Share

Dilema

Penulis: niskala ajisena
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-29 09:15:01

“Kamu cerai dari suamimu, Maya.”

Aku tersentak!! Kenapa Ayah bisa memintaku melakukan hal itu? Apa ada sesuatu yang sedang disembunyikan Ayah dariku?

“Kamu bisa kan penuhi permintaan ayahmu ini?”

Tatapan mata sayu, sendu, penuh dengan keibaan akan sebuah jawaban yang memberi harapan jelas kulihat di wajah ayahku. Ya Tuhan, apa yang harus kulakukan? Kenapa aku seperti orang bodoh di keluargaku sendiri?

“Jawab Maya! Kenapa diam saja?” lengkingan suara mamaku mengejutkanku.

“Itu … Maya tak bisa menjawabnya sekarang, Ayah. Sebaiknya Ayah jangan terlalu banyak berpikir biar Ayah cepat sehat.” Ujarku hendak kembali menidurkan Ayah.

“Tidak, kamu harus berjanji akan cerai dari Dendi Maya! Harus! Tolong penuhi permintaan terakhir ayahmu ini.” Cengkeraman ayahku semakin kuat dan jemari dinginnya seolah memberitahuku akan usia yang mungkin tak lama lagi baginya.

“A-Ayah ….”

“Maya, tolong penuhi permintaan Ayah, Nak. Ayah tak mau kamu terluka dan menderita.”

Aku semakin bingung, antara harus men
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Menikahi Bekas Suami Sahabatku    Panik!

    Pikiranku kini benar-benar kacau! Aku tak tahu lagi harus berpikir dari mana. Semakin lama kutelusuri, semakin sulit bagiku mengambil keputusan.Me : Mas, pulang malam banget hari ini?Aku tahu mas Dendi tak akan segera membalasnya, karena itu kuletakkan ponselku di meja dan menikmati coffee latte traktiran Tantri, lumayan.Belum sempat kuhabiskan minumanku, ponselku berdering. Kali ini bosku menelepon dan memintaku segera ke kantor. Mau tak mau aku terpaksa menemuinya walau mood sedang jelek.***“Selamat siang, Bu.” Ucapku masuk ke ruangan atasan.Duduk, Maya. Ada yang mau saya bicarakan sama kamu.”Apalagi sekarang?“Iya, Bu. Ada apa?” tanyaku.“Bulan depan saya akan pergi ke China dan untuk sementara waktu kamu kembali ke posisimu semula, kita kekurangan orang,” jelas bosku.“Mendadak sekali, Bu?”“Sebenarnya nggak dadakan, sih. Udah dari lama saya rencanakan. Tapi kamu paham ya apa yang saya bilang tadi?”Aku mengangguk. “Jelas dan paham, Bu.”“Dan jangan lupa soal affair Tantri

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Menikahi Bekas Suami Sahabatku    Insting

    Pikiranku kalut! Aku ingin mengikuti kemana suamiku pergi, tapi apa itu pantas? Kenapa aku seperti sedang ikuti variety show ala-ala anak lebay? Tapi instingku mengatakan jika Mas Dendi memang akan bertemu dengan seseorang, mungkinkah itu Tantri?Me: Assalamualaikum, Mas. Bisa jemput aku? Hari ini aku lembur.“Kita lihat apakah Mas Dendi akan terpancing.”Aku menunggu dan terus menunggu selama lima menit, ternyata tak ada jawaban. Parahnya, dibaca pun tidak pesanku! Tak ada centang biru dua tanda pesan sudah dibaca. Ya Allah, apakah ini satu pertanda? Jika aku ikuti, kemana harus pergi? Sedang aku perlu pesan taksi, belum lagi menunggu … rasanya benar-benar frustasi!Suamiku: Maaf, kamu pulang sendiri aja dulu, May. Mas ada janji dengan klien.DEG!Lagi-lagi jantungku mau copot dan berdetak kencang. Tantri pun mengatakan hal yang sama, ingin bertemu dengan kliennya, sekarang Mas Dendi pun mengatakan hal yang sama. Sebenarnya apa yang sedang terjadi? Apa yang mereka lakukan? Kenapa te

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Menikahi Bekas Suami Sahabatku    Sedikit Demi Sedikit Berubah

    Selepas Dina mengantarku sampai rumah, aku seperti orang linglung. Memori ingatanku akan kejadian di restoran tadi seperti televisi yang terus menayangkan telenovela berulang-ulang. Kurebahkan tubuhku di sofa yang lumayan keras tapi tak kurasakan lagi sakit yang mendera. Aku terus menangis dan menangis, apalagi yang bisa kulakukan? Teriak? Yang ada orang-orang akan datang ke rumahku dan menghubungi Dinas Sosial.Tak lama, aku masuk kamar dan membuka almariku. Kulihat baju-bajuku terlipat rapi serta kemeja, blouse, serta beberapa kebaya yang tak pernah kupakai padahal kubeli dengan uangku dan harganya buatku menangis semalam, dan yang paling mengena … kebaya putih pengantinku yang sangat sederhana. Tanganku meraih kebaya brokat putih dengan renda-renda di bagian dada, kutangisi benda yang dulu telah mengantarkanku menjadi istri Mas Dendi. “Kenapa jadi begini? Harusnya aku bahagia karena menikah dengan laki-laki yang setiap malam kusebut dalam doaku bukan? Kenapa jadi seperti ini?” Air

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Menikahi Bekas Suami Sahabatku    Tantri dan Laki-laki Misterius

    Dina : Gimana May, kita ke sana nggak? Kok malah diem?Aku tetap bergeming, ingin kujawab kita ke sana tapi terlalu takut jika benar itu adalah suamiku.Me : Bisa jemput aku nggak Din?Dina : Oke, tunggu aku.Sembari menunggu Dina, aku terus melihat foto yang dikirimkan olehnya. Tapi, dilihat dari pakaiannya, bukan Mas Dendi, cuma dari samping kenapa wajahnya mirip suamiku? Apa iya dia punya kembaran yang sama-sama tinggal di Jakarta?Tin! Tin! Tin!Aku langsung keluar kamar dan membuka pintu utama rumahku. Mobil Dina ternyata sudah sampai dan rekanku segera keluar dari mobilnya.“Udah siap?”Aku mengangguk. Memastikan semua lampu dan kompor telah kumatikan, aku pun bergegas pergi menuju kantor. Selama di jalan pikiranku melayang ke foto yang dikirimkan Dina. Saat kubuka kembali ponselku Dina tiba-tiba bicara.“Wajahnya mirip suamimu, ya?”DEG!Dari tadi itu juga yang kupikirkan! Tapi aku terlalu takut dengan instingku karena percaya atau tidak, setiap aku membatin pasti akan menjadi

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • Menikahi Bekas Suami Sahabatku    Itu Suamiku!

    Aku tak percaya dengan apa yang kulihat! Lelaki itu … lelaki yang sedang duduk dengan Tantri adalah suamiku, Mas Dendi! Tapi kenapa … kenapa!!!Aku segera bergegas ke toilet, membasuh wajah dan melihat ke cermin wajahku yang entah seperti apa rupanya, terlalu sakit jika harus kubandingkan dengan Tantri! Aku menangis sejadinya di kamar mandi, aku tak tahan lagi! Tak kuat lagi! Mungkin apa yang ayah dan mama katakan benar, Mas Dendi bukanlah laki-laki pilihan terbaik! Tapi, apa aku harus meminta cerai darinya sekarang juga?“Maya!” Dina segera menghampiriku dan membantuku berdiri. Dia melihatku dengan mata kucingnya yang tajam menusuk. “Kamu kenapa? Ada apa?” Dina mengelap wajahku dengan tangannya, merapikan rambutku yang entah seperti apa sekarang. “Kita ke ruang kesehatan ya?” ajak Dina.Selama menuju ruang kesehatan, aku tak banyak bicara. Maya membantuku berjalan dengan memegangi lengan kananku, orang-orang melihatku dengan tatapan aneh dan mungkin mereka akan mengejekku jikalau tah

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • Menikahi Bekas Suami Sahabatku    Mari Jujur, Mas

    Aku memutuskan untuk mengubah penampilanku dan membalas perbuatan suamiku dengan elegan, meski tak tahu apakah mereka sedang berbisnis atau berkencan, tapi kejadian itu sudah berlangsung dua kali dan beberapa bukti juga sudah sangat kuat menunjukkan jika mereka memang ada hubungan spesial.“Din, temani aku ya,” ucapku sembari membereskan barang-barang di meja kerja.“Ke mana?” Dina menatapku serius.“Toko kosmetik. Aku mau membeli beberapa alat serta produk kecantikan yang sedang in,” jawabku.“Nah, gitu dong! Itu baru Maya yang kukenal! Langsung bangkit walau di saat tornado melanda.” Senyum semringah Dina menunjuk ke arahku.“Apaan sih, aku memang ingin membeli kosmetik udah lama, tapi belum ada waktu-”“Dan momen yang pas ‘kan?” sambar Maya langsung on point.Aku tak menjawab. Kalau dipikir-pikir benar juga ucapan Dina, jika tak ada kejadian kemarin dan sekarang, mungkin aku akan bodo amat dengan penampilanku karena aku percaya Mas Dendi bukanlah lelaki yang akan terpikat dengan pe

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • Menikahi Bekas Suami Sahabatku    Mengalah Bukan Berarti Kalah

    Sepanjang jalan pulang aku hanya diam dan terisak. Entah sudah berapa tisu yang kuhabiskan setelah kejadian itu. Dina juga diam, ia tak banyak memberi ceramah atau umpatan untuk sikapku. Mungkin kali ini masalahnya lebih besar dari yang ia kira.“Weekend ini kita pergi yuk,” ajak Dina tiba-tiba bicara.“Ke mana? Puncak?” tanyaku.“Tidak, Jogja!” tukasnya cepat.“Mau ngapain? Kita nggak ada libur,” kataku dengan suara parau.“Nggak ada libur bukan berarti nggak bisa cuti ‘kan?” Dina mengedipkan salah satu matanya. Liburan ke Jogja adalah agenda akhir tahun yang aku dan Mas Dendi rencanakan. Tapi sekarang ….“Gimana? Mau nggak? Kalau mau aku siap-siap nih,” tambah Dina.“Aku belum tahu Din,” lirihku.Dina tiba-tiba menepikan mobilnya, entah apa maksudnya. “May, aku tahu kamu sangat terluka dan pasti shock! Tapi ingat, kita adalah ras terkuat di muka bumi! Nggak ada yang bisa mengalahkan kita! Mau mereka siapa di masa lalu, itu masa lalu! Sekarang kamu harus membuktikan kalau kamu kuat!”

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • Menikahi Bekas Suami Sahabatku    Kenapa Memilihku?

    Saat sarapan, tak ada pembicaraan diantara aku dan Mas Dendi. Suasananya benar-benar sangat berbeda dari biasanya kami lewati. Rasa canggung, sungkan, entah apa lagi yang aku rasakan. Pokoknya pagi ini bakal aku lewati dengan istighfar dan taubat nasuha.“Mau kuantar?” Mas Dendi mengambil piring kotor bekas kami sarapan, aku terkejut karena jarang-jarang ia mau melakukannya.“Nggak usah Mas, makasih. Aku dijemput Dina.”Aku mendengar suamiku menghela napas berat. Entah apa maksudnya. Tapi yang jelas itu pertanda tak bagus.“May, kalau ada sesuatu yang mengganjal, tolong bilang. Aku merasa sikapmu aneh sejak kemarin. Ada apa sih?” Mas Dendi melihatku dengan kedua mata sendunya. Aku pun, rasanya mulutku ingin bertanya macam-macam, menginterogasi dia. “Nggak ada apa-apa, Mas. Beneran.” Kututupi kebohonganku dengan senyuman lebar. Dan tepat pada waktunya saat aku mulai terjepit dengan cecaran pertanyaan Mas Dendi, Dina datang menjemputku.“Dina udah datang, Mas. Aku pergi dulu ya. Assala

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11

Bab terbaru

  • Menikahi Bekas Suami Sahabatku    Aku Harus Kuat

    Aku dan Dina masih menunggu di depan gedung Naga Mas Abadi. Kami sangat tertegun kenapa Tantri berhenti di sini karena setahuku hanya satu orang yang sangat mengenal Tantri dan itu adalah suamiku. Benarkah dia kekasih Tantri? Jika itu benar berarti mereka CLBK lagi? Atau-“May, Tantri keluar!” suara Dina membuyarkan lamunanku. “Tapi kok dia sendiri?” gumam Dina, aku pun melesatkan pandanganku ke arah mobil Tantri dan benar saja, Tantri keluar sendiri. Apa-apaan ini? Ada apa sebenarnya? “Kita ikutin lagi?” tanya Dina melihatku.Aku terdiam dan mulai ragu apakah ini permainan Tantri atau aku hanya terlampau posesif terhadap suamiku?“May, gimana? Ikutin apa nggak?” desak Dina. “Mobil Tantri udah jalan, jadi?” “Ikuti,” sahutku cepat. Entah apa yang akan terjadi aku hanya mengikuti naluri dan hatiku. Baik atau buruk yang akan kulihat nanti, itu urusan belakangan! Yang penting aku sudah mendapatkan bukti!“Gila! Cepet amat sih itu cewek nyupirnya! Curiga aku dia mantan sopir metromini,” k

  • Menikahi Bekas Suami Sahabatku    Seribu Wajah Tantri

    Akhirnya, kujalankan perintah Bu Melanie. Saat kuhubungi, ia sedang berada di luar dan tak lama menghubungi balik dan siap untuk bertemu. Entah mengapa langkahku begitu berat, rasanya ada sesuatu yang menempel di betisku sampai-sampai Dina menegurku karena tak kunjung pergi.“Mau berangkat jam berapa, May? Maya!!” pekik Dina.“Y-ya, ada apa Din?” jawabku gagap.“Ye … malah bengong! Mau berangkat jam berapa?” Dina memelototiku.Kulihat jam di tanganku menunjukkan pukul satu siang. Dina dan aku keluar untuk menemui Tantri di kantor agensinya. “Kamu yakin nggak apa-apa, Mau?” Dina terus melihatku dengan tatapan teduh dan khawatir.“Aku harus profesional, Din. Mau tak mau harus ada yang dikalahkan, dan aku akan mengalahkan perasaanku!” tegasku.Dina tak bicara ataupun bertanya lagi. Kurasa sebanyak apapun pertanyaan yang dilontarkan, jawabannya akan tetap sama. Kuatkan mentalku … kuatkan jantungku …. batinku terus selama di perjalanan.Dan akhirnya, setelah setengah jam berada di atas rod

  • Menikahi Bekas Suami Sahabatku    Perintah Tak Terduga Bu Melanie

    Dina langsung menyambutku saat tiba di rumahnya. Tanpa malu dan canggung, ia memelukku erat dan mengusap rambutku sembari berkata, “Tinggallah sepuasmu, May di sini. Rumahku adalah rumahmu juga.”Tak tahu lagi apa yang harus kuucapkan, air mataku mengalir deras mendengar ucapan Dina. Bagaimana ada orang yang sangat menyayangiku melebihi keluargaku sendiri?“Makasih ya, Din. Aku sering banget ngrepotin kamu. Maaf …” isakku tak lagi dapat kutahan.“Jangan ngomong gitu, May. Kita ‘kan sahabat dan sahabat nggak akan pamrih,” ujar Dina tersenyum lebar padaku.“Pamrih, ya?” kataku lirih.“Kenapa? Ada yang salah sama ucapanmu, May?”“Enggak, hanya saja aku merasa jadi orang paling bodoh karena selama ini tertipu dengan sikap baik Tantri,” jelasku.“Yaudah, jangan dipikirin. Nanti malah buat kamu stres. Masuk, yuk. Aku udah siapin kamarnya.” Dina dan aku masuk ke rumah, ia pun menunjukkan kamar yang sangat luas dan besar, mungkin jika diukur dengan rumah kontrakan kami, bisa seperti itulah pe

  • Menikahi Bekas Suami Sahabatku    Wasiat Terakhir Ayah

    Mata Mas Dendi terbelalak kaget mendengar ucapanku. Kedua tangannya dengan cepat menggenggam dua tanganku erat dan menatapku lekat. Netra hitam indah miliknya yang dulu selalu kupuja dan kurindukan kini menjadi sesuatu yang ingin aku hindari.“Jangan melihatku seperti itu, Mas,” kataku sambil memalingkan wajah.“Ada apa May? Kenapa tiba-tiba kamu ingin pulang? Introspeksi pernikahan kita? Maksudnya gimana itu? Jelaskan padaku!” suara Mas Dendi berubah menjadi berat, sejenak aura intimidasi sangat kurasakan tapi aku tak ingin diam lagi! Sudah cukup selama ini menjadi orang bodoh di balik layar.“Ya! Introspeksi pernikahan kita! Apa kata-katamu kurang jelas, Mas?! Bagian mana yang kurang jelas? Akan kujelaskan!” sahutku. “Maya!” seru Mas Dendi.“Aku lelah dan ingin istirahat, Mas. Tolong jangan ganggu aku!” Tak memedulikan suamiku, aku langsung masuk ke dalam dan menuju kamar. Di dalam, aku menangis sambil menggigit punggung tanganku, berharap suaraku tak terdengar keluar dan membuat M

  • Menikahi Bekas Suami Sahabatku    Kembalikan pada Orang Tuaku

    Mataku membulat saat melihat beberapa foto dalam map coklat yang ada di mejaku. Dina pun sampai menghampiri mejaku dan bertanya ada apa denganku. Namun mulutku tak bisa terbuka, bungkam … diam seribu bahasa! “May, kamu kenapa? Kenapa!” Dina terus mendesakku agar bicara.Kutunjukkan foto-foto itu padanya dan reaksinya tak kalah kaget. Mulut Dina menganga lebar sambil membelalakkan matanya, ia melihat ke arahku dan langsung memelukku. “May, kamu yang sabar, ya. Sumpah! Aku nggak tahu harus bicara apa. D-Dendi ….”“Ternyata feeling-ku benar selama ini! Mereka … mereka ….” Aku tak kuat lagi menahan air mata ini. Buru-buru aku pergi ke kamar mandi dan menangis sejadinya di tempat ini lagi.“Nangis aja May yang kencang, ga apa-apa! Kamu berhak untuk mengeluarkan semua kekesalanmu … kebencianmu!” Dina mengusap punggungku lembut. Bebanku memang sedikit berkurang, tapi sakit hatiku benar-benar tak bisa disembunyikan.“Aku nggak apa-apa, Din. Makasih, ya.” Kuusap air mataku dan kembali terseny

  • Menikahi Bekas Suami Sahabatku    Map Coklat yang Membuat Geger

    Satu pesan yang masuk ke WhatsApp-ku membuat mataku terbelalak dan hampir kubanting benda pipih yang sedang kupegang ini. Salah satu GC (grup chat) khusus bagi para jurnalis mengirim beberapa dokumentasi foto di acara makan malam yang kuhadiri. Kulihat Mas Dendi dengan jelas ada di tempat itu tapi kenapa saat aku di sana sosoknya tak kulihat?Aku terkejut saat menghubungi suamiku ponselnya telah aktif kembali namun tak diangkat. Me : Mas, kamu di mana? Belum pulang? Tanyaku yang langsung centang dua warna biru.Kutunggu selama beberapa menit tapi tak ada jawaban. Sampai akhirnya kuputuskan masuk dan menunggu di ruang tamu. Aku terkejut saat ponselku berdering nada pesan masuk. Saat kubuka ternyata Mas Dendi memberitahu jika dirinya tak pulang ke rumah. Ini pertama kalinya suamiku tak pulang dan pikiran negatif ku pun mulai beraksi kembali. Tak puas dengan pesan yang dikirim, aku segera menghubunginya, namun ternyata ponselnya tak aktif kembali. Aku benar-benar frustasi! Kenapa Mas De

  • Menikahi Bekas Suami Sahabatku    Balas Dendam pada Mantan Istri?

    Aku masih bertanya-tanya apakah pria yang ada di samping Tantri CEO Naga Mas Abadi? Tapi kenapa harus memakai topeng?“Para tamu undangan yang terhormat, inilah Tuan Bagyo, CEO Naga Mas Abadi yang telah kita nantikan kedatangannya. Beri tepuk tangan yang meriah untuk beliau.”Riuh tepukan para tamu yang datang membuat ruangan restoran tersebut gegap gempita. Mataku tertegun dan fokus pada Tantri yang mengalungkan tangannya ke lengan laki-laki yang disebut CEO Naga Mas Abadi itu. Entah kenapa wajah CEO itu seperti tak asing bagiku. Tantri pun sepertinya tak menyadari kehadiranku dan dia terus melambaikan tangannya serta tersenyum lebar bersama sang CEO.Beberapa menit kemudian, keduanya duduk dan menjamu para tamu undangan. Para jurnalis yang hendak mewawancarai sang CEO telah mengambil ancang-ancang serta posisi yang bagus, kecuali aku.“Kali ini jangan sampai melewatkan kesempatan yang sudah kita tunggu-tunggu Maya!” Entah sejak kapan Bu Melanie berdiri di sebelahku, mungkin aku terl

  • Menikahi Bekas Suami Sahabatku    Cinta yang Dipaksakan?

    Aku memutuskan untuk meninggalkan kantor Mas Dendi dengan hati hancur. Entah terbuat dari apa sebenarnya hatiku, kenapa masih saja menerima kenyataan yang sangat menyakitkan hati.“Apakah benar aku harus mengikuti ucapan ayah dan ibu?” ***Dina : May, kamu di mana? Dicariin Bu Melanie.Pesan singkat Dina membuat pikiranku terbagi. Tak kujawab dan langsung kembali ke kantor. Sepanjang perjalanan aku terus berpikir negatif akan suami dan sahabatku. Kepalaku rasanya mau pecah, ingin menangis pun sudah tak bisa. Yang aku inginkan adalah penjelasan!Dua puluh menit di dalam mobil online, aku turun dan segera menemui Bu Melanie. Namun sebelum aku bertemu dengan bos singa Afrika, aku membelokkan langkahku ke kafe kopi yang tadi kutinggalkan.“Eh, Mbak Maya. Dari mana aja? Kopinya belum saya buat.” Sang pramusaji segera menghampiriku, membuatkan kopi yang sebelumnya kuminta. “Ini, satu Americano ‘kan?” tanyanya lagi menyodorkan kopi panas dengan aroma kuat.“Terima kasih, ya. Ingatanmu sungg

  • Menikahi Bekas Suami Sahabatku    Kenapa Memilihku?

    Saat sarapan, tak ada pembicaraan diantara aku dan Mas Dendi. Suasananya benar-benar sangat berbeda dari biasanya kami lewati. Rasa canggung, sungkan, entah apa lagi yang aku rasakan. Pokoknya pagi ini bakal aku lewati dengan istighfar dan taubat nasuha.“Mau kuantar?” Mas Dendi mengambil piring kotor bekas kami sarapan, aku terkejut karena jarang-jarang ia mau melakukannya.“Nggak usah Mas, makasih. Aku dijemput Dina.”Aku mendengar suamiku menghela napas berat. Entah apa maksudnya. Tapi yang jelas itu pertanda tak bagus.“May, kalau ada sesuatu yang mengganjal, tolong bilang. Aku merasa sikapmu aneh sejak kemarin. Ada apa sih?” Mas Dendi melihatku dengan kedua mata sendunya. Aku pun, rasanya mulutku ingin bertanya macam-macam, menginterogasi dia. “Nggak ada apa-apa, Mas. Beneran.” Kututupi kebohonganku dengan senyuman lebar. Dan tepat pada waktunya saat aku mulai terjepit dengan cecaran pertanyaan Mas Dendi, Dina datang menjemputku.“Dina udah datang, Mas. Aku pergi dulu ya. Assala

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status