Beranda / Romansa / Menggoda Ibu Tiriku / Munculnya Tanda Kehidupan

Share

Munculnya Tanda Kehidupan

Penulis: Mommykai22
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-13 09:56:31

"Bagaimana Tante Laura dan Stephanie, Valdo?"

"Mereka terus membuat keributan tapi semuanya masih terkendali, Sierra."

"Sampai kapan mereka akan ditahan di sana, Valdo? Apa mereka akan menjalani pengadilan juga lalu dipindahkan ke penjara yang lebih besar? Apa kau yakin mereka tidak bisa lolos lagi, Valdo? Kau tahu kan Tante Laura bukan orang yang pasrah menerima keadaannya begitu saja? Aku hanya khawatir mereka akan mengusik keluarga Sagala lagi ...," desah Sierra cemas.

Valdo hanya tersenyum mendengarnya dan ia pun menenangkan Sierra.

"Tenanglah, Sierra! Temanku yang menangani kasusnya sedang melakukan penyelidikan menyeluruh dan mereka akan tetap ditahan sampai penyelidikan selesai. Mereka akan diadili dan kami akan memastikan mereka mendapat hukuman atas kecurangan yang sudah dilakukan, Sierra. Jangan mengkhawatirkan apa pun!"

Sierra pun mengangguk mengerti. "Aku hanya takut akan ada masalah di kemudian hari ...."

"Aku mengerti perasaanmu yang belum tenang, tapi sebisa mungkin
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menggoda Ibu Tiriku   Undangan Tidak Bermoral

    "Yeay, Aunty datang! Apa Uncle Bastian sama Lalita ikut, Aunty?" Julio yang mengetahui kedatangan Sierra langsung begitu antusias dan melongok ke belakang Sierra. "Tidak ada, Julio. Hanya ada Aunty dan Uncle Valdo."Julio yang melihat Valdo pun tetap tertawa senang dan berlari menghampiri Valdo. "Uncle Valdo!""Hei, Julio!" Valdo merentangkan tangannya dan memeluk Julio. "Mengapa Uncle Bastian sama Lalita tidak ikut lagi? Kemarin itu Uncle Bastian dan Lalita ke sini terus main sama Julio, Uncle!" Julio begitu antusias bercerita pada Valdo tentang Bastian dan Lalita sampai Valdo yang mendengarnya hanya terdiam sambil sesekali melirik Sierra. Valdo sama sekali tidak tahu kalau setelah ia pergi malam itu ternyata Bastian yang datang menemani Sierra. Sierra tidak menceritakan apa-apa dan Valdo pun tidak bertanya lagi. Bagi Valdo, selama Jacob diam dan tidak berkomentar, Valdo mengira semuanya baik-baik saja. "Jadi ... malam itu Bastian ke sini?" tanya Valdo saat ia sudah berdua s

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-13
  • Menggoda Ibu Tiriku   Sebuah Firasat

    Sierra menelan salivanya sambil membiarkan kedua tangannya tergantung di depan dada Bastian. "Bastian, aku tidak mengerti maksudmu dan aku tidak mau mencoba apa pun! Minggir! Minggir! Menjauhlah dariku karena aku tidak bisa bernapas!" Perlahan Sierra mendorong Bastian menjauh dan Bastian hanya tergelak mendengarnya. "Tidak bisa bernapas?" ulang Bastian sambil menggeser posisi duduknya, tidak lagi mengungkung Sierra. Sierra pun bernapas lega. Saat ia bilang ia tidak bisa bernapas, itu kenyataannya. Kedekatan Bastian seolah menyedot semua pasokan oksigen yang ada di sekelilingnya sampai Sierra benar-benar tidak bisa bernapas. Namun, saat ini ia sudah merasa lega. Bastian pun terus tersenyum menatap Sierra yang tampak sedang menenangkan dirinya itu. "Ck, Bastian, berhenti bersikap seperti itu padaku!" omel Sierra. "Mengapa, Sierra? Aku suka menggodamu!""Tapi aku tidak menyukainya!""Benarkah tidak suka?" Bastian kembali maju menggoda Sierra. "Tidak suka! Bastian, mundur!" Sierr

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-13
  • Menggoda Ibu Tiriku   Merasakan Kesedihan yang Sama

    "Jangan pernah berpikir untuk pergi dariku karena aku akan mengejarmu sampai ke ujung dunia sekalipun!"Entah berapa lama Sierra terdiam mendengar ucapan Bastian itu. Berbagai perasaan berkecambuk di sana, namun lagi-lagi ia berusaha bersikap biasa saja. "Hmm ...," gumam Sierra tanpa menjawab iya atau tidak. Sierra memalingkan wajahnya dan sedikit mendongak menatap langit, ia mencoba mengabaikan Bastian, namun Bastian hanya terus menatap wajah cantik itu. "Rosella ... sama cantiknya denganmu, Sierra ...," kata Bastian tiba-tiba. "Aku yakin ibumu pasti jauh lebih cantik daripada kalian."Sierra yang mendengarnya pun tersenyum sambil tetap menatap bintang. "Kau benar, Bastian. Ibuku ... adalah wanita yang sangat cantik. Bahkan dulu sebelum dia menikah, dia menjadi rebutan banyak pria. Haha, dia menceritakannya saat aku masih kecil dulu." Sierra terus tertawa saat ingatan masa kecil itu berputar di otaknya. "Ibuku adalah wanita yang sangat baik, sangat lembut, sangat hangat, namun

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-14
  • Menggoda Ibu Tiriku   Kencan Singkat

    Setelah melewati malam yang emosional dengan berpelukan bersama Bastian tadi malam, entah mengapa perasaan Sierra terasa berbeda.Seolah mereka terkait secara emosional dan Sierra pun menjadi sangat nyaman dengan Bastian. Bahkan mereka bekerja dengan baik dalam rapat dan menandatangani kerja sama dengan kompak keesokan harinya lagi. "Terima kasih, Pak! Untuk selanjutnya, Anda bisa berhubungan dengan Pak Bastian nanti karena aku akan menangani yang lain," kata Sierra sambil menjabat tangan kliennya. "Ah, sayang sekali, Bu Sierra! Tapi aku akan selalu menantikan kerja sama denganmu!""Terima kasih, Pak!"Sierra terus tersenyum dan mengobrol singkat bersama Bastian dan kliennya sampai mereka pun berpamitan. "Caramu bicara seolah kau akan pergi jauh, Sierra," kata Bastian saat mereka sudah bersama di dalam mobil. Baru saja mereka menandatangani kerja sama dengan perusahaan besar dengan nominal yang besar juga. Ada beberapa wartawan yang sempat mengambil gambar itu dan pastinya berit

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-14
  • Menggoda Ibu Tiriku   Kenang-Kenangan

    "Baiklah, tiketnya sia-sia dan kita juga tidak menyelesaikan filmnya.""Aku bahkan tidak tahu filmnya bercerita tentang apa, Sierra. Haha!"Sierra hanya ikut tertawa sambil melangkah keluar dari gedung bioskop sebelum filmnya selesai. "Kurasa memang kita tidak boleh menonton, Bastian. Lebih baik kita kembali ke kantor saja!""Hei, siapa bilang kita akan kembali sekarang? Aku belum selesai.""Belum selesai bagaimana?" "Aku mau mengajakmu ke suatu tempat, Sierra! Ikutlah denganku!" Bastian menggandeng tangan Sierra berkeliling mall dan masuk ke sebuah toko perhiasan. Sierra pun membelalak penuh tanya, tapi Bastian hanya tersenyum dan terus menarik Sierra ke sana. Bastian memilih sebuah kalung, sedangkan Sierra hanya duduk menunggu tanpa banyak bicara, sampai tidak lama kemudian, Bastian pun berdiri di belakang Sierra dan mendadak memasangkan kalung di leher Sierra. "Astaga, Bastian! Apa yang kau lakukan?" pekik Sierra kaget. "Jangan bergerak, Sierra! Aku mau kau mencobanya!"Sierr

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-14
  • Menggoda Ibu Tiriku   Ucapan Selamat Tinggal

    Sierra akhirnya kembali ke kantornya sore itu. Setelah menikmati kencan singkatnya dengan Bastian, Sierra merasa puas, sangat puas. Bahkan, Sierra mendapatkan kenang-kenangan foto bersama Bastian, foto yang akan ia simpan nanti agar saat Sierra merindukan Bastian, Sierra bisa melihatnya. Sierra sempat tersenyum menatap foto di ponselnya sejenak, sebelum akhirnya ia sadar waktunya tidak banyak. Seperti janjinya pada Jacob, tiga hari lagi ia harus angkat kaki dari rumah dan perusahaan. Sierra sangat paham itu sampai Sierra menyelesaikan pekerjaannya dengan begitu giat sepanjang sisa hari itu. "Aku sudah menandatangani semua yang harus kutandatangani dan mulai hari ini, semua wewenang akan pindah ke Pak Bastian. Aku sudah tidak punya wewenang apa pun. Semua proyek yang kutangani juga sudah kualihkan ke Pak Bastian. Termasuk proyek baru tadi. Tapi jangan memberitahunya dulu! Hari Senin saja. Ya, hari Senin nanti, kau baru boleh memberitahunya sekaligus mulai bekerja padanya," pesan Sie

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-15
  • Menggoda Ibu Tiriku   Pria Pemaksa

    "Hei, matamu bengkak, Sierra! Apa yang terjadi? Kau habis menangis?" Bastian yang malam itu masuk ke ruang kerja Sierra untuk mengajak Sierra pulang pun nampak cemas melihat wajah dan mata Sierra yang sembab. Bastian langsung menghampiri Sierra dan menangkup sebelah pipinya sambil ibu jarinya membelai mata Sierra. "Ah, aku tidak apa, Bastian. Tapi tadi sempat ada debu masuk ke mataku. Cukup lama aku menggosoknya sampai keluar air mata, mungkin itu yang membuat mataku bengkak," dusta Sierra. Tentu saja ia tidak akan mengaku kalau ia menangis begitu heboh tadi saat mengucapkan perpisahan dengan ruang kerjanya. "Ah, benarkah begitu? Apa rasanya sakit? Biar kutiup ...." Bastian membelai lembut mata Sierra dan meniupnya juga dengan lembut. Jantung Sierra pun berdebar kencang merasakannya dan ia membiarkan Bastian melakukannya. "Apa sudah baikan, Sierra? Kau mau matamu dikompres saja?" "Hmm, tidak perlu, Bastian. Rasanya sudah lebih baik.""Baiklah, kalau begitu ayo pulang, aku aka

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-15
  • Menggoda Ibu Tiriku   Apa Kau Akan Pergi dari Sini?

    "Aku sudah melihat semua berkasnya. Benar dan lengkap. Sekarang kau sudah tidak punya wewenang apa pun di perusahaanku.""Kau benar, Pak Tua. Aku sudah bukan siapa-siapa lagi di sana. Seperti yang sudah seharusnya, semua wewenang sudah pindah kepada Bastian. Dia pimpinannya sekarang."Jacob hanya mengangguk mendengar laporan Sierra. "Baguslah! Kau sudah melakukan tugasmu dengan baik, Sierra! Semuanya sudah berakhir. Kasus hukum Laura dan Stephanie pun berjalan lancar walaupun mereka tidak bisa diajak bekerja sama di sana.""Apa mereka akan dipenjara?""Harus! Mereka harus dipenjara dan aku sudah mencabut semua hak mereka di perusahaan, termasuk tidak akan mengijinkan mereka masuk ke rumahku dan daerah kekuasaanku lagi. Itu sudah seperti yang aku mau." Sierra mengembuskan napas panjang dan mengangguk. "Ya, akhirnya selesai. Semua persis seperti yang kau mau.""Hmm, tentu saja! Aku tidak membayarmu begitu mahal untuk gagal, Sierra. Walaupun kau sudah membuat kekacauan dan masalah baru

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-15

Bab terbaru

  • Menggoda Ibu Tiriku   Dukungan yang Tidak Disangka

    Para peserta rapat akhirnya mengikuti keluar dengan suara yang masih ribut dan dalam sekejap ruang rapat pun menjadi sepi. Hanya tersisa Tami dan beberapa arsitek yang tergabung dalam tim, Jordan, Rosella, Jessica, dan Livy. Livy nampak tersenyum tipis menatap Rosella dan menatap semua kekacauan ini lalu dengan santai ia melenggang keluar dari ruang rapat. Namun, Jessica tidak membiarkannya pergi begitu saja. "Livy!" teriak Jessica yang mengikutiLivy keluar dari ruangan. Livy pun menoleh menatap Jessica. "Kau juga tidak percaya padaku, hah, Jessica? Dia itu mantan orang gila yang mungkin sampai sekarang masih tetap gila. Untuk apa kau membelanya lagi?" "Bukan dia yang gila, tapi kau yang gila, Livy! Mengapa kau harus mengatakan semua itu di depan banyak orang, hah? Benar saja kata ayahku kalau semua orang di sana tidak berpendidikan, termasuk kau, Livy!" "Terserah kau mau bilang apa, Jessica! Tapi semua yang kukatakan adalah kenyataan!" Jessica yang mendengarnya hanya tertawa

  • Menggoda Ibu Tiriku   Rapat yang Kacau

    Suara lantang Livy membuat semua orang membelalak kebingungan. Jessica sendiri langsung membelalak dan menoleh tidak percaya ke arah Livy. Memang Jessica sudah mengetahui semuanya, namun Jessica tutup mulut dan ikut menyembunyikan semuanya sampai detik ini. Karena itu, Jessica sama sekali tidak menyangka kalau Livy mengetahui kenyataan itu dan membocorkannya seperti ini di depan semua orang. Jordan dan Rosella sendiri juga membelalak. Jordan yang panik mendengar Livy mengatakannya, sedangkan Rosella yang langsung gemetar karena masa lalunya terungkap. Rosella melirik ke arah Jessica dan Rosella pun pasrah kalau memang Jessica yang membocorkan semuanya, walaupun Rosella masih belum mau menuduh. Tapi selama ini Rosella tahu Jessica sangat dekat dengan Livy. Adipura dan Imelda juga membelalak kaget, namun ia masih belum mengerti apa maksud Livy, begitupun dengan peserta rapat yang juga masih tidak mengerti maksud Livy. "Apa maksudnya, Bu Livy? Siapa yang mantan pasien dengan gang

  • Menggoda Ibu Tiriku   Kesalahan dalam Rapat

    Rosella berangkat ke kantor pagi itu dan semua arsitek yang akan ikut rapat ternyata sudah menunggunya. Mereka pun saling memberi semangat, sebelum akhirnya mereka dibriefing singkat dan masuk ke ruang rapat yang lebih besar daripada biasanya, seperti ruang sebaguna yang besar dan artistik. Jantung Rosella pun berdebar begitu kencang begitu ia masuk, tapi Jordan terus menyemangatinya. Tidak lama kemudian, satu persatu peserta masuk ke sana yang terdiri dari banyak manager senior. Ada juga perwakilan perusahaan lain yang langsung menempati posisi masing-masing. Dan terakhir Adipura dan Imelda juga masuk ke sana, diikuti oleh Jessica dan Livy. "Aku senang sekali semua berkumpul di sini. Seperti yang kita tahu kali ini kita akan mengerjakan proyek besar dan aku juga sudah menunjuk arsitek utama yang akan bertanggung jawab dalam proyek ini." Adipura membuka rapat. "Arsitek muda yang belum lama bergabung dengan WHA, tapi kemampuannya sudah tidak perlu diragukan lagi." "Mari kita sam

  • Menggoda Ibu Tiriku   Sebuah Rekayasa

    "Bagaimana hari ini, Sayang?" Jonathan melakukan video call dengan Rosella dan Julio, sebelum mereka tidur malam itu. Dan Julio pun begitu senang melihat Jonathan yang begitu ia rindukan. Jonathan sendiri sudah mendengar semua cerita detail tentang Rosella dari Jordan dan Jonathan tidak berhenti berterima kasih pada Rosella. Walaupun Rosella sendiri sebenarnya tidak menceritakan apa pun pada Jonathan karena memang ia tidak mau bersikap berlebihan. "Semuanya baik, Jonathan. Julio sekolahnya juga pintar." "Tadi Julio belajar sama Mama sebelum tidur, Papa," celetuk Julio. "Benarkah? Belajar apa, Sayang?" "Julio belajar menulis." "Haha, apa Julio sudah pintar menulis sekarang?""Sedikit-sedikit bisa, Papa. Di rumah Grandma juga Julio belajar menulis." "Siapa yang mengajarimu, Julio?" "Grandpa. Hehe, tulisan Grandpa bagus." Jonathan yang mendengarnya pun langsung tertawa pelan. Mendadak ingatan masa kecil saat Adipura mengajarinya menulis pun muncul di otaknya. "Ya, Grandpa su

  • Menggoda Ibu Tiriku   Mencari Kelemahannya

    Livy keluar dari ruang kerja Jessica dengan geram dan ia langsung melangkah ke ruang kerjanya sendiri. Livy pun melangkah mondar mandir di ruang kerjanya sambil memekik kesal. "Sial kau, Jessica! Hanya karena diselamatkan seperti itu, mendadak kau ada di pihaknya?" "Kau sudah tidak mendukungku lagi bahkan kau mendukung hal yang tidak masuk akal seperti ini!" "Sebenarnya apa yang Om Adipura dan Tante Imelda inginkan? Membuat Rosella akhirnya mewarisi perusahaan ini? Haruskah mereka memperlakukan Rosella begitu special? Sial!" Livy tidak berhenti menggeram kesal sambil duduk di meja kerjanya. Ia pun memejamkan matanya dan berpikir keras, sebelum akhirnya ia memutuskan sesuatu. "Baiklah, Livy! Kau tidak bisa diam lagi karena ternyata satu persatu orang yang berpihak padamu sekarang pindah dan kau sudah tidak punya teman lagi. Bahkan Tante Imelda dan Jessica juga sudah berpihak pada Rosella." "Aku harus melakukan sesuatu. Ya, aku harus melakukan sesuatu," seru Livy sambil meraih po

  • Menggoda Ibu Tiriku   Berada di Pihak yang Berbeda

    Beberapa hari berlalu sejak kejadian pelecehan yang hampir dialami Jessica dan beberapa perubahan pun mulai terasa. Adipura marah besar pada keluarga Cedric dan memutuskan hubungan kerja sama walaupun WHA harus mengalami kerugian yang cukup besar. Adipura pun ngotot memenjarakan Cedric agar ia jera dan Jessica pun merasakan betapa ayahnya sangat menyayanginya. Ketulusan ini jujur belum pernah dirasakan oleh Jessica secara nyata. Jessica memang dekat dengan ayahnya dan selalu menuruti apa pun ucapan ayahnya. Namun, ia merasa itu biasa saja dan memang sudah seharusnya. Jessica tidak pernah terlibat masalah apa pun yang membuatnya merasakan pembelaan yang luar biasa sampai kejadian yang ia alami barusan. Ia baru sadar kalau begitu banyak orang yang peduli padanya. Jordan, Rosella, dan kedua orang tuanya. Bahkan Julio yang kecil itu pun yang diberitahu kalau Jessica sakit keesokan harinya langsung mendatangi Jessica dan menemaninya seharian di ranjang. "Cepat sembuh ya, Aunty! Sini

  • Menggoda Ibu Tiriku   Kau Aman Bersamaku

    "Cukup, Jordan! Cukup! Jangan bicara begitu! Jessica masih syok!" seru Rosella. "Aku hanya tidak bisa kasihan padanya, Kak! Aku lega karena dia tidak menjadi korban Cedric, tapi aku juga kesal padanya!" Jordan pun terus mengomel dan Jessica hanya terus diam sampai akhirnya rasa mual membuatnya beranjak dari ranjang. Jessica berlari ke kamar mandi dan memuntahkan semua isi perutnya termasuk sisa wine yang sudah diminumnya tadi. "Huwek! Huwek!" Rosella sendiri terus menemani Jessica sambil menepuk punggung Jessica dan mengambilkan tisue untuknya. Jessica pun menerimanya begitu saja tanpa berkata apa-apa. Bukan hanya itu, Rosella juga begitu sibuk mengambilkan Jessica air minum sampai Jordan hanya bisa menatapnya dengan perasaan hangat melihat ketulusan Rosella pada Jessica. "Apa kau tidak membawa jas, Jordan? Kasihan gaun Jessica robek." "Ada di dalam mobil, Kak." "Sana ambilkan! Kasihan Jessica!" Jordan hanya mengembuskan napas panjang lagi, sebelum akhirnya ia pun pergi dar

  • Menggoda Ibu Tiriku   Menyelamatkannya

    "Four Season, Jordan! Kita harus segera ke sana! Kita harus menyelamatkan Jessica!" "Aku bersumpah aku mendengarnya ingin melecehkan Jessica, Jordan! Kita tidak bisa membiarkannya!"Rosella begitu panik sampai ia hampir menangis sekarang. Setiap mengingat kata pelecehan, semua hal buruk mendadak berputar di otaknya dan ia pun akan menjadi emosional, apalagi saat ini adik Jonathan yang akan menjadi korban. Rosella benar-benar tidak bisa membiarkannya. "Ayo kita ke sana, Jordan! Ayo kita ke sana! Menyetirlah lebih cepat, Jordan! Kumohon ...." Tubuh Rosella sudah gemetar sekarang sampai air matanya akhirnya menetes juga. Dan Jordan pun bisa merasakan bagaimana Rosella mengkhawatirkan Jessica padahal selama ini Jessica tidak pernah bersikap baik pada Rosella. "Tenang, Kak! Tenanglah!" sahut Jordan akhirnya sambil melajukan mobilnya makin kencang. Jordan pun sempat menelepon ponsel Jessica beberapa kali, namun ponselnya sudah tidak aktif. "Sial! Jessica! Dia mematikan ponselnya!"

  • Menggoda Ibu Tiriku   Peringatan itu Benar

    Jessica akhirnya tiba di sebuah restoran mewah bersama Cedric. Jessica memakai gaun merah seksi dengan bagian punggung yang terbuka sampai Cedric tidak berhenti memujinya. "Kau luar biasa cantik malam ini, Jessica!" "Hmm, apa biasanya aku tidak cantik, hah?" "Kau selalu cantik, Sayangku." Cedric yang tadinya sudah duduk di hadapan Jessica pun beranjak dari kursinya dan melangkah mendekati Jessica. Cedric meraih tangan Jessica dan menciumnya, sebelum ia menatap wajah cantik itu lekat-lekat. Betapa cantik dan seksi Jessica malam ini dan Cedric sudah tidak tahan lagi untuk menikmati keindahan di balik gaun merah itu. Namun, dengan cepat Cedric menggeleng untuk menepikan pikirannya karena masih ada step yang harus mereka lewati, makan malam, minum, baru menghabiskan malam bersama. "Baiklah, ayo kita makan, Sayang!"Cedric mengajak Jessica makan dan sepanjang makan malam, Cedric tidak berhenti menatap wajah cantik itu. Jessica memang sangat cantik kalau sudah berdandan. "Makanan

DMCA.com Protection Status