Beranda / Romansa / Menikah Atau Disewa? / 1. Ingin Punya Anak

Share

Menikah Atau Disewa?
Menikah Atau Disewa?
Penulis: Yenika Koesrini

1. Ingin Punya Anak

Penulis: Yenika Koesrini
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Saga, umur Ibu semakin tua. Kamu anak satu-satunya Ibu," tutur wanita yang tahun ini genap berusia lima puluh lima tahun. "Kamu udah sepuluh tahun nikah, tapi kok ya Dela gak hamil- hamil. Malah sibuk kerja terus," keluh wanita yang terlihat cantik walau muka sudah banyak titik kerut.

 

"Dela memang gila kerja, Bu." Saga mencoba membela istri tercintanya.

 

"Ya, tapi buat apa?" Ibunya Saga menukas gemas, "kita banting tulang itu buat nyenengin anak. Lah istrimu lucu. Gila kerja sampai rela harus tanda tangan kontrak menunda kehamilan sampai bertahun-tahun. Buat apa?" Wanita berkhimar biru muda mendesah kecewa. "Lagian duit dari kamu memang tidak cukup?" Matanya menatap tajam sang putra.

 

"Menjadi model sudah menjadi impian Dela dari kecil, Bu." Lagi-lagi Saga membela sang istri. Saga memang sangat mencintai istrinya. Apa pun keinginannya sebisa mungkin Saga penuhi. Salah satunya yaitu menunda kehamilan.

 

"Bosen ibu dengernya. Kalo gak pengen punya anak, kenapa mau dinikahin oleh kamu?" Suara ibu Saga mulai meninggi.

 

"Ya, karena kami saling mencintai, Bu." Saga tetap membalas kalem.

 

"Ga." Wanita bernama Ida itu memegang pundak putranya, "Ibu sudah tua. Sudah sakit-sakitan. Sebelum ibu menyusul ayahmu, tolonglah berikan cucu untuk ibu," mohonnya memelas. Kelopak yang sudah berkerut itu tampak menggenang air mata.

 

Saga mendesah resah. Jujur dirinya pun sudah mendambakan kehadiran sang penerus. Namun, Dela masih belum bersedia memiliki anak.

 

Saga dan Dela menjadi sepasang kekasih sejak zaman SMP. Tamat SMA mereka memutuskan untuk menikah muda. Tepat di saat mereka berusia sembilan belas tahun.

 

Keduanya sepakat menunda kehamilan. Apalagi karier Dela di dunia model mulai menapaki jalan. Sementara Saga sendiri juga sibuk kuliah. 

 

Enam tahun lamanya mereka menyembunyikan identitas pernikahan. Manager Dela yang mengharuskannya. Saga sendiri juga tidak masalah. Karena mereka tetap bisa bertemu walau tidak sebebas pasangan lainnya.

 

Kini hubungan Saga dan Dela sudah go publik. Dela juga kerap membawa sang suami ke acara-acara penting. Namun, hingga kini dirinya tetap mendatangani kontrak yang melarangnya hamil.

 

Saga pulang dari rumah ibunya dengan perasaan hampa. Pikirannya terus terpaku pada permintaan wanita tersayangnya itu. Lelaki itu mengatur napas.

 

Sudah dua tahun ini tekanan darah ibunya kerap naik jika berpikir keras. Saga tidak mau keadaan ibunya memburuk jika terus memikirkan cucu. Saga ingin mewujudkan mimpi ibunya. Tapi, bagaimana jika Dela sang istri masih belum bersedia.

 

Rumah kosong ketika Saga tiba di rumah. Ini sudah bukan hal baru lagi. Istrinya yang super sibuk sering pulang larut malam. Saga sudah terbiasa mengurus dirinya sendiri. ART mereka berkerja hanya sampai sore saja.

 

Namun, malam ini berbeda. Baru satu jam menunggu, Dela sudah pulang. Seperti biasa, wanita itu hanya mengecup suaminya sekilas. Setelah itu jika ada waktu luang, Dela menggunakannya untuk berolahraga.

 

"Del, kita perlu bicara," ujar Saga ketika mendapati istrinya sedang menggelar matras. Dela tengah bersiap untuk melakukan yoga.

 

"Ibu rengek minta cucu lagi nih," lapor Saga ikut duduk bersila di lantai.

 

"Bukannya itu biasa," sahut Dela cuek.  Dia memejam sambil mengangkat satu kakinya ke atas.

 

"Iya, tapi kali ini ibu sampai nangis mintanya, Del. Mohon-mohon gitu."

 

"Lha terus?" Kini Dela mengganti kaki sebelah kirinya yang dia angkat.  

 

"Aku mau punya anak."

 

"Oke ... nanti kalo ada waktu luang kita ke panti. Tinggal pilih mau anak cewek atau cowok," balas Dela tenang.

 

"Aku mau anak dari darah dagingku sendiri, Del," tegas Saga sedikit lantang.

 

Dela membuka mata mendengar nada tinggi dari suaminya. "Ga, aku baru saja tanda tangan kontrak dengan perusahaan parfum yang--"

 

"Kamu tidak perlu membatalkan kontrak itu," potong Saga cepat.

 

"Lantas?" Dela mengernyit bingung.

 

"Aku akan mencari wanita yang bersedia menyewakan rahimnya."

 

"Ga, kamu gila?" Dela melotot.

 

"Gak ada cara lain," balas Saga pelan, "wanita itu hanya kunikahi selama satu tahun saja dan secara siri."

 

"Gak! Gak! Gak!" Dela menampik keras, "apa jaminannya kalo kamu gak ada perasaan dengan dia?" 

 

"Di dunia ini gak ada wanita yang kucintai selain kamu." Saga lekas merengkuh sang istri, "setelah nanti wanita itu melahirkan, dia akan kuceraikan. Dan kita berdua yang akan merawatnya."

 

Dela bergeming.

 

"Jika kamu tidak setuju, maka batalkan semua kontrak konyolmu itu!" Saga mengancam tegas.

 

Dela mendengkus kasar. "Terserah kamu deh," putusnya pasrah. "Kamu sudah ada calonnya? Atau mau aku carikan?" Dela menatap suaminya dengan serius.

 

"Sudah ada. Nanti kapan-kapan aku kenalin," jawab Saga kalem, "cuma dia mau apa enggak."

 

Dela mengendikan bahu. "Terserah saja deh, asal kamu dan ibumu bahagia. Dan yang pasti aku masih tetap bisa mempertahankan bentuk tubuhku," ujarnya santai. Wanita itu kembali meneruskan aktivitasnya.

 

Hati Saga agak berdenyut mendengarnya. Sang istri memilih mempunyai tubuh bagus dari pada punya anak. Namun, bukankah itu sudah menjadi konsekwensinya menikahi Dela. 

 

*

 

Pagi hari sebelum berangkat ke kantor, Saga mampir dulu di sebuah warung bubur ayam favoritnya. Waktu pagi seperti ini tempat tersebut memang lumayan ramai. Apalagi ini merupakan warung bubur ayam yang sudah terkenal.

 

"Pagi, Mas Saga." Seorang gadis manis menyapanya ramah. Semangkok bubur ayam dan segelas teh manis diletakkan di depan Saga. 

 

"Jangan pergi dulu, Nay! Aku pengen ngobrol nih sama kamu," cegahnya sambil menebar pesona dengan senyuman.

 

"Bentar ya, Mas. Masih sibuk."

 

Saga tidak mencegah lagi. Dibiarkannya gadis itu berlalu. Dia sendiri mulai menikmati bubur ayam pesanannya. Setengah jam berlalu, gadis itu mendekat dengan wajah semringah. Suasana warung sudah mulai sepi.

 

"Ada apa nih? Tumben mau ngajak ngobrol, emang gak kerja?" cecar gadis itu ceria.

 

Saga mengulum senyum. Baginya gadis di hadapannya ini selalu menebar aura positif. Senyum ramah dan pembawaannya yang ceria membuat Saga senang berkunjung ke warung ini. Mereka sudah akrab sebagai pelanggan dan penjual selama lima tahun terakhir. 

 

"Iya nih, aku lagi ada masalah," aku Saga kemudian. "Dan solusinya ada di kamu."

 

"Oh ya? Apa?" Gadis itu menyahut takjub.

 

"Ibuku nyuruh aku lekas memberinya cucu--"

 

"Tunggu-tunggu!" Gadis yang bernama Nayra itu menukas, "nyuruh punya cucu kok solusinya di aku?" tanya dia heran.

 

"Ya, karena istriku masih belum mau punya anak. Makanya aku ngajak kamu--"

 

"Gila!" Nayra menyentak.

 

"Aku akan bayar kamu mahal, Nay."

 

Nayra yang sudah melangkah, balik badan lagi. "Saya bukan wanita murahan yang--"

 

"Aku tahu kamu sering butuh duit." Saga menyela, "lagian ini halal karena kamu aku nikahi. Ya ... walau cuma sampai satu tahun saja."

 

Nayra bergeming. "Cari wanita lain!" tegasnya sebelum akhirnya benar-benar pergi dengan menahan gondok.

 

Saga sendiri tersenyum. "Aku pasti bisa menaklukkanmu," tekadnya bulat.

 

Next

 

 

Bab terkait

  • Menikah Atau Disewa?   2. Gadis Itu Bernama Nayra

    Saga tersenyum melihat Nayra bersikap sewot padanya. Beberapa kali ia mendapati gadis itu mendelik tajam, saat merasa dirinya tengah dipandangi oleh Saga. Saga sendiri melihat waktu. Saatnya berangkat kerja. Perlahan pria dua puluh delapan tahun itu melangkah mendekati Nayra. "Hanya satu tahun, Nay." Saga sedikit berbisik agar perkataannya tidak didengar oleh pemilik rumah makan ini. Lelaki tambun yang duduk di meja kasir itu kerap kali melayangkan pandangan pada karyawannya. Bapak paruh baya itu sebenarnya tidak suka pada Saga. Karena kedatangan lelaki gagah itu pasti selalu menarik perhatian Nayra. Nayra yang rajin akan selalu tertarik melayani Saga dengan baik. Bos Nayra tidak suka. Namun, karena Saga adalah pelanggan setia. Bahkan kerap membawa anak buahnya makan di sini, maka pria gempal i

  • Menikah Atau Disewa?   3. Beban Nayra

    Nayra menggeliat. Semalaman dia tidak tidur. Pikirannya kacau. Bagaimana bisa dia mendapat banyak uang dalam waktu yang cukup singkat.Tidur yang kurang tentu membuat Nayra malas untuk bangun. Gadis itu merenung kembali. Mencari jalan keluar untuk semua masalahnya.Pusing karena tidak menemukan solusi, Nayra mendesah. Namun, hari semakin siang. Akhirnya Nayra mengabaikanmalas. Gadis itu beranjak dari ranjang. Kakinya mengayun ke kamar mandi. Walau pusing Nayra harus bekerja.Nayra sudah berpikir semalaman. Dia akan mencoba meminjam uang pada Bapak Abdul. Walau sedikit sangsi karena hutangnya pada pria baik itu juga belum lunas.Beberapa bulan lalu tekanan darah tinggi nenek meningkat. Wanita sepuh itu harus dilarikan ke rumah sakit. Nayra terpaksa meminjam uang pada Bapak Abdul untuk membayar biaya rumah sakit nenek selama seminggu.Beruntung Bapak Abdul orang yang baik. Lelaki itu tidak p

  • Menikah Atau Disewa?   4. Tekad Saga

    Nayra menyusuri jalanan dengan pikiran kosong. Dia benar-benar buntu. Kepulangannya pasti amat dinantikan oleh nenek dan Davi.Namun, bagaimana bisa pulang jika uang untuk bayar sewa rumah saja belum ia dapatkan. Nayra mendesah. Gadis itu merasa amat bingung. Tidak bisa dibayangkan jika besok dia dan keluarga harus harus angkat kaki dari kontrakan itu."Terus kami harus pergi ke mana?" keluhnya pada diri sendiri.Beban Nayra terasa menghimpit dada. Sungguh menyesakan. Otaknya kian dibuat pusing saat memikirkan dari mana mencari uang untuk bayar ganti rugi mobilnya Rian. Apa yang harus ia lakukan untuk mendapatkan uang puluhan juta dalam waktu yang singkat? Sementara gaji dia hanya cukup untuk makan saja.Pikiran Nayra terus berkecamuk. Otaknya melalang buana entah ke mana. Dia tidak berkonsentrasi saat menyusuri jalan. Dirinya juga sembarangan menyeberang

  • Menikah Atau Disewa?   5. Nasihat Nenek

    "Baiklah ...." Saga narik napas untuk memantapkan hati, "akan kunikahi kamu dengan sebaik-baiknya, tanpa ada kontrak," putusnya bertekad.Nayra ternganga. "Nikah itu gak untuk main-main, Ga.""Aku serius ingin punya anak, Nay," sahut Saga sambil meraih tangan Nayra. "Dan hanya dari kamu, aku bisa mendapatkannya."Nayra terhenyak. "Dari sekian banyak wanita, kenapa kamu justru memilih aku?" tanya gadis itu penasaran."Karena aku sudah mengenal kamu dengan baik." Lagi-lagi Saga meraih tangan Nayra. Namun, gadis itu menepis. "Kamu wanita yang baik. Dan aku membutuhkan wanita yang baik untuk melahirkan penerusku."Nayra menelisik manik hitam nan tegas itu. Mencoba mencari kebohongan pada mata itu. Nyatanya Nayra hanya melihat kesungguhan di dalamnya."Lalu bagaimana jika nanti cinta tumbuh di antara kita?" Mata Nayra mengerjap pelan, "aku tidak mau pernikahan kita menyakiti is

  • Menikah Atau Disewa?   6. Lamaran Dela

    Mobil Saga menembus keheningan malam. Dalam perjalanan pulang, otak pria itu selalu tertuju pada Nayra. Penolakan demi penolakan yang gadis itu lakukan kian membuat Saga berhasrat untuk menaklukkannya. Saga menggeleng cepat. Dia menampik jika tengah jatuh cinta pada Nayra. Tidak! Saga hanya ingin memiliki anak dan melindungi gadis baik itu. Bagi Saga cintanya tetap tersaji hanya untuk Dela. Sampai kapan pun Dela adalah wanita nomor satu di hatinya setelah sang Ibu. Terlampau besar cintanya pada Dela membuat Saga selalu memanjakan wanita itu. Mobil Saga telah memasuki pekarangan rumah. Matanya memincing kala melihat mobil Dela sudah terparkir rapi di garasi. Tumben. Namun, ia tetap merasa senang juga. Karena tidak akan lagi kesepian. Setengah berlari Saga menaiki anak tangga. Ketika dia membuka pintu, tampak sang istri tengah duduk di depan meja rias. Dela tengah melakukan ritual malamnya, yakni membersihkan wajah untuk kemudian memakai aneka cream yang tidak dipahami oleh Saga. "

  • Menikah Atau Disewa?   7. Syarat Dari Dela

    Usai melamarkan Nayra untuk sang suami, Dela meminta pulang. Wanita itu malas berlama-lama di tempat yang kurang ia minati. Selama dalam perjalanan balik dirinya membisu.Beberapa kali hati kecilnya sangsi, mampu kah ia melihat suaminya membagi cinta. Dela adalah wanita biasa. Wajar jika dia memiliki rasa ketakutan. Namun, ia tidak kuasa mengorbankan karier yang sudah ia rintis bertahun-tahun lamanya.'Aku percaya padaSaga.' Dela mencoba menguatkan hati. Ketika dirinya tengah memindai sang suami, Saga balas menatapnya."Ada apa?" tanya Saga lembut."Enggak." Dela angkat bahu. Dia membuang pandangannya keluar jendela."Kita mampir makan dulu yuk!"Dela menoleh kembali. "Boleh."Saga mengacak pelan rambut sang istri. Dirinya kembali fokus menyetir mobil. Di depan restoran Jepang favorit mereka berhenti.Keduanya makan

  • Menikah Atau Disewa?   8. Make Over

    Keesokan harinya Nayra dan keluarganya chek out dari hotel. Gadis itu dibuat bingung oleh tingkah Saga.Saga bilang akan membawa mereka ke rumah baru yang kemarin mereka lihat. Namun, arah jalanan ini berbeda dengan alamat rumah yang kemarin. Mobil Saga berhenti di sebuah rumah mungil yang letaknya tidak jauh dari kampusnya Davi.Biarpun halamannya tidak terlalu luas, tetapi terlihat asri dan nyaman. Ada beberapa pot bunga menghiasi teras rumah. Bahkan ada ayunan keranjang di ujung halaman."Sekarang inilah tempat tinggal baru kalian," ujar Saga dengan senyum terkembang.Dia merogoh kantong untuk mengambil anak kunci. Lelaki itu mulai membuka rumah asri berlantai satu ini. Tangannya mempersilakan masuk.Nenek, Davi, dan juga Nayra mengedarkan pandangan. Sebuah hunian yang cukup nyaman bagi mereka bertiga. Rumah ini terdiri dari ruang tamu merangkap ruang keluarga, dua buah kamar, dapur mer

  • Menikah Atau Disewa?   9. Malam yang Tertunda

    "Nayra ...." Saga mendesis sakit.Lelaki itu tidak menyangka jika Nayra yang polos ternyata bisa sekejam ini. Walau begitu senyum Saga kembali terkembang. Sikap malu-malu dari Nayra kian membuat Saga menyukainya. Dia benar-benar gemas pada Nayra.Namun, sisi hatinya langsung mengingatkan kalau dia hanya boleh sebatas menyukai saja. Tidak boleh lebih. Karena dia sudah berjanji jika hatinya hanya akan ia berikan untuk Dela seorang.Saga membuang jauh pikiran tentang Nayra tadi. Dirinya gegas menuju bagian pembayaran. Lelaki itu menyerahkan back card-nya pada Mbak kasir. Di sebelahnya Nayra ikut menunggu. Setelah transaksi selesai, keduanya keluar dari rumah mode tersebut tersebut.Ada rasa haru yang menyelinap dada, saat Saga tidak membiarkan Nayra kerepotan menenteng banyak tas. Lelaki itu dengan sigap ikut membantu membawakan barang belanjaan tersebut."Sekarang kita mau ke mana lagi?" tan

Bab terbaru

  • Menikah Atau Disewa?   64. Bersatu Memang Indah

    "Nay, kamu masih di situ?" Dela menegur ketika mendapati Nayra terbengong tanpa mau menjawab permintaannya."Eum ... iya, Mbak.""Mau, ya, dateng ke sini? Kasihan Saga dari pagi perutnya belum keisi apa-apa," bujuk Dela serius."Aku izin dulu sama suami ya, Mbak," sahut Nayra sembari melirik ke arah Azriel. Sang suami sendiri mengangkat alis dengan maksud ada apa?"Tapi serius datang lho," ujar Dela setengah memaksa."Insya Allah," balas Nayra kalem, "udah dulu ya, Mbak, aku nerusin makan dulu. Assalamualaikum."Nayra mematikan sambungan telepon begitu Dela menjawab salamnya."Kenapa sih?" Azriel yang penasaran langsung melontarkan pertanyaan."Mas Saga katanya tadi siang pingsan saat presentasi.""Terus?""Mbak Dela bilang dia pengen banget makan bubur ayam buatan aku."

  • Menikah Atau Disewa?   63. Romantisme Nayra-Azriel

    Nayra tengah berkutat dengan wajan dan kompor. Dua jam yang lalu Azriel mengirimkan pesan. Lelaki yang sudah menemani hidupnya selama beberapa bulan ini memintanya untuk membuat spaghetti.Sementara setengah jam yang lalu, Davi sang adik meminta Nayra untuk membuat banyak makanan. Pemuda itu ingin mengenalkan seorang gadis pada kakaknya. Nayra yang antusias tentu sangat senang mendengarnya.Itu berarti Davi sudah bisa move on dari Bela. Dan Bela cukup merasa senang. Karena menurutnya, Bela membawa pengaruh buruk untuk Davi.Nayra ingat sekali, Davi sering meminta uang dalam jumlah yang banyak demi bisa berkencan dengan Bela. Gadis yang katanya paling cantik di kampusnya Davi. Tidak segan-segan Davi menggelapkan uang kuliahnya untuk membelikan Bela sebuah ponsel di hari ulang tahunnya.Puncaknya adalah saat Davi meminjam mobil Ryan saat dating dengan Bela. Davi yang belum mahir berkendara harus menabr

  • Menikah Atau Disewa?   62. Saga Kian Jadi

    Dela menghembus napas mendengar permintaan Saga. Baginya ini terlalu melunjak. Andai sang suami sedang dalam keadaan tidak lemah, dia ingin membentak pria itu keras-keras."Del, aku butuh air teh hangat," pinta Saga kembali mengulang."Harus teh hangat buatan Nayra?" cibir Dela gemas. Dia masih menahan rasa gondoknya."Iya, Del, teh hangat buatan Nayra emang yang paling cocok buat perut aku.""Tapi ini masih pagi banget, Ga," tukas Dela kian keki, "gak ada adab banget kalo tiba-tiba aku suruh Nayra buatin teh untuk kamu. Ingat juga, dia itu istri orang sekarang. Istrinya Azriel. Pemuda yang udah kamu pilih untuk mendampingi hidupnya Nayra." Dela bercerocos panjang saking gemasnya.Saga terdiam mendengar omelan istrinya. "Oke, jika itu memberatkan kalian semua ya sudah ... gak usah saja," putusnya legowo."Ya iyalah kamu harus sadar diri," sela Dela masih senewen, "kalo kam

  • Menikah Atau Disewa?   61. Ngidam Aneh

    "Papa!"Suara cempreng itu terdengar berseru di pintu. Seketika Saga, Adela, dan Nayra menoleh. Tampak berlari si cantik Abrina. Bocah itu menangkap paha Saga. Di belakang sang pengasuh ikut menyusul."Papa," sapa Abrina terlihat semringah.Saga sendiri tidak kalah bahagia. Pria itu gegas membopong Abrina. Dirinya menciumi pipi sang putri dengan gemas. Maklum sudah lebih dari dua minggu keduanya tidak saling bertemu."Bina habis dari mana, Sayang?" tanya Saga lembut. Di sampingnya, Dela ikut mencubit pipi Abrina dengan gemas."Mbak," sahut Abrina seraya menunjuk suster pengasuhnya."Habis dari mini market, Pak. Buat beli susu." Gadis pengasuh itu memberi tahu.Ketika Saga akan berbicara lagi, tiba-tiba perutnya mengeluarkan bunyi. Sepertinya cacing-cacing di dalam sana sedang protes minta jatah makan mereka."Kayaknya Papanya Abrina kelaparan ini," ledek Nayra sedikit menipiskan bibir."Banget, Nay," balas Saga sejujurny

  • Menikah Atau Disewa?   60. Tidak Sadar

    "Pak Saga, nasi gorengnya sudah siap ini," ujar Bik Yati tergopoh-gopoh menghampiri pasangan suami istri itu."Gak, makasih, Bik," tolak Saga pelan.Pria itu bangkit dari duduknya. Ketika Saga hendak mengecup kening Adela, sang istri menahan dadanya."Yakin gak sarapan di rumah?" tanya Adela berusaha membujuk suaminya."Gak, Del, nyium aromanya saja tadi aku udah enek," balas Saga seraya menarik pinggang langsing Dela."Tapi kan Bik Yati sudah selesai masaknya. Udah gak kecium itu bumbu tumisya, Ga," bujuk Adela tidak patah semangat."Tetap saja aroma bumbunya nusuk hidung aku, Del."Adela menghempas napas dengan berat. Dirinya mendepak pelan tubuh sang suami yang sudah menempel padanya."Ya udah, Bik, kamu saja yang temani aku makan pagi," ajak Dela merajuk.Wanita tinggi semampai itu menarik lengan sang asisten rumah tangganya meninggalkan ruang tengah."Del!"Adela tidak menggubris pang

  • Menikah Atau Disewa?   59. Masih Ada Rasa

    Pukul lima pagi, Adela dan Saga baru saja selesai shalat subuh berjamaah. Wanita itu sudah mulai menjalankan perintah Allah. Walau pun masih sering bolong-bolong, setidaknya Dela sudah bersedia menjalankan kewajiban tersebut.Usai sholat berjamaah, Adela membuka lemari. Perempuan itu mengambil kaos serta celana training. Dia ingin jalan santai mengitari kompleks.Sebenarnya Adela sangat menyukai olahraga joging. Namun, entah kenapa akhir-akhir ini dirinya mudah lelah. Baru beberapa meter berlari napas Dela sudah terengah-engah.Usai memakai sneaker, Dela keluar kamar. Sebelum menutup pintu, dia menengok sang suami. Saga tengah tengkurap sembari memeluk guling.Dela mengulum senyum melihat gaya tidur sang suami. Saga sering kali menasihatinya agar jarang tertidur setelah subuh. Selain menghambat rezeki juga bisa menganggu penampilan.Namun, nasihat tinggal nasihat. Saga melupakan semua petu

  • Menikah Atau Disewa?   58. Belah Duren

    "Astaghfirullah hal adzim!"Nayra tersentak. Dia membuka mata. Di bawahnya Azriel pun sama terkagetnya. Para sepupu Azriel juga ikut terbangun. Suara mereka mulai riuh rendah melihat posisi Nayra dan Azriel."Ya Allah, Mbak ... kalo mau 'main' mbok ya lihat tempat," tegur Davi sembari menghembus napas, "masa asal nempel aja di sembarang tempat sih? Emang gak malu sama mereka?" imbuh Davi sambil geleng-geleng saking herannya.Mendengar ocehan Davi, sontak Nayra melepaskan diri. Wanita itu gegas bangkit dari tubuhnya Azriel. Sementara sang suami juga ikut bangun untuk duduk.Wajah keduanya sama-sama merona. Tentu saja mereka jengah. Apalagi sepupu Azriel juga pada menggoda."Ranjang kalian baru dan luas, Mbak. Ngapain milih main di sofa yang sempit gini? Di hadapan bocah-bocah juga." Lagi Davi menggeleng heran saat bercerocos."Kalo ngomong itu dijaga ya, Vi!" balas Na

  • Menikah Atau Disewa?   Bab 57 Drama Malam Pertama

    "Selamat, ya," ucap Saga dengan menyunggingkan senyum."Terima kasih," sahut Azriel pun ikut menipiskan bibir.Saga menjabat tangan Azriel dengan tulus. Walau pun masih ada sedikit rasa cemburu melihat Nayra bersanding dengan pria lain. Namun, saat ini Saga sudah mampu mengontrol diri."Jaga Nayra baik-baik," pinta Saga serius, "dia memang selalu terlihat tenang, dan selalu berusaha untuk tidak merepotkan orang. Tapi percayalah, Nayra sama seperti kebanyakan wanita lainnya. Dia juga suka dipuja dan dimanja," pesan Saga layaknya seorang kakak pada adik kandungnya.Di sebelah Azriel, Nayra hanya mengulum senyum."Terima kasih banyak untuk wejangannya," ucap Azriel balas menjabat tangan Saga dengan erat, "Insya Allah aku akan menjaga Nayra dengan sebaik-baiknya," imbuhnya dengan melirik sekilas ke arah sang istri.Saga melepas jabatan tangannya. "Ya udah aku ke Dela dulu, ya," pamitnya kemudian.Pria itu lantas menyusul sang istri

  • Menikah Atau Disewa?   56. Akhirnya Bersatu

    "Sebenarnya aku juga sayang sama kamu, El," ungkapnya tersedu. "Balik ... El!" ratapnya pilu.Suara pengumuman keberangkatan pesawat terbang tujuan Jakarta-Tokyo bergema. Tubuh Nayra terasa lemas. Sungguh ia menyesal.Puas menangis Nayra memutuskan untuk pulang."Nayra!"Langkah Nayra terhenti. Wanita itu langsung balik badan. Sosok Azriel dengan kaca mata hitam melambai padanya. Wanita itu membeku.Takut salah penglihatan, Nayra mengusap air matanya. Benar. Sosok Azriel memang nyata sedang menatapnya.Di ujung sana, Azriel sendiri melepas kacamata hitamnya. Pemuda itu mengangguk saat Nayra memindainya tidak percaya. Bagai ada yang menggerakkan, Azriel merentangkan kedua tangannya.Sementara Nayra, entah apa yang merasuki pikirannya. Dengan mengabaikan rasa malu, wanita itu melangkah maju. Lalu mempercepat langkah, kemudian berlari kencang untuk menghambur

DMCA.com Protection Status