Share

Para Pengagum

Author: Mommykai22
last update Last Updated: 2024-08-20 10:06:20

Sierra tertegun mendengar ucapan Bastian yang membuat jantungnya berdebar kencang.

Nada suara Bastian itu begitu dalam dan seksi. Tatapan matanya seolah meyiratkan sebuah janji kenikmatan yang akan Sierra dapatkan bersama pria itu. Dan Sierra pun salah tingkah.

"Hmm, kita ... tunggu Tory di luar saja! Ayo ... kita keluar saja," seru Sierra sambil membuka sabuk pengamannya dan keluar begitu saja dari mobilnya.

Bastian yang melihatnya hanya memicingkan matanya karena sikap Sierra seperti wanita polos, sangat kontras dengan statusnya yang sebagai istri muda dari seorang pria tua.

Tapi anehnya, justru sikap Sierra ini membuat Bastian makin gemas.

Dengan cepat, Bastian pun menyusul Sierra keluar dari mobil dan benar saja, Bastian langsung disambut oleh hawa dingin yang cukup menusuk, walaupun tubuh besarnya sendiri termasuk tahan dingin.

"Wah, hawanya benar-benar dingin, Bastian! Apa kau tidak merasakannya?" seru Sierra lagi yang sudah berdiri bersandar pada body mobil sambil memeluk
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Yanti Alif
yah lnjut dong seru nih
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Menggoda Ibu Tiriku   Dihukum Karena Membuat Cemburu

    Bastian masih duduk bersama Tere saat melihat Ernest dan Sierra terus mengobrol bersama. Sungguh, Bastian sudah tidak tahu lagi apa yang Tere bicarakan karena fokusnya sudah tertuju pada bagaimana menyingkirkan Ernest dan Sierra. Hingga saat ia melihat tubuh Sierra yang terhuyung dan Ernest dengan sigapnya memeluknya, Bastian pun tidak tahan lagi. Tanpa mempedulikan Tere yang masih berbicara, Bastian pun melangkah begitu saja meninggalkan Tere. "Eh, Bastian! Kau mau ke mana? Aku sedang bicara denganmu!" pekik Tere kesal karena lagi-lagi ia ditinggalkan seperti saat di mall waktu itu. "Lepaskan dia, Pak Ernest!" seru Bastian begitu ia tiba di dekat Sierra. Sierra yang kaget pun refleks langsung menegakkan tubuhnya dan mendorong Ernest sedikit. "Ah, Bastian, aku hampir jatuh barusan dan untung saja Pak Ernest menolongku!""Benar, Pak Bastian. Aku hanya mencoba menolongnya." Ernest membela diri sambil tetap tersenyum menatap Sierra. "Terima kasih atas pertolonganmu tapi tetap saja

    Last Updated : 2024-08-20
  • Menggoda Ibu Tiriku   Aroma Pria di Tubuhnya

    Hukuman?Sierra benar-benar tegang mendengar kata hukuman. Entah hukuman macam apa yang akan Bastian berikan. Namun, belum sempat Sierra memahami maksudnya, Bastian sudah membungkam bibir Sierra dan memagutnya dengan penuh hasrat. Dengan lihai, bibir Bastian pun berpindah ke pipi dan rahang Sierra dengan begitu liar hingga berakhir membenamkan wajahnya ke leher Sierra. "Mmpphh, Bastian ....""Kau milikku, Sierra! Jangan pernah berpikir bersama pria lain lagi, bahkan bersama Jacob!" geram Bastian sambil mendorong tubuh Sierra hingga terbaring ke atas ranjangnya. Sementara di luar sana, Tere yang tidak terima ditolak terus menerus oleh Bastian akhirnya mengikuti Bastian sampai ke villanya. Bersyukur pintu villa tidak tertutup karena memang ada pelayan yang masih membersihkan villa itu sampai Tere bisa masuk begitu saja. Tere berniat merayu Bastian di ranjang dan Tere yakin Bastian tidak mungkin menolaknya lagi. Baiklah, Tere sudah melupakan kesopanan sebagai klien bisnis karena k

    Last Updated : 2024-08-21
  • Menggoda Ibu Tiriku   Kau Menyukai Ibu Tirimu Kan?

    Bastian terus mengumpat sambil berjalan mondar-mandir di kamar Sierra setelah akhirnya ia keluar dari kamar mandi. Menunggu wanita itu kembali terasa begitu menyiksa bagi Bastian. Bahkan, sampai berapa lama setelah Sierra pergi, hasrat Bastian masih belum juga reda. "Sial, pergi ke mana dia? Dan Tere sialan itu! Mengapa dia mendadak mencari Sierra malam-malam begini?"Bastian pun masih terus menunggu sambil mengumpat sampai akhirnya Tory menelepon mencarinya dan membicarakan tentang perusahaannya di Malaysia. Bastian paling tidak bisa memikirkan hal lain kalau sudah menyangkut bisnis pribadinya, hingga terpaksa ia pun meninggalkan kamar Sierra dan bekerja bersama Tory sampai tengah malam. Tere sendiri membawa Sierra berjalan-jalan di alam terbuka yang begitu dingin dan mereka pun masih mengobrol santai, sebelum tiba-tiba pembicaraan Tere menjadi lebih serius. "Aku menyukai Bastian, Sierra. Aku jatuh cinta padanya sejak pertama kali bertemu dengannya. Aku berterima kasih padamu ya

    Last Updated : 2024-08-21
  • Menggoda Ibu Tiriku   Rencana Jahat

    Bastian mendadak terdiam mendengar ucapan Tere. Tere pun melangkah mendekati Bastian sambil tersenyum penuh kemenangan. "Aku tahu, Bastian! Aku tahu semuanya tentang affair kalian. Anak tiri dan ibu tirinya. Kau tahu kalau hal itu sangat menjijikkan, Bastian! Apa tidak ada wanita lain? Dia itu istri muda dari ayahmu, Bastian!""Dan jangan mencoba menyangkalnya, Bastian! Jangan mencoba menyembunyikannya dariku karena aku tidak bisa dibohongi!" bisik Tere di dekat Bastian. Tere sudah membayangkan kalau Bastian pasti akan ketakutan kalau affair mereka terungkap lalu Tere akan menawarkan kesepakatan, merahasiakan ini dengan syarat Bastian harus bersamanya. Tere pun begitu percaya diri kalau dengan caranya ini bisa membuat Bastian pada akhirnya akan bersamanya. Namun alih-alih takut, Bastian malah tertawa kesal sambil menantang Tere. "Kalau aku menyukainya lalu kenapa? Aku memang menyukainya, Tere. Dan sekalipun kau bilang itu menjijikkan, aku tidak peduli!"Tere membelalak kaget kare

    Last Updated : 2024-08-21
  • Menggoda Ibu Tiriku   Aku Pasti Akan Menemukannya

    Bastian terus berdecak saat ia tidak bisa menelepon Sierra. "Sial, ponselnya tidak aktif! Di mana dia sebenarnya? Di ruang makan juga tidak ada."Bastian pun melangkah makin cepat masuk ke kamar Sierra, namun Sierra juga tidak ada di sana. Tidak lama kemudian, Tory pun menghampiri Bastian dengan tergesa-gesa. "Bos!" panggil Tory sambil setengah membungkuk dengan napas yang ngos-ngosan. "Bagaimana, Tory? Kau sudah menemukannya?""Belum, Bos. Aku sudah berkeliling, tapi aku tidak menemukannya juga. Pak Jose dan Pak Ernest juga sudah menunggu di ruang makan sejak tadi.""Sial!" Bastian kembali mengumpat sambil berpikir keras. "Ck, apa kau sudah menanyakan pada orang-orang? Siapa tahu ada yang melihatnya.""Beberapa orang yang kutanyai tidak ada yang tahu, Bos."Bastian mengembuskan napas kasarnya sambil mengepalkan tangannya dan melangkah ke ruang makan. Di sana Pak Jose dan Ernest juga sudah menoleh ke sekeliling sambil bertanya pada pelayannya apa mereka ada yang melihat Sierra.

    Last Updated : 2024-08-22
  • Menggoda Ibu Tiriku   Dia Peduli

    Di dalam hutan sendiri, Sierra memang sudah ketakutan. Jantungnya tidak berhenti berdebar kencang dan suara dengungan serangga di telinganya terasa begitu mengerikan. Sierra terus bergerak menghalau semua serangga di dekatnya, tapi serangga yang banyak itu terus menyerangnya, seolah mereka memang tidak pernah menemukan mangsa sebelumnya. Sierra terus bergerak mengikuti kakinya walaupun ia sendiri tidak tahu di mana dirinya sekarang. "Tere!" teriak Sierra lagi. "Sial! Apa dia meninggalkan aku? Apa maksudnya ini?" gumam Sierra dengan suara yang sudah putus-putus dan napas yang sudah tersengal. Sierra terus memeluk dirinya sendiri dan tidak berhenti mengumpat. "Sial! Seharusnya aku menuruti Bastian untuk tidak bersama wanita itu!""Halo, siapa pun tolong aku, aku tidak tahu aku di mana ... akhh!" Entah apa yang sedang diinjak Sierra saat ini, tapi Sierra tersandung dan ia pun jatuh terjerembab ke tanah yang penuh rumput kotor itu. Beberapa ranting terasa menusuk, tapi untungnya s

    Last Updated : 2024-08-22
  • Menggoda Ibu Tiriku   Menemukannya

    "Bagaimana? Kalian tidak menemukannya juga?" Pak Jose memekik gugup saat tim penyelamatnya sama sekali tidak menemukan Sierra. "Maaf, Pak! Kami sudah menyusuri sekitar hutan, tapi kami kesulitan karena hutan terlalu gelap dan hawa yang terlalu dingin. Kalau tidak keberatan, kami akan membentuk tim lain untuk mencari lagi satu jam dari sekarang.""Apa yang bisa terjadi dalam satu jam? Astaga, aku merasa bersalah sekali pada Bu Sierra. Apa yang akan terjadi padanya?""Maafkan kami, Pak!""Cepatlah, bentuk tim lagi! Lakukan semaksimal yang kalian bisa!" "Baik, Pak!"Pak Jose dan Ernest terlihat sangat panik, begitu pun dengan Tory yang juga panik memikirkan Bastian. "Eh, tunggu tunggu tunggu, Bosku! Bastian! Dia juga ikut masuk ke hutan! Mana dia? Mengapa tidak ikut keluar bersama kalian?""Eh, maaf, kami tidak melihat orang lain lagi.""Heh, apa maksudnya tidak melihat orang lain? Lalu di mana Bosku?"Tory pun mulai panik dan bergidik pada saat yang bersamaan. Sedangkan Tere yang b

    Last Updated : 2024-08-22
  • Menggoda Ibu Tiriku   Buka Bajumu!

    Bastian segera berlari lalu berjongkok dan mengangkat tubuh Sierra ke dalam pelukannya, mencoba memanggil wanita yang sudah kehilangan kesadarannya itu, namun Sierra tidak juga bangun. Jantung Bastian kembali memacu kencang karena ia begitu takut kehilangan Sierra saat ini. "Sierra ... Sierra, bangun, Sierra! Bangun! Kau akan baik-baik saja, Sierra! Kumohon bangunlah, Sierra! Kau tidak boleh tidur! Bangun, Sierra!" Bastian mengguncang tubuh Sierra makin keras lalu Bastian mencoba memeriksa sekujur tubuh Sierra, takut ada cidera atau luka yang tidak ia ketahui, tapi untunglah sepanjang yang ia lihat, tidak ada luka serius karena baju wanita itu pun masih utuh tanpa robekan. "Sierra, kau bisa mendengarku? Sierra? Sial, tubuhmu dingin sekali dan bajumu basah!" Baju dan celana Sierra sendiri memang ikut basah karena longsoran tanah yang bercampur dengan genangan air tadi yang membuat Sierra makin kedinginan. "Sierra, ayo bangun! Sierra!" Bastian pun memanggil Sierra makin keras hin

    Last Updated : 2024-08-23

Latest chapter

  • Menggoda Ibu Tiriku   Sebuah Rekayasa

    "Bagaimana hari ini, Sayang?" Jonathan melakukan video call dengan Rosella dan Julio, sebelum mereka tidur malam itu. Dan Julio pun begitu senang melihat Jonathan yang begitu ia rindukan. Jonathan sendiri sudah mendengar semua cerita detail tentang Rosella dari Jordan dan Jonathan tidak berhenti berterima kasih pada Rosella. Walaupun Rosella sendiri sebenarnya tidak menceritakan apa pun pada Jonathan karena memang ia tidak mau bersikap berlebihan. "Semuanya baik, Jonathan. Julio sekolahnya juga pintar." "Tadi Julio belajar sama Mama sebelum tidur, Papa," celetuk Julio. "Benarkah? Belajar apa, Sayang?" "Julio belajar menulis." "Haha, apa Julio sudah pintar menulis sekarang?""Sedikit-sedikit bisa, Papa. Di rumah Grandma juga Julio belajar menulis." "Siapa yang mengajarimu, Julio?" "Grandpa. Hehe, tulisan Grandpa bagus." Jonathan yang mendengarnya pun langsung tertawa pelan. Mendadak ingatan masa kecil saat Adipura mengajarinya menulis pun muncul di otaknya. "Ya, Grandpa su

  • Menggoda Ibu Tiriku   Mencari Kelemahannya

    Livy keluar dari ruang kerja Jessica dengan geram dan ia langsung melangkah ke ruang kerjanya sendiri. Livy pun melangkah mondar mandir di ruang kerjanya sambil memekik kesal. "Sial kau, Jessica! Hanya karena diselamatkan seperti itu, mendadak kau ada di pihaknya?" "Kau sudah tidak mendukungku lagi bahkan kau mendukung hal yang tidak masuk akal seperti ini!" "Sebenarnya apa yang Om Adipura dan Tante Imelda inginkan? Membuat Rosella akhirnya mewarisi perusahaan ini? Haruskah mereka memperlakukan Rosella begitu special? Sial!" Livy tidak berhenti menggeram kesal sambil duduk di meja kerjanya. Ia pun memejamkan matanya dan berpikir keras, sebelum akhirnya ia memutuskan sesuatu. "Baiklah, Livy! Kau tidak bisa diam lagi karena ternyata satu persatu orang yang berpihak padamu sekarang pindah dan kau sudah tidak punya teman lagi. Bahkan Tante Imelda dan Jessica juga sudah berpihak pada Rosella." "Aku harus melakukan sesuatu. Ya, aku harus melakukan sesuatu," seru Livy sambil meraih po

  • Menggoda Ibu Tiriku   Berada di Pihak yang Berbeda

    Beberapa hari berlalu sejak kejadian pelecehan yang hampir dialami Jessica dan beberapa perubahan pun mulai terasa. Adipura marah besar pada keluarga Cedric dan memutuskan hubungan kerja sama walaupun WHA harus mengalami kerugian yang cukup besar. Adipura pun ngotot memenjarakan Cedric agar ia jera dan Jessica pun merasakan betapa ayahnya sangat menyayanginya. Ketulusan ini jujur belum pernah dirasakan oleh Jessica secara nyata. Jessica memang dekat dengan ayahnya dan selalu menuruti apa pun ucapan ayahnya. Namun, ia merasa itu biasa saja dan memang sudah seharusnya. Jessica tidak pernah terlibat masalah apa pun yang membuatnya merasakan pembelaan yang luar biasa sampai kejadian yang ia alami barusan. Ia baru sadar kalau begitu banyak orang yang peduli padanya. Jordan, Rosella, dan kedua orang tuanya. Bahkan Julio yang kecil itu pun yang diberitahu kalau Jessica sakit keesokan harinya langsung mendatangi Jessica dan menemaninya seharian di ranjang. "Cepat sembuh ya, Aunty! Sini

  • Menggoda Ibu Tiriku   Kau Aman Bersamaku

    "Cukup, Jordan! Cukup! Jangan bicara begitu! Jessica masih syok!" seru Rosella. "Aku hanya tidak bisa kasihan padanya, Kak! Aku lega karena dia tidak menjadi korban Cedric, tapi aku juga kesal padanya!" Jordan pun terus mengomel dan Jessica hanya terus diam sampai akhirnya rasa mual membuatnya beranjak dari ranjang. Jessica berlari ke kamar mandi dan memuntahkan semua isi perutnya termasuk sisa wine yang sudah diminumnya tadi. "Huwek! Huwek!" Rosella sendiri terus menemani Jessica sambil menepuk punggung Jessica dan mengambilkan tisue untuknya. Jessica pun menerimanya begitu saja tanpa berkata apa-apa. Bukan hanya itu, Rosella juga begitu sibuk mengambilkan Jessica air minum sampai Jordan hanya bisa menatapnya dengan perasaan hangat melihat ketulusan Rosella pada Jessica. "Apa kau tidak membawa jas, Jordan? Kasihan gaun Jessica robek." "Ada di dalam mobil, Kak." "Sana ambilkan! Kasihan Jessica!" Jordan hanya mengembuskan napas panjang lagi, sebelum akhirnya ia pun pergi dar

  • Menggoda Ibu Tiriku   Menyelamatkannya

    "Four Season, Jordan! Kita harus segera ke sana! Kita harus menyelamatkan Jessica!" "Aku bersumpah aku mendengarnya ingin melecehkan Jessica, Jordan! Kita tidak bisa membiarkannya!"Rosella begitu panik sampai ia hampir menangis sekarang. Setiap mengingat kata pelecehan, semua hal buruk mendadak berputar di otaknya dan ia pun akan menjadi emosional, apalagi saat ini adik Jonathan yang akan menjadi korban. Rosella benar-benar tidak bisa membiarkannya. "Ayo kita ke sana, Jordan! Ayo kita ke sana! Menyetirlah lebih cepat, Jordan! Kumohon ...." Tubuh Rosella sudah gemetar sekarang sampai air matanya akhirnya menetes juga. Dan Jordan pun bisa merasakan bagaimana Rosella mengkhawatirkan Jessica padahal selama ini Jessica tidak pernah bersikap baik pada Rosella. "Tenang, Kak! Tenanglah!" sahut Jordan akhirnya sambil melajukan mobilnya makin kencang. Jordan pun sempat menelepon ponsel Jessica beberapa kali, namun ponselnya sudah tidak aktif. "Sial! Jessica! Dia mematikan ponselnya!"

  • Menggoda Ibu Tiriku   Peringatan itu Benar

    Jessica akhirnya tiba di sebuah restoran mewah bersama Cedric. Jessica memakai gaun merah seksi dengan bagian punggung yang terbuka sampai Cedric tidak berhenti memujinya. "Kau luar biasa cantik malam ini, Jessica!" "Hmm, apa biasanya aku tidak cantik, hah?" "Kau selalu cantik, Sayangku." Cedric yang tadinya sudah duduk di hadapan Jessica pun beranjak dari kursinya dan melangkah mendekati Jessica. Cedric meraih tangan Jessica dan menciumnya, sebelum ia menatap wajah cantik itu lekat-lekat. Betapa cantik dan seksi Jessica malam ini dan Cedric sudah tidak tahan lagi untuk menikmati keindahan di balik gaun merah itu. Namun, dengan cepat Cedric menggeleng untuk menepikan pikirannya karena masih ada step yang harus mereka lewati, makan malam, minum, baru menghabiskan malam bersama. "Baiklah, ayo kita makan, Sayang!"Cedric mengajak Jessica makan dan sepanjang makan malam, Cedric tidak berhenti menatap wajah cantik itu. Jessica memang sangat cantik kalau sudah berdandan. "Makanan

  • Menggoda Ibu Tiriku   Mencemaskannya

    "Sial, berani sekali dia menghina Cedric! Dia pikir siapa dia? Keluarga bukan, teman juga bukan!" "Dia benar-benar sudah melunjak! Aku makin tidak menyukainya sekarang! Sial!" Jessica mondar-mandir di ruang kerjanya dengan perasaan kesal yang luar biasa. Setelah mendengar semua ucapan Rosella, bukannya Jessica tidak gelisah. Namun, Jessica gelisah bukan karena percaya pada Rosella, tapi gelisah karena amarah untuk Rosella. Semakin dipikir, amarahnya malah semakin besar. Bisa-bisanya wanita itu mendadak muncul dengan membawa anak, diterima oleh semua orang dengan begitu mudah, dan sekarang makin melunjak. "Sial!" rutuk Jessica lagi tanpa henti. Jessica pun masih terus mengumpat kesal saat pintu ruang kerjanya kembali diketuk dan dibuka. Jessica yang mengira Rosella kembali lagi pun langsung membentak keras. "Aku tidak mau mendengarmu! Tidak usah datang ke sini lagi!" Namun, ternyata yang datang Livy dan Livy cukup kaget mendengar teriakan Jessica. Jessica sendiri menbelalak m

  • Menggoda Ibu Tiriku   Peringatan yang Tidak Didengar

    "Aku sudah selesai, Rosella." "T-Tami ...." "Eh, kau kenapa? Kau pucat, Rosella!" Rosella menggeleng dan berusaha untuk tidak menoleh sama sekali agar Cedric tidak mengenalinya. Namun, beberapa pria di meja Cedric sempat menoleh menatap Tami dan punggung Rosella karena memang Rosella duduk memunggungi meja para pria itu. "Aku tidak apa, Tami. Ayo kita pulang!" "Eh, iya." Tami pun membawa Rosella masuk ke mobil dan ia segera menyetir kembali ke perusahaan. Rosella sendiri hanya bisa duduk di mobil sambil menenangkan dirinya dan memikirkan tentang Jessica. Ia tidak mungkin membiarkan Jessica dilecehkan oleh pria brengsek itu, tapi apa yang harus ia lakukan? Apa?"Kau yakin kau tidak apa, Rosella?" tanya Tami yang menyetir mobilnya. "Tidak apa, Tami. Jangan khawatir! Aku sudah lebih tenang sekarang." "Eh, sudah lebih tenang? Memangnya tadi kau kenapa, Rosella? Kau pucat sekali tadi! Kau mau minum kopi agar lebih segar?" "Tidak. Aku tidak apa, Tami. Hanya mendadak teringat ses

  • Menggoda Ibu Tiriku   Mendengar Rencana Busuknya

    "Aku tahu, aku sudah makan siang. Semuanya baik-baik saja, Jonathan." Rosella menerima telepon dari Jonathan siang itu saat ia baru saja melangkah masuk ke lobby perusahaan. Jonathan yang sudah tiba di Amerika begitu cepat sudah merindukan Rosella lagi. "Baiklah, nanti malam telepon aku. Aku mau melihat Julio, Sayang." "Haha, baiklah. Sana bekerja! Aku juga mau bekerja dulu." "Baiklah, aku mencintaimu, Rosella." "Aku juga mencintaimu, Jonathan." "Dah!" Rosella masih tersenyum dan menutup ponselnya lalu memandangi ponsel itu saat tiba-tiba tubuhnya hampir tertabrak oleh seorang pria sampai refleks ia melangkah mundur dan terhuyung. "Astaga!" pekik Rosella. Namun, pria itu langsung memegangi tangan Rosella sampai akhirnya Rosella tidak jadi jatuh. Jantung Rosella pun berdebar kencang karena gerakan mendadak itu, namun kedua matanya langsung bertaut dengan mata pria yang menyelamatkannya. "Kau tidak apa, Nona?" tanya pria itu dengan lembut dan dengan tatapan kagum. "Aku tida

DMCA.com Protection Status