"Yeay, Aunty datang! Apa Uncle Bastian sama Lalita ikut, Aunty?" Julio yang mengetahui kedatangan Sierra langsung begitu antusias dan melongok ke belakang Sierra. "Tidak ada, Julio. Hanya ada Aunty dan Uncle Valdo."Julio yang melihat Valdo pun tetap tertawa senang dan berlari menghampiri Valdo. "Uncle Valdo!""Hei, Julio!" Valdo merentangkan tangannya dan memeluk Julio. "Mengapa Uncle Bastian sama Lalita tidak ikut lagi? Kemarin itu Uncle Bastian dan Lalita ke sini terus main sama Julio, Uncle!" Julio begitu antusias bercerita pada Valdo tentang Bastian dan Lalita sampai Valdo yang mendengarnya hanya terdiam sambil sesekali melirik Sierra. Valdo sama sekali tidak tahu kalau setelah ia pergi malam itu ternyata Bastian yang datang menemani Sierra. Sierra tidak menceritakan apa-apa dan Valdo pun tidak bertanya lagi. Bagi Valdo, selama Jacob diam dan tidak berkomentar, Valdo mengira semuanya baik-baik saja. "Jadi ... malam itu Bastian ke sini?" tanya Valdo saat ia sudah berdua s
Sierra menelan salivanya sambil membiarkan kedua tangannya tergantung di depan dada Bastian. "Bastian, aku tidak mengerti maksudmu dan aku tidak mau mencoba apa pun! Minggir! Minggir! Menjauhlah dariku karena aku tidak bisa bernapas!" Perlahan Sierra mendorong Bastian menjauh dan Bastian hanya tergelak mendengarnya. "Tidak bisa bernapas?" ulang Bastian sambil menggeser posisi duduknya, tidak lagi mengungkung Sierra. Sierra pun bernapas lega. Saat ia bilang ia tidak bisa bernapas, itu kenyataannya. Kedekatan Bastian seolah menyedot semua pasokan oksigen yang ada di sekelilingnya sampai Sierra benar-benar tidak bisa bernapas. Namun, saat ini ia sudah merasa lega. Bastian pun terus tersenyum menatap Sierra yang tampak sedang menenangkan dirinya itu. "Ck, Bastian, berhenti bersikap seperti itu padaku!" omel Sierra. "Mengapa, Sierra? Aku suka menggodamu!""Tapi aku tidak menyukainya!""Benarkah tidak suka?" Bastian kembali maju menggoda Sierra. "Tidak suka! Bastian, mundur!" Sierr
"Jangan pernah berpikir untuk pergi dariku karena aku akan mengejarmu sampai ke ujung dunia sekalipun!"Entah berapa lama Sierra terdiam mendengar ucapan Bastian itu. Berbagai perasaan berkecambuk di sana, namun lagi-lagi ia berusaha bersikap biasa saja. "Hmm ...," gumam Sierra tanpa menjawab iya atau tidak. Sierra memalingkan wajahnya dan sedikit mendongak menatap langit, ia mencoba mengabaikan Bastian, namun Bastian hanya terus menatap wajah cantik itu. "Rosella ... sama cantiknya denganmu, Sierra ...," kata Bastian tiba-tiba. "Aku yakin ibumu pasti jauh lebih cantik daripada kalian."Sierra yang mendengarnya pun tersenyum sambil tetap menatap bintang. "Kau benar, Bastian. Ibuku ... adalah wanita yang sangat cantik. Bahkan dulu sebelum dia menikah, dia menjadi rebutan banyak pria. Haha, dia menceritakannya saat aku masih kecil dulu." Sierra terus tertawa saat ingatan masa kecil itu berputar di otaknya. "Ibuku adalah wanita yang sangat baik, sangat lembut, sangat hangat, namun
Setelah melewati malam yang emosional dengan berpelukan bersama Bastian tadi malam, entah mengapa perasaan Sierra terasa berbeda.Seolah mereka terkait secara emosional dan Sierra pun menjadi sangat nyaman dengan Bastian. Bahkan mereka bekerja dengan baik dalam rapat dan menandatangani kerja sama dengan kompak keesokan harinya lagi. "Terima kasih, Pak! Untuk selanjutnya, Anda bisa berhubungan dengan Pak Bastian nanti karena aku akan menangani yang lain," kata Sierra sambil menjabat tangan kliennya. "Ah, sayang sekali, Bu Sierra! Tapi aku akan selalu menantikan kerja sama denganmu!""Terima kasih, Pak!"Sierra terus tersenyum dan mengobrol singkat bersama Bastian dan kliennya sampai mereka pun berpamitan. "Caramu bicara seolah kau akan pergi jauh, Sierra," kata Bastian saat mereka sudah bersama di dalam mobil. Baru saja mereka menandatangani kerja sama dengan perusahaan besar dengan nominal yang besar juga. Ada beberapa wartawan yang sempat mengambil gambar itu dan pastinya berit
"Baiklah, tiketnya sia-sia dan kita juga tidak menyelesaikan filmnya.""Aku bahkan tidak tahu filmnya bercerita tentang apa, Sierra. Haha!"Sierra hanya ikut tertawa sambil melangkah keluar dari gedung bioskop sebelum filmnya selesai. "Kurasa memang kita tidak boleh menonton, Bastian. Lebih baik kita kembali ke kantor saja!""Hei, siapa bilang kita akan kembali sekarang? Aku belum selesai.""Belum selesai bagaimana?" "Aku mau mengajakmu ke suatu tempat, Sierra! Ikutlah denganku!" Bastian menggandeng tangan Sierra berkeliling mall dan masuk ke sebuah toko perhiasan. Sierra pun membelalak penuh tanya, tapi Bastian hanya tersenyum dan terus menarik Sierra ke sana. Bastian memilih sebuah kalung, sedangkan Sierra hanya duduk menunggu tanpa banyak bicara, sampai tidak lama kemudian, Bastian pun berdiri di belakang Sierra dan mendadak memasangkan kalung di leher Sierra. "Astaga, Bastian! Apa yang kau lakukan?" pekik Sierra kaget. "Jangan bergerak, Sierra! Aku mau kau mencobanya!"Sierr
Sierra akhirnya kembali ke kantornya sore itu. Setelah menikmati kencan singkatnya dengan Bastian, Sierra merasa puas, sangat puas. Bahkan, Sierra mendapatkan kenang-kenangan foto bersama Bastian, foto yang akan ia simpan nanti agar saat Sierra merindukan Bastian, Sierra bisa melihatnya. Sierra sempat tersenyum menatap foto di ponselnya sejenak, sebelum akhirnya ia sadar waktunya tidak banyak. Seperti janjinya pada Jacob, tiga hari lagi ia harus angkat kaki dari rumah dan perusahaan. Sierra sangat paham itu sampai Sierra menyelesaikan pekerjaannya dengan begitu giat sepanjang sisa hari itu. "Aku sudah menandatangani semua yang harus kutandatangani dan mulai hari ini, semua wewenang akan pindah ke Pak Bastian. Aku sudah tidak punya wewenang apa pun. Semua proyek yang kutangani juga sudah kualihkan ke Pak Bastian. Termasuk proyek baru tadi. Tapi jangan memberitahunya dulu! Hari Senin saja. Ya, hari Senin nanti, kau baru boleh memberitahunya sekaligus mulai bekerja padanya," pesan Sie
"Hei, matamu bengkak, Sierra! Apa yang terjadi? Kau habis menangis?" Bastian yang malam itu masuk ke ruang kerja Sierra untuk mengajak Sierra pulang pun nampak cemas melihat wajah dan mata Sierra yang sembab. Bastian langsung menghampiri Sierra dan menangkup sebelah pipinya sambil ibu jarinya membelai mata Sierra. "Ah, aku tidak apa, Bastian. Tapi tadi sempat ada debu masuk ke mataku. Cukup lama aku menggosoknya sampai keluar air mata, mungkin itu yang membuat mataku bengkak," dusta Sierra. Tentu saja ia tidak akan mengaku kalau ia menangis begitu heboh tadi saat mengucapkan perpisahan dengan ruang kerjanya. "Ah, benarkah begitu? Apa rasanya sakit? Biar kutiup ...." Bastian membelai lembut mata Sierra dan meniupnya juga dengan lembut. Jantung Sierra pun berdebar kencang merasakannya dan ia membiarkan Bastian melakukannya. "Apa sudah baikan, Sierra? Kau mau matamu dikompres saja?" "Hmm, tidak perlu, Bastian. Rasanya sudah lebih baik.""Baiklah, kalau begitu ayo pulang, aku aka
"Aku sudah melihat semua berkasnya. Benar dan lengkap. Sekarang kau sudah tidak punya wewenang apa pun di perusahaanku.""Kau benar, Pak Tua. Aku sudah bukan siapa-siapa lagi di sana. Seperti yang sudah seharusnya, semua wewenang sudah pindah kepada Bastian. Dia pimpinannya sekarang."Jacob hanya mengangguk mendengar laporan Sierra. "Baguslah! Kau sudah melakukan tugasmu dengan baik, Sierra! Semuanya sudah berakhir. Kasus hukum Laura dan Stephanie pun berjalan lancar walaupun mereka tidak bisa diajak bekerja sama di sana.""Apa mereka akan dipenjara?""Harus! Mereka harus dipenjara dan aku sudah mencabut semua hak mereka di perusahaan, termasuk tidak akan mengijinkan mereka masuk ke rumahku dan daerah kekuasaanku lagi. Itu sudah seperti yang aku mau." Sierra mengembuskan napas panjang dan mengangguk. "Ya, akhirnya selesai. Semua persis seperti yang kau mau.""Hmm, tentu saja! Aku tidak membayarmu begitu mahal untuk gagal, Sierra. Walaupun kau sudah membuat kekacauan dan masalah baru