Share

Tersebar di Media

Penulis: Salwa Maulidya
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-02 08:42:45

“Teruslah bicara, agar rasa sakit itu tidak terlalu terasa,” kata Kevin yang sedang berusaha menyatukan miliknya yang terus melesat.

“Mas Kevin lagi ngapain?” tanya Jasmine kemudian.

Kevin menghela napasnya. “Saya sedang menembus dinding dara kamu, Jasmine.”

“Oooh … udah masuk bel—“ Jasmine meringis sambil meremas pundak Kevin, kala benda asing masuk dengan sempurna di bawah sana.

“Ssssttt! Ya ampun, sakit banget, Mas!” rintih Jasmine dengan mata terpejam. Air matanya keluar, tak kuasa menahan sakit di pusat intinya itu.

Kevin belum bergerak. Masih mengatur napasnya, dengan sorot mata menatap wajah Jasmine yang tengah merintih.

Lalu, mengecup kening Jasmine. Cukup lama ia tempelkan di sana. “Terima kasih, karena sudah menjaga kesucian kamu,” bisik Kevin dengan lembut.

“Saya tidak akan bergerak sebelum kamu terbiasa,” ucapnya kembali. Kemud

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Shafeeya Humairoh
selamat ya kamu berhasil kevin, udah ngga usah dihiraukan itu berita...kamu banyak uangkan, sumpal aja mulut mereka
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Menikah dengan CEO Dingin   Saya Berjanji

    Kevin menutup panggilan tersebut. Bersamaan dengan Jasmine memberikan satu piring berisi nasi goreng pada Kevin.“Untuk kamu saja. Saya belum lapar,” kata Kevin kemudian beranjak dari duduknya.Jasmine mengerucutkan bibirnya. “Harusnya dia bicara, curhat. Malah ditinggal. Dasar!” gerutu Jasmine kemudian menyuap nasi goreng yang pada akhirnya ia juga yang memasak.“Ada apa, yaa? Selama sepuluh hari di Jepang, baru kali ini ada masalah. Mbak Desi tahu, kalau Mas Kevin lagi ajak aku bulan madu? Kalau iya, emang kenapa?”Jasmine menggaruk rambutnya sambil mengunyah nasi gorengnya.“Ternyata begini rasanya, menikah dengan duda anak satu. Mana istrinya belum rela kalau suaminya udah nikah lagi. Kayaknya, kalau memang harus nikah sama duda, lebih baik sama duda ditinggal mati.”Jasmine terkekeh sendiri. “Doain Mbak Desi mati dong. Jasmine, Jasmine. Harusnya kamu siap-siap. Mbak Desi masih ngincer Mas Kevin. Bisa jadi, aku yang akan dibunuh oleh Mbak Desi.”Jasmine bergidik ngeri. “Bisa-bisan

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-02
  • Menikah dengan CEO Dingin   Mendadak Harus Pulang

    Jasmine mengulas senyum sambil menepuk bahu Kevin. "Arshi sedang membutuhkan kehadiran Mas Kevin. Saya nggak apa-apa kok, Mas. Jangan merasa bersalah gitu. It's okay. Kita bisa menikmati liburan lagi. Kalau perlu, ajak Arshi juga."Kevin merasa lega saat melihat Jasmine menerbitkan senyum untuknya. Ia pun memeluk sang istri. Menumpukkan kepalanya di bahu perempuan itu."Terima kasih ya, Sayang. Kamu selalu paham kondisi saya."Jasmine mengangguk. "Kenapa nggak? Mas Kevin sudah punya anak. Dan saya nggak boleh egois. Kecuali yang sakit Mbak Desi, terus Mas Kevin panik. Baru ... saya marah."Kevin terkekeh mendengar ucapan Jasmine. Ia melepaskan pelukannya lagi. Mengusap sisian wajah istrinya itu, kemudian mengecup keningnya."Jika dia yang sakit, biar saja suaminya yang urus. Kenapa harus saya? Memangnya dia siapa.""Yaa mantan istrinya Mas Kevin lah. Ibu dari anaknya Mas Kevin." Jasmine memperjelas status Desi kepada Kevin.Pria itu terdiam. Kemudian menghela napasnya dengan panjang.

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-02
  • Menikah dengan CEO Dingin   Saya juga Pulang

    Jasmine tersenyum pasi. Diam mematung melihat Kevin yang masih memeluk Desi dengan tangan yang diusapkan di punggung perempuan itu. Matanya memanas, sudah berembun. Tapi, ia tahan. Masih bisa berpikir positif tentang apa yang dia lihat itu.Kemudian, Desi melihat Jasmine. Lebih dulu melihat perempuan itu hingga akhirnya dia memiliki rencana untuk membuat Jasmine semakin dibakar api cemburu karena melihatnya dengan Kevin.Desi mengeratkan pelukan itu. Tapi, Kevin malah melepaskannya. Desi pun mengusap air matanya dengan segera. Kemudian menggenggam tangan Kevin."Jangan pulang dulu, Mas. Arshi pasti akan memanggil kamu. Aku mohon. Demi Arshi," kata Desi memohon, dengan mata melirik ke arah Jasmine yang masih saja mematung di depan pintu.Kevin mengangguk sambil menepuk bahu Desi. "Aku di sini ... untuk Arshi," ucapnya kemudian melepaskan genggaman tangan Desi. Hingga membuat perempuan itu merasa kecewa."Setidaknya kamu mau menemaniku di sini, menjaga Arshi."Pintu yang terbuka sedikit

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-03
  • Menikah dengan CEO Dingin   Jasmine lagi Hamil?

    Perempuan itu lantas membolakan matanya. Kemudian menggeleng dengan kencang. "Ja-jangan, Mas. Ba-baiklah, saya akan tetap di sini. Menemani Mas Kevin, dan menunggu Arshi bangun. Arshi sakit apa, Mas?" tanya Jasmine kemudian."Demam berdarah." Kevin menghela napasnya dengan panjang. "Saya tidak bisa meninggalkan Arshi sendirian di sini. Dan saya juga tidak mau kamu pulang. Jadi, saya mohon sama kamu. Tetap di sini, menemani saya."Kevin kembali membuat bulu kuduk Jasmine merinding. Suasana di dalam sana semakin mencekam. Desi yang sudah sangat ingin menjambak rambutnya, dan Andrian yang sudah ingin mengeluarkan jurus sindiran kerasnya."Arshi sempat mengigau, memanggil nama Pak Kevin. Itu artinya, ada yang ingin disampaikan oleh Arshi. Bisa jadi, Arshi sakit karena ulah orang tuanya," kata Andrian kembali bersuara."Haah? Kalau sakit demam berdarah, bukannya disebabkan oleh nyamuk, yaa? Kok ulah orang tuanya?" Jasmine yang polos itu lantas berucap dengan polos juga.Kevin terkekeh dibu

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-03
  • Menikah dengan CEO Dingin   Tidak Pernah Mencintai Perempuan lagi

    Kevin akan menjaga Jasmine jika perempuan itu sedang mengandung. Khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, Kevin berinisiatif untuk selalu ada di samping Jasmine. Tidak ingin baik calon buah hatinya, ataupun istrinya kenapa-kenapa.Sebisa mungkin Kevin akan menjaga mereka. Dalam genggaman dia, mereka pasti akan aman dan baik-baik saja. Desi tidak akan berani melakukan apa pun jika Jasmine berada di dalam genggamannya.Andrian manggut-manggut. Desi yang ingin tahu apa yang baru saja Kevin ucapkan ke Andrian lantas menguping. Dan itu terlihat oleh Andrian. Kemudian menahan tawanya kala melihat Desi yang masih saja ingin tahu urusan mantan suaminya itu."Baiklah kalau begitu, Pak. Sepertinya Jasmine memang butuh istirahat saja. Bukan karena lagi hamil. Baru sepuluh hari, belum bisa diprediksi. Kemungkinan bulan depan baru bisa diprediksi," kata Andrian kemudian.Kevin mengangguk. Setelahnya, ia menatap Arshi yang masih saja belum mau membuka matanya. Ia ingin tahu, dari mana saja A

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-04
  • Menikah dengan CEO Dingin   Kamu harus Cari Cara!

    Sementara Desi tengah memainkan jarinya. Jantungnya berdegup tak karuan. Ia juga tak bisa memberi tahu Arshi agar jangan berkata jujur kepada papanya. Tapi, Jasmine sedari tadi menatapnya seolah tengah mencurigainya.Tak lama setelahnya, dokter pun masuk ke dalam ruangan tersebut. Memeriksa suhu tubuh Arshi yang masih demam tinggi itu."Kita akan mengecek trombositnya lagi. Jika suhu demamnya sudah agak turun. Tidak separah saat masuk rumah sakit. Setelah hasilnya keluar, saya akan segera memberi tahu Anda," kata Dokter Firman kepada Kevin."Bintik merah di tangan anak saya, akan hilang 'kan, Dok?" tanya Kevin kemudian.Dokter Firman mengangguk. "Bintik merah inilah yang menyebabkan terjadinya demam berdarah pada anak Anda. Nyamuk aedes ini biasanya bersarang di genangan air atau barang-barang usang yang bertumpukan. Bisa diperhatikan lagi kondisi rumahnya, Pak."Karena Anda hampir kehilangan nyawa anak Anda karena demam tinggi itu hampir saja menyerang saraf otak anak Anda. DBD merup

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-04
  • Menikah dengan CEO Dingin   Dari Mana Dia Tahu?

    Perempuan itu memukul paha suaminya lagi. "Makanya kerja! Biar punya kegiatan. Jangan di rumah terus. Kamu masih butuh uang dari Mas Kevin, kan? Kalau udah nggak butuh, ya udah. Pergi sana!" Gemma melirik dengan malas ke arah istrinya itu. "Mencari pekerjaan di jaman sekarang ini lagi sulit, Desi. Oke, aku minta maaf karena sudah mengurung Arshi. Aku tidak akan menghukumnya lagi. Apa pun yang dia lakukan." Desi menghela napasnya dengan pelan. "Kamu juga harus mencari cara agar Mas Kevin tidak bisa mengambil Arshi dariku!" Gemma menghela napas kasar. "Cari kelemahan Arshi. Jangan biarkan Kevin mengambil Arshi dari kamu." "Kelemahan?" Gemma mengangguk. "Ya. Kamu ibunya, harusnya kamu tahu apa kelemahan anakmu sendiri. Kalau tidak tahu, ibu macam apa kamu." Gemma memutar bola matanya dengan pelan. Desi melirik malas ke arah suaminya itu. "Seandainya kamu sekaya Mas Kevin, aku tidak perlu mati-matian mempertahankan Arshi. Biar saja Arshi tinggal dengan papanya. Hhh!" Gemma tertawa c

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-04
  • Menikah dengan CEO Dingin   Hanya Memanfaatkan Kamu

    "Eeeuh ... sebelum ke sini, Mas Kevin pergi ke ruangan dokter dulu, Mbak." Jasmine kembali menjawab Desi. "Oh!" jawabnya singkat. Jasmine tak berkata lagi. Ia hanya menghela napasnya sambil melirik Kevin yang sedari tadi menatap Arshi penuh dengan sayang. "Arshi ... setelah pulang dari rumah sakit. Pulang ke rumah Papa aja, yaa?" Kevin sudah mulai mengajak Arshi untuk tinggal bersamanya. Karena Arshi yang lebih dulu diancam oleh Desi, lantas anak kecil itu menggelengkan kepalanya. "Arshi nggak mau tinggal sama Papa. Mau sama Mama aja," ucapnya dengan pelan. Kevin tersenyum pasi mendengar ucapan anaknya itu. "Kenapa begitu, Nak? Papa sudah tidak sendiri. Ada Mama Jasmine yang akan merawat kamu dengan baik." Kevin berusaha agar Arshi mau ikut dengannya. Arshi kembali geleng. "Arshi sudah nyaman tinggal sama Mama, Pa." "Arshi nggak mau tinggal sama Papa. Mau sama Mama aja," ucapnya dengan pelan. Kevin tersenyum pasi mendengar ucapan anaknya itu. "Kenapa begitu, Nak? Papa sudah ti

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-04

Bab terbaru

  • Menikah dengan CEO Dingin   Tamat!

    Justin mengangguk setuju. “Kamu bener, Jasmine. Si Kevin bakal rugi kalau nggak mau Gita dijodohin sama anakku. Orang ganteng-ganteng gini. Iya, nggak?”Jasmine terkekeh sembari menganggukkan kepalanya. “Yang ini namanya siapa, Pak? Kan, sudah ada di sini.”“Anak yang pertama yang mana, yaa?” tanya Justin. Ia pun bingung mana anak pertama dan anak kedua.“Yang pertama yang sedang diberi ASI, Pak. Yang ini anak kedua,” kata perawat memberi tahu Justin.“Awas! Jangan sampai keliru. Wajahnya nggak mirip banget kok, Mas. Yang pertama lebih mirip kamu.”Justin menggaruk rambutnya kembali. Ia masih belum bisa membedakan kedua anaknya itu. Kemudian memberikan cengiran kepada istrinya itu.“Nanti beli baju dikasih nama masing-masing. Pesan dua ratus jenis baju beda-beda. Terus border, biar nggak keliru. Aku belum bisa membedakan mana yang pertama dan mana yang kedua,” ucapnya jujur.Selena menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah kocak suaminya itu. “Terserah kamu aja!”Justin kembali m

  • Menikah dengan CEO Dingin   Sudah kodratnya, Selena

    Rosita menganggukkan kepalanya dengan pelan. “Iya, Pa. Semoga nggak gila kayak papanya aja.”Kini, Antony tak bisa menahan tawanya. Mentertawakan Justin, kapan lagi. Sementara orang yang sedang mereka bicarakan tidak peduli bahkan tidak menyadari.“Justin!” panggil Antony kemudian.Justin menatap sang papa dengan malas. “Ada apa sih, Pa?” tanyanya dengan lemas.“Nama anak-anak kamu, sudah kamu siapkan?”Justin mengangguk pelan. “Udah. Kasih tau kalau Selena udah bangun.”“Dua jam lagi bangun, Justin. Kamu hitung saja. Tebakan Papa pasti bener.”Justin tak peduli. Yang ia pedulikan kini menatap Selena agar tidak tertinggal saat Selena membuka matanya.Kevin dan Jasmine baru saja tiba di rumah sakit setelah mendengar kabar dari orang tua Justin mengenai Selena yang sudah melahirkan kedua anaknya itu. Sementara orang tua Selena masih di jalan menuju rumah sakit."Belum sadar juga?" tanya Kevin kepada ada kedua orang tua Justin. Karena ia tahu Justin tidak akan menjawab pertanyaannya.Ros

  • Menikah dengan CEO Dingin   Welcome to the World

    Pria itu lantas mengecup kening sang istri. “Kita akan segera melihat bayi-bayi kita. Walaupun harus melakukan perawatan terlebih dahulu di ikubator. “Selena mengulas senyum tipis. “Jangan ke mana-mana, Mas. Temani aku saat operasi nanti.”“Of course, Sayang. Aku akan menemani kamu sampai si twins keluar. Kamu jangan khawatir. Sebelum kamu meminta, aku sudah berniat akan menemani kamu.”Hati Selena sangat tenang mendengarnya. Ia kemudian menjatuhkan kepalanya di bahu Justin. “Terima kasih untuk cinta dan sayang kamu, Mas Justin. Kamu adalah alasan aku untuk bertahan dan berjuang untuk bayi kembar kita.”Justin mengusapi perut buncit Selena dengan lembut. “Anak-anak, Papa. Kita akan segera bertemu. Jangan buat Mama sakit lagi ya, Sayang-sayangnya Papa.”Selena mengulas senyum tipis kala mendengar percakapan Justin dengan bayi-bayi di dalam perutnya.“Maaf ya, Mas. Aku hanya bisa memberi kamu dua anak. Nggak akan bisa lagi kasih kamu anak lagi,” ucap Selena dengan pelan.Justin terseny

  • Menikah dengan CEO Dingin   Mulas

    Justin menutup wajahnya dengan kedua tangannya sembari menangis sesenggukan. Pun dengan Selena. Lebih berduka karena kehilangan Diandra yang belum sempat berbaikan itu.“Justin! Selena! Di mana Diandra?”Kevin dan Jasmine baru tiba di rumah sakit setelah mendengar kabar dari Selena.“Kenapa kalian menangis? Apa yang terjadi dengan Diandra?” tanya Kevin kembali. Kemudian menoleh ke arah Dokter Felix. “Ada apa dengan Diandra, Dok?”Dokter Felix menghela napas pelan. “Bu Diandra sudah pergi menyusul kakaknya, Pak Kevin.”Kevin menganga. Begitu juga dengan Jasmine. Kevin tersenyum pasi seolah tak percaya dengan ucapan Dokter Felix.“Anda sedang bercanda? Diandra baik-baik saja, Dok! Mana mungkin pergi!” ucap Kevin tak percaya.Dokter mengangguk-anggukan kepalanya. “Saya paham. Kalian semua pasti tidak akan percaya dengan ucapan saya jika tidak melihat langsung jasad Bu Diandra yang masih berada di dalam.”Kevin menoleh ke arah pintu ruang operasi. Kemudian masuk ke dalam dengan tergesa-ge

  • Menikah dengan CEO Dingin   Kondis Diandra Sangat Buruk.

    Justin mengendikan bahunya. "Hanya Giandra yang tahu. Walaupun aku bilang nggak siap, ternyata Giandra siap. Mungkin bisa kamu tanyakan saja pada Giandra langsung.""Nggak mau!""Ya udah kalau nggak mau. Aku gak maksa juga."Selena mengerucutkan bibirnya kemudian menoleh ke arah Diandra. Perempuan itu ternyata melihat kehadiran mereka. "Mas?" panggilnya kemudian."Heung? Kenapa, Sayang?"Selena menunjuk Diandra. "Dia sudah terlanjur melihat kita. Sebaiknya kita masuk ke dalam, Mas. Setidaknya memberi semangat untuk perjuangannya."Justin menoleh ke arah Diandra kemudian menatap Selena kembali. "Ayok!" Justin menggenggam tangan Selena lalu masuk ke dalam ruangan persalinan Diandra.Pria itu menepuk bahu Giandra yang tengah duduk di samping Diandra. "Udah bukaan berapa?" tanya Justin kemudian."Baru dua," ucapnya dengan pelan.Justin manggut-manggut. Sementara Selena menghampiri Diandra yang tengah menahan rasa sakit. Namun, tak bersuara sedikit pun. Hanya mengulas senyumnya kepada Sele

  • Menikah dengan CEO Dingin   Diandra akan Menceraikan Giandra

    Giandra menghela napas pelan. "Dari mamanya. Amanda datang ke rumah gue sambil bawa Gino. Kasih tau ke Diandra kalau itu anak gue. Bahkan, dia berani tes DNA kalau gue gak mau mengakuinya."Justin menaikkan alisnya sebelah. "Apa maksudnya si Amanda datang ke rumah? Elo gak pernah nengokin anak elo sih! Jadi marah kan, si Amanda."Giandra menelan salivanya. "Gue gak pernah tengok Gino karena ada Fery. Dia yang bilang kalau gue udah gak punya urusan lagi sama Gino. Ya udah, gue menuruti perintah si Fery. Tapi, ternyata dia jebak gue."Justin manggut-manggut. Ia paham maksud arti dari kata menjebak. Karena pada akhirnya Amanda datang ke rumahnya, membawa Gino yang akhirnya membuat Diandra murka karena tidak tahu menau perihal Giandra memiliki anak dari perempuan lain."Terus, kondisi rumah tangga elo gimana sekarang?" tanya Justin kembali.Giandra mengendikan bahunya. "Dari awal Diandra memang gak pernah cinta sama gue. Gue yang udah jatuh cinta sama dia. Bisa dianggap kalau cinta itu be

  • Menikah dengan CEO Dingin   Dari Mana Diandra Tahu

    Kevin memiringkan kepalanya menatap Justin. “Ketemu Diandra di toko donnut? Beliin Selena?”Justin mengangguk. “Iyalah. Buat siapa lagi!”Kevin tersenyum miring. “Ketemu Diandra, terus nyapa elo? Biasanya gak pernah nyapa sama sekali bahkan kata elo udah kayak warga negara asing? Cukup aneh. Mau minta maaf kali, ke elo.”“Minta maaf kok gak bilang waktu ketemu.”“Siapa tahu lupa.”“Mana mungkin lupa. Minta maaf itu harus pake niat. Otomatis pasti akan keinget terus.”“Ya udah. Gue juga gak tahu alasannya kenapa. Yang penting elo bersikap biasa aja sama Diandra.”Justin menghela napas pelan. “Kalau dia mau damai sama gue, semuanya selesai. Tapi, kalau damainya karena lagi berantem sama Giandra, patut dicurigai.”“Pinter! Jangan sampai elo tergoda oleh bujuk rayunya Diandra. Selena jauh lebih baik dari dia. Diandra juga baik. Tapi, istri elo saat ini Selena, bukan Diandra. Dia hanya masa lalu elo. Jangan goyah hanya karena tahu Diandra lagi marahan sama lakinya.”Justin menganggukkan ke

  • Menikah dengan CEO Dingin   Bohong

    Kini, kondisi Selena sudah terlihat sedikit lebih baik. Hanya main sekali tidak masalah menurutnya.Selena menganggukkan kepalanya. “Silakan, Mas Justin!” ucapnya dengan lembut.Justin lantas mengecup kening Selena dan mengulas senyumnya. “Terima kasih, Sayang. Aku janji, hanya kelembutan yang akan aku lakukan padamu.”Selena mengangguk. “I trust you!”Justin pun memulainya. Membuka seluruh pakaian yang ia kenakan. Kemudian pakaian Selena. Penetrasi terlebih dahulu tentunya. Walau sinyal itu sudah terpancar begitu terang, Justin tidak akan selonong boy begitu saja.Memanjakan istri juga harus. Agar menggapai kenikmatan masing-masing. Tak ingin egois adalah salah satu sikap Justin yang paling baik jika dalam hal berhubungan intim.**Pagi hari telah tiba. Terik matahari mulai menyinari bumi. Mengintip di balik tirai jendela, mencoba masuk ke dalam tirai jendela kamar. Tidur terlelap setelah pergumulan semalam yang menurut Selena begitu indah.Penuh dengan kelembutan sesuai dengan janji

  • Menikah dengan CEO Dingin   Sure!

    Justin menghela napasnya. “Surat ini … sengaja dia kasih ke kamu agar kamu membalas cinta dia? Selama ini kamu pura-pura cinta sama aku, padahal mencintai Andrian. Begitu?”Jelas perempuan itu menggelengkan kepalanya dengan cepat. Tangannya beradu karena harus mencari alasan yang logis agar Justin tidak marah padanya.“Lalu apa, Selena?” tanya Justin dengan suara menekan.Selena menghela napas pelan. “Maaf, Mas. Aku hanya ingin menyimpannya sebagai kenang-kenangan dari dia. Nggak ada lagi selain itu. Soal cinta, aku hanya mencintai kamu. Nggak ada lagi selain kamu.”Selena menatap Justin agar pria itu tahu, dia sedang berbicara dengan serius. Agar Justin paham dan mengurungkan niatnya untuk memarahinya.Justin memang tak berani memarahi Selena dalam keadaan hamil seperti ini. Yang dia lakukan hanya memutus kalung tersebut kemudian membuangnya dengan kasar ke lantai.Mata Selena hanya bisa menatap kalung yang kini sudah hancur itu. Sementara Justin pergi dari kamar tersebut. Namun, saa

DMCA.com Protection Status