PLAK "Glad" Panggil Nathan saat melihat dengan jelas bagai bagaimana Clara ingin menamparnya, namun ia terlambat karena Tamparan itu lebih dulu mendarat pada pipi Gladys, hingga wanita malang itu terjerembab ke atas tanah. Sedangkan Clara, Wanita itu di buat terkejut hingga langsung menoleh ke arah Nathan, yang kini tengah berlari ke arah mereka. "Kak.. " Sapa Clara dengan senyum bahagia karena Nathan akhirnya muncul di hadapannya setelah hampir satu jam menunggu di luar Namun senyum yang sejak tadi menghiasi wajahnya hilang seketika berganti dengan amarah, saat melihat Nathan datang menghampiri Gladys yang masih terduduk di tempatnya semula. Pria itu dengan telaten membantu Gladys berdiri hingga membersihkan bajunya yang kotor terkena debu setelah terjatuh. Clara, yang sudah di kuasai emosi tentu tak terima dan berusaha untuk menarik Nathan menjauh dari Gladys. "Menjauh lah dari Calon suamiku!" Bentaknya dengan tatapan nyalang di penuhi emosi. Namun Nathan tak tinggal
Keesokan harinya, Berita tentang tindak tanduk Clara sudah tersebar di mana-mana. Pihak management Clara berusaha untuk menghubungi Model dan aktris mereka itu, namun sepertinya yang mereka hubungi tengah asik dengan dunia nyata sendiri hingga tidak menyadari jika berita tentangnya sudah menggemparkan jagat Maya dan pertelevisian. Tok Tok Tok "Auhhhhhh" Leguhan Clara, terasa berat mana kala ia baru terbangun dari tidurnya. Dini hari, Ia baru saja pulang dari club malam itupun setelah managernya datang untuk menjemputnya. Jika saja managernya tidak meluangkan waktu menjemputnya, bisa jadi Clara sudah berakhir di ranjang bersama seorang pria asing yang memakai jasanya yang menjadi wanita bayaran para kaum elit di kala senggang. Ting Ting Ting Ting Yeaaaa, Brisik." Clara berteriak sembari menendang Selimut yang menutupi tubuhnya. Wanita itu lalu turun dari ranjangnya dengan sempoyongan, Tanganya berusaha terus menyangga kepalanya yang masih terasa pusing untuk segera me
Clara benar-benar mengabaikan peringatan dari managernya, Wanita itu keluar apartemen nya begitu saja tanpa mau memperdulikan teriakan Bony yang terus berusaha meyakinkannya jika ia harus bersembunyi terlebih dahulu. "Ck. dasar manager tidak bisa di andalkan, tidak masalah di pecat jika sebentar lagi aku akan menjadi istri dari pewaris utama perusahaan Collins. Corp dan rumah sakit internasional Haditama. tidak perlu bekerja pun aku sudah jadi nyonya!" Gumamnya sembari asik mengemudi. Sesampainya di sebuah Mall, Clara berniat untuk mengambil gaun pengantin pesanannya. Wanita itu melangkah masuk dengan penuh percaya diri, namun saat itu pula ia merasakan keanehan tatapan orang-orang kepadanya. Tatapan yang biasanya penuh damba, kini berubah menjadi tatapan mencemooh serta mencibir kepadanya. Jelas hal itu membuat Clara kebingungan, awalnya ia sempat masa bodoh karena mungkin saja mereka adalah Haters nya. namun lama-lama ia merasa risih juga karena banyak orang yang ia lewati na
Gladys menatap datar ke arah Clara, Begitu juga sebaliknya, Clara nampak menatap nya dengan tatapan yang berbeda saat ini. Tatapan yang membuat Tiara mulai curiga dan apa yang sebenarnya terjadi. Karena tak mau kecolongan, Tiara segera pamit undur diri untuk segera mengabari Tuan Valdo jika saat ini Clara datang ke Butik mereka. "kak, bisakah kita bicara?" Deg Mendengar itu, Tiara yang ingin melangkah keluar di buat terkejut sampai-sampai menghentikan langkah, lalu menoleh kembali ke arah Clara. Agaknya Tiara berniat mengurungkan Niatnya untuk pergi karena berniat untuk berjaga-jaga tentang apa yang akan di lakukan adik angkat Nona Gladys itu. Tak hanya Tiara, Gladys pun sebenarnya juga terkejut Hanya saja ia memilih bersikap tenang karena ingin tau apa yang sebenarnya di rencanakan adiknya itu saat ini. Clara melangkah maju dengan meremas kedua tangannya. "kak, ini aku, adikmu!" Bibir Gladys melengkung seolah ia tau jika sebentar lagi drama akan segera di mulai, Jelas
Clara melihat posisinya dan posisi Gladys duduk saat ini. Lalu ia melihat pakaian dan perhiasan yang di pakai Gladys yang menurutnya sangat mewah. Clara seketika tersadar jika saat ini Gladys berada jauh di atasnya meskipun statusnya sudah bukan lagi Menantu Collins, namun ia masih menjadi putri kesayangan keluarga Hadiadmaja. keluarga yang dulu pernah merawatnya seperti anak mereka sendiri, sebelum ia di depak karena berseteru dengan kakak angkatnya yang merupakan tunangan dari pria yang sangat di cintainya. "Kau pasti bahagia bisa merasakan menjadi Nyonya Nathaniel Collins. tapi seperti yang kau tau, Aku akan mengantikan posisimu menjadi Nyonya di kediaman Collins saat kak Nathaniel sembuh nanti. Jadi, bisakah kau mengembalikannya padaku! Tempat yang pernah kau rebut itu." Raut wajahnya Clara berubah menjadi tidak senang, hingga sulit untuk di tutupi. bahkan Gladys dapat dengan jelas membaca isi hati dan pikiran adiknya itu pasti tengah mengumpatnya salah ini. Melihat itu,
"Glad" Panggil Nathan, saat Gladys baru saja masuk ke dalam rumah mereka. "Ya" Jawab Gladys acuh tak acuh. "Apa kau baik-baik saja?" Tanyanya sembari memegang bahu Gladys, lalu menelisik tubuh sang istri dari ujung kaki hingga ujung kepala, pria itu memastikan jika keadaan wanita itu baik-baik saja. "Aku baik-baik saja kak, jangan khawatir. Maaf, aku harus ke kamar!" Ucap Gladys, sembari menepis tangan Nathan dari bahunya. "Tapi Glad, Kata Tiara, tadi Clara datang ke butikmu. sebenarnya apa yang ia lakukan di sana?" Deg Gladys, langsung menghentikan langkahnya karena terkejut. bukan terkejut karena Nathan tau jika Clara datang ke butiknya? namun terkejut karena Nathan menanyakan apa tujuan Clara datang ke butiknya. apakah itu berarti Nathaniel, sudah mengingat siapa Clara? Gladys, langsung berbalik kembali menatap ke arah Nathan dengan ekspresi wajah curiga. "Kak tau soal Clara?" Deg Kini giliran Nathan yang terkejut mendengar pertanyaan dari Gladys, pria itu b
Nathan yang baru keluar dari toilet, memutuskan untuk berjalan mendekati Gladys yang masih terduduk di atas Ranjang dengan wajah Shock. "Kak, kau masih di sini? tumben." Celetukan keceplosan. Namun agaknya Gladys tak berniat meralat ucapannya karena merasa jika yang ia katakan memang lah benar, dulu Nathaniel selalu meninggal kan dirinya seusai bercinta. jadi, hal ini adalah hal langka yang baru pertama kalinya di lakukan oleh sang mantan suami setelah pernikahan mereka. Namun sayangnya hal itu terjadi setelah mereka berpisah, hingga Gladys tak bisa berbuat apa-apa jika sampai ingatan Nathan pulih sehingga melupakan memori tentangnya saat ini. "Kenapa? aku suamimu, kenapa kau bicara seperti itu?" Nathan duduk di bibir ranjang, Sehingga tatapan keduanya kini bertemu. Hati Gladys bergetar mendengar ucapan itu keluar dari bibir Nathan, ingin sekali ia berteriak jika mereka sudah bukan pasangan suami istri lagi. namun, Ia tak punya cukup keberanian untuk mengambil resiko
"Lepaskan dia!" Valdo berteriak membentak Clara yang sedang berusaha untuk menangkap Brian. Bocah itu menangis ketakutan sementara Clara terus berusaha untuk menariknya masuk ke dalam Mobil. Melihat itu, Valdo langsung bergegas mendekat demi bisa menyelamatkan Brian dari wanita gila seperti Clara. sementara Gladys, wanita itu baru saja keliat dari ruang kerjanya setelah melakukan meeting dengan beberapa Client yang ingin memakai jasa desainnya untuk di kenakan pada acara special mereka. "Nona," Tiara berteriak, sembari berjalan cepat ke arah Gladys. Hal itu membuat Gladys sedikit heran, mengingat wajah Tiara yang di landa kepanikan. "Ara, ada apa?" Tanya Gladys sesampainya Tiara di dekatnya. Sementara Tiara, Wanita tengah berusaha untuk menetralkan nafasnya karena terlalu panik. Melihat itu, Gladys tentu saja tidak tinggal diam dan memilih menggiring Tiara untuk masuk ke ruangannya dan mengambilkannya minuman terlebih dahulu. "Minum lah!" Ucap Gladys sembari ik