Beranda / Romansa / Menggoda Ibu Tiriku / Berkelahi Karena Istri Orang

Share

Berkelahi Karena Istri Orang

Penulis: Mommykai22
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-26 09:45:29

Sierra masih begitu kaget saat Valdo mendadak menariknya mundur dan menghadapi Bastian, seolah Valdo sedang melindungi Sierra dari pria itu.

Bahkan Valdo menantang Bastian dengan gentle dan keras, sikap yang selama ini tidak pernah Sierra lihat dari Valdo yang terkesan selalu lembut dan sabar.

Baiklah, bukannya Valdo tidak gentle, tapi Valdo itu tipe pria yang berbeda dengan Bastian.

Bastian selalu dingin, emosional, meletup-letup, bahkan bicaranya pun tidak pernah lembut. Walaupun Sierra pernah merasakan kelembutan pria itu saat pria itu sedang memeluknya malam itu, tapi cara Bastian menciumnya pun kasar dan agresif.

Berbeda dengan Valdo yang selalu ramah, lembut, dan murah senyum. Valdo selalu lebih tenang dan mengatasi semuanya tanpa emosi.

Namun, malam ini baik Bastian maupun Valdo terlihat sama-sama keras. Bahkan kerasnya Valdo terlihat mengimbangi Bastian.

Dua orang pria tampan yang tingginya hampir sama itu pun saling berhadapan dan saling menatap tajam, membuat Sierra ti
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menggoda Ibu Tiriku   Seseorang yang Akan Selalu Ada

    "Hentikan semua ini! Apa kalian tidak malu berkelahi seperti anak kecil hanya gara-gara istri orang?" Semua orang langsung terdiam begitu mendengar suara tegas dari Jacob. Bahkan Bastian dan Valdo pun menoleh bersamaan dengan napas yang masih tersengal akibat perkelahian mereka. Kemeja rapi milik Valdo sudah berantakan dan sudut bibir serta pipi kedua pria itu pun terlihat lebam dan terluka, namun belum ada yang berniat bersuara sama sekali. "Apakah ada yang mau menjelaskan kepadaku sebenarnya ada apa ini? Benarkah kalian berkelahi hanya karena istriku, hah?" "Sebenarnya apa yang sudah kau lakukan, Sierra? Mengapa semuanya menjadi seperti ini?" Sierra menelan salivanya. Sumpah demi apa pun, ia juga tidak tahu mengapa mendadak kedua pria itu menggila dan Sierra pun tidak tahu harus menjawab apa. Sedangkan Bastian, seperti biasa, langsung menyahut tanpa mengkhawatirkan apa pun. Bastian melirik Sierra sekilas, sebelum menatap Jacob. "Aku tidak perlu menjelaskan apa pun pad

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-27
  • Menggoda Ibu Tiriku   Mari Kita Akhiri Hubungan Kita!

    Sierra melangkah ke kamarnya sendiri dengan tekad yang baru malam itu. Setelah Valdo pergi, Sierra terus meresapi semuanya dan itu benar. Selama menjadi istri pura-pura Jacob, semuanya berjalan lancar. Sekesal apa pun Sierra pada Jacob tapi perasaan Sierra pun biasa saja. Namun, sejak dengan begitu murahannya ia menanggapi Bastian perasaannya tidak pernah benar. "Ya, kau harus memperbaiki semuanya dan kembali pada dirimu yang sebelumnya, Sierra! Perjalananmu hampir berakhir di sini!" "Sebelum kau makin melewati batasmu dan sebelum semuanya menjadi makin rumit, kau harus bersikap tegas dan mengakhiri semuanya!" Sierra terus bergumam pada dirinya sendiri sambil terus melangkah. Namun, langkahnya terhenti dan Sierra langsung mendesah gugup melihat Bastian yang sudah menunggunya di depan pintu kamarnya. Bahkan pria itu belum membersihkan luka di wajahnya dan belum merapikan kemejanya. Bastian berdiri di depan pintu kamar Sierra sambil menatapnya begitu tajam hingga membuat

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-27
  • Menggoda Ibu Tiriku   Aku Akan Memuaskanmu

    Bastian membeku mendengar ucapan lantang Sierra yang mau mengakhiri hubungan mereka. Sierra benar bahwa hubungan antara mereka memang tidak jelas. Hubungan terlarang antara ibu tiri dan anak tiri. Dan entah siapa yang memulai hubungan ini duluan. Tidak ada yang berencana, mereka hanya mengikuti naluri mereka, yang secara mengejutkan, Bastian menyukai Sierra. Saat bersama Sierra, Bastian selalu melupakan status wanita itu yang merupakan ibu tirinya dan saat mengingat kenyataan itu, Bastian akan selalu mengumpat kesal. Bastian tahu dirinya sekarang mungkin terlihat sangat brengsek karena menginginkan istri ayahnya sendiri. Sumpah demi apa pun, Bastian bukan orang yang segila itu, bahkan memikirkannya saja tidak. Namun, saat mereka sudah terikat saat ini, tidak mungkin Bastian mundur lagi karena ia terlalu menginginkan wanita itu. Semakin bersamanya, bahkan semakin ditolak, Bastian semakin menginginkan Sierra. "Apa kau bilang, Sierra? Mengakhiri hubungan?" ulang Bastian dengan ra

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-28
  • Menggoda Ibu Tiriku   Ketukan di Pintu Kamarnya

    Lagi-lagi Sierra menahan napasnya, ia sama sekali tidak bisa bernapas sekarang. Sierra dipeluk begitu erat oleh Bastian dan tubuh mereka menempel saat ini dengan hembusan napas Bastian di wajah Sierra. Rasanya campur aduk sekarang, antara takut, gugup, dan meremang. Bahkan dalam ketakutannya, Sierra masih bisa meremang karena ulah pria itu yang sudah menciumi wajahnya lagi. "Bastian, jangan lakukan itu, Bastian! Jangan! Lepaskan aku! Lepaskan aku!" Sierra terus bergerak dan memalingkan wajahnya, tidak membiarkan Bastian bisa meraih bibirnya sama sekali. Namun, itu tidak masalah bagi Bastian. Tidak ada bibir, maka Bastian tetap masih bisa mengeksplore bagian lagi dari wajah wanita itu yang semuanya menjadi favorite Bastian. Oh, Bastian belum pernah menyukai wanita sebesar ia menyukai Sierra. Bahkan Bastian menyukai bagaimana bulu mata lentik wanita itu bergoyang saat Sierra mengedipkan matanya. Ini gila! Itu hal paling detail dari seorang wanita yang pernah Bastian perhatikan.

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-28
  • Menggoda Ibu Tiriku   Siapa yang Kau Sembunyikan?

    Jacob masih terus mengkerut memikirkan banyak hal di kamarnya sendiri. Otak Jacob penuh dengan rencana-rencana untuk menjauhkan Bastian dari Sierra. "Ck, wanita sialan itu! Bisa-bisanya dia mendekati Bastian!" Jacob mengepalkan tangannya dengan geram. "Bukankah lebih baik kalau Valdo membawanya pergi jauh saja? Aku yakin Valdo juga tidak akan keberatan membawa wanita itu karena dia menyukai Sierra, sudah lama aku mengetahuinya!""Sial, aku tidak pernah menyangka Bastian bisa menaruh perhatian pada Sierra!""Ck, aku masih membutuhkannya, tapi tidak bisa seperti ini! Aku harus bergerak cepat! Ya, apa pun itu, aku harus bergerak cepat!"Jacob terus bergumam sendiri dengan kesal, sebelum Jacob pun akhirnya keluar dari kamarnya dan menghampiri kamar Sierra. Jacob menekan gagang pintunya, tapi terkunci. "Mengapa dia mengunci pintunya? Bukankah biasanya tidak?"Jacob mencoba menekan gagangnya lagi dan memang pintunya terkunci. Jacob yang tidak sabar pun akhirnya mengetuk pintunya denga

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-28
  • Menggoda Ibu Tiriku   Menguping

    Bastian terus berdecak kesal saat akhirnya ia harus masuk ke kamar mandi lagi. Samar-samar aroma sabun mandi dan parfum milik Sierra pun menyeruak di sana dan Bastian menikmatinya. Ini aroma khas kamar mandi wanita yang selalu wangi dan bersih. Kamar mandinya pun kering dan ada pakaian dalam yang tergantung di sudut, tempat seharusnya menggantung handuk di sana. Tanpa sadar sudut bibir Bastian sedikit terangkat dan ia tersenyum singkat, sebelum akhirnya ia mematikan lampu kamar mandi agar tidak ada yang mengetahui kalau ada orang di dalam. Bastian pun tetap menunggu dalam diam sambil terus mengumpat karena ini sama sekali bukan dirinya. Baiklah, satu lagi hal baru yang ia rasakan sejak bersama Sierra, menjadi pengecut dan terus bersembunyi. Waktu itu bersembunyi dari Tere dan sekarang bersembunyi dari Jacob. Bastian benci melakukan ini, namun tidak dapat dipungkiri ucapan Sierra tadi membuatnya goyah. Walaupun Bastian belum mengerti apa maksud Sierra sebenarnya, tapi Bastian t

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-29
  • Menggoda Ibu Tiriku   Masih Menunggunya

    Sementara itu, Bastian yang masih berada di kamar mandi Sierra pun bernapas lega saat semuanya sudah aman. "Sial! Sampai kapan aku harus melakukan ini? Apa susahnya Sierra meninggalkan pria tua itu? Apa dia benar-benar mengincar harta Jacob?"Bastian mulai bertanya-tanya. Sikap Sierra tidak terlihat seperti pengejar harta, namun apa lagi yang menjadi penyebab wanita muda bertahan menjadi istri pria tua yang selalu bersikap kasar padanya kalau bukan karena uang. "Sial! Kalau hanya uang, aku bisa memberikannya! Aku benar-benar tidak menyangka aku kalah dari si tua brengsek itu!""Aku masih muda dan kaya tapi Sierra memilih yang tua! Brengsek!"Bastian masih terus mengumpat saat ia keluar dari kamar mandi dan merasakan perih di tangannya. Ia pun melirik tangannya yang sudah berdarah saat ini. Tadi ia memang menghantam saklar lampu dengan begitu keras tapi tadi rasanya tidak sesakit ini. Namun saat ini, kulitnya sudah terkelupas dan darah sudah merembes dari sana. "Sial!"Bastian ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-29
  • Menggoda Ibu Tiriku   Lain di Mulut, Lain di Hati

    Bastian duduk di ranjang Sierra sambil menatapnya tajam, seolah pria itu memang sudah menunggunya sejak tadi."Mengapa kau masih di sini, Bastian?" tanya Sierra yang sudah lemas memikirkan begitu banyak yang harus ia hadapi secara terang-terangan saat ini. Jacob, Bastian, Laura. "Apa yang kau lakukan di kamar Jacob, Sierra?" Alih-alih menjawab pertanyaan Sierra, Bastian malah menanyakan hal lainnya.Sierra mengernyit mendengarnya, namun ia sudah memutuskan tidak akan mempersulit hidupnya dengan menanggapi Bastian lagi. "Itu bukan urusanmu, Bastian!""Apa kau melayaninya? Servis cepat?" tuduh Bastian begitu saja. Sierra langsung menganga mendengarnya dan amarahnya pun bangkit. "Bastian, apa di otakmu itu hanya ada hal seperti itu? Apa suami istri hanya boleh melakukan itu saja? Aku juga punya urusan lain dengan Jacob!""Sialan, Sierra! Kau yang membuatku seperti ini! Kau menolak saat kusentuh tapi selalu berakhir pasrah! Sebentar kau bersikap terhormat, sebentar murahan! Kau yang m

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-29

Bab terbaru

  • Menggoda Ibu Tiriku   Sebuah Rekayasa

    "Bagaimana hari ini, Sayang?" Jonathan melakukan video call dengan Rosella dan Julio, sebelum mereka tidur malam itu. Dan Julio pun begitu senang melihat Jonathan yang begitu ia rindukan. Jonathan sendiri sudah mendengar semua cerita detail tentang Rosella dari Jordan dan Jonathan tidak berhenti berterima kasih pada Rosella. Walaupun Rosella sendiri sebenarnya tidak menceritakan apa pun pada Jonathan karena memang ia tidak mau bersikap berlebihan. "Semuanya baik, Jonathan. Julio sekolahnya juga pintar." "Tadi Julio belajar sama Mama sebelum tidur, Papa," celetuk Julio. "Benarkah? Belajar apa, Sayang?" "Julio belajar menulis." "Haha, apa Julio sudah pintar menulis sekarang?""Sedikit-sedikit bisa, Papa. Di rumah Grandma juga Julio belajar menulis." "Siapa yang mengajarimu, Julio?" "Grandpa. Hehe, tulisan Grandpa bagus." Jonathan yang mendengarnya pun langsung tertawa pelan. Mendadak ingatan masa kecil saat Adipura mengajarinya menulis pun muncul di otaknya. "Ya, Grandpa su

  • Menggoda Ibu Tiriku   Mencari Kelemahannya

    Livy keluar dari ruang kerja Jessica dengan geram dan ia langsung melangkah ke ruang kerjanya sendiri. Livy pun melangkah mondar mandir di ruang kerjanya sambil memekik kesal. "Sial kau, Jessica! Hanya karena diselamatkan seperti itu, mendadak kau ada di pihaknya?" "Kau sudah tidak mendukungku lagi bahkan kau mendukung hal yang tidak masuk akal seperti ini!" "Sebenarnya apa yang Om Adipura dan Tante Imelda inginkan? Membuat Rosella akhirnya mewarisi perusahaan ini? Haruskah mereka memperlakukan Rosella begitu special? Sial!" Livy tidak berhenti menggeram kesal sambil duduk di meja kerjanya. Ia pun memejamkan matanya dan berpikir keras, sebelum akhirnya ia memutuskan sesuatu. "Baiklah, Livy! Kau tidak bisa diam lagi karena ternyata satu persatu orang yang berpihak padamu sekarang pindah dan kau sudah tidak punya teman lagi. Bahkan Tante Imelda dan Jessica juga sudah berpihak pada Rosella." "Aku harus melakukan sesuatu. Ya, aku harus melakukan sesuatu," seru Livy sambil meraih po

  • Menggoda Ibu Tiriku   Berada di Pihak yang Berbeda

    Beberapa hari berlalu sejak kejadian pelecehan yang hampir dialami Jessica dan beberapa perubahan pun mulai terasa. Adipura marah besar pada keluarga Cedric dan memutuskan hubungan kerja sama walaupun WHA harus mengalami kerugian yang cukup besar. Adipura pun ngotot memenjarakan Cedric agar ia jera dan Jessica pun merasakan betapa ayahnya sangat menyayanginya. Ketulusan ini jujur belum pernah dirasakan oleh Jessica secara nyata. Jessica memang dekat dengan ayahnya dan selalu menuruti apa pun ucapan ayahnya. Namun, ia merasa itu biasa saja dan memang sudah seharusnya. Jessica tidak pernah terlibat masalah apa pun yang membuatnya merasakan pembelaan yang luar biasa sampai kejadian yang ia alami barusan. Ia baru sadar kalau begitu banyak orang yang peduli padanya. Jordan, Rosella, dan kedua orang tuanya. Bahkan Julio yang kecil itu pun yang diberitahu kalau Jessica sakit keesokan harinya langsung mendatangi Jessica dan menemaninya seharian di ranjang. "Cepat sembuh ya, Aunty! Sini

  • Menggoda Ibu Tiriku   Kau Aman Bersamaku

    "Cukup, Jordan! Cukup! Jangan bicara begitu! Jessica masih syok!" seru Rosella. "Aku hanya tidak bisa kasihan padanya, Kak! Aku lega karena dia tidak menjadi korban Cedric, tapi aku juga kesal padanya!" Jordan pun terus mengomel dan Jessica hanya terus diam sampai akhirnya rasa mual membuatnya beranjak dari ranjang. Jessica berlari ke kamar mandi dan memuntahkan semua isi perutnya termasuk sisa wine yang sudah diminumnya tadi. "Huwek! Huwek!" Rosella sendiri terus menemani Jessica sambil menepuk punggung Jessica dan mengambilkan tisue untuknya. Jessica pun menerimanya begitu saja tanpa berkata apa-apa. Bukan hanya itu, Rosella juga begitu sibuk mengambilkan Jessica air minum sampai Jordan hanya bisa menatapnya dengan perasaan hangat melihat ketulusan Rosella pada Jessica. "Apa kau tidak membawa jas, Jordan? Kasihan gaun Jessica robek." "Ada di dalam mobil, Kak." "Sana ambilkan! Kasihan Jessica!" Jordan hanya mengembuskan napas panjang lagi, sebelum akhirnya ia pun pergi dar

  • Menggoda Ibu Tiriku   Menyelamatkannya

    "Four Season, Jordan! Kita harus segera ke sana! Kita harus menyelamatkan Jessica!" "Aku bersumpah aku mendengarnya ingin melecehkan Jessica, Jordan! Kita tidak bisa membiarkannya!"Rosella begitu panik sampai ia hampir menangis sekarang. Setiap mengingat kata pelecehan, semua hal buruk mendadak berputar di otaknya dan ia pun akan menjadi emosional, apalagi saat ini adik Jonathan yang akan menjadi korban. Rosella benar-benar tidak bisa membiarkannya. "Ayo kita ke sana, Jordan! Ayo kita ke sana! Menyetirlah lebih cepat, Jordan! Kumohon ...." Tubuh Rosella sudah gemetar sekarang sampai air matanya akhirnya menetes juga. Dan Jordan pun bisa merasakan bagaimana Rosella mengkhawatirkan Jessica padahal selama ini Jessica tidak pernah bersikap baik pada Rosella. "Tenang, Kak! Tenanglah!" sahut Jordan akhirnya sambil melajukan mobilnya makin kencang. Jordan pun sempat menelepon ponsel Jessica beberapa kali, namun ponselnya sudah tidak aktif. "Sial! Jessica! Dia mematikan ponselnya!"

  • Menggoda Ibu Tiriku   Peringatan itu Benar

    Jessica akhirnya tiba di sebuah restoran mewah bersama Cedric. Jessica memakai gaun merah seksi dengan bagian punggung yang terbuka sampai Cedric tidak berhenti memujinya. "Kau luar biasa cantik malam ini, Jessica!" "Hmm, apa biasanya aku tidak cantik, hah?" "Kau selalu cantik, Sayangku." Cedric yang tadinya sudah duduk di hadapan Jessica pun beranjak dari kursinya dan melangkah mendekati Jessica. Cedric meraih tangan Jessica dan menciumnya, sebelum ia menatap wajah cantik itu lekat-lekat. Betapa cantik dan seksi Jessica malam ini dan Cedric sudah tidak tahan lagi untuk menikmati keindahan di balik gaun merah itu. Namun, dengan cepat Cedric menggeleng untuk menepikan pikirannya karena masih ada step yang harus mereka lewati, makan malam, minum, baru menghabiskan malam bersama. "Baiklah, ayo kita makan, Sayang!"Cedric mengajak Jessica makan dan sepanjang makan malam, Cedric tidak berhenti menatap wajah cantik itu. Jessica memang sangat cantik kalau sudah berdandan. "Makanan

  • Menggoda Ibu Tiriku   Mencemaskannya

    "Sial, berani sekali dia menghina Cedric! Dia pikir siapa dia? Keluarga bukan, teman juga bukan!" "Dia benar-benar sudah melunjak! Aku makin tidak menyukainya sekarang! Sial!" Jessica mondar-mandir di ruang kerjanya dengan perasaan kesal yang luar biasa. Setelah mendengar semua ucapan Rosella, bukannya Jessica tidak gelisah. Namun, Jessica gelisah bukan karena percaya pada Rosella, tapi gelisah karena amarah untuk Rosella. Semakin dipikir, amarahnya malah semakin besar. Bisa-bisanya wanita itu mendadak muncul dengan membawa anak, diterima oleh semua orang dengan begitu mudah, dan sekarang makin melunjak. "Sial!" rutuk Jessica lagi tanpa henti. Jessica pun masih terus mengumpat kesal saat pintu ruang kerjanya kembali diketuk dan dibuka. Jessica yang mengira Rosella kembali lagi pun langsung membentak keras. "Aku tidak mau mendengarmu! Tidak usah datang ke sini lagi!" Namun, ternyata yang datang Livy dan Livy cukup kaget mendengar teriakan Jessica. Jessica sendiri menbelalak m

  • Menggoda Ibu Tiriku   Peringatan yang Tidak Didengar

    "Aku sudah selesai, Rosella." "T-Tami ...." "Eh, kau kenapa? Kau pucat, Rosella!" Rosella menggeleng dan berusaha untuk tidak menoleh sama sekali agar Cedric tidak mengenalinya. Namun, beberapa pria di meja Cedric sempat menoleh menatap Tami dan punggung Rosella karena memang Rosella duduk memunggungi meja para pria itu. "Aku tidak apa, Tami. Ayo kita pulang!" "Eh, iya." Tami pun membawa Rosella masuk ke mobil dan ia segera menyetir kembali ke perusahaan. Rosella sendiri hanya bisa duduk di mobil sambil menenangkan dirinya dan memikirkan tentang Jessica. Ia tidak mungkin membiarkan Jessica dilecehkan oleh pria brengsek itu, tapi apa yang harus ia lakukan? Apa?"Kau yakin kau tidak apa, Rosella?" tanya Tami yang menyetir mobilnya. "Tidak apa, Tami. Jangan khawatir! Aku sudah lebih tenang sekarang." "Eh, sudah lebih tenang? Memangnya tadi kau kenapa, Rosella? Kau pucat sekali tadi! Kau mau minum kopi agar lebih segar?" "Tidak. Aku tidak apa, Tami. Hanya mendadak teringat ses

  • Menggoda Ibu Tiriku   Mendengar Rencana Busuknya

    "Aku tahu, aku sudah makan siang. Semuanya baik-baik saja, Jonathan." Rosella menerima telepon dari Jonathan siang itu saat ia baru saja melangkah masuk ke lobby perusahaan. Jonathan yang sudah tiba di Amerika begitu cepat sudah merindukan Rosella lagi. "Baiklah, nanti malam telepon aku. Aku mau melihat Julio, Sayang." "Haha, baiklah. Sana bekerja! Aku juga mau bekerja dulu." "Baiklah, aku mencintaimu, Rosella." "Aku juga mencintaimu, Jonathan." "Dah!" Rosella masih tersenyum dan menutup ponselnya lalu memandangi ponsel itu saat tiba-tiba tubuhnya hampir tertabrak oleh seorang pria sampai refleks ia melangkah mundur dan terhuyung. "Astaga!" pekik Rosella. Namun, pria itu langsung memegangi tangan Rosella sampai akhirnya Rosella tidak jadi jatuh. Jantung Rosella pun berdebar kencang karena gerakan mendadak itu, namun kedua matanya langsung bertaut dengan mata pria yang menyelamatkannya. "Kau tidak apa, Nona?" tanya pria itu dengan lembut dan dengan tatapan kagum. "Aku tida

DMCA.com Protection Status