author-banner
niskala ajisena
niskala ajisena
Author

Novel-novel oleh niskala ajisena

Menikahi Bekas Suami Sahabatku

Menikahi Bekas Suami Sahabatku

“Ih, kok kamu mau, sih punya suami bekas sahabatmu. Emang nggak ada laki-laki lain apa!?" Bukan sekali dua kali aku mendengar cibiran seperti itu terhadap Mas Dendi, suamiku yang dulunya adalah suami Tantri, sahabat baikku. Bahkan kedua orang tuaku pun tak menyetujui pernikahanku dengan Mas Dendi karena embel-embel "bekas", tapi satu hal yang mereka tak tahu bahwa Mas Dendi bukanlah laki-laki biasa. “Dan kini saatnya kita tunjukkan siapa dirimu yang sebenarnya pada mereka-mereka yang telah menghinamu, Mas!”
Baca
Chapter: Sedikit Demi Sedikit Berubah
Selepas Dina mengantarku sampai rumah, aku seperti orang linglung. Memori ingatanku akan kejadian di restoran tadi seperti televisi yang terus menayangkan telenovela berulang-ulang. Kurebahkan tubuhku di sofa yang lumayan keras tapi tak kurasakan lagi sakit yang mendera. Aku terus menangis dan menangis, apalagi yang bisa kulakukan? Teriak? Yang ada orang-orang akan datang ke rumahku dan menghubungi Dinas Sosial.Tak lama, aku masuk kamar dan membuka almariku. Kulihat baju-bajuku terlipat rapi serta kemeja, blouse, serta beberapa kebaya yang tak pernah kupakai padahal kubeli dengan uangku dan harganya buatku menangis semalam, dan yang paling mengena … kebaya putih pengantinku yang sangat sederhana. Tanganku meraih kebaya brokat putih dengan renda-renda di bagian dada, kutangisi benda yang dulu telah mengantarkanku menjadi istri Mas Dendi. “Kenapa jadi begini? Harusnya aku bahagia karena menikah dengan laki-laki yang setiap malam kusebut dalam doaku bukan? Kenapa jadi seperti ini?” Air
Terakhir Diperbarui: 2024-12-20
Chapter: Insting
Pikiranku kalut! Aku ingin mengikuti kemana suamiku pergi, tapi apa itu pantas? Kenapa aku seperti sedang ikuti variety show ala-ala anak lebay? Tapi instingku mengatakan jika Mas Dendi memang akan bertemu dengan seseorang, mungkinkah itu Tantri?Me: Assalamualaikum, Mas. Bisa jemput aku? Hari ini aku lembur.“Kita lihat apakah Mas Dendi akan terpancing.”Aku menunggu dan terus menunggu selama lima menit, ternyata tak ada jawaban. Parahnya, dibaca pun tidak pesanku! Tak ada centang biru dua tanda pesan sudah dibaca. Ya Allah, apakah ini satu pertanda? Jika aku ikuti, kemana harus pergi? Sedang aku perlu pesan taksi, belum lagi menunggu … rasanya benar-benar frustasi!Suamiku: Maaf, kamu pulang sendiri aja dulu, May. Mas ada janji dengan klien.DEG!Lagi-lagi jantungku mau copot dan berdetak kencang. Tantri pun mengatakan hal yang sama, ingin bertemu dengan kliennya, sekarang Mas Dendi pun mengatakan hal yang sama. Sebenarnya apa yang sedang terjadi? Apa yang mereka lakukan? Kenapa te
Terakhir Diperbarui: 2024-12-20
Chapter: Panik!
Pikiranku kini benar-benar kacau! Aku tak tahu lagi harus berpikir dari mana. Semakin lama kutelusuri, semakin sulit bagiku mengambil keputusan.Me : Mas, pulang malam banget hari ini?Aku tahu mas Dendi tak akan segera membalasnya, karena itu kuletakkan ponselku di meja dan menikmati coffee latte traktiran Tantri, lumayan.Belum sempat kuhabiskan minumanku, ponselku berdering. Kali ini bosku menelepon dan memintaku segera ke kantor. Mau tak mau aku terpaksa menemuinya walau mood sedang jelek.***“Selamat siang, Bu.” Ucapku masuk ke ruangan atasan.Duduk, Maya. Ada yang mau saya bicarakan sama kamu.”Apalagi sekarang?“Iya, Bu. Ada apa?” tanyaku.“Bulan depan saya akan pergi ke China dan untuk sementara waktu kamu kembali ke posisimu semula, kita kekurangan orang,” jelas bosku.“Mendadak sekali, Bu?”“Sebenarnya nggak dadakan, sih. Udah dari lama saya rencanakan. Tapi kamu paham ya apa yang saya bilang tadi?”Aku mengangguk. “Jelas dan paham, Bu.”“Dan jangan lupa soal affair Tantri
Terakhir Diperbarui: 2024-12-20
Chapter: Dilema
“Kamu cerai dari suamimu, Maya.”Aku tersentak!! Kenapa Ayah bisa memintaku melakukan hal itu? Apa ada sesuatu yang sedang disembunyikan Ayah dariku?“Kamu bisa kan penuhi permintaan ayahmu ini?” Tatapan mata sayu, sendu, penuh dengan keibaan akan sebuah jawaban yang memberi harapan jelas kulihat di wajah ayahku. Ya Tuhan, apa yang harus kulakukan? Kenapa aku seperti orang bodoh di keluargaku sendiri?“Jawab Maya! Kenapa diam saja?” lengkingan suara mamaku mengejutkanku.“Itu … Maya tak bisa menjawabnya sekarang, Ayah. Sebaiknya Ayah jangan terlalu banyak berpikir biar Ayah cepat sehat.” Ujarku hendak kembali menidurkan Ayah.“Tidak, kamu harus berjanji akan cerai dari Dendi Maya! Harus! Tolong penuhi permintaan terakhir ayahmu ini.” Cengkeraman ayahku semakin kuat dan jemari dinginnya seolah memberitahuku akan usia yang mungkin tak lama lagi baginya.“A-Ayah ….”“Maya, tolong penuhi permintaan Ayah, Nak. Ayah tak mau kamu terluka dan menderita.”Aku semakin bingung, antara harus men
Terakhir Diperbarui: 2024-07-29
Chapter: Permintaan Terakhir sang Ayah
Aku tiba di depan rumah setelah setengah jam berada di atas aspal. Kulihat, rumahku tampak sepi seperti biasa tapi kenapa perasaanku semakin tak enak?“Makasih, Nan. Kamu mending balik aja ke kantor. Toh percuma kalau kamu tetap keluar, nggak ada yang akan backing kamu,” ucapku perlahn turun dari mobil.“Iya, Mbak. Saya juga rencana mau langsung balik ke kantor karena ada beberapa video yang harus diedit.”Aku mengangguk dan tak lama Adnan meninggalkanku. Napasku sangat sesak dan berat, entah sudah berapa lama aku tak menginjakkan kaki di rumah ini. Semenjak menikah, baru dua kali aku menyambangi rumah di mana aku dilahirkan.Bismillah, semoga tak ada apa-apa.Saat kubuka pagar besi pendek yang mulai karatan, terdengar lengkingan suara mamaku yang terdengar parau memanggil ayahku. Tanpa pikir panjang aku masuk dan melihat ayahku sedang digotong oleh mama dan adikku, Gita.“Astagfirullah, Ayah!” aku pun segera membantu menggotong ayahku ke tempat tidur.“Ayah ini bandel banget, sih kal
Terakhir Diperbarui: 2024-07-29
Chapter: Sebuah Pertanda
Mas Dendi terbelalak mendengar ucapanku. Ia dengan segera turun dari motor dan menarik tanganku.“Apaan, sih, Mas! Sakit tahu!” keluhku mencoba melepaskan tangannya.“Bilang sekali lagi!” sentaknya.“Bilang apa?” tanyaku mengalihkan pandangan.“Kata-kata yang baru saja keluar dari mulut kamu, Maya!”Belum pernah aku mendengar Mas Dendi meninggikan suaranya padaku. Tapi malam ini, lengkingan suaranya benar-benar membuatku terpukul. Kenapa dia bisa bisa bicara seperti itu? Apakah aku salah jika punya pikiran aneh-aneh? Apa aku tak boleh cemburu melihat kedekatan mereka, walau aku tahu dulu mereka adalah suami dan istri, tapi hati ini tetap sakit.“Aku ingin pulang, aku lelah, Mas.” Tak ada jawaban dari suamiku. Ia langsung menyalakan kembali motornya dan menggas cukup kencang, meski bukan knalpot brong, tapi suaranya cukup mengganggu.Semoga aku selamat sampai di rumah. Mas Dendi benar-benar marah tampaknya.Benar saja, belum juga aku berpegangan pada pinggang suamiku, ia sudah tancap
Terakhir Diperbarui: 2024-07-28
Anda juga akan menyukai
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status