Jacob masih duduk diam di ruang kerjanya dan membaca ulang surat kontraknya dengan Sierra waktu itu. Terlihat jelas semua point perjanjian dan tanda tangan keduanya. Terlihat juga nilai kompensasi yang tertera dan kedua belah pihak sudah menyelesaikan semua kesepakatan di sana. Cukup lama Jacob menatap surat itu dengan perasaan yang tidak jelas sampai akhirnya ia menghembuskan napas panjang. "Ah, baiklah, cukup! Cukup, Jacob! Berhenti meratapinya! Tidak! Bukan meratapinya, tapi berhenti melihatnya terus. Kontrak itu sama seperti kontrak kerja yang lain yang setelah selesai sudah seharusnya masuk ke arsip dan tidak dibahas lagi!""Ya, semua sudah berakhir! Ini sama seperti kontrak di perusahaan! Aku bosnya, Sierra pekerjanya dan sekarang kontraknya sudah selesai!""Sekarang bukan saatnya mengingat kontrak itu lagi tapi saatnya menyatukan Bastian dan Vella, bukankah seharusnya seperti itu? Vella adalah masa depan Bastian! Aku melakukan semuanya untuk Bastian dan aku harus memastikan
Semua orang masih tersentak kaget saat tiba-tiba Bastian menyambar kerah kemeja Jacob dan menariknya mendekat.Posisi Bastian dan Jacob yang masih dibatasi oleh meja itu sama sekali tidak menghalangi Bastian untuk memanjangkan tubuhnya dan menyergap Jacob. "Akhh, jangan Bastian!!!""Jangan, Boss!!"Jacob sendiri tersentak kaget saat tubuhnya terpaksa berdiri dan terhuyung ke depan. "Bastian, hentikan!" Bik Mala sudah berteriak ketakutan kalau Bastian akan memukul Jacob. "Bos, tolong cukup, Bos, cukup!" Tory pun sudah kembali mendekat dan memegangi Bastian namun menghempas tangan Tory lagi. "Bastian, apa... apa yang kau lakukan?" seru Jacob yang sudah gemetar. Bahkan kaki Jacob hampir tidak menapak tanah dan jantungnya berdenyut makin hebat. Jacob mulai kesulitan menelan salivanya dan berbicara karena suaranya tercekat di tenggorokan, padahal Bastian sama sekali tidak mencekiknya atau melakukan hal lain selain menarik kerah kemejanya dan sedikit mengangkatnya. "Bahkan kemarin ma
SURAT PERJANJIAN KERJASAMANama: Jacob SagalaSelanjutnya dalam perjanjian ini disebut PIHAK PERTAMA. Nama: Sierra NevadaSelanjutnya dalam perjanjian ini disebut PIHAK KEDUA. Kedua mata Bastian langsung membelalak begitu lebar dan ia pun menegang saat membaca nama itu, terlebih saat ia sampai pada point tentang menjadi "ISTRI PURA-PURA."Tidak dituliskan secara gamblang tentang kata "istri pura-pura" namun bahasanya adalah bersedia menyandang status sebagai istri tanpa melakukan pernikahan yang sesungguhnya. Semua hak pihak kedua hanya sebatas yang diberikan oleh pihak pertama, selebihnya pihak kedua tidak punya hak apa pun karena status aslinya hanya sebagai pekerja. Jantung Bastian berdebar tidak karuan saat ini, seolah ia baru saja menemukan sebuah fakta yang luar biasa besar. Bahkan Bastian sempat mematung saat membaca isi perjanjian itu. "Apa ini? Tidak sungguh-sungguh menjadi istri? Bos dan pekerja?" lirih Bastian sambil mulai menatap Jacob. "Berikan yang lain, Jacob! Be
Bastian baru saja melangkah turun saat teriakan Tory mendadak terdengar. "Bos! Bos! Bos!" Sontak Bastian menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah pintu ruang kerja Jacob, namun ia menggeleng dengan cepat dan membuang napas kesal lalu melangkah turun. Tapi suara Tory kembali terdengar. "Pak Jacob tidak bernapas, Bos!!!!"Bastian pun kembali menghentikan langkahnya, sesaat tidak yakin dengan pendangarannya sendiri, namun hatinya yang kesal juga merasa tidak peduli lagi dengan Jacob. Sampai sedetik kemudian, pintu ruang kerja Jacob dibuka dengan kasar dan Tory muncul dengan wajahnya yang pucat pasi. "Bos Bos Bos, Pak Jacob tidak bernapas, Bos! Dia tidak bernapas!" teriak Tory yang sudah menangis sambil berlari begitu heboh menghampiri Bastian. Bastian pun mengernyit mendengarnya. "Apa? Apa maksudmu? Bicara yang jelas!""Dia kolaps, Bos! Dia tidak bernapas!" Tory menjawab dengan napasnya yang ngos-ngosan namun Bastian makin mengernyit mendengarnya. "Tory, bahkan pernikahan pun b
"Wow, rumah barunya bagus sekali, Uncle!" pekik Julio senang. "Haha, benar, Jagoan! Di tengah kompleks juga ada taman jadi kau bisa bermain setiap sore bersama anak-anak lain yang tinggal di kompleks ini," seru Valdo antusias. "Wow, asik!" pekik Julio lagi dengan tawa sumringahnya. Sierra pun mengedarkan pandangan ke kompleks itu dan sungguh ia menyukainya, suasananya di malam hari, udaranya, model rumahnya yang begitu hangat, walaupun dalam hati Sierra sudah berdebar memikirkan betapa mahal sewa rumahnya. Sierra masih menatap sekelilingnya saat tiba-tiba ia melihat sebuah mobil di sana dan memekik kaget. "Astaga, Valdo! Bukankah itu mobilku? Mengapa bisa ada di sini?""Ah, Pak Tua mengantar mobilnya ke kantorku jadi sopirku langsung mengantarnya ke sini.""Astaga, Valdo! Dia benar-benar memberikan mobil itu untukku?" Sierra masih begitu terharu. "Hmm, katanya itu memang milikmu jadi kau bisa tetap memakainya."Sierra terdiam sejenak merasakan hatinya yang mendadak merindukan Ja
"Apa, Valdo? Kau pulang duluan? Ada apa? Aku ... aku sungkan di sini bersama kakakmu," Sierra berbisik di teleponnya.Valdo yang sudah begitu panik karena mendapat kabar tentang kolapsnya Jacob pun berusaha bersikap tenang. "Ah, ada masalah mendadak yang harus kuurus besok pagi. Maaf, aku tidak sempat berpamitan jadi aku meneleponmu saja.""Tidak apa, Valdo. Tapi ... tidak ada hal yang serius kan, Valdo?" Sierra meyakinkan sekali lagi. Valdo terdiam sejenak, sebelum kembali menenangkan Sierra. "Tidak ada, Sierra. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan!" tegas Valdo. Sierra pun bernapas lega dan mengangguk lalu mereka berpamitan dan menutup teleponnya. Valdo sendiri tetap terdiam selama beberapa saat setelah menutup teleponnya. Valdo tahu Sierra pasti masih peduli dan mencemaskan Jacob karena itu Valdo tidak mengatakan apa pun tentang kondisi Jacob. Setelah Sierra lepas dari Jacob, seharusnya semua tentang keluarga Sagala sudah tidak ada kaitannya lagi dengan Sierra. Dan kalau Sier
"Kondisinya masih kritis, Pak Bastian. Kita masih menunggu perkembangannya. Pak Jacob mempunyai komplikasi penyakit lain selain jantung dan semua bisa Anda baca di sana, sama seperti yang aku jelaskan tadi."Dokter itu menjelaskan sambil memperlihatkan beberapa berkas hasil pemeriksaan yang selama ini pernah Jacob jalani. "Sial! Aku tidak tahu apa-apa kalau ayahku punya banyak penyakit, selama ini dia ....""Dia memang meminta semua orang untuk menyembunyikannya. Hanya Bu Sierra dan Pak Valdo yang tahu. Mereka pernah bergantian menemani Pak Jacob untuk berobat tapi Pak Jacob terlalu keras kepala sampai mengabaikan jadwal berobatnya."Bastian mengernyit. "Valdo dan Sierra?""Benar, Pak. Bu Sierra juga yang akhirnya membuatkan jadwal berobat untuk penyakit Alzheimer yang Pak Jacob derita. Tapi di luar itu, dia sendiri punya komplikasi penyakit yang sama sekali tidak bisa dianggap remeh. Dan penyakit itu turut mempengaruhi kerja jantungnya."Dokter itu kembali menjelaskan bagaimana hubu
"Brengsek! Brengsek! Valdo memang brengsek, Tory! Valdo memang brengsek!""Aku sudah tahu sejak awal kalau dia menyukai Sierra, tapi aku tidak menyangka dia sudah merencanakan ini! Dia membawa Sierra pergi dariku!"Bastian terus mengepalkan tangannya dan menggebrak meja kerja Jacob. Ekspresi Bastian menunjukkan rasa kehilangan yang amat sangat dan rasa amarah yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Setelah berhasil dipisahkan tadi, Valdo pun memilih masuk ke ruang ICU, sedangkan Bastian memilih untuk pulang saja karena ia tidak tahan dengan kondisi tubuhnya sendiri. Bastian butuh istirahat dan butuh menenangkan dirinya dari semua perasaan yang menyiksanya sejak kemarin. Tory pun mengikuti Bastian dan meninggalkan Jacob di sana bersama Valdo dan Bik Mala. "Tenanglah, Bos!""Aku tidak bisa tenang, Tory! Jacob dalam kondisi kritis dan aku tidak tahu di mana Sierra berada! Aku mau mencari Sierra sendiri tapi aku tidak bisa meninggalkan Jacob. Bagaimana aku bisa tenang, hah? Jadi