Hari ini adalah hari di mana putusan cerai yang seharusnya di hadiri Nathaniel dan Gladys sebagai pihak tergugat dan penggugat. Namun karena Nathaniel masih tak sadarkan diri membuat semua proses ketuk palu berjalan dengan sangat lancar tanpa kendala apapun. "Selamat Glad," Valdo membuka kedua tangannya untuk memeluk Gladys. Gladys tersenyum tipis, lalu membalas pelukan itu dengan bahagia, Namun kebahagiaan nya itu seolah terganjal dengan rasa tidak nyaman di dalam hatinya entah karena apa. "Ayo kita pulang." Ajak Valdo, lalu pria itu merangkul Bahu Gladys untuk menuntunnya keluar dari ruang sidang. Tanpa keduanya sadari, Nia yang juga ada di ruangan nampak menatap kepergian keduanya dengan sorot mata tak terbaca. Wanita yang berbahaya memiliki Skandal tersembunyi dengan Revaldo Mahendra itu nampak tersenyum kecut saat melihat bagaimana Valdo memperlakukan Gladys dengan baik. "Dasar pria tidak punya hati, bagaimana bisa dirinya bahagia di atas penderitaan sahabatnya s
"Bagaimana ini? bagaimana bisa Nathaniel lupa ingatan?" Gumam Nyonya Naira sembari berjalan kesana kemari dengan wajah tegang. "Sama halnya dengan kepercayaan diri Mommy kemarin, Mommy bilang Gladys akan bertahan dalam pernikahan ini. tapi mana buktinya? Hari ini mereka resmi bercerai kan?" Nia mulai protes dan tidak mau sang Mommy kembali membuat rencana yang tidak-tidak untuk kehidupan Putranya, Maka dari itu ia berusaha untuk menyadarkan sang Mommy agar tidak kembali menerka-nerka masa depan mereka. "Ck, Mana mommy tau jika di belakang Gladys, ada sosok lain yang selalu mendorongnya untuk berpisah dari Nathaniel!" Ucap Nyonya Naira yang kini duduk di samping sang Putri, sembari menyandarkan kepalanya ke dinding. "Mommy tau dari mana?" Nia Kini mengubah posisinya miring untuk menatap ke arah sang Mommy. "Yuda yang mengatakannya, Yuda bilang jika selama ini ada orang yang melindungi Gladys! Tapi Mommy tidak menduga jika hingga detik ini, sosok itu masih setia berdiri d
"Kak, kau sudah sembuh!!" Clara berlari menghampiri Nathan dan ingin memeluknya. Namun tiba-tiba pria itu menghindar hingga membuat Clara hampir terjerembab ke dalam toilet. "Loh, kak, kakak di mana?" Wanita itu menoleh ke sana kemari mencari keberadaan Nathaniel yang kini berdiri di belakang tubuhnya. Nathan menepuk punggung Wanita itu perlahan hingga membuat Clara Reflek menoleh ke arahnya. "Astaga, " Gumam Wanita itu sembari menghela nafasnya perlahan. Kening Nathan mengkerut saat menatap sosok wanita asing yang ada di hadapannya saat ini. "Siapa lagi dia?" Gumamnya sembari melipat kedua tangannya di depan dada, Matanya masih menelisik berharap ia bisa mengingat sesuatu tentang Clara, namun agaknya hal itu hanya sia-sia karena ia sama sekali tak ingat apapun. Clara menelisik Tubuhnya sendiri, berharap tidak ada sesuatu yang aneh pada dirinya yang membuat Nathaniel bersikap demikian padanya. "Kak, kau kenapa?" Ucapnya sembari berusaha untuk menyentuh pria itu, Namun u
Di lain tempat, Nyonya Naira dan Tuan Aiden tengah berusaha untuk menemui Gladys, Wanita itu begitu sulit di hubungi setelah bercerai dengan Putranya beberapa hari yang lalu. "Mom" Sapa Gladys yang baru saja tiba. Melihat kedatangan Gladys, Awalnya Nyonya Naira tersenyum bahagia karena mantan menantunya itu masih mau menemuinya setelah apa yang sang putra perbuat padanya. "Mana cucu Mommy?" Wajah Nyonya Naira Berubah muram saat menyadari Gladys datang sendirian tanpa mengajak cucunya. "Maaf mom, tapi Brian harus sekolah." Bohong Gladys tak ingin menyakiti Hati Aunty Naira dan Uncle Aiden karena ia sengaja tidak mengajak sang putra. Ia tidak ingin putranya terlalu dekat dengan keluarga Collins, karena sebentar lagi mereka akan kembali ke Amerika dan menetap di sana. Ia tidak ingin sang Putra mengenal keluarganya dan ingin hidup nyaman seperti dulu, sebelum keluarga Collins mengetahui keberadaannya. "Oh baiklah, Tapi apakah kau tidak ada rencana memperkenalkan Brian pa
Empat jam kemudian akhirnya Gladys terbangun dari tidurnya, Wanita itu meringis sembari memegangi kepala nya yang terasa begitu pusing setelah jatuh tak sadarkan diri saat bertemu dengan mantan mertuanya. "Glad," Seru Nathan yang sejak tadi setia menunggu Gladys siuman. Wajah Pria itu nampak berbinar saat melihat istrinya sudah sadar, Tadi ia begitu khawatir dengan keadaan Gladys, karena mengira terjadi sesuatu pada kehamilannya. Ya, ingatan Nathaniel seolah kembali pada kejadian empat tahun yang lalu, di mana saat itu Gladys tengah menyembunyikan kehamilannya. pria itu begitu menyesal karena sudah memperlakukan istrinya dengan tidak baik dan berjanji akan berubah setelah ini. Wanita itu berusaha bangkit, Namun kini tubuhnya membeku karena tiba-tiba saja Nathaniel langsung memeluknya. "Maaf Glad, Maafkan aku! tolong jangan pergi lagi, aku menyesal glad! aku janji akan berubah dan belajar mencintaimu, ko mohon jangan pergi lagi. kasihan bayi kita." Ucapnya tergugu sembari m
Dua hari kemudian, setelah memutuskan untuk membatu keluarganya membuat Nathan perlahan mengingat kembali memorinya, Gladys kembali berpura-pura menjadi istri Nathaniel seperti semula. Bahkan ia ikut pulang ke Rumah mereka yang dulu sempat mereka tempati saat masih terikat, karena Nathaniel meminta pulang kesana. Gladys bahkan mengesampingkan perasaan Valdo yang terus mencegah nya karena ia pikir Niatnya hanya membantu, mau bagaimana pun hubungan Tuan Aiden dan Tuan Nando adalah saudara sepupu jadi apa salahnya untuk saling membantu meskipun hubungan pernikahan mereka sudah di katakan berpisah. "Glad" Panggil Valdo, Sesaat setelah turun dari Mobilnya. Pria itu baru saja sampai untuk mengunjungi Gladys dan Putranya. Susah menjadi kebiasaan Valdo jika setiap weekend ia akan mengajak Gladys dan Brian liburan bersama. Pria itu menatap koper besar yang di seret Gladys ke arah Mobilnya yang Bagasi mobilnya sudah terbuka. "Kau mau kemana Glad?" Valdo bingung, Setau nya wanita itu ti
bukan hanya Valdo, Clara pun juga merasakan kepedihan yang sama. Lagi-lagi wanita itu di usir dari kediaman Collins saat ingin menemui Nathaniel, padahal ia merasa lebih berhak datang ketimbang Gladys. Ia berfikir Jika Gladys mengambil untung untuk kembali merebut posisinya setelah Nathan mengalami Amnesia. "Hei, lepaskan aku! Aku ingin masuk." Clara berteriak, memaki pada dua penjaga kediaman Collins, yang sejak tadi mengusirnya. "Anda tidak di ijinkan berada di lingkungan ini, jadi anda harus pergi!" "Tidak bisa, siapa kalian berani memerintahku. Turunkan aku!" Clara terus berteriak seperti orang yang tengah kesetanan karena ucapannya sama sekali tidak di gubris oleh dua orang itu. Bahkan karena tidak sabaran dua pria penjaga itu sampai mengangkat Clara agar mau keluar dari halaman kediaman Collins, karena sejak tadi ia terus melakukan perlawanan untuk bisa menerobos masuk. Sejak pagi wanita itu terus membuat ulah, namun tak ada satupun orang dari keluarga Collins m
PLAK "Glad" Panggil Nathan saat melihat dengan jelas bagai bagaimana Clara ingin menamparnya, namun ia terlambat karena Tamparan itu lebih dulu mendarat pada pipi Gladys, hingga wanita malang itu terjerembab ke atas tanah. Sedangkan Clara, Wanita itu di buat terkejut hingga langsung menoleh ke arah Nathan, yang kini tengah berlari ke arah mereka. "Kak.. " Sapa Clara dengan senyum bahagia karena Nathan akhirnya muncul di hadapannya setelah hampir satu jam menunggu di luar Namun senyum yang sejak tadi menghiasi wajahnya hilang seketika berganti dengan amarah, saat melihat Nathan datang menghampiri Gladys yang masih terduduk di tempatnya semula. Pria itu dengan telaten membantu Gladys berdiri hingga membersihkan bajunya yang kotor terkena debu setelah terjatuh. Clara, yang sudah di kuasai emosi tentu tak terima dan berusaha untuk menarik Nathan menjauh dari Gladys. "Menjauh lah dari Calon suamiku!" Bentaknya dengan tatapan nyalang di penuhi emosi. Namun Nathan tak tinggal
Setelah kejadian di ruang rawat Valdo, Gladys mengajak Nathan untuk menemui anak mereka di apartemen yang ia sembunyikan selama ini. "Ini gedungnya?" Nathan mendongakkan kepalanya untuk melihat gedung pencakar langit yang ada di hadapannya. sejenak ia takjub, Valdo benar-benar memperlakukan Gladys dan putranya begitu baik. Bahkan ia saja malu, ia yang merupakan ayah kandung Brian bahkan tidak menyadari keberadaan putranya selama ini. Pantas saja Valdo nampak begitu marah padanya, bahkan mengancam akan kembali memisahkan mereka jika sampai ia berani menyakiti Gladys dan putra mereka. "Ayo masuk!" Entah sejak kapan Gladys, keluar dari mobilnya, yang jelas Nathan melihat adik sepupunya itu sudah berjalan menjauh dari mobilnya. "Glad, tunggu!!" Nathan berteriak, mengejar langkah kaki Gladys sembari mempersiapkan hati bertemu dengan sang putra, untuk pertama kalinya dalam keadaan sadar. Mengingat pertama kali mereka bertemu, ia tak mengenali jika Brian kecil adala
Tanpa keduannya sadari, Nathan ternyata berada di ambang pintu dan mendengar semua yang mereka bicarakan tadi. Meskipun sesak, ia yakin inilah saatnya ia menjelaskan semuanya kepada Gladys dan juga semua orang yang mempercayai kisahnya yang hilang ingatan. Ceklek Mendengar pintu di buka, Valdo reflek melihat ke arah pintu sementara Gladys, langsung mengangkat kepalanya lalu menoleh ke arah sumber suara. Pada saat yang bersamaan masuklah Nathan dari arah pintu dengan ekspresi wajah tengang. "Apa aku mengganggu? jika iya, aku akan pergi!" Ucap Nathan tak enak hati sudah mengganggu kebersamaan Gladys dan Valdo, Meskipun ia memiliki tujuan untuk menjelaskan kesalah pahaman dan kebohongannya selama ini, ia tak boleh egois untuk memaksakan keinginannya. "Tidak perlu dan kemarilah!" Pinta Valdo, sembari menggerakkan jari telunjuknya untuk meminta Nathan mendekat padanya. Melihat itu, Nathan melangkah mendekat meskipun hal itu malah membuat Gladys memalingkan muka tak ku
Setelah dua hari, Clara juga terbangun dari koma. wanita itu begitu terkejut saat mendapati kakinya tak dapat di gerakan sama sekali. apalagi kedua tangannya ternyata di borgol sehingga membuatnya semakin kesulitan untuk bergerak. "Tidak, Kenapa kakiku? kenapa aku di borgol?" Teriakan Clara membuat tuan Nando dan Nyonya Juita berlari masuk ke dalam ruang rawat Clara. Dan hal itu membuat Clara sempat shock hingga menghentikan tingkahnya. "Mom, Dad," Gumamnya sembari menahan tangis. sudah hampir enam tahun, Clara tak melihay kedua orang tuannya begitu pula tuan Nando dan Nyonya Juita, yang sudah begitu lama tidak melihat Clara setelah kejadian pengusiran enam tahun yang lalu. Di mana putri angkat mereka itu sudah bertindak di luar batas hanya demi memenuhi ambisinya. Clara yang ketahuan ingin meracuni kakaknya sendiri agar batal menikahi tunangannya yang tidak lain adalah Nathaniel, yang merupakan kakak sepupu mereka sendiri. Opsesi Clara terhadap Nathan membuatnya teru
Mendengar namanya di panggil, Gladys langsung menoleh ke arah Nicholas sama halnya dengan Nathan. Meskipun cukup terkejut dengan kemunculan Nicholas, namun Gladys bisa bernafas dengan lega karena lampu di atas ruang operasi berubah warna menjadi hijau. dan itu artinya jika operasi sudah berjalan dengan lancar. Gladys yang tak sabar menunggu Nicholas berjalan mendekat, Akhirnya memutuskan untuk ikut berjalan menuju Nicholas, hingga Akhirnya keduanya berdiri saling berhadapan dengan canggung. "Nick, bagaimana keadaan Kak Valdo?" Wajah Gladys memancarkan Aura kesedihan yang mendalam sehingga membuat Nicholas begitu Khawatir. "Nona, apa anda baik-baik saja?" Tanya nya sembari menelisik tubuh Gladys dari ujung kaki hingga ujung kepala. "Apa maksudmu? Tentu saja Aku baik-baik saja." Sembari menjawab pertanyaan Nicholas, Gladys ikut menelisik tubuhnya sendiri seperti hal yang di lakukan Nicholas barusan. Namun entah kenapa Nicholas merasa jika Gladys tengah tak baik-baik sa
Gladys sempat membeku, meskipun dalam keadaan yang tidak baik-baik saja.. Namun telinga dan otaknya masih begitu peka mendengar setiap kalimat yang di lontarkan Yuda. "kau bilang apa tadi? coba ulangi!!" Perintah Gladys sembari bangkit dari kursinya dan kini sudah melangkah mendekati Yuda yang terkejut dengan keberadaan nya di sana. "Tuan," Gumam Yuda seolah membeku di tempatnya berdiri saat ini. "Mom," Panggil Brian. Dan panggilan itu sukses membuat Gladys kembali berbalik, lalu duduk berjongkok di depan sang putra dengan membelai kepalanya. "Sayang, Brian pulang dulu sama Aunty Tiara Ya!!" Ucapnya sembari melirik ke arah Tiara yang berdiri tak jauh darinya. "Tapi Mom, Brian ingin melihat ayah." Ucap bocah kecil itu sembari menahan tangis. "Nanti jika Ayah sudah siuman, Mom janji akan meminta Aunty Tiara dan Uncle Nicholas untuk membawa Brian ke mari! jadi, lebih baik Brian pulang dan beristirahat di apartemen saja ya!!" Setelah mengatakan itu, Gladys mencium k
"Brian," Teriak Gladys hingga membuat fokus Valdo teralihkan. Namun siapa sangka, Clara tiba-tiba menghujamkan sebuah belati tepat mengenai perut Valdo yang berakibat tumbangnya tubuh sang dokter ke atas tanah. Bruk Tubuh Valdo jatuh dengan bersimbah darah, sementara Clara yang tadinya di kira pingsan ternyata hanya berpura-pura agar Valdo lengah. "Ayah, " Brian berteriak memanggil Valdo. "Valdo," Sementara Nathan dan Gladys Nathan berteriak memanggil Valdo agar menghindar, namun sayangnya Clara lebih dulu menyerangnya hingga pria bertubuh tegap itu tak sempat menghindar. Nathan Memutuskan untuk berlari menuju ke arah Valdo, dan karena itu pula Clara yang terlanjur panik akhirnya memutuskan untuk kabur. Nicholas pun melakukan hal yang sama. Namun sebelumnya, ia memberikan Brian kepada ibunya agar lebih aman. "Nicho, selamatkan Valdo!!" Pinta Gladys dengan tangan memohon. Sementara Valdo hanya bisa menganggukkan kepalanya dan akan berusaha sebisa mungkin untuk
"Lepaskan dia!" Valdo berteriak membentak Clara yang sedang berusaha untuk menangkap Brian. Bocah itu menangis ketakutan sementara Clara terus berusaha untuk menariknya masuk ke dalam Mobil. Melihat itu, Valdo langsung bergegas mendekat demi bisa menyelamatkan Brian dari wanita gila seperti Clara. sementara Gladys, wanita itu baru saja keliat dari ruang kerjanya setelah melakukan meeting dengan beberapa Client yang ingin memakai jasa desainnya untuk di kenakan pada acara special mereka. "Nona," Tiara berteriak, sembari berjalan cepat ke arah Gladys. Hal itu membuat Gladys sedikit heran, mengingat wajah Tiara yang di landa kepanikan. "Ara, ada apa?" Tanya Gladys sesampainya Tiara di dekatnya. Sementara Tiara, Wanita tengah berusaha untuk menetralkan nafasnya karena terlalu panik. Melihat itu, Gladys tentu saja tidak tinggal diam dan memilih menggiring Tiara untuk masuk ke ruangannya dan mengambilkannya minuman terlebih dahulu. "Minum lah!" Ucap Gladys sembari ik
Nathan yang baru keluar dari toilet, memutuskan untuk berjalan mendekati Gladys yang masih terduduk di atas Ranjang dengan wajah Shock. "Kak, kau masih di sini? tumben." Celetukan keceplosan. Namun agaknya Gladys tak berniat meralat ucapannya karena merasa jika yang ia katakan memang lah benar, dulu Nathaniel selalu meninggal kan dirinya seusai bercinta. jadi, hal ini adalah hal langka yang baru pertama kalinya di lakukan oleh sang mantan suami setelah pernikahan mereka. Namun sayangnya hal itu terjadi setelah mereka berpisah, hingga Gladys tak bisa berbuat apa-apa jika sampai ingatan Nathan pulih sehingga melupakan memori tentangnya saat ini. "Kenapa? aku suamimu, kenapa kau bicara seperti itu?" Nathan duduk di bibir ranjang, Sehingga tatapan keduanya kini bertemu. Hati Gladys bergetar mendengar ucapan itu keluar dari bibir Nathan, ingin sekali ia berteriak jika mereka sudah bukan pasangan suami istri lagi. namun, Ia tak punya cukup keberanian untuk mengambil resiko
"Glad" Panggil Nathan, saat Gladys baru saja masuk ke dalam rumah mereka. "Ya" Jawab Gladys acuh tak acuh. "Apa kau baik-baik saja?" Tanyanya sembari memegang bahu Gladys, lalu menelisik tubuh sang istri dari ujung kaki hingga ujung kepala, pria itu memastikan jika keadaan wanita itu baik-baik saja. "Aku baik-baik saja kak, jangan khawatir. Maaf, aku harus ke kamar!" Ucap Gladys, sembari menepis tangan Nathan dari bahunya. "Tapi Glad, Kata Tiara, tadi Clara datang ke butikmu. sebenarnya apa yang ia lakukan di sana?" Deg Gladys, langsung menghentikan langkahnya karena terkejut. bukan terkejut karena Nathan tau jika Clara datang ke butiknya? namun terkejut karena Nathan menanyakan apa tujuan Clara datang ke butiknya. apakah itu berarti Nathaniel, sudah mengingat siapa Clara? Gladys, langsung berbalik kembali menatap ke arah Nathan dengan ekspresi wajah curiga. "Kak tau soal Clara?" Deg Kini giliran Nathan yang terkejut mendengar pertanyaan dari Gladys, pria itu b