Home / Romansa / Menikah Atau Disewa? / 6. Lamaran Dela

Share

6. Lamaran Dela

Author: Yenika Koesrini
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Mobil Saga menembus keheningan malam. Dalam perjalanan pulang, otak pria itu selalu tertuju pada Nayra. Penolakan demi penolakan yang gadis itu lakukan kian membuat Saga berhasrat untuk menaklukkannya.

 

Saga menggeleng cepat. Dia menampik jika tengah jatuh cinta pada Nayra. Tidak! Saga hanya ingin memiliki anak dan melindungi gadis baik itu. 

 

Bagi Saga cintanya tetap tersaji hanya untuk Dela. Sampai kapan pun Dela adalah wanita nomor satu di hatinya setelah sang Ibu. Terlampau besar cintanya pada Dela membuat Saga selalu memanjakan wanita itu.

 

Mobil Saga telah memasuki pekarangan rumah. Matanya memincing kala melihat mobil Dela sudah terparkir rapi di garasi. Tumben. Namun, ia tetap merasa senang juga. Karena tidak akan lagi kesepian.

 

Setengah berlari Saga menaiki anak tangga. Ketika dia membuka pintu, tampak sang istri tengah duduk di depan meja rias. Dela tengah melakukan ritual malamnya, yakni membersihkan wajah untuk kemudian memakai aneka cream yang tidak dipahami oleh Saga.

 

"Lembur?" tanya Dela tanpa menoleh. Wanita itu cukup menatap sang suami lewat pantulan cermin.

 

Saga menggeleng lemah. Dia menaruh tas kerjanya pada bufet minimalis dalam kamar. "Aku habis nolongin Nayra tadi," jujurnya sembari melepas ikatan dasi yang terasa sedikit menyekik leher. Dia menjatuhkan tubuhnya pada tepi ranjang.

 

Dela yang tengah mengoles serum wajah tertegun mendengar pengakuan sang suami. Wanita bergaun tidur putih itu balik badan. "Nayra ... gadis pelayan di rumah makan favoritmu?" tebaknya lupa-lupa ingat. Jadwal yang padat membuat Dela tidak begitu memedulikan hal-hal yang menurutnya dianggap receh.

 

"Ya," jawab Saga santai. Dia kini tengah membuka kancing-kancing kemeja kantornya. "Dan pilihanku jatuh pada gadis itu."

 

"Maksudnya?" Dahi Dela melipat bingung.

 

"Dia yang akan kusewa rahimnya untuk melahirkan anakku."

 

"Oh." Dela menyahut cuek. Wanita itu kembali menghadap cermin rias. "Hanya setahun kan kamu menyewa rahimnya?" Kini Dela mengoles krim malam pada wajahnya, lalu memijatnya pelan.

 

Saga bergeming. Alasan Nayra menolaknya kembali terngiang. "Eum ... aku mandi dulu," pamit Saga tanpa mau menjawab pertanyaan Dela barusan. Dia bangkit berdiri.

 

Lelaki itu menarik gagang pintu kamar mandi. Sesampainya di bilik berkaca dia menyalakan shower. Air hangat dari water heater sedikit banyak mengurangi sakit kepala dan kelelahan yang mendera. 

 

Saga tidak perlu berlama-lama untuk membersihkan badan. Keinginannya untuk berbicara serius dengan Dela lekas membuatnya keluar kamar mandi. Dela sendiri tampak sudah siap menunggunya. Wanita itu tengah berselancar di dunia maya.

 

"Aku akan menikahi Nayra, Del," izin Saga tanpa basa-basi. Dia menarik sebuah kaos oblong yang nyaman untuk tidur. Lelaki itu lalu merangkak menyusul sang istri yang sudah duduk santai di ranjang.

 

"Kamu sudah bilang tadi." Dela menyahut santai. Gadget mahalnya ia taruh begitu saja di nakas. "Hanya setahun kan?" Dia menatap lekat sang suami.

 

Saga menggeleng pelan.

 

Dela ternganga. "Selamanya? Kamu berniat menduakan aku?" cecar Dela mulai tidak terima.

 

"Bukan begitu," sangkal Saga tampak frustrasi. "Nayra menolak dinikahi dengan batasan waktu. Karena nikah kontrak itu ternyata dilarang agama."

 

"Yodah cari wanita lain aja yang mau," usul Dela kembali santai. Wanita itu merebahkan badan dan bersiap menarik selimut.

 

"Dela nikah kontrak itu dilarang agama." Saga menegaskan kembali ucapannya.

 

"Jadi mau kamu apa?" Dela bangkit kembali.

 

"Nayra akan tetap kunikahi tanpa ada kontrak," putus Saga bulat.

 

Dela menatap sang suami tajam. "Jadi kamu benar-benar sudah tertawan pada gadis yang pernah nolongin kamu itu?"

 

Saga menggeleng tegas. Dia membingkai paras isterinya yang selalu terlihat cantik. "Cintaku hanya untuk kamu selamanya. Andai kamu mau membatalkan semua kontrak itu, aku gak akan perlu susah-susah menyewa rahim wanita lain."

 

Dela langsung melepas pegangan tangan Saga dari rahangnya. "Aku gak bisa." Dia menegas.

 

"Ya sudah kalo begitu biarkan aku menikahi Nayra." Saga kembali meminta izin.

 

Dela membuang muka. Dia bergeming. Wanita itu galau. Di satu sisi dia sangat takut kariernya terhambat jika punya anak. Namun, di lain pihak ada semacam rasa takut bila suaminya menikah lagi.

 

"Istri sahku tetap kamu. Nayra tidak lebih dari sekedar simpananku saja." Sebenarnya Saga tidak tega saat mengucap kalimat tersebut. Dia bukanlah pria yang jahat. Namun, dirinya perlu meyakinkan sang istri. "Aku tahu Nayra gadis yang baik dan penurut. Makanya aku gak ragu menjatuhkan pilihan pada gadis itu untuk melahirkan penerusku," terang Saga terus membujuk.

 

Bujukan itu membuat hati Dela luluh. "Kapan kamu akan nikahi gadis itu?" Dia bertanya lesu. Sejujurnya mana ada wanita yang sudi cinta dan perhatian suaminya terbagi. Namun, demi kariernya yang tengah cemerlang, Dela harus mengalah. Bukankah hidup harus memilih.

 

Saga tersenyum mendengar keputusan Dela. "Secepatnya." Lelaki itu merengkuh sang istri. Diciumnya dahi Dela dengan lembut. "Tapi, aku butuh bantuanmu untuk meyakinkan gadis itu dan keluarganya."

 

Dela mendesah malas. "Ya sudah ... akhir pekan aku ada waktu."

 

Lagi-lagi senyum Saga terkembang. "Makasih banyak, Sayang." Dikecupnya lembut bibir sang istri.

 

*

Sudah empat hari Nayra dan keluarganya tinggal di hotel. Selama empat hari pula lelaki itu belum juga menghubungi Nayra kembali. Padahal Nayra ingin sekali mengucapkan terima kasih. 

 

Berkat uang yang diberikan oleh Saga, gadis itu sanggup membayar ganti rugi mobilnya Rian. Nayra juga mampu membayar buku-buku kuliah Davi. 

 

Ada semacam perasaan aneh yang mengganjal hati. Rasa rindu yang sulit untuk ia sangkal. Apalagi sudah tiga malam terakhir Nayra memimpikan Saga. 

 

Sebenarnya gadis itu ingin menghubungi Saga terlebih dulu. Namun, rasa segan membuatnya memilih untuk mengurungkan niat. Nayra lebih memilih untuk meredam gejolak rindu yang tidak biasa ini. 

 

Setelah seharian bekerja, tiba saatnya untuk pulang. Nayra melangkah lesu keluar rumah makan. Ketika hendak menuju halte tiba-tiba sebuah mobil berhenti di depannya.

 

Nayra hapal mobil hitam metalik jenis SUV tersebut. Itu mobilnya Saga. Benar saja ketika jendela mobil dibuka, sosok Saga melempar senyum manis untuknya. 

 

Nayra agak terkesiap melihat sosok wanita yang duduk di samping Saga. Dela istri Saga membuka kaca mata hitamnya yang mewah. Wanita itu tersenyum tipis pada Nayra.

 

"Masuk, Nay!" ajak Saga masih di belakang stir. "Ayok!" suruhnya ketika melihat Nayra tampak ragu.

 

Nayra membuka pintu. Gadis itu duduk tepat di belakang Dela. Rasa canggung langsung menyergap jiwanya.

 

"Kami datang untuk meminangmu."

 

Ucapan spontan dari Dela membuat Nayra tersentak. "Maksud Mbak Dela apa?" Dia memberanikan diri untuk bertanya.

 

Dengan gayanya yang anggun, Dela menghadap calon adik madunya. "Memang Saga gak cerita kalo dia ingin menyewa rahimmu untuk calon anaknya?" tanya Dela datar.

 

"Su-sudah sih."

 

"Kamu menyetujuinya kan?"

 

"Mbak Dela aku gak mau--"

 

"Kurang duitnya?" sela Dela terdengar merendahkan.

 

"Bukan itu."

 

"Lantas?" Dela menaikkan kaca matanya. Menjadikan bando di kepala. "Aku merestui Saga menikahi kalian. Aku merestui kamu melahirkan anak-anaknya Saga," jelas Dela santai. Wanita itu kembali menghadap jalanan.

 

"Anak-anak?" Nayra mengernyit.

 

"Ya ... itu artinya tidak ada pernikahan kontrak di antara kalian. Kalian akan menikah dengan sah secara agama," balas Dela masih tanpa menghadap Nayra, "jadi tolong jangan buat semuanya menjadi rumit. Toh kamu juga sangat membutuhkan uang kan?"

 

Nayra bergeming mendengar penjelasan bernada perintah itu. Ketika matanya tertuju pada spion dalam, tampak Saga memberikan anggukan pada gadis itu.

 

Dua puluh menit berlalu. Mereka tiba di hotel tempat Nayra menginap. Nenek dan Davi agak terkejut melihat kedatangan Saga bersama sang istri.

 

"Kedatangan saya dan Saga adalah untuk meminang cucu nenek," ungkap Dela langsung tanpa basa-basi. Wanita itu sangat menghargai waktu. Tidak ada basa-basi dalam kamus hidupnya.

 

Nenek terbisu. Dirinya cukup tercengang. Baru kali ini dia mendengar ada seorang istri yang melamar gadis untuk suaminya. Lansia itu menatap sang cucu yang terlihat galau.

 

"Kenapa kamu bisa mengizinkan suamimu menikah lagi?" tanya Nenek serius.

 

Dela tersenyum tipis. "Mencintai itu adalah berbagi kebahagiaan. Dan karena saya mencintai suami, makanya saya izinkan dia untuk menjemput kebahagiaannya," papar Dela terdengar bijak.

 

Nenek termangu mendengarnya. Istri Saga tampak bersungguh-sungguh dengan ucapannya. Sementara ketulusan juga terpancar dari wajah Saga.

 

"Nayra yang akan menjalani, jadi keputusan ada di tangan dia," balas nenek sambil menggenggam erat jemari sang cucu.

 

"Nenek aku bingung." Gadis itu menunduk lesu.

 

"Jika istri pertama memberi izin maka nenek pun akan memberikan restu untukmu, Nay." 

 

Wanita tua itu mengelus pundak cucunya. Dirinya memahami kegalauan hati Nayra. Apalagi dirinya sempat mewanti-wanti agar tidak merusak pager ayu orang lain. Namun, justru istri Saga sendiri yang melamar Nayra untuk suaminya.

 

"Nayra." Saga memanggil gadis yang masih tertunduk bingung. "Bersedia kah kamu menjadi istriku," lamarnya ketika Nayra sudah balas menatapnya.

 

Nayra menatap manik hitam itu. Pancaran keteduhan pada telaga itu membuat Nayra merasa damai. Lalu ketika melihat senyum simpul dari Saga, hati Nayra mulai tertawan.

 

"Nayra, mau kah kamu menjadi istriku?" 

 

Pengulangan tulus dari Saga membuat dada Nayra tergetar. Nayra menyerah. Dia telah luluh pada pesona Saga.

 

"Ya ... aku bersedia," ucapnya mantap walau terdengar lirih.

 

Next

 

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Samisah Salim
makin seru ni
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Menikah Atau Disewa?   7. Syarat Dari Dela

    Usai melamarkan Nayra untuk sang suami, Dela meminta pulang. Wanita itu malas berlama-lama di tempat yang kurang ia minati. Selama dalam perjalanan balik dirinya membisu.Beberapa kali hati kecilnya sangsi, mampu kah ia melihat suaminya membagi cinta. Dela adalah wanita biasa. Wajar jika dia memiliki rasa ketakutan. Namun, ia tidak kuasa mengorbankan karier yang sudah ia rintis bertahun-tahun lamanya.'Aku percaya padaSaga.' Dela mencoba menguatkan hati. Ketika dirinya tengah memindai sang suami, Saga balas menatapnya."Ada apa?" tanya Saga lembut."Enggak." Dela angkat bahu. Dia membuang pandangannya keluar jendela."Kita mampir makan dulu yuk!"Dela menoleh kembali. "Boleh."Saga mengacak pelan rambut sang istri. Dirinya kembali fokus menyetir mobil. Di depan restoran Jepang favorit mereka berhenti.Keduanya makan

  • Menikah Atau Disewa?   8. Make Over

    Keesokan harinya Nayra dan keluarganya chek out dari hotel. Gadis itu dibuat bingung oleh tingkah Saga.Saga bilang akan membawa mereka ke rumah baru yang kemarin mereka lihat. Namun, arah jalanan ini berbeda dengan alamat rumah yang kemarin. Mobil Saga berhenti di sebuah rumah mungil yang letaknya tidak jauh dari kampusnya Davi.Biarpun halamannya tidak terlalu luas, tetapi terlihat asri dan nyaman. Ada beberapa pot bunga menghiasi teras rumah. Bahkan ada ayunan keranjang di ujung halaman."Sekarang inilah tempat tinggal baru kalian," ujar Saga dengan senyum terkembang.Dia merogoh kantong untuk mengambil anak kunci. Lelaki itu mulai membuka rumah asri berlantai satu ini. Tangannya mempersilakan masuk.Nenek, Davi, dan juga Nayra mengedarkan pandangan. Sebuah hunian yang cukup nyaman bagi mereka bertiga. Rumah ini terdiri dari ruang tamu merangkap ruang keluarga, dua buah kamar, dapur mer

  • Menikah Atau Disewa?   9. Malam yang Tertunda

    "Nayra ...." Saga mendesis sakit.Lelaki itu tidak menyangka jika Nayra yang polos ternyata bisa sekejam ini. Walau begitu senyum Saga kembali terkembang. Sikap malu-malu dari Nayra kian membuat Saga menyukainya. Dia benar-benar gemas pada Nayra.Namun, sisi hatinya langsung mengingatkan kalau dia hanya boleh sebatas menyukai saja. Tidak boleh lebih. Karena dia sudah berjanji jika hatinya hanya akan ia berikan untuk Dela seorang.Saga membuang jauh pikiran tentang Nayra tadi. Dirinya gegas menuju bagian pembayaran. Lelaki itu menyerahkan back card-nya pada Mbak kasir. Di sebelahnya Nayra ikut menunggu. Setelah transaksi selesai, keduanya keluar dari rumah mode tersebut tersebut.Ada rasa haru yang menyelinap dada, saat Saga tidak membiarkan Nayra kerepotan menenteng banyak tas. Lelaki itu dengan sigap ikut membantu membawakan barang belanjaan tersebut."Sekarang kita mau ke mana lagi?" tan

  • Menikah Atau Disewa?   10. Pengalaman Pertama

    Nayra menggeliat. Kumandang adzan subuh berhasil membangunkan lelapnya. Mata wanita itu mengerjap perlahan, lalu mengedarkan pandangan. Asing. Ini di mana?Nayra merasa ada yang mengganjal perutnya. Wanita itu menoleh. Seketika dirinya memekik melihat ada seseorang pria yang telah lancang memeluknya."Enggg! Apa sih berisik banget?!" Saga mengerang malas. Lelaki itu berganti posisi. Dari menyamping memeluk Nayra. Berganti tidur terlentang.Nayra ternganga. Bingung kenapa Saga bisa sampai tidur seranjang dengannya. Wanita itu menepuk jidat."Kenapa aku lupa kalo sudah menikah dengan Saga?" Nayra tergeli sendiri.Dia memandang paras teduh pria yang sudah resmi menjadi imamnya itu. Saga masih terlelap pulas. Hidung Saga begitu mancung. Alisnya juga tumbuh dengan tebal.Mendadak dada Nayra terasa berdesir. Entah mengapa tangan wanita itu terdorong ingin mengelus wajah tegas nan menawan tersebut.Baru juga meraba pipi, Saga lekas men

  • Menikah Atau Disewa?   11. Goal

    Nayra terpekik kecil saat tiba-tiba Saga menaruh dagu pada pundaknya."Awas, Mas, aku lagi masak nih," usir Nayra karena merasa sedikit terganggu."Kenapa sih? Kayaknya gak suka banget kalo aku dekat," sungut Saga mundur.Nayra berpaling. Wanita itu mengulum senyum. "Aku kan lagi masak, bau bawang dan bumbu. Nanti baju kantor kamu kena juga deh," tuturnya lembut.Saga mendengkus kecil. Namun, dia tidak memprotes lagi. Karena menikah dengan Nayra membuat dirinya merasakan kebahagiaan. Kenikmatnya berumah tangga yang sesungguhnya.Setiap pagi Saga akan dimanjakan dengan makanan yang sudah dibuat oleh Nayra. Sepuluh tahun menikah, jarang sekali dia merasakan sedapnya makanan rumah. Hanya sesekali dia menikmati olahan asisten rumah tangganya.Dela mana mau membuatkan Saga makanan. Masak saja tidak bisa. Dan yang pasti, wanita itu tidak akan sudi mengorbankan perawatan ku

  • Menikah Atau Disewa?   12. Keegoisan Dela

    Seperti punya alarm alami. Nayra akan terbangun di waktu subuh. Biar pun tertidur malam, tetap saja kupingnya peka terhadap adzan.Bibir Nayra melukis senyum melihat sosok Saga yang tengah terlelap. Lelaki itu masih bertelanjang dada. Dia sendiri sudah mengenakan pakaian.Mengingat kejadian semalam, pipi Nayra memanas. Dia amat malu. Semalam Nayra menangis terisak-isak bak anak kecil ketika Saga berhasil menjebol pertahanannya.Untungnya sang suami teramat pengertian. Saga membujuk Nayra dengan penuh kelembutan. Pria itu juga amat hati-hati saat menyentuh. Memperlakukan Nayra bak porselen.Mengabaikan rasa perih yang mendera area intim, Nayra bangkit. Wanita itu ingin lekas membersihkan badan. Baru dua langkah, dirinya berhenti. Kali ini Nayra harus bisa mengajak Saga sholat bersama.

  • Menikah Atau Disewa?   13. Tekad Dela

    "Pulang sekarang!"titah Dela tidak main-main."Del, jangan main suruh gitu!" Saga menolak. "Aku baru nyampe di sini dua jam lalu.""Gak mau tahu, pokoknya pulang!"tegas Dela, "sekarang aku tuh sudah ada di Jakarta. Di rumah kita."Saga bergeming. Sungguh dia sangat muak dengan sikap egois dan dominannya Dela. Hanya saja dirinya tidak berdaya.Dulunya Saga adalah seorang pemuda biasa. Bukan termasuk pria miskin. Namun, tidak sebanding dengan Dela yang memang berasal dari keluargatajirdi kota ini.Banyak yang bilang Saga beruntung mendapatkan Dela. Dela adalah putri tunggal dari seorang pengusaha properti dan pemilik beberapa ritel. Papa Dela membangun banyak ruko dan rumah kontrakan di beberapa kota. Mertua Saga merupakan salah satu pria terkaya di negeri ini.

  • Menikah Atau Disewa?   14. Menjadi Kedua Itu Menyakitkan

    Saga tidak berkutik jika sudah tinggal di rumah mertua. Lelaki itu harus pulang tepat waktu. Tidak bisa bebas bepergian. Waktunya benar-benar tercurah hanya untuk Dela seorang. Bahkan untuk sekedar menelepon Nayra pun susah. Ada Dela yang setiap saat di sisinya. Akan terjadi prahara jika Saga berbuat ceroboh. Karena itu Saga mencoba bersabar dengan keadaan. Jujur, empat hari tidak bersua dengan istri mudanya, Saga dilanda rindu. Rindu pada kehangatan sikap Nayra, masakan wanita itu, hingga ritual mereka di ranjang. Lelaki itu mencari akal untuk dapat menemui Nayra. Kebetulan hari ini Dela mendapatkan undang tampil di acara televisi. Kesempatan ini tidak disia-siakan Saga.

Latest chapter

  • Menikah Atau Disewa?   64. Bersatu Memang Indah

    "Nay, kamu masih di situ?" Dela menegur ketika mendapati Nayra terbengong tanpa mau menjawab permintaannya."Eum ... iya, Mbak.""Mau, ya, dateng ke sini? Kasihan Saga dari pagi perutnya belum keisi apa-apa," bujuk Dela serius."Aku izin dulu sama suami ya, Mbak," sahut Nayra sembari melirik ke arah Azriel. Sang suami sendiri mengangkat alis dengan maksud ada apa?"Tapi serius datang lho," ujar Dela setengah memaksa."Insya Allah," balas Nayra kalem, "udah dulu ya, Mbak, aku nerusin makan dulu. Assalamualaikum."Nayra mematikan sambungan telepon begitu Dela menjawab salamnya."Kenapa sih?" Azriel yang penasaran langsung melontarkan pertanyaan."Mas Saga katanya tadi siang pingsan saat presentasi.""Terus?""Mbak Dela bilang dia pengen banget makan bubur ayam buatan aku."

  • Menikah Atau Disewa?   63. Romantisme Nayra-Azriel

    Nayra tengah berkutat dengan wajan dan kompor. Dua jam yang lalu Azriel mengirimkan pesan. Lelaki yang sudah menemani hidupnya selama beberapa bulan ini memintanya untuk membuat spaghetti.Sementara setengah jam yang lalu, Davi sang adik meminta Nayra untuk membuat banyak makanan. Pemuda itu ingin mengenalkan seorang gadis pada kakaknya. Nayra yang antusias tentu sangat senang mendengarnya.Itu berarti Davi sudah bisa move on dari Bela. Dan Bela cukup merasa senang. Karena menurutnya, Bela membawa pengaruh buruk untuk Davi.Nayra ingat sekali, Davi sering meminta uang dalam jumlah yang banyak demi bisa berkencan dengan Bela. Gadis yang katanya paling cantik di kampusnya Davi. Tidak segan-segan Davi menggelapkan uang kuliahnya untuk membelikan Bela sebuah ponsel di hari ulang tahunnya.Puncaknya adalah saat Davi meminjam mobil Ryan saat dating dengan Bela. Davi yang belum mahir berkendara harus menabr

  • Menikah Atau Disewa?   62. Saga Kian Jadi

    Dela menghembus napas mendengar permintaan Saga. Baginya ini terlalu melunjak. Andai sang suami sedang dalam keadaan tidak lemah, dia ingin membentak pria itu keras-keras."Del, aku butuh air teh hangat," pinta Saga kembali mengulang."Harus teh hangat buatan Nayra?" cibir Dela gemas. Dia masih menahan rasa gondoknya."Iya, Del, teh hangat buatan Nayra emang yang paling cocok buat perut aku.""Tapi ini masih pagi banget, Ga," tukas Dela kian keki, "gak ada adab banget kalo tiba-tiba aku suruh Nayra buatin teh untuk kamu. Ingat juga, dia itu istri orang sekarang. Istrinya Azriel. Pemuda yang udah kamu pilih untuk mendampingi hidupnya Nayra." Dela bercerocos panjang saking gemasnya.Saga terdiam mendengar omelan istrinya. "Oke, jika itu memberatkan kalian semua ya sudah ... gak usah saja," putusnya legowo."Ya iyalah kamu harus sadar diri," sela Dela masih senewen, "kalo kam

  • Menikah Atau Disewa?   61. Ngidam Aneh

    "Papa!"Suara cempreng itu terdengar berseru di pintu. Seketika Saga, Adela, dan Nayra menoleh. Tampak berlari si cantik Abrina. Bocah itu menangkap paha Saga. Di belakang sang pengasuh ikut menyusul."Papa," sapa Abrina terlihat semringah.Saga sendiri tidak kalah bahagia. Pria itu gegas membopong Abrina. Dirinya menciumi pipi sang putri dengan gemas. Maklum sudah lebih dari dua minggu keduanya tidak saling bertemu."Bina habis dari mana, Sayang?" tanya Saga lembut. Di sampingnya, Dela ikut mencubit pipi Abrina dengan gemas."Mbak," sahut Abrina seraya menunjuk suster pengasuhnya."Habis dari mini market, Pak. Buat beli susu." Gadis pengasuh itu memberi tahu.Ketika Saga akan berbicara lagi, tiba-tiba perutnya mengeluarkan bunyi. Sepertinya cacing-cacing di dalam sana sedang protes minta jatah makan mereka."Kayaknya Papanya Abrina kelaparan ini," ledek Nayra sedikit menipiskan bibir."Banget, Nay," balas Saga sejujurny

  • Menikah Atau Disewa?   60. Tidak Sadar

    "Pak Saga, nasi gorengnya sudah siap ini," ujar Bik Yati tergopoh-gopoh menghampiri pasangan suami istri itu."Gak, makasih, Bik," tolak Saga pelan.Pria itu bangkit dari duduknya. Ketika Saga hendak mengecup kening Adela, sang istri menahan dadanya."Yakin gak sarapan di rumah?" tanya Adela berusaha membujuk suaminya."Gak, Del, nyium aromanya saja tadi aku udah enek," balas Saga seraya menarik pinggang langsing Dela."Tapi kan Bik Yati sudah selesai masaknya. Udah gak kecium itu bumbu tumisya, Ga," bujuk Adela tidak patah semangat."Tetap saja aroma bumbunya nusuk hidung aku, Del."Adela menghempas napas dengan berat. Dirinya mendepak pelan tubuh sang suami yang sudah menempel padanya."Ya udah, Bik, kamu saja yang temani aku makan pagi," ajak Dela merajuk.Wanita tinggi semampai itu menarik lengan sang asisten rumah tangganya meninggalkan ruang tengah."Del!"Adela tidak menggubris pang

  • Menikah Atau Disewa?   59. Masih Ada Rasa

    Pukul lima pagi, Adela dan Saga baru saja selesai shalat subuh berjamaah. Wanita itu sudah mulai menjalankan perintah Allah. Walau pun masih sering bolong-bolong, setidaknya Dela sudah bersedia menjalankan kewajiban tersebut.Usai sholat berjamaah, Adela membuka lemari. Perempuan itu mengambil kaos serta celana training. Dia ingin jalan santai mengitari kompleks.Sebenarnya Adela sangat menyukai olahraga joging. Namun, entah kenapa akhir-akhir ini dirinya mudah lelah. Baru beberapa meter berlari napas Dela sudah terengah-engah.Usai memakai sneaker, Dela keluar kamar. Sebelum menutup pintu, dia menengok sang suami. Saga tengah tengkurap sembari memeluk guling.Dela mengulum senyum melihat gaya tidur sang suami. Saga sering kali menasihatinya agar jarang tertidur setelah subuh. Selain menghambat rezeki juga bisa menganggu penampilan.Namun, nasihat tinggal nasihat. Saga melupakan semua petu

  • Menikah Atau Disewa?   58. Belah Duren

    "Astaghfirullah hal adzim!"Nayra tersentak. Dia membuka mata. Di bawahnya Azriel pun sama terkagetnya. Para sepupu Azriel juga ikut terbangun. Suara mereka mulai riuh rendah melihat posisi Nayra dan Azriel."Ya Allah, Mbak ... kalo mau 'main' mbok ya lihat tempat," tegur Davi sembari menghembus napas, "masa asal nempel aja di sembarang tempat sih? Emang gak malu sama mereka?" imbuh Davi sambil geleng-geleng saking herannya.Mendengar ocehan Davi, sontak Nayra melepaskan diri. Wanita itu gegas bangkit dari tubuhnya Azriel. Sementara sang suami juga ikut bangun untuk duduk.Wajah keduanya sama-sama merona. Tentu saja mereka jengah. Apalagi sepupu Azriel juga pada menggoda."Ranjang kalian baru dan luas, Mbak. Ngapain milih main di sofa yang sempit gini? Di hadapan bocah-bocah juga." Lagi Davi menggeleng heran saat bercerocos."Kalo ngomong itu dijaga ya, Vi!" balas Na

  • Menikah Atau Disewa?   Bab 57 Drama Malam Pertama

    "Selamat, ya," ucap Saga dengan menyunggingkan senyum."Terima kasih," sahut Azriel pun ikut menipiskan bibir.Saga menjabat tangan Azriel dengan tulus. Walau pun masih ada sedikit rasa cemburu melihat Nayra bersanding dengan pria lain. Namun, saat ini Saga sudah mampu mengontrol diri."Jaga Nayra baik-baik," pinta Saga serius, "dia memang selalu terlihat tenang, dan selalu berusaha untuk tidak merepotkan orang. Tapi percayalah, Nayra sama seperti kebanyakan wanita lainnya. Dia juga suka dipuja dan dimanja," pesan Saga layaknya seorang kakak pada adik kandungnya.Di sebelah Azriel, Nayra hanya mengulum senyum."Terima kasih banyak untuk wejangannya," ucap Azriel balas menjabat tangan Saga dengan erat, "Insya Allah aku akan menjaga Nayra dengan sebaik-baiknya," imbuhnya dengan melirik sekilas ke arah sang istri.Saga melepas jabatan tangannya. "Ya udah aku ke Dela dulu, ya," pamitnya kemudian.Pria itu lantas menyusul sang istri

  • Menikah Atau Disewa?   56. Akhirnya Bersatu

    "Sebenarnya aku juga sayang sama kamu, El," ungkapnya tersedu. "Balik ... El!" ratapnya pilu.Suara pengumuman keberangkatan pesawat terbang tujuan Jakarta-Tokyo bergema. Tubuh Nayra terasa lemas. Sungguh ia menyesal.Puas menangis Nayra memutuskan untuk pulang."Nayra!"Langkah Nayra terhenti. Wanita itu langsung balik badan. Sosok Azriel dengan kaca mata hitam melambai padanya. Wanita itu membeku.Takut salah penglihatan, Nayra mengusap air matanya. Benar. Sosok Azriel memang nyata sedang menatapnya.Di ujung sana, Azriel sendiri melepas kacamata hitamnya. Pemuda itu mengangguk saat Nayra memindainya tidak percaya. Bagai ada yang menggerakkan, Azriel merentangkan kedua tangannya.Sementara Nayra, entah apa yang merasuki pikirannya. Dengan mengabaikan rasa malu, wanita itu melangkah maju. Lalu mempercepat langkah, kemudian berlari kencang untuk menghambur

DMCA.com Protection Status