudah Liam antarkan pulang. Tidak, lebih tepatnya, wanita itu memintanya menurunkan ia di perempatan jalan. Mungkin, saking tidak inginnya dia berurusan dengan Liam kembali, Luna sampai takut lelaki itu mengetahui tempat tinggalnya sekarang. "Dad!" teriakkan tiba-tiba yang dilakukan oleh Nic membuat Liam terkejut. "Dino-ku!" lanjut Nic keras. Liam segera menurunkan Nic dari gendongan. Seketika tercengang melihat bocah itu berlari kembali ke mobil sambil menggedor pintu kendaraan beroda empat tersebut, meminta Liam membukakn pintunya untuknya. "Tenang, Nic. Sabar!" pungkas Liam, lekas-lekas membuka kunci mobil. Nic segera masuk dan mengambil sebuah boneka dinosaurus yang baru pertama kali Liam lihat. Boneka dinosaurus yang sejak beberapa waktu lalu selalu berada di pelukan putra kecilnya. "Dino!" Nic bergumam senang sekaligus lega, sebab boneka yang dia pikir hilang tersebut rupa

  • Menikahi CEO Duda   BAB 35

    "Shit!"Umpatan Antonio terdengar pelan. Pria itu menyeka ujung bibirnya yang berdarah, lantas mengangkat wajah dan tersenyum miring melihat Luna sudah berada di sisi Liam.Luna sendiri masih begitu terkejut dengan apa yang terjadi, sehingga ketika Liam mulai maju dan hendak memukul Antonio kembali, Luna lekas menahannya. Terlebih, saat anak buah Antonio tiba-tiba berdatangan dari setiap pintu.Hanya dalam hitungan detik, tubuh Liam kini berada di genggaman orang-orang suruhan Antonio. Pun dengan Luna."Berengsek! Lepaskan kami," geram Luna. Dia mengempaskan keras tangan besar yang memegangi lengannya. Namun biar bagaimana pun, tenaganya tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan mereka.Tawa kecil Antonio terdengar. "Bukankah barusan kau sudah menyerahkan wanita ini padaku agar anakmu bebas? Lalu apa-apaan ini?" tanya lelaki itu.Liam berdecih dengan sepasang mata yang masih menatap Antonio dengan tajam. "Dan kau pikir aku akann menyerahkannya begitu saja? Pada pria bajingan sepertimu?

  • Menikahi CEO Duda   BAB 34

    Luna dan Levin berdiri dengan harap-harap cemas. Pasalnya, Liam benar-benar sudah kehilangan akal. Bagaimana bisa dia masuk ke dalam kandang musuh tanpa perlindungan apa pun dan hanya seorang diri?"Dia akan baik-baik saja, bukan?" tanya Luna, melirik pada Levin dengan perasaan cemas yang dia sembunyikan. Namun bagaimana pun, Levin dapat melihat kegusaran yang dia rasa, lebih dari siapa pun."Tenang saja. Kita tidak datang sendirian. Aku sudah membawa beberapa orang untuk berjaga-jaga," tandas Levin. Meski begitu, dia juga merasakan kecemasan yang sama.Luna menghela napas dalam. Duduk di kap mobil sambil mengurut pangkal hidungnya yang terasa agak kaku. Perasaan khawatir yang teramat membuat wanita itu lelah. Hingga ...Bug! Brak!Sebuah kegaduhan terjadi. Dalam waktu sepersekian detik, Luna tiba-tiba saja sudah berada di genggaman dua lelaki berpakaian serba hitam dengan gelang naga di tangan mereka."Shit!" Levin mengumpat, sementara Luna menelan ludah sebab salah seorang pria meng

DMCA.com Protection Status