Gladys akhirnya keluar dari ruangan itu dengan pandangan kosong Seolah ada beban berat yang tengah ia tanggung. "Bagaimana ini? haruskah aku tetap melanjutkan perceraian kami?" Muncul keraguan di dalam hati Gladys, apalagi melihat kondisi Nathaniel yang seakan koma membuatnya tidak tega menambah beban mental keluarga Collins Haditama. Di tengah-tengah lamunannya, Ponsel Gladys tiba-tiba berdering dan ia pun langsung berusaha untuk menggapai ponsel itu dari dalam tasnya. Terpampang jelas nama Valdo di sana, Pria itu ternyata sudah berada di halaman rumah sakit untuk menjemput dirinya. Padahal Valdo sendiri baru saja tiba di Surabaya, namun agaknya pria itu tak mau membuang-buang waktu untuk segera menjemput wanitanya setelah mendapat kabar jika Gladys tengah berada di rumah sakit internasional. Setelah Panggilan itu di jawab, Valdo langsung mencecar Gladys dengan banyak pertanyaan. "Kau di mana? aku sudah kembali, ayo kita pulang ke apartemen sekarang! Aku sudah berada di lu
Hari ini adalah hari di mana putusan cerai yang seharusnya di hadiri Nathaniel dan Gladys sebagai pihak tergugat dan penggugat. Namun karena Nathaniel masih tak sadarkan diri membuat semua proses ketuk palu berjalan dengan sangat lancar tanpa kendala apapun. "Selamat Glad," Valdo membuka kedua tangannya untuk memeluk Gladys. Gladys tersenyum tipis, lalu membalas pelukan itu dengan bahagia, Namun kebahagiaan nya itu seolah terganjal dengan rasa tidak nyaman di dalam hatinya entah karena apa. "Ayo kita pulang." Ajak Valdo, lalu pria itu merangkul Bahu Gladys untuk menuntunnya keluar dari ruang sidang. Tanpa keduanya sadari, Nia yang juga ada di ruangan nampak menatap kepergian keduanya dengan sorot mata tak terbaca. Wanita yang berbahaya memiliki Skandal tersembunyi dengan Revaldo Mahendra itu nampak tersenyum kecut saat melihat bagaimana Valdo memperlakukan Gladys dengan baik. "Dasar pria tidak punya hati, bagaimana bisa dirinya bahagia di atas penderitaan sahabatnya s
"Bagaimana ini? bagaimana bisa Nathaniel lupa ingatan?" Gumam Nyonya Naira sembari berjalan kesana kemari dengan wajah tegang. "Sama halnya dengan kepercayaan diri Mommy kemarin, Mommy bilang Gladys akan bertahan dalam pernikahan ini. tapi mana buktinya? Hari ini mereka resmi bercerai kan?" Nia mulai protes dan tidak mau sang Mommy kembali membuat rencana yang tidak-tidak untuk kehidupan Putranya, Maka dari itu ia berusaha untuk menyadarkan sang Mommy agar tidak kembali menerka-nerka masa depan mereka. "Ck, Mana mommy tau jika di belakang Gladys, ada sosok lain yang selalu mendorongnya untuk berpisah dari Nathaniel!" Ucap Nyonya Naira yang kini duduk di samping sang Putri, sembari menyandarkan kepalanya ke dinding. "Mommy tau dari mana?" Nia Kini mengubah posisinya miring untuk menatap ke arah sang Mommy. "Yuda yang mengatakannya, Yuda bilang jika selama ini ada orang yang melindungi Gladys! Tapi Mommy tidak menduga jika hingga detik ini, sosok itu masih setia berdiri d
"Kak, kau sudah sembuh!!" Clara berlari menghampiri Nathan dan ingin memeluknya. Namun tiba-tiba pria itu menghindar hingga membuat Clara hampir terjerembab ke dalam toilet. "Loh, kak, kakak di mana?" Wanita itu menoleh ke sana kemari mencari keberadaan Nathaniel yang kini berdiri di belakang tubuhnya. Nathan menepuk punggung Wanita itu perlahan hingga membuat Clara Reflek menoleh ke arahnya. "Astaga, " Gumam Wanita itu sembari menghela nafasnya perlahan. Kening Nathan mengkerut saat menatap sosok wanita asing yang ada di hadapannya saat ini. "Siapa lagi dia?" Gumamnya sembari melipat kedua tangannya di depan dada, Matanya masih menelisik berharap ia bisa mengingat sesuatu tentang Clara, namun agaknya hal itu hanya sia-sia karena ia sama sekali tak ingat apapun. Clara menelisik Tubuhnya sendiri, berharap tidak ada sesuatu yang aneh pada dirinya yang membuat Nathaniel bersikap demikian padanya. "Kak, kau kenapa?" Ucapnya sembari berusaha untuk menyentuh pria itu, Namun u
Di lain tempat, Nyonya Naira dan Tuan Aiden tengah berusaha untuk menemui Gladys, Wanita itu begitu sulit di hubungi setelah bercerai dengan Putranya beberapa hari yang lalu. "Mom" Sapa Gladys yang baru saja tiba. Melihat kedatangan Gladys, Awalnya Nyonya Naira tersenyum bahagia karena mantan menantunya itu masih mau menemuinya setelah apa yang sang putra perbuat padanya. "Mana cucu Mommy?" Wajah Nyonya Naira Berubah muram saat menyadari Gladys datang sendirian tanpa mengajak cucunya. "Maaf mom, tapi Brian harus sekolah." Bohong Gladys tak ingin menyakiti Hati Aunty Naira dan Uncle Aiden karena ia sengaja tidak mengajak sang putra. Ia tidak ingin putranya terlalu dekat dengan keluarga Collins, karena sebentar lagi mereka akan kembali ke Amerika dan menetap di sana. Ia tidak ingin sang Putra mengenal keluarganya dan ingin hidup nyaman seperti dulu, sebelum keluarga Collins mengetahui keberadaannya. "Oh baiklah, Tapi apakah kau tidak ada rencana memperkenalkan Brian pa
Empat jam kemudian akhirnya Gladys terbangun dari tidurnya, Wanita itu meringis sembari memegangi kepala nya yang terasa begitu pusing setelah jatuh tak sadarkan diri saat bertemu dengan mantan mertuanya. "Glad," Seru Nathan yang sejak tadi setia menunggu Gladys siuman. Wajah Pria itu nampak berbinar saat melihat istrinya sudah sadar, Tadi ia begitu khawatir dengan keadaan Gladys, karena mengira terjadi sesuatu pada kehamilannya. Ya, ingatan Nathaniel seolah kembali pada kejadian empat tahun yang lalu, di mana saat itu Gladys tengah menyembunyikan kehamilannya. pria itu begitu menyesal karena sudah memperlakukan istrinya dengan tidak baik dan berjanji akan berubah setelah ini. Wanita itu berusaha bangkit, Namun kini tubuhnya membeku karena tiba-tiba saja Nathaniel langsung memeluknya. "Maaf Glad, Maafkan aku! tolong jangan pergi lagi, aku menyesal glad! aku janji akan berubah dan belajar mencintaimu, ko mohon jangan pergi lagi. kasihan bayi kita." Ucapnya tergugu sembari m
Dua hari kemudian, setelah memutuskan untuk membatu keluarganya membuat Nathan perlahan mengingat kembali memorinya, Gladys kembali berpura-pura menjadi istri Nathaniel seperti semula. Bahkan ia ikut pulang ke Rumah mereka yang dulu sempat mereka tempati saat masih terikat, karena Nathaniel meminta pulang kesana. Gladys bahkan mengesampingkan perasaan Valdo yang terus mencegah nya karena ia pikir Niatnya hanya membantu, mau bagaimana pun hubungan Tuan Aiden dan Tuan Nando adalah saudara sepupu jadi apa salahnya untuk saling membantu meskipun hubungan pernikahan mereka sudah di katakan berpisah. "Glad" Panggil Valdo, Sesaat setelah turun dari Mobilnya. Pria itu baru saja sampai untuk mengunjungi Gladys dan Putranya. Susah menjadi kebiasaan Valdo jika setiap weekend ia akan mengajak Gladys dan Brian liburan bersama. Pria itu menatap koper besar yang di seret Gladys ke arah Mobilnya yang Bagasi mobilnya sudah terbuka. "Kau mau kemana Glad?" Valdo bingung, Setau nya wanita itu ti
bukan hanya Valdo, Clara pun juga merasakan kepedihan yang sama. Lagi-lagi wanita itu di usir dari kediaman Collins saat ingin menemui Nathaniel, padahal ia merasa lebih berhak datang ketimbang Gladys. Ia berfikir Jika Gladys mengambil untung untuk kembali merebut posisinya setelah Nathan mengalami Amnesia. "Hei, lepaskan aku! Aku ingin masuk." Clara berteriak, memaki pada dua penjaga kediaman Collins, yang sejak tadi mengusirnya. "Anda tidak di ijinkan berada di lingkungan ini, jadi anda harus pergi!" "Tidak bisa, siapa kalian berani memerintahku. Turunkan aku!" Clara terus berteriak seperti orang yang tengah kesetanan karena ucapannya sama sekali tidak di gubris oleh dua orang itu. Bahkan karena tidak sabaran dua pria penjaga itu sampai mengangkat Clara agar mau keluar dari halaman kediaman Collins, karena sejak tadi ia terus melakukan perlawanan untuk bisa menerobos masuk. Sejak pagi wanita itu terus membuat ulah, namun tak ada satupun orang dari keluarga Collins m