Share

4. Tekad Saga

Penulis: Yenika Koesrini
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Nayra menyusuri jalanan dengan pikiran kosong. Dia benar-benar buntu. Kepulangannya pasti amat dinantikan oleh nenek dan Davi. 

 

Namun, bagaimana bisa pulang jika uang untuk bayar sewa rumah saja belum ia dapatkan. Nayra mendesah. Gadis itu merasa amat bingung. Tidak bisa dibayangkan jika besok dia dan keluarga harus harus angkat kaki dari kontrakan itu.

 

"Terus kami harus pergi ke mana?" keluhnya pada diri sendiri.

 

Beban Nayra terasa menghimpit dada.  Sungguh menyesakan. Otaknya kian dibuat pusing saat memikirkan dari mana mencari uang untuk bayar ganti rugi mobilnya Rian. Apa yang harus ia lakukan untuk mendapatkan uang puluhan juta dalam waktu yang singkat? Sementara gaji dia hanya cukup untuk makan saja.

 

Pikiran Nayra terus berkecamuk. Otaknya melalang buana entah ke mana. Dia tidak berkonsentrasi saat menyusuri jalan. Dirinya juga sembarangan menyeberang. 

 

Hingga gadis itu tidak sadar ada motor yang lewat. Beruntung pengendara motor itu sigap mengendalikan kendaraan. Namun, tetap saja motornya oleng hingga terjatuh.

 

"Woi ... lo mo niat bunuh diri?!" maki lelaki berhelm ijo kesal.

 

Nayra terdiam dengan menunduk dalam. Detak jantungnya berdetak kencang. Tubuhnya bergetar hebat karena ketakutan.

 

"Nayra?" Dari jendela mobil Saga memanggil. Pria itu lekas turun dari mobilnya. Dirinya berlari menghampiri Nayra. "Kamu gak papa?" tanya Saga peduli.

 

"Kayaknya cewek itu mau bunuh diri, Mas. Untung saya bisa menghindar," lapor si pengendara sambil meringis kesakitan. Pria bertubuh sedang itu tertatih bangkit. Lalu berusaha membangunkan motornya yang terjatuh.

 

Saga mendekati pria berhelm ijo itu. "Maafkan gadis ini ya, Mas," ucapnya tulus. Dirinya merogoh kantong celana. Dari dalam dompet ia mengeluarkan tiga lembar uang berwarna merah. "Ini untuk biaya ke klinik," kata Saga sambil menggenggamkan uang tersebut pada si pria berhelm.

 

"Wahhh ... terima kasih banyak, Mas."

 

"Sama-sama," balas Saga ramah.

 

Pria berhelm itu mengangguk haru. Selanjutnya dia menyalakan mesin motor. Sebelum beranjak dirinya kembali mengangguk sopan pada Saga.

 

Begitu pria berhelm ijo itu berlalu, Saga kembali mendekati Nayra. Gadis itu masih diam termangu. Wajahnya pun masih terlihat pucat.

 

Saga membimbing perlahan Nayra ke dalam mobil. Tidak segan pula Saga memasangkan seat belt untuk Nayra.

 

Saga melajukan mobilnya dengan tenang. Sesekali dia melirik ke arah Nayra. Gadis itu masih bergeming.

 

Saga membuka laci dashboard mobil. Dia mengambil botol kecil berisi air mineral. Lelaki itu mengangsurkan pada Nayra.

 

Nayra menenggak minuman tersebut usai membuka tutup botolnya. "Terima kasih," ucapnya lirih.

 

Saga tersenyum. Dia memandangi gadis yang pernah menyelamatkan nyawanya itu dengan perhatian. Masih ingat betul Saga kejadian enam tahun silam. 

 

Saat itu dirinya dan Dela tengah sarapan bersama di rumah makan tempat Nayra bekerja. Terjadi perselisihan hebat di antara mereka. Usia muda dan ego yang tinggi membuat keduanya tidak ada yang mau mengalah. Masing-masing punya bersikeras dengan prinsipnya sendiri.

 

Puncaknya Dela pergi begitu saja meninggalkan Saga. Tidak terima dengan perlakuan sang istri, Saga mencoba menyusul. Sayang ketika akan menyeberang jalan, dia tidak melihat kiri dan kanan. 

 

Saga tertabrak mobil yang melaju. Untung tidak begitu kencang. Namun, tetap saja dia terluka. Lalu datanglah Nayra sebagai dewi penolong. 

 

Keduanya belum begitu kenal. Namun, Nayra dengan tulus hati merawat Saga. Bahkan perlakuannya lebih manis dari pada Dela sang istri. Sejak saat itu, Saga mulai terkesan dengan sikap baik Nayra.

 

Lamunan Saga buyar saat mendengar tangis Nayra yang pecah. Selama enam tahun berteman, baru kali ini Saga melihat Nayra sekalut ini. Nayra memang sering mengalami masalah. Terutama krisis keuangan. Namun, gadis itu selalu bisa mengatasinya.

 

Mungkin kini dada Nayra sudah tidak mampu lagi menampung segala kegelisahan. Sehingga tanpa malu dia terisak-isak di depan Saga. Gadis itu juga tidak peduli pada lelaki di samping yang memperhatikannya.

 

Saga sendiri diam. Dirinya membiarkan gadis berambut lurus itu meluapkan emosi. Ada sekitar setengah jam, Saga menjalankan mobilnya tanpa tujuan.

 

"Sudah baikan?" Saga bertanya lembut setelah tangis Nayra reda. Walau masih terdengar sisa-sisa sedu-sedannya.

 

Nayra mengangguk lemah. Kini tinggal perutnya yang tidak baik. Keroncongan membuat perutnya berbunyi cukup keras. Saat Saga tersenyum mendengarnya, Nayra hanya tertunduk malu.

 

"Kita cari makanan," usul Saga tanpa menunggu jawaban dari Nayra.

 

Lelaki itu menepikan mobilnya di depan rumah makan cepat saji. Saga memesan dua porsi nasi ayam dan dua botol teh. Dirinya agak mengernyit melihat Nayra melahap makanannya dengan cepat.

 

Nayra memang sangat kelaparan. Dari tadi perutnya hanya terisi segelas air teh tawar buatan nenek. Pikiran yang kacau membuatnya tidak selera makan sepanjang siang. Baru makam ini cacing perutnya menuntut.

 

"Katakan! Apa yang membuat kamu terlihat menyedihkan seperti ini?" Lagi-lagi Saga menunjukkan kepedulian. "Davi bikin ulah lagi?"

 

Tebakan jitu dari Saga membuat Nayra terdiam. Dia mengelap mulutnya dengan tisu yang tersedia. Persahabatan di antara keduanya membuat mereka dekat.

 

"Nay?" tegur Saga sambil menepuk pelan lengan gadis di depannya.

 

"Aku butuh banyak duit buat nolongin Davi, Ga." Tidak ada tempat mengadu lagi, akhirnya Nayra berkata jujur. Jika sedang tidak berada di tempat kerjanya, Nayra akan memanggil Saga tanpa embel-embel Mas.

 

Terbit senyum tipis di bibir Saga. Bukan dia bahagia di atas penderitaan orang. Namun, selain ingin mempunyai anak, sudah sejak lama Saga sangat ingin melindungi Nayra. 

 

"Berapa?" Saga mencondongkan badan. 

 

Nayra mendesah. Gadis itu menggeleng pilu. "Tapi, aku gak mau nikah sama kamu, Ga."

 

"Kenapa?"

 

"Ya, aku gak enak sama Dela."

 

"Dela tidak ada masalah." Saga memberi tahu, "asal kamu tahu saja, Dela mengizinkan aku menikah lagi karena dia lebih mementingkan kontrak konyol dan bentuk tubuh. Bagi Dela anak hanya akan menghambat karier."

 

"Ya, tapi nikah kontrak itu--"

 

"Aku yakin Dela akan setuju banget saat tahu siapa yang aku pilih untuk jadi calon ibu dari anakku," sela Saga meyakinkan.

 

Nayra menarik napas. "Biarkan aku bicara dulu!" Gadis itu menginterupsi, "dengar agama kita melarang pernikahan yang bertujuan pada perceraian, Ga."

 

"Apah?" Saga yang memang ilmu agamanya masih dangkal, sedikit tersentak karenanya.

 

"Ada banyak dampak negatif dari pernikahan kontrak ini, salah satunya adalah bercampurnya nasab," terang Nayra serius, "kamu tahu? Wanita yang telah di mut'ah bisa dinikahi lagi oleh anaknya dan begitu seterusnya."

 

Saga bergeming. Sungguh dia tidak mengerti akan hal ini. Namun, keinginannya untuk lekas punya anak sudah tidak bisa terbendung lagi.

 

"Jika kamu tulus ingin membantu, tolong pinjamkan aku uang tanpa syarat," tutur Nayra terlihat kalem.

 

Hati Saga mencelos. Sungguh dia tergugah melihat kepedihan Nayra. Namun, impian ibunya juga tidak bisa ditunda. Saga takut ibunya pergi sebelum dia memberikan cucu untuknya.

 

"Baiklah ...." Saga narik napas untuk memantapkan hati, "akan kunikahi kamu dengan sebaik-baiknya, tanpa ada kontrak," putusnya bertekad.

 

Nayra ternganga.

 

Next

 

Rame komen next kilat

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Samisah Salim
terasa hati ni mcm nk masuk dlm cerita ni...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Menikah Atau Disewa?   5. Nasihat Nenek

    "Baiklah ...." Saga narik napas untuk memantapkan hati, "akan kunikahi kamu dengan sebaik-baiknya, tanpa ada kontrak," putusnya bertekad.Nayra ternganga. "Nikah itu gak untuk main-main, Ga.""Aku serius ingin punya anak, Nay," sahut Saga sambil meraih tangan Nayra. "Dan hanya dari kamu, aku bisa mendapatkannya."Nayra terhenyak. "Dari sekian banyak wanita, kenapa kamu justru memilih aku?" tanya gadis itu penasaran."Karena aku sudah mengenal kamu dengan baik." Lagi-lagi Saga meraih tangan Nayra. Namun, gadis itu menepis. "Kamu wanita yang baik. Dan aku membutuhkan wanita yang baik untuk melahirkan penerusku."Nayra menelisik manik hitam nan tegas itu. Mencoba mencari kebohongan pada mata itu. Nyatanya Nayra hanya melihat kesungguhan di dalamnya."Lalu bagaimana jika nanti cinta tumbuh di antara kita?" Mata Nayra mengerjap pelan, "aku tidak mau pernikahan kita menyakiti is

  • Menikah Atau Disewa?   6. Lamaran Dela

    Mobil Saga menembus keheningan malam. Dalam perjalanan pulang, otak pria itu selalu tertuju pada Nayra. Penolakan demi penolakan yang gadis itu lakukan kian membuat Saga berhasrat untuk menaklukkannya. Saga menggeleng cepat. Dia menampik jika tengah jatuh cinta pada Nayra. Tidak! Saga hanya ingin memiliki anak dan melindungi gadis baik itu. Bagi Saga cintanya tetap tersaji hanya untuk Dela. Sampai kapan pun Dela adalah wanita nomor satu di hatinya setelah sang Ibu. Terlampau besar cintanya pada Dela membuat Saga selalu memanjakan wanita itu. Mobil Saga telah memasuki pekarangan rumah. Matanya memincing kala melihat mobil Dela sudah terparkir rapi di garasi. Tumben. Namun, ia tetap merasa senang juga. Karena tidak akan lagi kesepian. Setengah berlari Saga menaiki anak tangga. Ketika dia membuka pintu, tampak sang istri tengah duduk di depan meja rias. Dela tengah melakukan ritual malamnya, yakni membersihkan wajah untuk kemudian memakai aneka cream yang tidak dipahami oleh Saga. "

  • Menikah Atau Disewa?   7. Syarat Dari Dela

    Usai melamarkan Nayra untuk sang suami, Dela meminta pulang. Wanita itu malas berlama-lama di tempat yang kurang ia minati. Selama dalam perjalanan balik dirinya membisu.Beberapa kali hati kecilnya sangsi, mampu kah ia melihat suaminya membagi cinta. Dela adalah wanita biasa. Wajar jika dia memiliki rasa ketakutan. Namun, ia tidak kuasa mengorbankan karier yang sudah ia rintis bertahun-tahun lamanya.'Aku percaya padaSaga.' Dela mencoba menguatkan hati. Ketika dirinya tengah memindai sang suami, Saga balas menatapnya."Ada apa?" tanya Saga lembut."Enggak." Dela angkat bahu. Dia membuang pandangannya keluar jendela."Kita mampir makan dulu yuk!"Dela menoleh kembali. "Boleh."Saga mengacak pelan rambut sang istri. Dirinya kembali fokus menyetir mobil. Di depan restoran Jepang favorit mereka berhenti.Keduanya makan

  • Menikah Atau Disewa?   8. Make Over

    Keesokan harinya Nayra dan keluarganya chek out dari hotel. Gadis itu dibuat bingung oleh tingkah Saga.Saga bilang akan membawa mereka ke rumah baru yang kemarin mereka lihat. Namun, arah jalanan ini berbeda dengan alamat rumah yang kemarin. Mobil Saga berhenti di sebuah rumah mungil yang letaknya tidak jauh dari kampusnya Davi.Biarpun halamannya tidak terlalu luas, tetapi terlihat asri dan nyaman. Ada beberapa pot bunga menghiasi teras rumah. Bahkan ada ayunan keranjang di ujung halaman."Sekarang inilah tempat tinggal baru kalian," ujar Saga dengan senyum terkembang.Dia merogoh kantong untuk mengambil anak kunci. Lelaki itu mulai membuka rumah asri berlantai satu ini. Tangannya mempersilakan masuk.Nenek, Davi, dan juga Nayra mengedarkan pandangan. Sebuah hunian yang cukup nyaman bagi mereka bertiga. Rumah ini terdiri dari ruang tamu merangkap ruang keluarga, dua buah kamar, dapur mer

  • Menikah Atau Disewa?   9. Malam yang Tertunda

    "Nayra ...." Saga mendesis sakit.Lelaki itu tidak menyangka jika Nayra yang polos ternyata bisa sekejam ini. Walau begitu senyum Saga kembali terkembang. Sikap malu-malu dari Nayra kian membuat Saga menyukainya. Dia benar-benar gemas pada Nayra.Namun, sisi hatinya langsung mengingatkan kalau dia hanya boleh sebatas menyukai saja. Tidak boleh lebih. Karena dia sudah berjanji jika hatinya hanya akan ia berikan untuk Dela seorang.Saga membuang jauh pikiran tentang Nayra tadi. Dirinya gegas menuju bagian pembayaran. Lelaki itu menyerahkan back card-nya pada Mbak kasir. Di sebelahnya Nayra ikut menunggu. Setelah transaksi selesai, keduanya keluar dari rumah mode tersebut tersebut.Ada rasa haru yang menyelinap dada, saat Saga tidak membiarkan Nayra kerepotan menenteng banyak tas. Lelaki itu dengan sigap ikut membantu membawakan barang belanjaan tersebut."Sekarang kita mau ke mana lagi?" tan

  • Menikah Atau Disewa?   10. Pengalaman Pertama

    Nayra menggeliat. Kumandang adzan subuh berhasil membangunkan lelapnya. Mata wanita itu mengerjap perlahan, lalu mengedarkan pandangan. Asing. Ini di mana?Nayra merasa ada yang mengganjal perutnya. Wanita itu menoleh. Seketika dirinya memekik melihat ada seseorang pria yang telah lancang memeluknya."Enggg! Apa sih berisik banget?!" Saga mengerang malas. Lelaki itu berganti posisi. Dari menyamping memeluk Nayra. Berganti tidur terlentang.Nayra ternganga. Bingung kenapa Saga bisa sampai tidur seranjang dengannya. Wanita itu menepuk jidat."Kenapa aku lupa kalo sudah menikah dengan Saga?" Nayra tergeli sendiri.Dia memandang paras teduh pria yang sudah resmi menjadi imamnya itu. Saga masih terlelap pulas. Hidung Saga begitu mancung. Alisnya juga tumbuh dengan tebal.Mendadak dada Nayra terasa berdesir. Entah mengapa tangan wanita itu terdorong ingin mengelus wajah tegas nan menawan tersebut.Baru juga meraba pipi, Saga lekas men

  • Menikah Atau Disewa?   11. Goal

    Nayra terpekik kecil saat tiba-tiba Saga menaruh dagu pada pundaknya."Awas, Mas, aku lagi masak nih," usir Nayra karena merasa sedikit terganggu."Kenapa sih? Kayaknya gak suka banget kalo aku dekat," sungut Saga mundur.Nayra berpaling. Wanita itu mengulum senyum. "Aku kan lagi masak, bau bawang dan bumbu. Nanti baju kantor kamu kena juga deh," tuturnya lembut.Saga mendengkus kecil. Namun, dia tidak memprotes lagi. Karena menikah dengan Nayra membuat dirinya merasakan kebahagiaan. Kenikmatnya berumah tangga yang sesungguhnya.Setiap pagi Saga akan dimanjakan dengan makanan yang sudah dibuat oleh Nayra. Sepuluh tahun menikah, jarang sekali dia merasakan sedapnya makanan rumah. Hanya sesekali dia menikmati olahan asisten rumah tangganya.Dela mana mau membuatkan Saga makanan. Masak saja tidak bisa. Dan yang pasti, wanita itu tidak akan sudi mengorbankan perawatan ku

  • Menikah Atau Disewa?   12. Keegoisan Dela

    Seperti punya alarm alami. Nayra akan terbangun di waktu subuh. Biar pun tertidur malam, tetap saja kupingnya peka terhadap adzan.Bibir Nayra melukis senyum melihat sosok Saga yang tengah terlelap. Lelaki itu masih bertelanjang dada. Dia sendiri sudah mengenakan pakaian.Mengingat kejadian semalam, pipi Nayra memanas. Dia amat malu. Semalam Nayra menangis terisak-isak bak anak kecil ketika Saga berhasil menjebol pertahanannya.Untungnya sang suami teramat pengertian. Saga membujuk Nayra dengan penuh kelembutan. Pria itu juga amat hati-hati saat menyentuh. Memperlakukan Nayra bak porselen.Mengabaikan rasa perih yang mendera area intim, Nayra bangkit. Wanita itu ingin lekas membersihkan badan. Baru dua langkah, dirinya berhenti. Kali ini Nayra harus bisa mengajak Saga sholat bersama.

Bab terbaru

  • Menikah Atau Disewa?   64. Bersatu Memang Indah

    "Nay, kamu masih di situ?" Dela menegur ketika mendapati Nayra terbengong tanpa mau menjawab permintaannya."Eum ... iya, Mbak.""Mau, ya, dateng ke sini? Kasihan Saga dari pagi perutnya belum keisi apa-apa," bujuk Dela serius."Aku izin dulu sama suami ya, Mbak," sahut Nayra sembari melirik ke arah Azriel. Sang suami sendiri mengangkat alis dengan maksud ada apa?"Tapi serius datang lho," ujar Dela setengah memaksa."Insya Allah," balas Nayra kalem, "udah dulu ya, Mbak, aku nerusin makan dulu. Assalamualaikum."Nayra mematikan sambungan telepon begitu Dela menjawab salamnya."Kenapa sih?" Azriel yang penasaran langsung melontarkan pertanyaan."Mas Saga katanya tadi siang pingsan saat presentasi.""Terus?""Mbak Dela bilang dia pengen banget makan bubur ayam buatan aku."

  • Menikah Atau Disewa?   63. Romantisme Nayra-Azriel

    Nayra tengah berkutat dengan wajan dan kompor. Dua jam yang lalu Azriel mengirimkan pesan. Lelaki yang sudah menemani hidupnya selama beberapa bulan ini memintanya untuk membuat spaghetti.Sementara setengah jam yang lalu, Davi sang adik meminta Nayra untuk membuat banyak makanan. Pemuda itu ingin mengenalkan seorang gadis pada kakaknya. Nayra yang antusias tentu sangat senang mendengarnya.Itu berarti Davi sudah bisa move on dari Bela. Dan Bela cukup merasa senang. Karena menurutnya, Bela membawa pengaruh buruk untuk Davi.Nayra ingat sekali, Davi sering meminta uang dalam jumlah yang banyak demi bisa berkencan dengan Bela. Gadis yang katanya paling cantik di kampusnya Davi. Tidak segan-segan Davi menggelapkan uang kuliahnya untuk membelikan Bela sebuah ponsel di hari ulang tahunnya.Puncaknya adalah saat Davi meminjam mobil Ryan saat dating dengan Bela. Davi yang belum mahir berkendara harus menabr

  • Menikah Atau Disewa?   62. Saga Kian Jadi

    Dela menghembus napas mendengar permintaan Saga. Baginya ini terlalu melunjak. Andai sang suami sedang dalam keadaan tidak lemah, dia ingin membentak pria itu keras-keras."Del, aku butuh air teh hangat," pinta Saga kembali mengulang."Harus teh hangat buatan Nayra?" cibir Dela gemas. Dia masih menahan rasa gondoknya."Iya, Del, teh hangat buatan Nayra emang yang paling cocok buat perut aku.""Tapi ini masih pagi banget, Ga," tukas Dela kian keki, "gak ada adab banget kalo tiba-tiba aku suruh Nayra buatin teh untuk kamu. Ingat juga, dia itu istri orang sekarang. Istrinya Azriel. Pemuda yang udah kamu pilih untuk mendampingi hidupnya Nayra." Dela bercerocos panjang saking gemasnya.Saga terdiam mendengar omelan istrinya. "Oke, jika itu memberatkan kalian semua ya sudah ... gak usah saja," putusnya legowo."Ya iyalah kamu harus sadar diri," sela Dela masih senewen, "kalo kam

  • Menikah Atau Disewa?   61. Ngidam Aneh

    "Papa!"Suara cempreng itu terdengar berseru di pintu. Seketika Saga, Adela, dan Nayra menoleh. Tampak berlari si cantik Abrina. Bocah itu menangkap paha Saga. Di belakang sang pengasuh ikut menyusul."Papa," sapa Abrina terlihat semringah.Saga sendiri tidak kalah bahagia. Pria itu gegas membopong Abrina. Dirinya menciumi pipi sang putri dengan gemas. Maklum sudah lebih dari dua minggu keduanya tidak saling bertemu."Bina habis dari mana, Sayang?" tanya Saga lembut. Di sampingnya, Dela ikut mencubit pipi Abrina dengan gemas."Mbak," sahut Abrina seraya menunjuk suster pengasuhnya."Habis dari mini market, Pak. Buat beli susu." Gadis pengasuh itu memberi tahu.Ketika Saga akan berbicara lagi, tiba-tiba perutnya mengeluarkan bunyi. Sepertinya cacing-cacing di dalam sana sedang protes minta jatah makan mereka."Kayaknya Papanya Abrina kelaparan ini," ledek Nayra sedikit menipiskan bibir."Banget, Nay," balas Saga sejujurny

  • Menikah Atau Disewa?   60. Tidak Sadar

    "Pak Saga, nasi gorengnya sudah siap ini," ujar Bik Yati tergopoh-gopoh menghampiri pasangan suami istri itu."Gak, makasih, Bik," tolak Saga pelan.Pria itu bangkit dari duduknya. Ketika Saga hendak mengecup kening Adela, sang istri menahan dadanya."Yakin gak sarapan di rumah?" tanya Adela berusaha membujuk suaminya."Gak, Del, nyium aromanya saja tadi aku udah enek," balas Saga seraya menarik pinggang langsing Dela."Tapi kan Bik Yati sudah selesai masaknya. Udah gak kecium itu bumbu tumisya, Ga," bujuk Adela tidak patah semangat."Tetap saja aroma bumbunya nusuk hidung aku, Del."Adela menghempas napas dengan berat. Dirinya mendepak pelan tubuh sang suami yang sudah menempel padanya."Ya udah, Bik, kamu saja yang temani aku makan pagi," ajak Dela merajuk.Wanita tinggi semampai itu menarik lengan sang asisten rumah tangganya meninggalkan ruang tengah."Del!"Adela tidak menggubris pang

  • Menikah Atau Disewa?   59. Masih Ada Rasa

    Pukul lima pagi, Adela dan Saga baru saja selesai shalat subuh berjamaah. Wanita itu sudah mulai menjalankan perintah Allah. Walau pun masih sering bolong-bolong, setidaknya Dela sudah bersedia menjalankan kewajiban tersebut.Usai sholat berjamaah, Adela membuka lemari. Perempuan itu mengambil kaos serta celana training. Dia ingin jalan santai mengitari kompleks.Sebenarnya Adela sangat menyukai olahraga joging. Namun, entah kenapa akhir-akhir ini dirinya mudah lelah. Baru beberapa meter berlari napas Dela sudah terengah-engah.Usai memakai sneaker, Dela keluar kamar. Sebelum menutup pintu, dia menengok sang suami. Saga tengah tengkurap sembari memeluk guling.Dela mengulum senyum melihat gaya tidur sang suami. Saga sering kali menasihatinya agar jarang tertidur setelah subuh. Selain menghambat rezeki juga bisa menganggu penampilan.Namun, nasihat tinggal nasihat. Saga melupakan semua petu

  • Menikah Atau Disewa?   58. Belah Duren

    "Astaghfirullah hal adzim!"Nayra tersentak. Dia membuka mata. Di bawahnya Azriel pun sama terkagetnya. Para sepupu Azriel juga ikut terbangun. Suara mereka mulai riuh rendah melihat posisi Nayra dan Azriel."Ya Allah, Mbak ... kalo mau 'main' mbok ya lihat tempat," tegur Davi sembari menghembus napas, "masa asal nempel aja di sembarang tempat sih? Emang gak malu sama mereka?" imbuh Davi sambil geleng-geleng saking herannya.Mendengar ocehan Davi, sontak Nayra melepaskan diri. Wanita itu gegas bangkit dari tubuhnya Azriel. Sementara sang suami juga ikut bangun untuk duduk.Wajah keduanya sama-sama merona. Tentu saja mereka jengah. Apalagi sepupu Azriel juga pada menggoda."Ranjang kalian baru dan luas, Mbak. Ngapain milih main di sofa yang sempit gini? Di hadapan bocah-bocah juga." Lagi Davi menggeleng heran saat bercerocos."Kalo ngomong itu dijaga ya, Vi!" balas Na

  • Menikah Atau Disewa?   Bab 57 Drama Malam Pertama

    "Selamat, ya," ucap Saga dengan menyunggingkan senyum."Terima kasih," sahut Azriel pun ikut menipiskan bibir.Saga menjabat tangan Azriel dengan tulus. Walau pun masih ada sedikit rasa cemburu melihat Nayra bersanding dengan pria lain. Namun, saat ini Saga sudah mampu mengontrol diri."Jaga Nayra baik-baik," pinta Saga serius, "dia memang selalu terlihat tenang, dan selalu berusaha untuk tidak merepotkan orang. Tapi percayalah, Nayra sama seperti kebanyakan wanita lainnya. Dia juga suka dipuja dan dimanja," pesan Saga layaknya seorang kakak pada adik kandungnya.Di sebelah Azriel, Nayra hanya mengulum senyum."Terima kasih banyak untuk wejangannya," ucap Azriel balas menjabat tangan Saga dengan erat, "Insya Allah aku akan menjaga Nayra dengan sebaik-baiknya," imbuhnya dengan melirik sekilas ke arah sang istri.Saga melepas jabatan tangannya. "Ya udah aku ke Dela dulu, ya," pamitnya kemudian.Pria itu lantas menyusul sang istri

  • Menikah Atau Disewa?   56. Akhirnya Bersatu

    "Sebenarnya aku juga sayang sama kamu, El," ungkapnya tersedu. "Balik ... El!" ratapnya pilu.Suara pengumuman keberangkatan pesawat terbang tujuan Jakarta-Tokyo bergema. Tubuh Nayra terasa lemas. Sungguh ia menyesal.Puas menangis Nayra memutuskan untuk pulang."Nayra!"Langkah Nayra terhenti. Wanita itu langsung balik badan. Sosok Azriel dengan kaca mata hitam melambai padanya. Wanita itu membeku.Takut salah penglihatan, Nayra mengusap air matanya. Benar. Sosok Azriel memang nyata sedang menatapnya.Di ujung sana, Azriel sendiri melepas kacamata hitamnya. Pemuda itu mengangguk saat Nayra memindainya tidak percaya. Bagai ada yang menggerakkan, Azriel merentangkan kedua tangannya.Sementara Nayra, entah apa yang merasuki pikirannya. Dengan mengabaikan rasa malu, wanita itu melangkah maju. Lalu mempercepat langkah, kemudian berlari kencang untuk menghambur

DMCA.com Protection Status