Bastian segera berlari lalu berjongkok dan mengangkat tubuh Sierra ke dalam pelukannya, mencoba memanggil wanita yang sudah kehilangan kesadarannya itu, namun Sierra tidak juga bangun. Jantung Bastian kembali memacu kencang karena ia begitu takut kehilangan Sierra saat ini. "Sierra ... Sierra, bangun, Sierra! Bangun! Kau akan baik-baik saja, Sierra! Kumohon bangunlah, Sierra! Kau tidak boleh tidur! Bangun, Sierra!" Bastian mengguncang tubuh Sierra makin keras lalu Bastian mencoba memeriksa sekujur tubuh Sierra, takut ada cidera atau luka yang tidak ia ketahui, tapi untunglah sepanjang yang ia lihat, tidak ada luka serius karena baju wanita itu pun masih utuh tanpa robekan. "Sierra, kau bisa mendengarku? Sierra? Sial, tubuhmu dingin sekali dan bajumu basah!" Baju dan celana Sierra sendiri memang ikut basah karena longsoran tanah yang bercampur dengan genangan air tadi yang membuat Sierra makin kedinginan. "Sierra, ayo bangun! Sierra!" Bastian pun memanggil Sierra makin keras hin
"Apa kau tidak menelepon istri mudamu? Apa yang dia lakukan di sana?" Laura kembali memanas-manasi Jacob setelah makan malam berakhir. Jacob mengernyit mendengar ucapan Laura, tapi ia mencoba untuk tetap bersikap biasa saja. Entah apa Laura mengetahui sesuatu antara Bastian dan Sierra, tapi Jacob mengetahuinya. Bahkan Jacob melihat dengan jelas bagaimana mereka berciuman pagi itu. Hanya saja, Jacob menahan dirinya. Setelah semua yang terjadi dan semua usahanya untuk membawa Bastian pulang ke rumah ini, Jacob tidak mau bersitegang dengan Bastian lagi. Selain itu, Jacob pun berharap kejadian itu adalah yang pertama dan terakhir. Jacob tidak bisa menghalangi Bastian yang memang menyukai wanita cantik, tapi Jacob tidak akan bisa memaafkan kalau sampai Sierra berani menanggapinya. Dan sejauh yang Jacob lihat waktu itu, Bastian yang melakukannya secara sepihak, jadi itu masih bisa ditolerir oleh Jacob. "Kalau kau mau mengatakan sesuatu langsung saja katakan, Laura! Tidak usah berte
"Sial, Sierra! Lihat kakimu ini sudah membeku!" geram Bastian yang langsung memijati kaki Sierra dan Sierra hanya bisa menatapnya nanar. Mungkin kehangatan yang diberikan Bastian barusan sudah membuat Sierra sedikit sadar hingga ia bisa merasakan debar jantungnya memacu cepat karena malu saat ini. "Ini dingin sekali, Sierra! Kemarilah! Naiklah ke pangkuanku lagi dan naikkan kakimu juga!"Bastian membantu Sierra bergerak naik ke pangkuannya. Posisi Sierra meringkuk di pelukan Bastian seperti bayi. Sierra pun sekarang memeluk leher Bastian dan menekuk kakinya, menyembunyikan semuanya ke dalam jaket Bastian yang besar itu. "Apa kau sudah merasa makin hangat, Sierra?" bisik Bastian di telinga Sierra.Sierra pun hanya mengangguk dengan malu sekaligus lega. Malu karena saat ini ia benar-benar polos di pelukan Bastian, namun lega karena Bastian benar-benar membuktikan ucapannya dengan hanya memeluknya. Bahkan Bastian sama sekali tidak menyentuh tubuhnya selain hanya memeluk. Bastian
Hari sudah mulai pagi saat Sierra mengernyit dalam tidurnya. Hawa dingin masih terasa, namun tidak sedingin tadi malam. Bahkan, pagi ini Sierra sudah bisa menikmati tidurnya dengan hawa dingin yang membuatnya mulai terbiasa itu. Sierra sendiri masih bergelung di dalam jaketnya saat tiba-tiba kesadaran menyentaknya dan ia membuka matanya kaget. Sierra pun mengerjapkan matanya menatap tempat asing yang tidak dikenalnya itu. Susah payah Sierra berusaha berpikir hingga akhirnya ia mengingat semua yang terjadi kemarin malam secara sadar. Dan melihat Bastian di sana, Sierra pun makin yakin kalau semuanya memang nyata. Sierra menatap punggung telanjang Bastian yang sedang duduk di tepi matras, entah apa yang pria itu lakukan, tapi mendadak pipi Sierra menghangat dan bersemu merah, mengingat bagaimana kokohnya tubuh itu memeluk tubuh polosnya tadi malam. Sierra pun menelan salivanya dengan susah payah. Perasaannya campur aduk saat ini, namun entah mengapa ada perasaan lega dan bahagia
Semua orang sudah berkumpul di perbatasan saat Bastian akhirnya membawa Sierra keluar dari sana. Pak Jose, Ernest, dan regu penyelamat sudah ada di sana untuk bersiap masuk dan mencari Sierra dan Bastian, namun ternyata orang yang dicari sudah keluar sendiri dalam keadaan sehat. Tory adalah orang yang pertama kali melihatnya dan langsung memekik keras. "Bos! Bos! Itu Bos!" pekik Tory begitu senang. Tory langsung berlari menghampiri Bastian dan membantu Bastian menurunkan Sierra. "Hati-hati, Tory! Punggungnya terluka!""Eh, iya! Ayo, Bu Sierra! Hati-hati!" Tory memapah Sierra, sebelum akhirnya Bastian pun ikut turun dari undakan itu. "Bu Sierra? Bu Sierra, untunglah kau ditemukan!" Pak Jose bernapas begitu lega sambil menceritakan kepanikan semua orang mencarinya. Semalam satu regu penyelamat kembali masuk ke hutan, tapi hasilnya tetap nihil sampai Pak Jose tidak bisa tidur memikirkannya. "Terima kasih atas kepedulianmu, Pak Jose! Maafkan aku yang merepotkan!""Tidak, Bu Sierr
"Apa yang membuat Ayah memanggil Valdo begitu pagi?" Laura dan Stephanie mengernyit saat melihat Valdo muncul di rumah mereka pagi itu, padahal Valdo sendiri baru pulang dari luar negeri.m kemarin malam. "Entahlah, Stephanie! Tapi yang pasti, tidak jauh-jauh dari masalah Sierra. Ayahmu itu selalu menjadikan Valdo teman curhatnya. Tentu saja setelah beberapa hari Ibu mempengaruhinya, Ibu tidak percaya kalau dia sama sekali tidak terpengaruh."Stephanie mengangguk mendengarnya. "Tapi sampai kapan Ibu mau menyimpan semua bukti itu? CCTV di rumah ada, foto saat mereka berciuman di kantor juga ada, oh, mereka memang menjijikkan, aku sudah tidak tahan lagi, Ibu!""Sabar, Stephanie! Bukti-bukti itu akan berfungsi sebagai bom waktu nantinya. Kalau suatu hari Sierra menyulitkan kita, kita bisa memakainya untuk melindungi diri kita.""Ck, tapi aku lebih menyukai semua cepat terbongkar dan wanita itu cepat pergi dari sini, Ibu!""Baiklah, sabar, Sayang ...." Laura terus menenangkan Stephanie d
Suara anak-anak berlarian terdengar di halaman yayasan. Seperti hari-hari sebelumnya, mereka akan bermain bola sambil tertawa bersama. Dan kali ini Julio pun menendang bolanya langsung ke gawang. "Golll ... yeay ...."Julio terus terkikik sambil berlari membuat selebrasi seperti yang pernah ia lihat di video dan teman-temannya yang lebih besar pun tertawa melihatnya. Mereka masih tertawa bersama saat pengurus yayasan memanggil Julio. "Julio! Kemarilah! Aunty-mu datang, Nak!"Mata Julio langsung berbinar-binar mendengarnya. "Aunty Sierra?" seru Julio sambil langsung berlari menghampiri pengurus yayasan. "Mana dia?""Tadi security menelepon memberitahu, dia masih di mobilnya." "Julio mau ke sana!" teriak Julio sambil langsung berlari ke arah parkiran. "Julio, hati-hati! Jangan berlari secepat itu!" teriak pengurus yayasan. Namun, Julio sudah berlari begitu kencang sampai ke parkiran dan ia pun melihat mobil di sana. Dari kaca depan mobil, Julio bisa melihat Bastian dan Sierra. J
Bastian masih bermain bersama anak-anak sambil menatap Sierra dari kejauhan dan saat tatapan mereka bertemu, Sierra pun tersenyum manis sambil melambaikan tangannya. Sierra sendiri mendadak melupakan tentang pertanyaan Bastian tadi karena ia terlalu antusias di sana. Sierra duduk di rumput di samping kaki Rosella. Rosella duduk di atas kursi dan hanya terus berkedip, sedangkan Sierra duduk di bawahnya, tepat di samping kaki Rosella sambil memeluk kaki kakaknya itu. Sesekali Sierra ikut tertawa melihat tawa semua anak-anak di kejauhan, namun sesekali ia melirik ke atas, melihat ekspresi Rosella yang tetap datar. Dan setiap kali setelah melihat ekspresi Rosella, Sierra akan makin memeluk kaki kakaknya itu lalu menyandarkan kepalanya di sana. "Menurutmu bagaimana pria itu? Dia tampan kan?""Namanya Bastian. Sebastian Sagala. Dan aku ... kurasa aku menyukainya, Rosella ...."Sierra tersenyum sambil melirik Rosella lagi. "Kami bertemu dengan cara yang tidak biasa. Entahlah bagaimana