Beranda / Rumah Tangga / Menikahi Bekas Suami Sahabatku / Sedikit Demi Sedikit Berubah

Share

Sedikit Demi Sedikit Berubah

Penulis: niskala ajisena
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-20 19:41:11

Selepas Dina mengantarku sampai rumah, aku seperti orang linglung. Memori ingatanku akan kejadian di restoran tadi seperti televisi yang terus menayangkan telenovela berulang-ulang. Kurebahkan tubuhku di sofa yang lumayan keras tapi tak kurasakan lagi sakit yang mendera. Aku terus menangis dan menangis, apalagi yang bisa kulakukan? Teriak? Yang ada orang-orang akan datang ke rumahku dan menghubungi Dinas Sosial.

Tak lama, aku masuk kamar dan membuka almariku. Kulihat baju-bajuku terlipat rapi serta kemeja, blouse, serta beberapa kebaya yang tak pernah kupakai padahal kubeli dengan uangku dan harganya buatku menangis semalam, dan yang paling mengena … kebaya putih pengantinku yang sangat sederhana. Tanganku meraih kebaya brokat putih dengan renda-renda di bagian dada, kutangisi benda yang dulu telah mengantarkanku menjadi istri Mas Dendi.

“Kenapa jadi begini? Harusnya aku bahagia karena menikah dengan laki-laki yang setiap malam kusebut dalam doaku bukan? Kenapa jadi seperti ini?” Air
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Menikahi Bekas Suami Sahabatku    Tantri dan Laki-laki Misterius

    Dina : Gimana May, kita ke sana nggak? Kok malah diem?Aku tetap bergeming, ingin kujawab kita ke sana tapi terlalu takut jika benar itu adalah suamiku.Me : Bisa jemput aku nggak Din?Dina : Oke, tunggu aku.Sembari menunggu Dina, aku terus melihat foto yang dikirimkan olehnya. Tapi, dilihat dari pakaiannya, bukan Mas Dendi, cuma dari samping kenapa wajahnya mirip suamiku? Apa iya dia punya kembaran yang sama-sama tinggal di Jakarta?Tin! Tin! Tin!Aku langsung keluar kamar dan membuka pintu utama rumahku. Mobil Dina ternyata sudah sampai dan rekanku segera keluar dari mobilnya.“Udah siap?”Aku mengangguk. Memastikan semua lampu dan kompor telah kumatikan, aku pun bergegas pergi menuju kantor. Selama di jalan pikiranku melayang ke foto yang dikirimkan Dina. Saat kubuka kembali ponselku Dina tiba-tiba bicara.“Wajahnya mirip suamimu, ya?”DEG!Dari tadi itu juga yang kupikirkan! Tapi aku terlalu takut dengan instingku karena percaya atau tidak, setiap aku membatin pasti akan menjadi

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • Menikahi Bekas Suami Sahabatku    Itu Suamiku!

    Aku tak percaya dengan apa yang kulihat! Lelaki itu … lelaki yang sedang duduk dengan Tantri adalah suamiku, Mas Dendi! Tapi kenapa … kenapa!!!Aku segera bergegas ke toilet, membasuh wajah dan melihat ke cermin wajahku yang entah seperti apa rupanya, terlalu sakit jika harus kubandingkan dengan Tantri! Aku menangis sejadinya di kamar mandi, aku tak tahan lagi! Tak kuat lagi! Mungkin apa yang ayah dan mama katakan benar, Mas Dendi bukanlah laki-laki pilihan terbaik! Tapi, apa aku harus meminta cerai darinya sekarang juga?“Maya!” Dina segera menghampiriku dan membantuku berdiri. Dia melihatku dengan mata kucingnya yang tajam menusuk. “Kamu kenapa? Ada apa?” Dina mengelap wajahku dengan tangannya, merapikan rambutku yang entah seperti apa sekarang. “Kita ke ruang kesehatan ya?” ajak Dina.Selama menuju ruang kesehatan, aku tak banyak bicara. Maya membantuku berjalan dengan memegangi lengan kananku, orang-orang melihatku dengan tatapan aneh dan mungkin mereka akan mengejekku jikalau tah

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • Menikahi Bekas Suami Sahabatku    Mari Jujur, Mas

    Aku memutuskan untuk mengubah penampilanku dan membalas perbuatan suamiku dengan elegan, meski tak tahu apakah mereka sedang berbisnis atau berkencan, tapi kejadian itu sudah berlangsung dua kali dan beberapa bukti juga sudah sangat kuat menunjukkan jika mereka memang ada hubungan spesial.“Din, temani aku ya,” ucapku sembari membereskan barang-barang di meja kerja.“Ke mana?” Dina menatapku serius.“Toko kosmetik. Aku mau membeli beberapa alat serta produk kecantikan yang sedang in,” jawabku.“Nah, gitu dong! Itu baru Maya yang kukenal! Langsung bangkit walau di saat tornado melanda.” Senyum semringah Dina menunjuk ke arahku.“Apaan sih, aku memang ingin membeli kosmetik udah lama, tapi belum ada waktu-”“Dan momen yang pas ‘kan?” sambar Maya langsung on point.Aku tak menjawab. Kalau dipikir-pikir benar juga ucapan Dina, jika tak ada kejadian kemarin dan sekarang, mungkin aku akan bodo amat dengan penampilanku karena aku percaya Mas Dendi bukanlah lelaki yang akan terpikat dengan pe

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • Menikahi Bekas Suami Sahabatku    Mengalah Bukan Berarti Kalah

    Sepanjang jalan pulang aku hanya diam dan terisak. Entah sudah berapa tisu yang kuhabiskan setelah kejadian itu. Dina juga diam, ia tak banyak memberi ceramah atau umpatan untuk sikapku. Mungkin kali ini masalahnya lebih besar dari yang ia kira.“Weekend ini kita pergi yuk,” ajak Dina tiba-tiba bicara.“Ke mana? Puncak?” tanyaku.“Tidak, Jogja!” tukasnya cepat.“Mau ngapain? Kita nggak ada libur,” kataku dengan suara parau.“Nggak ada libur bukan berarti nggak bisa cuti ‘kan?” Dina mengedipkan salah satu matanya. Liburan ke Jogja adalah agenda akhir tahun yang aku dan Mas Dendi rencanakan. Tapi sekarang ….“Gimana? Mau nggak? Kalau mau aku siap-siap nih,” tambah Dina.“Aku belum tahu Din,” lirihku.Dina tiba-tiba menepikan mobilnya, entah apa maksudnya. “May, aku tahu kamu sangat terluka dan pasti shock! Tapi ingat, kita adalah ras terkuat di muka bumi! Nggak ada yang bisa mengalahkan kita! Mau mereka siapa di masa lalu, itu masa lalu! Sekarang kamu harus membuktikan kalau kamu kuat!”

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • Menikahi Bekas Suami Sahabatku    Kenapa Memilihku?

    Saat sarapan, tak ada pembicaraan diantara aku dan Mas Dendi. Suasananya benar-benar sangat berbeda dari biasanya kami lewati. Rasa canggung, sungkan, entah apa lagi yang aku rasakan. Pokoknya pagi ini bakal aku lewati dengan istighfar dan taubat nasuha.“Mau kuantar?” Mas Dendi mengambil piring kotor bekas kami sarapan, aku terkejut karena jarang-jarang ia mau melakukannya.“Nggak usah Mas, makasih. Aku dijemput Dina.”Aku mendengar suamiku menghela napas berat. Entah apa maksudnya. Tapi yang jelas itu pertanda tak bagus.“May, kalau ada sesuatu yang mengganjal, tolong bilang. Aku merasa sikapmu aneh sejak kemarin. Ada apa sih?” Mas Dendi melihatku dengan kedua mata sendunya. Aku pun, rasanya mulutku ingin bertanya macam-macam, menginterogasi dia. “Nggak ada apa-apa, Mas. Beneran.” Kututupi kebohonganku dengan senyuman lebar. Dan tepat pada waktunya saat aku mulai terjepit dengan cecaran pertanyaan Mas Dendi, Dina datang menjemputku.“Dina udah datang, Mas. Aku pergi dulu ya. Assala

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • Menikahi Bekas Suami Sahabatku    Cinta yang Dipaksakan?

    Aku memutuskan untuk meninggalkan kantor Mas Dendi dengan hati hancur. Entah terbuat dari apa sebenarnya hatiku, kenapa masih saja menerima kenyataan yang sangat menyakitkan hati.“Apakah benar aku harus mengikuti ucapan ayah dan ibu?” ***Dina : May, kamu di mana? Dicariin Bu Melanie.Pesan singkat Dina membuat pikiranku terbagi. Tak kujawab dan langsung kembali ke kantor. Sepanjang perjalanan aku terus berpikir negatif akan suami dan sahabatku. Kepalaku rasanya mau pecah, ingin menangis pun sudah tak bisa. Yang aku inginkan adalah penjelasan!Dua puluh menit di dalam mobil online, aku turun dan segera menemui Bu Melanie. Namun sebelum aku bertemu dengan bos singa Afrika, aku membelokkan langkahku ke kafe kopi yang tadi kutinggalkan.“Eh, Mbak Maya. Dari mana aja? Kopinya belum saya buat.” Sang pramusaji segera menghampiriku, membuatkan kopi yang sebelumnya kuminta. “Ini, satu Americano ‘kan?” tanyanya lagi menyodorkan kopi panas dengan aroma kuat.“Terima kasih, ya. Ingatanmu sungg

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • Menikahi Bekas Suami Sahabatku    Balas Dendam pada Mantan Istri?

    Aku masih bertanya-tanya apakah pria yang ada di samping Tantri CEO Naga Mas Abadi? Tapi kenapa harus memakai topeng?“Para tamu undangan yang terhormat, inilah Tuan Bagyo, CEO Naga Mas Abadi yang telah kita nantikan kedatangannya. Beri tepuk tangan yang meriah untuk beliau.”Riuh tepukan para tamu yang datang membuat ruangan restoran tersebut gegap gempita. Mataku tertegun dan fokus pada Tantri yang mengalungkan tangannya ke lengan laki-laki yang disebut CEO Naga Mas Abadi itu. Entah kenapa wajah CEO itu seperti tak asing bagiku. Tantri pun sepertinya tak menyadari kehadiranku dan dia terus melambaikan tangannya serta tersenyum lebar bersama sang CEO.Beberapa menit kemudian, keduanya duduk dan menjamu para tamu undangan. Para jurnalis yang hendak mewawancarai sang CEO telah mengambil ancang-ancang serta posisi yang bagus, kecuali aku.“Kali ini jangan sampai melewatkan kesempatan yang sudah kita tunggu-tunggu Maya!” Entah sejak kapan Bu Melanie berdiri di sebelahku, mungkin aku terl

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • Menikahi Bekas Suami Sahabatku    Map Coklat yang Membuat Geger

    Satu pesan yang masuk ke WhatsApp-ku membuat mataku terbelalak dan hampir kubanting benda pipih yang sedang kupegang ini. Salah satu GC (grup chat) khusus bagi para jurnalis mengirim beberapa dokumentasi foto di acara makan malam yang kuhadiri. Kulihat Mas Dendi dengan jelas ada di tempat itu tapi kenapa saat aku di sana sosoknya tak kulihat?Aku terkejut saat menghubungi suamiku ponselnya telah aktif kembali namun tak diangkat. Me : Mas, kamu di mana? Belum pulang? Tanyaku yang langsung centang dua warna biru.Kutunggu selama beberapa menit tapi tak ada jawaban. Sampai akhirnya kuputuskan masuk dan menunggu di ruang tamu. Aku terkejut saat ponselku berdering nada pesan masuk. Saat kubuka ternyata Mas Dendi memberitahu jika dirinya tak pulang ke rumah. Ini pertama kalinya suamiku tak pulang dan pikiran negatif ku pun mulai beraksi kembali. Tak puas dengan pesan yang dikirim, aku segera menghubunginya, namun ternyata ponselnya tak aktif kembali. Aku benar-benar frustasi! Kenapa Mas De

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11

Bab terbaru

  • Menikahi Bekas Suami Sahabatku    Curhat

    “Kita sudah sampai Mbak. Mbak … Mbak.”“O-oh, iya … maaf, Mas Yoga.” Aku buru-buru mematikan ponsel dan turun dari mobil. “Wah, panjang banget antriannya, ya,” kataku melihat barisan panjang orang-orang di sebuah tempat makan yang mungkin lebih mirip kaki lima. “Kira-kira kita masih kebagian nggak ya?” tanyaku meragu dengan situasi di depanku saat ini.“Kebagian, kok. Jangan khawatir.” “Eh, kebagian?” aku langsung menoleh ke arah Yoga dengan banyak pertanyaan dalam benakku. Masa sih? Antriannya aja ngalahin bus Transjakarta, batinku.“Yuk, Mbak.” Yoga spontan menarik tanganku masuk dari arah berlawanan. Kami tidak mengantri seperti orang-orang itu. Aku pun diam dan seperti orang bodoh mau saja diajak ke sana-sini.“Mbok Jum, sotone kaleh (Bu Jum, sotonya dua),” ucapnya sambil mengangkat dua jarinya dan tersenyum. Wanita tua yang ada di depanku dengan batik lusuh warna coklat pudar serta jarik (kain) lurik dan celemek yang penuh dengan warna kuning serta bermacam-macam warna yang sang

  • Menikahi Bekas Suami Sahabatku    Jogja Kota Kenangan

    “Sudah sampai.”Yoga mengantarku hingga ke depan pintu kamar hotel. Aku pun hanya bisa mengangguk menahan malu dan rasa tak enak karena beberapa saat lalu tanganku mengalung di lengan kekarnya tanpa permisi. Tak ada kata yang terucap dari kami. Saat hendak menempelkan kartu hotel, suara berat dan pelan Yoga tiba-tiba membangunkan bulu kudukku.“Aku dulu juga punya pengalaman yang sama seperti Mbak Maya.”“A-apa? Maaf Mas Yoga?” kepalaku pun langsung spontan menoleh ke kiri tepat melihat pria ini dengan tatapan bingung.“Maaf, jadi curcol.” Tawanya sambil garuk-garuk kepala. “Yasudah, kalau begitu saya pamit dulu, Mbak Maya. Selamat malam dan selamat beristirahat.” Tubuh tegap pria itu segera balik kanan mengayun langkah seraya memasukkan kedua tangannya ke dalam celana bahan hitam polos. Aku melihat punggung lebar dan gagah sepupu Dina sedikit sendu. Aku tak salah dengar! Dia mengatakan sesuatu yang aku yakin berhubungan dengan masa lalunya.***“Ah, lelahnya!” tubuhku langsung kuhemp

  • Menikahi Bekas Suami Sahabatku    Makin Akrab dengan Abdi Negara

    “Karena pernikahan kita di ujung tanduk.”“Apa maksudmu, May? Kenapa bicara begitu? Kenapa tiba-tiba ….” Mas Dendi terbelalak, begitu pula Yoga. Aku pun tak menyangka bisa bicara seperti ini.“Bukankah semua sudah jelas, Mas? Pernikahan kita sudah hancur!” tegasku namun masih dengan suara datar dan rendah. “Kenapa kamu bisa bilang begitu, May? Tolong jelaskan,” pinta Mas Dendi. Dari raut wajahnya, aku tahu dia sangat terkejut dan shock dengan ucapanku. Aku melirik ke arah Yoga yang sepertinya penasaran dengan rumah tanggaku, tapi tak mungkin juga ‘kan aku cerita, dia orang lain. Masa aib aku ceritakan dengan orang yang baru pertama bertemu.“Itu-”Belum lagi aku selesaikan ucapanku, ponsel milik Mas Dendi berdering nyaring. Dan firasatku mengatakan itu adalah Tantri!“Kenapa nggak diangkat?” tanyaku tersenyum sinis.“Nanti aja, nggak penting!” jawab Mas Dendi. Memang dia tak menjawab telepon yang masuk, tapi Yoga merasa risih dan terganggu dengan deringan berisik ponsel milik suamik

  • Menikahi Bekas Suami Sahabatku    Di Ujung Tanduk

    Aku dan Yoga berjalan tak tentu arah. Entah ke mana kaki membawa kami, tapi yang kutahu aku harus menjauh dari suamiku dan Tantri. Air mataku sudah hampir terlepas dari kelopak mata, kucoba menahan namun tak bisa. “Kalau Mbak Maya capek, berhenti dulu di sini nggak apa-apa.”Aku terkejut dan menoleh ke samping kiriku. Yoga, lelaki yang baru kukenal hari ini entah mengapa suaranya begitu menenangkan dan membuatku merasa aman. Suara berat ditambah senyum khas mas-mas Jawa menambah nilai plus pada dirinya.“M-maaf.” Kulepas genggaman tanganku yang ternyata masih melekat ke tangan Yoga. Canggung, aku balik badan dan memalingkan wajah karena malu.“Kita duduk dulu, Mbak Maya?” ajak Yoga menunjuk sebuah bangku panjang tepat di depan benteng Vredeburg. Aku membaca tulisan warna hitam timbul itu sambil berkaca-kaca. “Mbak Maya ….”Aku mengangguk. “Maaf atas ketidaknyamanannya, Mas Yoga.” Tundukku tak enak karena orang lain harus tahu masalah rumah tanggaku.“Nggak apa-apa, Mbak. Saya paham k

  • Menikahi Bekas Suami Sahabatku    Kebetulan atau Doa Istri yang Teraniaya?

    “Tantri! Mas Dendi!” ucapku tak kencang namun tetap saja rasa kejut ku sangat besar.“M-May?” suamiku tampak terkejut melihat keberadaanku. “Maya, kebetulan banget kita ketemu di sini.” Tantri langsung mendekatiku yang awalnya dia sangat dekat dengan suamiku, bahkan seolah tiada berjarak. “Kamu sama siapa ke sini?” tanya Tantri mengalungkan tangannya ke lenganku.“Teman,” kataku tersenyum tipis sambil melepaskan tangannya.Mas Dendi sepertinya kikuk dan salah tingkah melihat sikapku pada Tantri, begitu pula Tantri. Sambil mendekat, Mas Dendi berkata, “Sama siapa ke sini May? Kenapa nggak ngomong sama Mas?” tanya suamiku tapi sekilas melirik Tantri.“Kupikir Mas sudah ganti nomor telepon atau menghapus nomorku,” sindirku menatap mereka berdua.“Kenapa Mas harus begitu? Memangnya ada apa?” Kukepalkan kedua tanganku kencang. Apa-apaan ucapan Mas Dendi? Benarkah ini suamiku?“Permisi, Mas, Tantri. Aku harus pergi.” Tak tahan melihat dua manusia ini, aku memutuskan untuk menghindari mere

  • Menikahi Bekas Suami Sahabatku    Sepupu Kharismatik

    Akhirnya kami tiba di Gambir dan segera mencetak tiket. Tak lama, pengumuman jika kereta yang akan kami naiki telah tiba. Aku dan Dina segera bergegas, saat sampai di tempat duduk, Dina lagi-lagi menghubungi sepupunya yang berada di Jogja. Entah sudah keberapa kali dia menghubungi sepupunya itu, membuatku semakin penasaran.“Din, sepupumu itu … dia angkatan?” tanyaku coba tak terlalu kepo walau aslinya sangat ingin tahu.“Kenapa? Kepo, ya?” kekeh Dina.“Ish, cuma tanya aja kok. Nggak mau jawab ya udah,” sahutku mencebik.Dina tertawa lebar, “Dia AAU,” singkatnya.“AAU? Apa itu?” “Astaga, Mayaaaaa!! Kamu emang nggak pernah belajar RPUL apa?” Dina tersontak.“Ya belajar, tapi ‘kan aku emang nggak tahu apa artinya,” ujarku membela diri.“Hadeh, yaudah deh. Simpan rasa kepomu, nanti juga tahu sendiri.” Dina tersenyum lebar sembari mencubit gemas pipi kiriku. “Aku jamin saat kau bertemu sepupuku ini matamu akan keluar dan nama Dendi langsung terhapus dari otakmu,” kekehnya.“Benarkah? Apa

  • Menikahi Bekas Suami Sahabatku    Mimpi Buruk

    “Sekarang gimana, May? Apa yang akan kamu lakukan?” Dina sesekali melihat ke arahku sambil menyetir.“Aku nggak tahu,” tukasku. “Sekarang lagi nggak bisa mikir.”Aku menghabiskan sepanjang malam dengan termenung dan berpikir keras, mencoba mencari benang merah, mengurai, dan menyatukan. Tapi nihil! Kepalaku sangat sakit, kenapa Mas Dendi meninggalkan kontrakan dan tak memberitahuku? Apakah dia marah? Aku tahu saat aku meninggalkan rumah aku telah berdosa besar, tapi itu juga ‘kan salahnya, kenapa tak bicara jujur!“Kamu istirahat, May. Sejak pagi kulihat wajahmu sangat pucat atau mau kubelikan obat di apotek?” kami telah sampai di teras rumah Dina.“Enggak, aku nggak apa-apa Din. Aku istirahat dulu, ya. Makasih untuk hari ini.” Aku pun segera turun dari mobil dan masuk ke rumahnya. Setelah menekan beberapa digit angka sebagai password rumahnya, aku bergegas ke kamar dan membanting tubuhku di atas kasur. “Rasanya sangat nyaman!!” ujarku sambil memandangi langit-langit kamar transparan.

  • Menikahi Bekas Suami Sahabatku    Semakin Mesra

    Semakin hari berita tentang Tantri bukan menghilang, justru semakin subur bak diberi pupuk premium. Aku dan Dina semakin penasaran dan hubunganku dengan suami semakin jauh. Mungkin Mas Dendi memang ingin kita pisah, namun demikian, dalam hati kecilku masih berharap dia akan menghubungiku dan menjelaskan semuanya padaku.“Gila! Makin lama Tantri makin berani, ya!” salah satu rekan kerjaku berseru saat aku baru saja tiba di kantor.“Kenapa? Kayaknya seru banget?” tanyaku penasaran.“Kamu baca berita nggak Mau soal Tantri? Dia makin parah!” tambahnya lagi.“Parah? Parah gimana?” Aku memang sudah tak terlalu mengikuti berita soal Tantri semenjak kejadian di restoran dan kalaupun ada beritanya, aku langsung skip.“Dia baru dari Maldives sama pacarnya.”“Oh ….”“Kayaknya beneran deh dia akan nikah tahun ini tapi … ah, udahlah! Bukan urusan kita. Ya, nggak?” rekanku mengakhiri percakapan kami dan ia kembali ke meja kerjanya, seolah tak ada apa-apa. Tapi, dari ceritanya aku penasaran dengan k

  • Menikahi Bekas Suami Sahabatku    Aku Harus Kuat

    Aku dan Dina masih menunggu di depan gedung Naga Mas Abadi. Kami sangat tertegun kenapa Tantri berhenti di sini karena setahuku hanya satu orang yang sangat mengenal Tantri dan itu adalah suamiku. Benarkah dia kekasih Tantri? Jika itu benar berarti mereka CLBK lagi? Atau-“May, Tantri keluar!” suara Dina membuyarkan lamunanku. “Tapi kok dia sendiri?” gumam Dina, aku pun melesatkan pandanganku ke arah mobil Tantri dan benar saja, Tantri keluar sendiri. Apa-apaan ini? Ada apa sebenarnya? “Kita ikutin lagi?” tanya Dina melihatku.Aku terdiam dan mulai ragu apakah ini permainan Tantri atau aku hanya terlampau posesif terhadap suamiku?“May, gimana? Ikutin apa nggak?” desak Dina. “Mobil Tantri udah jalan, jadi?” “Ikuti,” sahutku cepat. Entah apa yang akan terjadi aku hanya mengikuti naluri dan hatiku. Baik atau buruk yang akan kulihat nanti, itu urusan belakangan! Yang penting aku sudah mendapatkan bukti!“Gila! Cepet amat sih itu cewek nyupirnya! Curiga aku dia mantan sopir metromini,” k

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status