Share

Manis Ketika Ada Maunya

Penulis: Young Lady
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
“Kita makan dulu. Nathan panggil Mommy. Tapi, kalau Mommy sedang tidur, biarkan saja. Nanti Daddy yang membawakan makanan untuk Mommy,” tutur Khaysan sembari merapikan beberapa menu makanan di atas meja makan.

Makanan-makanan itu adalah hidangan yang Melody pilih di food court bandara. Karena mereka berangkat menggunakan pesawat pribadi Khaysan, semua makanan itu diletakkan di lemari pendingin. Melody yang katanya lapar malah tidak menyentuh makanan itu sama sekali.

Melody mengatakan akan makan setelah mereka sampai. Namun, ternyata wanita itu malah meminta izin istirahat duluan. Padahal biasanya Melody tidak akan menunda waktu makan, apalagi jika sebelumnya mengatakan sudah lapar.

“Oke, Daddy!” jawab Nathan seraya turun dari kursi dan beranjak dari ruang makan.

Rumah baru yang Khaysan sewa ini tidak sebesar kediamannya di Jakarta. Mungkin luas tempat ini hanya separuh dari rumah mewah itu. Namun, tetap tidak mengurangi kenyamanannya sama sekali. Apalagi sekarang hanya mereka berti
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   Suami Penuh Effort

    “Kamu membeli … ini untuk apa?” tanya Melody dengan manik mata membola sempurna setelah mengetahui barang apa yang diantar ke rumah ini. Melody pikir Khaysan hanya membeli barang-barang furnitur untuk melengkapi rumah ini. Namun, ternyata yang lelaki itu beli malah perlengkapan rumah sakit. Sekarang barang-barang itu sedang dirapikan di ruang tengah dan barang-barang yang sebelumnya berada di sana telah disingkirkan. Ruang tengah memang tidak terlalu luas. Oleh karena itu, barang lain yang semula berada di sana harus dipindahkan. Melody tak habis pikir kenapa Khaysan sampai melakukan ini. Padahal jarak rumah ini ke rumah sakit hanya 15 menit. “Aku tidak membeli. Aku hanya menyewa dari rumah sakit. Ini untuk berjaga-jaga. Setidaknya kalau terjadi sesuatu, kita bisa melakukan pertolongan pertama sebelum ke rumah sakit. Apalagi jarak rumah sakit cukup jauh dari sini,” jawab Khaysan santai. “Jauh? 15 menit menurutmu jauh? Kalau begitu kenapa tidak mencari rumah yang lebih dekat saja?”

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   Ketika Bertukar Peran

    Melody menatap satu per satu hidangan yang tersaji di atas meja makan. Keningnya berkerut samar melihat hidangan yang tersaji di sana. Roti bakar yang nyaris hangus separuhnya begitu juga dengan omelette yang hangus separuh sedangkan separuhnya masih setengah matang. “Kamu memakai semua bahan yang ada?” tanya Melody spontan. Melihat banyaknya menu yang tersaji di meja membuat Melody menebak jika Khaysan menghabiskan seluruh bahan makanan yang tersedia di dapur. Atau mungkin bahkan ada yang terbuang juga, entahlah. Padahal kalau dirinya yang memasak tadi, ia tidak berencana memasak sebanyak ini. Melody tak berani melirik dapur yang sepertinya sudah mirip kapal pecah. Apalagi sedari tadi terdengar suara barang berjatuhan. Entah apa saja yang Khaysan dan Nathan lakukan di sana. Khaysan melarangnya ikut serta, namun mengajak Nathan memasak bersama. “Ya. Ini yang tersisa. Sisanya sangat hangus. Aku takut rasanya pahit, jadi aku membuangnya. Sebenarnya ini juga separuh hangus. Sepertinya

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   Gara-Gara Banyak Tingkah

    “Kamu demam? Sejak kapan? Kenapa tidak mengatakan apa pun padaku?” berondong Melody yang spontan mengubah posisinya menjadi duduk dan membalikkan paksa tubuh kekar suaminya yang panas membara. Melody khawatir bukan main merasakan panas membara yang mendera suaminya. Ia baru menyadari jika sedari tadi lelaki itu merintih kesakitan. Bulir-bulir keringat membasahi pelipis juga leher Khaysan. Wajah lelaki itu tampak sangat pucat pasi. Rasa bersalah kontan menyelimuti dada Melody. Khaysan pasti kelelahan karena menggantikan semua tugasnya belakangan ini. Ditambah lagi lelaki itu juga masih harus menyelesaikan urusan kantor meski dari kejauhan. Melody langsung menyingkap selimut yang membalut tubuhnya dan bersiap turun dari ranjang. Namun, tiba-tiba Khaysan membuka mata dan menarik tangannya. “Ada apa? Apa kamu butuh sesuatu?” “Jangan kemana-mana. Temani aku di sini saja. Aku hanya sedikit kelelahan dan perlu istirahat. Lagipula sekarang sudah malam. Kamu juga harus istirahat,” gumam Kha

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   Tunggu Kamu Pulih

    “Kalau saja kamu tidak sedang dalam masa pemulihan. Aku tidak akan berpikir dua kali untuk menyerangmu sekarang juga,” bisik Khaysan sebelum kembali tidur. Karena insiden tak sengaja ‘tersenggol’ barusan, suasana canggung pun tercipta tanpa bisa dicegah. Khaysan sudah mengatakan tidak masalah. Namun, Melody yang malu setengah mati. Sampai sekarang saja wajahnya masih merah padam menahan malu, padahal suaminya sudah tertidur pulas. Efek obat demam yang Khaysan konsumsi menyebabkan lelaki itu dapat tertidur cepat. Sementara Melody yang masih menahan malu tak merasakan kantuk sama sekali. Apalagi pikirannya ‘agak’ terkontaminasi karena insiden tersebut. Helaan napas pelan lolos dari bibir Melody. Setelah berusaha menenangkan hati dan pikirannya, wanita itu langsung mengubah posisi menjadi berbaring. Ia menoleh ke samping, menatap sang suami yang tertidur pulas. “Maaf, karena harus merawatku disela kesibukanmu, kamu jadi sakit begini. Harusnya kamu tidak perlu terlalu peduli padaku,” b

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   Waktu yang Telah Habis

    “Ternyata kontraknya sudah habis,” gumam Melody sembari menatap isi kontrak pernikahannya dengan Khaysan. Dalam kontrak tersebut tertera waktu setahun dan sekarang sudah terlewat lebih dari tiga bulan sejak kontrak itu habis. Melody nyaris melupakan berkas tersebut, bahkan tidak mengingat di mana terakhir kali menyimpan berkas itu. Dan entah bagaimana bisa berkas sepenting ini malah terselip di kopernya yang mungkin nyaris hilang. Sepertinya berkas ini tidak sengaja terselip di antara tumpukan pakaiannya. Saat berkemas waktu itu, Melody memang hanya mengambil asal pakaiannya untuk dibawa. Ia tidak menyangka akan menemukan berkas ini di sini. Ia dan Khaysan tak pernah membahas kontrak ini lagi. Sepertinya Khaysan juga sudah lupa jika kontrak pernikahan mereka hanya setahun saja. Atau mungkin sebenarnya lelaki itu masih ingat, tetapi memilih pura-pura lupa. “Kenapa rasanya cepat sekali ya? Padahal rasanya seperti baru beberapa bulan lalu aku menikah dengannya.” Melody kembali menelis

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   Dia Masih Marah

    “Kenapa kamu teriak-teriak? Kamu baik-baik saja, ‘kan?” Khaysan yang semula berada di teras depan langsung berlari memasuki kamar setelah mendengar teriakan istrinya. Lupa jika mereka sedang bermusuhan saat ini. Khaysan spontan menelisik sang istri yang tampak kalut. Kemarahannya kontan berganti dengan kekhawatiran yang sangat pekat. “Dari tadi aku berusaha membangunkan Nathan, tapi dia tidak bangun. Napasnya juga terasa sangat pelan. Aku takut dia kenapa-kenapa,” ucap Melody panik. Wanita itu langsung menarik suaminya memasuki kamar dengan gerakan tergesa. Khaysan menghempas selimut yang Nathan kenakan dan mengguncang tubuh putranya. Namun, seperti yang Melody katakan sebelumnya, tak ada respon sama sekali. Padahal biasanya sang putra sangat mudah dibangunkan. “Nak, bangun!” Khaysan mengguncang bahu Nathan lebih kuat, tetapi tetap saja tak ada respon bahkan napas sang putra tampak lambat. “Panggilkan dokter!” perintah lelaki itu pada anak buahnya yang berada di luar kamar. Air ma

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   Mulut yang Manis

    Meskipun pengusiran terang-terangan Khaysan cukup menyentil hatinya, Melody tetap menebalkan wajah dan duduk di samping lelaki itu. Dari jarak yang lebih dekat, tatapan tak bersahabat suaminya tampak lebih jelas. Melody berdeham pelan sembari mengusap-usap lengannya. Gaun pendek yang dirinya kenakan nyatanya tak mampu menghalau udara dingin yang lumayan menusuk kulitnya. Ia lupa mengganti pakaiannya. “Ck! Kubilang juga apa! Harusnya kamu di dalam saja! Di sini dingin!” decak Khaysan sembari membuka kancing kemejanya dan langsung menyampirkan kain tersebut di bahu Melody yang terbuka. Menyisakan kaos hitam ketat yang membalut tubuh kekarnya. Perlakuan sang suami membuat Melody membeku selama beberapa saat. Ia spontan menoleh ke samping, menatap wajah dingin itu. Tak menyangka jika maksud pengusiran suaminya mengarah ke sana. Atau setidaknya ia akan menganggap seperti itu. Usai memastikan jika Khaysan tidak akan mengusirnya, Melody bergeser perlahan-lahan, memangkas jarak di antara m

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   Sedang Diawasi

    Berulang lagi Melody mencuri-curi pandang ke arah di mana sosok dengan pakaian serba hitam itu berada. Ia baru saja hendak memberitahu Khaysan jika ada orang yang mengawasi mereka, namun orang itu malah sudah menghilang. Padahal sedari tadi Melody terus menatap ke sana, tetapi ia tidak tahu ke mana orang itu pergi. Melody merutuk dalam hati, menyesal karena dirinya tidak bergerak cepat memberitahu suaminya. Padahal itu adalah kesempatan emas untuk menangkap orang itu jika benar-benar berniat buruk pada mereka. “Mommy! Kenapa Mommy tidak makan? Lihatlah, makanan Nathan dan Daddy sudah hampir habis. Tapi, Mommy belum makan apa-apa!” Nathan berseru agak keras sembari mengguncang lengan sang mommy. Atensi Melody kontan teralih seketika. Seulas senyum kaku tersungging di bibirnya. “Eh iya. Sebenarnya Mommy masih agak kenyang. Sekarang Mommy akan menghabiskan semuanya. Ayo, Nathan habiskan makanan Nathan juga.” Akibat terlalu fokus memperhatikan orang yang mengawasi mereka, Melody sampai

Bab terbaru

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   124

    “Apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu bisa ada di sini? Siapa yang memberitahumu?” tanya Melody yang menatap David dengan sorot tak percaya. Melody merasa tak pernah memberitahu lokasinya pada David. Sebab, Khaysan pasti semakin kesal jika ia sampai berani memberitahu David di mana lokasi mereka. Tidak mungkin lelaki itu tiba-tiba mengetahui di mana keberadaannya. “Melody, bisakah kamu membantuku agar boleh masuk? Anak buah suamimu ini sangat menyebalkan!” gerutu David yang sedang berusaha melepaskan diri dari kedua anak buah suaminya yang menghadangnya. “Nathan yang memberitahuku tempatnya berada. Kebetulan aku ada waktu luang, jadi aku menyempatkan datang.”Melody semakin terkejut dan panik. Setelah memberikan ponselnya pada Nathan, ia tidak terlalu mendengarkan apa saja obrolan putranya dengan David. Dirinya tidak menyadari kapan Nathan memberitahu lokasi mereka dan kapan David menjanjikan akan datang kemari. Kemarin Melody membiarkan Nathan yang mematikan telepon tersebut. Seanda

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   123

    Mata Melody terasa panas melihat pemandangan yang tersaji tepat di depan matanya. Kejadian beberapa bulan lalu kembali terulang. Di mana Lusy dengan begitu percaya dirinya langsung memeluk Khaysan tanpa basa-basi di depannya. Saat itu mungkin Lusy memang belum mengetahui jika dirinya adalah istri Khaysan. Akan tetapi, sekarang berbeda. Jelas-jelas wanita itu tahu dan baru saja melewati Melody yang membukakan pintu. Menyebabkan Melody agak meneysak telah membukakan pintu. Padahal seharusnya tidak perlu. Melody berdeham agak keras, sengaja ingin mengalihkan atensi Lusy yang masih menempeli suaminya. Ia tahu suaminya juga risih dengan pelukan mendadak itu, tetapi Lusy tak akan mengerti jika tidak diberi ultimatum secara langsung. Melody tak akan bertindak bodoh dengan meninggalkan mereka berduaan seperti tempo hari. Tungkai jenjang Melody bergerak mendekati ranjang suaminya. Tanpa basa-basi, ia langsung menarik paksa Lusy dari sisi suaminya. “Maaf sekali, tapi suamiku sedang sakit, ja

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   122

    “Eh, bagaimana, Sayang?” Melody berbalik bertanya, takut salah dengar. Sebenarnya Melody sudah mendengar dengan jelas tentang permintaan Nathan barusan. Akan tetapi, ia tidak bisa serta merta mengikuti keinginan sang putra. Jika Nathan meminta seperti ini di tahun-tahun sebelumnya, ia pasti langsung menuruti. Sedangkan sekarang ada Khaysan yang terang-terangan tidak menyukai apa pun yang berhubungan dengan David. Sudah lama sekali Nathan tidak menanyakan tentang David. Apalagi berkomunikasi secara langsung. Namun, hanya berselang beberapa jam setelah bocah itu sadarkan diri dari tidur panjangnya, permintaan pertamanya malah seperti ini. Sepertinya Nathan sangat merindukan David karena biasanya anaknya selalu bergantung pada lelaki itu. “Nathan boleh video call sama Uncle Dave sebentar saja? Biasanya Uncle Dave yang video call duluan, tapi sekarang sudah tidak pernah lagi. Apa Uncle Dave sangat sibuk?” Nathan kembali mengulang permintaannya dengan ekspresi agak cemberut seolah kesal

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   121

    Mata Melody terasa panas melihat pemandangan yang tersaji tepat di depan matanya. Kejadian beberapa bulan lalu kembali terulang. Di mana Lusy dengan begitu percaya dirinya langsung memeluk Khaysan tanpa basa-basi di depannya. Saat itu mungkin Lusy memang belum mengetahui jika dirinya adalah istri Khaysan. Akan tetapi, sekarang berbeda. Jelas-jelas wanita itu tahu dan baru saja melewati Melody yang membukakan pintu. Menyebabkan Melody agak meneysak telah membukakan pintu. Padahal seharusnya tidak perlu. Melody berdeham agak keras, sengaja ingin mengalihkan atensi Lusy yang masih menempeli suaminya. Ia tahu suaminya juga risih dengan pelukan mendadak itu, tetapi Lusy tak akan mengerti jika tidak diberi ultimatum secara langsung. Melody tak akan bertindak bodoh dengan meninggalkan mereka berduaan seperti tempo hari. Tungkai jenjang Melody bergerak mendekati ranjang suaminya. Tanpa basa-basi, ia langsung menarik paksa Lusy dari sisi suaminya. “Maaf sekali, tapi suamiku sedang sakit, ja

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   120

    Meja makan yang tadinya dilingkupi oleh suasana hangat itu berubah menjadi penuh dengan kepanikan. Apalagi ketika Nathan nyaris terjatuh dari kursi karena pingsan. Untung saja Khaysan yang juga duduk bersebelahan dengan sang putra dengan sigap mengangkat bocah itu ke gendongannya. “Kita ke rumah sakit sekarang!” seru Melody panik. Mereka bergegas keluar rumah dan langsung kembali memasuki mobil yang tadi mereka tumpangi saat pulang dari rumah sakit. Kali ini Bagas lah yang mengemudi sementara Melody dan Khaysan duduk di belakang menemani Nathan yang sudah tidak sadarkan diri. Melody dan Khaysan terus berusaha membangunkan sang putra. Akan tetapi, tak ada respon sama sekali dari bocah itu. Semuanya semakin panik, apalagi mulut Nathan juga tidak berhenti mengeluarkan darah. Khaysan juga terus meminta papanya mengendarai mobil lebih cepat. Begitu sampai di rumah sakit, Khaysan langsung turun dari mobil dan melangkah cepat memasuki area rumah sakit dan berseru meminta tolong pada pet

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   119

    Meja makan yang tadinya dilingkupi oleh suasana hangat itu berubah menjadi penuh dengan kepanikan. Apalagi ketika Nathan nyaris terjatuh dari kursi karena pingsan. Untung saja Khaysan yang juga duduk bersebelahan dengan sang putra dengan sigap mengangkat bocah itu ke gendongannya. “Kita ke rumah sakit sekarang!” seru Melody panik. Mereka bergegas keluar rumah dan langsung kembali memasuki mobil yang tadi mereka tumpangi saat pulang dari rumah sakit. Kali ini Bagas lah yang mengemudi sementara Melody dan Khaysan duduk di belakang menemani Nathan yang sudah tidak sadarkan diri. Melody dan Khaysan terus berusaha membangunkan sang putra. Akan tetapi, tak ada respon sama sekali dari bocah itu. Semuanya semakin panik, apalagi mulut Nathan juga tidak berhenti mengeluarkan darah. Khaysan juga terus meminta papanya mengendarai mobil lebih cepat. Begitu sampai di rumah sakit, Khaysan langsung turun dari mobil dan melangkah cepat memasuki area rumah sakit dan berseru meminta tolong pada pet

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   118

    Melody memilih menebalkan wajah dengan kembali ke rumah sakit menemui suaminya. Tanpa memedulikan segala risiko yang mungkin terjadi. Meskipun ada kemungkinan dirinya akan kembali diusir, baik itu secara halus maupun secara kasar. Ia sudah tidak memedulikan itu lagi. Di sepanjang perjalanan menuju ke rumah sakit tadi, Melody tak berhenti menyakinkan dirinya sendiri. Sekalipun Khaysan mengusirnya atau meminta anak buah lelaki itu yang mengusirnya secara paksa, ia tidak akan pergi. Ia akan tetap berada di sini hingga dirinya sendiri lah yang ingin pergi. Keputusan ini membuatnya nyaris tak bisa tidur semalaman. Sebab nyatanya, meski sebelumnya Khaysan telah melontarkan kalimat pedas yang menyakiti hatinya, ia malah terus kepikiran pada lelaki di hadapannya ini. Dirinya merasa lebih tenang jika berada tepat di hadapan Khaysan walaupun risikonya akan dibuat semakin sakit hati. “Silakan kalau kamu ingin mengusirku atau memerintah siapa pun untuk mengusirku. Tapi, aku tidak akan pergi

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   117

    Melody memilih menebalkan wajah dengan kembali ke rumah sakit menemui suaminya. Tanpa memedulikan segala risiko yang mungkin terjadi. Meskipun ada kemungkinan dirinya akan kembali diusir, baik itu secara halus maupun secara kasar. Ia sudah tidak memedulikan itu lagi. Di sepanjang perjalanan menuju ke rumah sakit tadi, Melody tak berhenti menyakinkan dirinya sendiri. Sekalipun Khaysan mengusirnya atau meminta anak buah lelaki itu yang mengusirnya secara paksa, ia tidak akan pergi. Ia akan tetap berada di sini hingga dirinya sendiri lah yang ingin pergi. Keputusan ini membuatnya nyaris tak bisa tidur semalaman. Sebab nyatanya, meski sebelumnya Khaysan telah melontarkan kalimat pedas yang menyakiti hatinya, ia malah terus kepikiran pada lelaki di hadapannya ini. Dirinya merasa lebih tenang jika berada tepat di hadapan Khaysan walaupun risikonya akan dibuat semakin sakit hati. “Silakan kalau kamu ingin mengusirku atau memerintah siapa pun untuk mengusirku. Tapi, aku tidak akan pergi se

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   116

    Mata Melody terasa panas melihat pemandangan yang tersaji tepat di depan matanya. Kejadian beberapa bulan lalu kembali terulang. Di mana Lusy dengan begitu percaya dirinya langsung memeluk Khaysan tanpa basa-basi di depannya.Saat itu mungkin Lusy memang belum mengetahui jika dirinya adalah istri Khaysan. Akan tetapi, sekarang berbeda. Jelas-jelas wanita itu tahu dan baru saja melewati Melody yang membukakan pintu. Menyebabkan Melody agak meneysak telah membukakan pintu. Padahal seharusnya tidak perlu.Melody berdeham agak keras, sengaja ingin mengalihkan atensi Lusy yang masih menempeli suaminya. Ia tahu suaminya juga risih dengan pelukan mendadak itu, tetapi Lusy tak akan mengerti jika tidak diberi ultimatum secara langsung. Melody tak akan bertindak bodoh dengan meninggalkan mereka berduaan seperti tempo hari.Tungkai jenjang Melody bergerak mendekati ranjang suaminya. Tanpa basa-basi, ia langsung menarik paksa Lusy dari sisi suaminya. “Maaf sekali, tapi suamiku sedang sakit, jadi

DMCA.com Protection Status