"Garth?!" seruku tak percaya dengan wajah terkejut dan gugup.
Kenapa dari sekian banyak orang di dunia ini dan di saat seperti ini, aku bertemu dengan dia?!Garth Gaskins, pria yang paling aku takutkan dan paling kuhindari selama ini."Jeanny..? sungguh pertemuan yang tak terduga sekali." Sapa Garth dengan senyuman khasnya yang mungkin dapat membuat setiap wanita terpesona, namun itu tidak bagiku.Tatapannya menyelidik jatuh memperhatikan seluruh tubuhku, dari atas sampai bawah dan itu sangat membuatku tidak nyaman sama sekali."Banyak sekali perubahan sejak terakhir kita bertemu, Jea-nny, atau mungkin Mrs. Jefferson lebih tepatnya?" ucapnya, senyuman mautnya tak lepas di wajahnya sekarang. "Dan lihatlah! kau masih tetap cantik walaupun perutmu itu-, yach sedikit membuncit. Aku turut senang melihatnya...," sambungnya mantap dan aku hanya bisa diam mendengarnya."Ma-af, aku harus pergi." Ucapku tak berniat berlama-lama lagi, tanpa menunggu jawaban dari Garth segera aku berbalik pergi, namun tanpa aku duga, salah satu tanganku di tangkap olehnya sehingga membuatku mau tidak mau berpaling menatap pria tampan yang bagiku menakutkan itu."Tunggu! aku belum selesai bicara, Jeanny!" tegurnya padaku."Aku tahu kau mungkin merasa tak nyaman bertemu denganku sekarang, tapi tak apa..., aku bisa memakluminya." Ucapnya, kemudian detik itu juga, ia mencondongkan tubuhnya dan kemudian berbisik di telingaku."Tapi perlu kau tahu, Jeanny. Jika kau sudah merasa bosan dengan suamimu itu, pintu hatiku akan selalu terbuka lebar untukmu." Bisiknya di telingaku dan seketika kedua mataku membulat mendengarnya."Kau-..?! Bisakah kau bersikap lebih sopan pada wanita hamil Garth Gaskins?!" seruku yang cukup membuat orang-orang yang berlalu lalang di sekitarku berpaling melihat kami berdua.Tak mau urusan ini menjadi semakin runyam, segera aku melepas cengkraman tangan Garth padaku dan berlalu begitu saja tanpa memperdulikan tatapan orang-orang yang melihatku kini.***"Ikuti wanita bergaun coral yang kutemui tadi di depan pintu restoran! Aku ingin tahu segala hal tentangnya beberapa bulan terakhir ini!" perintah Garth Gaskins pada seseorang di sambungan teleponnya sesampainya ia di dalam mobil mewah miliknya itu.Setelah menutup sambungan teleponnya, kini ia tersenyum mengingat pertemuannya tadi dengan Jeanny. Tak banyak yang berubah dengan wanita itu, Jeanny masih saja cantik walaupun kini ia dalam keadaan hamil. Garth Gaskins begitu memujanya, memuja Jeanny Anderson yang sekarang ini ia tahu wanita itu telah diperistri oleh rivalnya, Frank Jefferson.Sungguh kenyataan yang pahit, wanita yang ia puja kini sudah menikah dan bahkan hamil. Tapi walaupun begitu, perasaan Garth Gaskins tak berubah. Ia semakin penasaran pada Jeanny, apalagi setelah pertemuannya tadi bersama Jeanny rasa penasarannya semakin besar.Ia tahu Jeanny tidak dalam keadaan baik-baik saja, wanita itu tampak gugup dan sedih. Garth menemukan kejanggalan pada Jeanny, yang mungkin kehidupan wanita itu tidak lah bahagia bersama rivalnya Frank Jefferson. Yah, mungkin ini adalah kesempatan emas untuknya untuk merebut simpati Jeanny."Sungguh kesempatan yang bagus." Ucapnya dalam hati, sudut bibirnya menyunggingkan senyuman, senyuman jahat.Kali ini ia tak akan gagal seperti waktu itu. Ia akan mendapatkan hati wanita itu, wanita yang dipujanya yang tak lain adalah istri dari rivalnya Frank Jefferson. Sekaligus ia akan memberikan Frank Jefferson pelajaran karena berani menantangnya waktu itu."Lihat saja Frank Jefferson, kau akan menangis memohon padaku karena wanitamu akan aku rebut dari tanganku," ucapnya yakin pada diri sendiri.***"Frank, kita harus bicara malam ini juga," pintaku pada suamiku sendiri di sambungan telepon saat ini."Aku tunggu kau nanti malam di rumah!" sambungku kembali, kemudian tanpa berkata apa pun lagi aku menutup sambungan telepon dengan buru-buru, sebelum mendengar jawaban dari Frank di sebrang sana.Kuhela nafas dalam-dalam, beberapa saat aku hanyut dalam pikiran dan lamunanku sendiri seraya mengelus lembut perutku."Sayang..., maafkan ibu, Nak. Kau harus kuat di dalam sana karena dengan adanya kau bersama ibu, ibu pun akan tetap kuat," lirihku.Semoga Tuhan memberikanku kekuatan untuk bisa melewati semuanya, hanya itu harapanku sekarang.Malam itu Frank pulang lebih awal dari biasanya.Aku menunggunya di dalam kamar. Kini ia mendapatiku tengah duduk di sofa kecil tak jauh di ranjang tempat tidur, ia menghampiriku dengan langkah pelan."Aku bersyukur kau sudah pulang, honey..." ucapnya dengan senyum mengembang, kini ia duduk bersimpuh di depanku."Apa kau masih marah padaku?" tanyanya kemudian seraya menyentuh lembut pipiku dengan sayang. Kutepis sentuhan tangannya dan menatapnya lemah."Apa kau tahu kesalahanmu Frank Jefferson?" balikku bertanya. Frank hanya menunduk diam dengan tatapan nanar."Aku tahu sayang.., aku bodoh karena dibodohi Carol Gilmore," sahutnya dengan suara berat.Aku tersenyum kecut mendengar jawabannya."Kau tak hanya berhubungan dengannya Frank tapi kau juga telah menghamilinya! Sama seperti aku! Wanita itu hamil Frank, apa kau tahu itu?!" tuturku dengan nada yang cukup keras.Seketika Frank mendongakkan kepalanya."Itu hanya kesalahan satu malam, Jeanny! dan aku tak pernah punya perasaan sedikit pun padanya!" sahutnya yakin."Apa kau yakin itu, Frank? Kesalahan satu malam kau bilang..., lalu bagaimana denganku?Apa yang terjadi padaku juga sama dengan wanita itu!" seruku dengan suara bergetar, susah payah aku mengontrol emosiku agar suaraku tidak terdengar keras sampai ke telinga Alex dan Kimmy di bawah."Ti-dak, tidak honey! aku mencintaimu!Dan wanita bernama Carol itu, aku sama sekali tak ada perasaan apa pun padanya!Jelas itu sangat berbeda!!" ucap Frank mencoba menyangkal."Kau lupa Frank, kalau kau melakukannya padaku juga dalam keadaan mabuk waktu itu.Jika kau mengatakan kalau kau mencintaiku, lalu bagaimana dengan Carol? Apakah kau melakukannya juga dalam keadaan mabuk atau justru dengan cinta?!" aku bertanya keras, tanpa terasa air mata mulai menetes di pipiku."Jeanny, aku mohon dengarkan aku sayang!Jangan kau samakan dirimu yang berharga ini dengan wanita itu! Carol memanfaatkan situasiku waktu itu. Saat itu aku frustasi sejak kepergianmu dan Carol membawaku ke apartemen miliknya, aku mabuk berat dan- kau tahu selanjutnya..., aku tak bisa mengontrol emosi dan hawa nafsuku sendiri saat itu karena Carol berkali-kali menggodaku!Percayalah padaku sayang..., aku sungguh-sungguh mencintaimu!" Frank mencoba menjelaskan."Apa pun alasannya kau harus bertanggung jawab, Frank. Kau harus mempertanggung jawabkan perbuatanmu sendiri..." ucapku lemah."Tanggung jawab? Apa yang harus aku pertanggung jawabkan pada wanita itu, Jeanny?!" tegas Frank cukup lantang terdengar. "Dia hamil bukan karena aku, aku yakin itu! jadi jangan paksa aku untuk mempertanggung jawabkan sesuatu yang bukan seharusnya aku lakukan!" sahut Frank marah. "Dengar sayang, jangan paksa aku untuk memilih antara kau dan dia, itu jelas sangat konyol! Wanita yang kucintai bukan Carol Gilmore tapi kau, Jeanny Anderson."Di sebuah apartemen, seorang pria bertubuh besar masuk dan menemui seorang wanita cantik bertubuh seksi, siapa lagi kalau bukan Carol Gilmore."Untuk apa kau datang ke sini? Sudah kukatakan berulang kali, jangan menemuiku lagi!!" seru Carol tak senang."Sayang, aku merindukanmu. Haruskah kau selalu perlakukan aku begini?" sahut pria bertato itu."Cukup, kita sudah selesai Billy!Jadi jangan ganggu aku karena sebentar lagi aku akan menikah, jadi sekali lagi aku tekankan jangan sekali-kali kau datang kemari ataupun berusaha untuk menemuiku lagi!Kau mengerti?!" perintah Carol keras."Menikah? Kau akan menikah, sayang?!" pria yang bernama Billy itu bertanya seakan tak percaya."Ya!! Apa itu sudah cukup jelas?! Aku akan menikah dalam waktu dekat ini, jadi aku mohon jangan sekali-kali kau muncul di hadapanku lagi!" sungut Carol.Dengan langkahnya yang mantap, pria bertubuh besar itu menghampiri Carol dan mencengkeram erat kedua bahu wanita seksi itu."Katakan padaku dengan siapa kau akan m
Beberapa hari ini Frank tak bisa fokus dengan pekerjaan. Sejak kehadiran Carol Gilmore di rumahnya dan membawa kabar yang sama sekali yang tak ia sangka. Kabar itulah yang telah membuat pengaruh buruk pada kehidupan pernikahannya dengan Jeanny yang baru seumur jagung.Baru saja ia mereguk manisnya berumah tangga dengan wanita yang begitu dicintainya, kini ia harus dihadapkan oleh persoalan pelik yang mungkin saja dapat menghancurkan pernikahannya bersama dengan Jeanny Anderson. Tentu saja ia tak mau itu sampai terjadi. Sekuat tenaga ia akan mempertahankan Jeanny dalam hidupnya, ia tak mau istrinya itu pergi dan meninggalkannya lagi seperti waktu itu.Lantas apa yang harus ia lakukan sekarang?Kini ia merasa buntu dan hampir putus asa.Susah payah ia meyakinkan Jeanny kalau ia begitu mencintainya dan tak mungkin berkhianat apalagi memilih Carol Gilmore, tapi tetap saja istrinya itu seperti meragukannya.Ia bisa mengerti perasaan istrinya sekarang, bagaimana Jeanny tak merasa sakit hati
[Malam ini aku akan pulang terlambat sayang][Kau jaga diri baik-baik dirimu dan anak kita. Makan yang banyak dan bergizi dan ingat, jgn terlalu lelah, honey][love you sweety heart]Aku tersenyum membaca pesan dari suamiku, Frank Jefferson. Selama kami baru beberapa bulan menikah, Frank memperlakukanku layaknya ratu di rumahnya.Setiap perlakuannya begitu manis dan membuatku semakin mencintainya. AKu usap perutku sendiri yang kini sudah terlihat membuncit, dalam hati aku sangat bersyukur karena Tuhan memberikan aku kebahagian seperti ini. Mengenal Frank Jefferson dan mencintainya sungguh hadiah yang luar biasa Tuhan berikan padaku sekarang.Semoga kebahagiaan ini berlangsung untuk selamanya dan tak akan memudar. Itulah harapanku. Di usia kandunganku yang menginjak bulan ke lima ini, aku tak sedikit pun merasakan keluhan lagi. Mungkin karena sudah melewati tri semester awal jadi tubuhku sudah menyesuaikan hormon kehamilanku dan aku bersyukur karena itu aku bisa melakukan pekerjaanku s
Pagi itu setelah aku mengantar Alex dan Kimmy ke sekolah aku sibuk menyiram tanaman di halaman rumah. Inilah kegiatan yang biasa aku lakukan di rumah jika aku mulai bosan di dalam rumah, karena Frank tak menginginkan aku bepergian jauh selain mengantar Alex dan Kimmy ke sekolah selama kehamilanku ini. Sungguh suami yang posesif, tapi aku mencintainya bahkan begitu mencintainya.Aku setengah terkejut saat sebuah mobil toyota merah berhenti tepat di depan rumah ini."Siapa?" batinku bertanya.Sepasang kaki yang jenjang dan indah dengan sepatu bertumit tinggi keluar dari mobil itu. Seorang wanita berpenampilan cantik bagai sosialita dengan memakai kacamata hitam dan rambut hitam panjangnya terurai indah. Sepertinya aku pernah melihat wanita itu, tapi entah di mana. Wajahnya yang tak asing kuingat namun ingatanku masih samar dan belum jelas.Ia berjalan mendekatiku dengan langkah seksinya yang terasa angkuh."Apa ada yang bisa saya bantu Miss?" tanyaku menyapa."Benar ini rumah keluarga J
"Ada apa, Sayang? Apa kau sakit hari ini?" tanya Frank sepulang dirinya bekerja malam itu sebagai manager di salah satu sebuah perusahaan besar di New York city.Mungkin ia merasakan keanehan karena aku tak membalas beberapa pesan darinya siang tadi dan tak menyambutnya ketika ia pulang kerja seperti biasanya. Seharian ini yang kulakukan hanya berbaring dan menangis, sungguh konyol.Aku sendiri tak mengerti apa yang harus kutangisi. Semua itu belum terbukti benar jika Frank benar memiliki hubungan spesial dengan wanita yang bernama Carol Gilmore, apalagi sampai memiliki anak yang masih dalam kandungan perempuan itu.Cemburu, rasa cemburu jelas ada karena itu manusiawi. Istri mana yang tak cemburu jika melihat atau mengetahui kenyataan kalau suaminya memiliki wanita lain di belakangnya.Tapi perasaan ini lebih dari itu, aku hanya merasa takut. Takut untuk kehilangan cinta dari Frank Jefferson yang kini menjadi suamiku secara sah. Aku takut kehilangannya."Sayang, makanlah sesuatu janga
"A-pa kau bilang tadi? Hamil?!" seru Frank tak percaya, mata tajamnya membulat sempurna seakan apa yang baru saja ia dengar membuatnya syok seketika."Ya, aku ha-mil Frank Jefferson. Sama seperti istri yang kau cintai itu dan ini adalah hasil buah cinta kita," sahut Carol dengan menyunggingkan senyuman bangganya, namun bagi Frank senyuman itu adalah senyuman palsu yang tak tahu malu.Ucapan Carol bagi Frank terdengar seperti meledek dan menguji kesabarannya yang hampir habis, ia pun mendengus kasar dan tertawa pahit."Kau benar-benar wanita sinting Carol Gilmore! aku tak menyangka ternyata teman wanita yang selama ini aku kenal adalah wanita picik!!!" umpatnya kasar."Terserah apa katamu Frank, aku bisa membuktikannya kalau ucapanku ini benar!" sahut Carol kemudian ia menggapai beberapa lembar kertas di atas meja rak yang tak jauh di belakangnya."Lihat ini!! dan setelah itu apakah kau bisa menyangkal semua ucapanku Frank Jefferson?! seru Carol seraya menunjukkan beberapa lembar kerta
"Sungguh suatu kehormatan, akhirnya Mrs. Jefferson mau menemuiku.." sindir Carol dengan nada mengejek.Siang itu, aku dan Carol bertemu di sebuah restoran kecil di Houston St, New York sesuai yang dijanjikan aku pergi menemuinya. Ia datang lebih awal dari yang dijanjikan, dan tatapan kami bertemu dengan pikiran yang hanyut satu sama lain. Dapat kulihat tatapan sinisnya ketika melihat penampilanku saat ini, yang tampak santai mengenakan dress selutut dengan warna coral.Sedangkan kulihat seperti biasa, penampilannya selalu tampak seksi hanya mengenakan setelan mini berleher terbuka dengan warna merah terang yang mencolok mata. Rambutnya yang hitam panjang kali ini diikat kebelakang seakan sengaja membuat tubuhnya terekspos liar. Sungguh berbanding terbalik denganku kini.Kedua tangannya saling bersidekap dengan angkuh dan kedua matanya yang besar menatapku tajam memprovokasi. Aku hanya membalasnya dengan senyuman tenang, seakan tak merasa bergeming dengan sikapnya yang mendominasi."Ma
Beberapa hari ini Frank tak bisa fokus dengan pekerjaan. Sejak kehadiran Carol Gilmore di rumahnya dan membawa kabar yang sama sekali yang tak ia sangka. Kabar itulah yang telah membuat pengaruh buruk pada kehidupan pernikahannya dengan Jeanny yang baru seumur jagung.Baru saja ia mereguk manisnya berumah tangga dengan wanita yang begitu dicintainya, kini ia harus dihadapkan oleh persoalan pelik yang mungkin saja dapat menghancurkan pernikahannya bersama dengan Jeanny Anderson. Tentu saja ia tak mau itu sampai terjadi. Sekuat tenaga ia akan mempertahankan Jeanny dalam hidupnya, ia tak mau istrinya itu pergi dan meninggalkannya lagi seperti waktu itu.Lantas apa yang harus ia lakukan sekarang?Kini ia merasa buntu dan hampir putus asa.Susah payah ia meyakinkan Jeanny kalau ia begitu mencintainya dan tak mungkin berkhianat apalagi memilih Carol Gilmore, tapi tetap saja istrinya itu seperti meragukannya.Ia bisa mengerti perasaan istrinya sekarang, bagaimana Jeanny tak merasa sakit hati
Di sebuah apartemen, seorang pria bertubuh besar masuk dan menemui seorang wanita cantik bertubuh seksi, siapa lagi kalau bukan Carol Gilmore."Untuk apa kau datang ke sini? Sudah kukatakan berulang kali, jangan menemuiku lagi!!" seru Carol tak senang."Sayang, aku merindukanmu. Haruskah kau selalu perlakukan aku begini?" sahut pria bertato itu."Cukup, kita sudah selesai Billy!Jadi jangan ganggu aku karena sebentar lagi aku akan menikah, jadi sekali lagi aku tekankan jangan sekali-kali kau datang kemari ataupun berusaha untuk menemuiku lagi!Kau mengerti?!" perintah Carol keras."Menikah? Kau akan menikah, sayang?!" pria yang bernama Billy itu bertanya seakan tak percaya."Ya!! Apa itu sudah cukup jelas?! Aku akan menikah dalam waktu dekat ini, jadi aku mohon jangan sekali-kali kau muncul di hadapanku lagi!" sungut Carol.Dengan langkahnya yang mantap, pria bertubuh besar itu menghampiri Carol dan mencengkeram erat kedua bahu wanita seksi itu."Katakan padaku dengan siapa kau akan m
"Garth?!" seruku tak percaya dengan wajah terkejut dan gugup.Kenapa dari sekian banyak orang di dunia ini dan di saat seperti ini, aku bertemu dengan dia?!Garth Gaskins, pria yang paling aku takutkan dan paling kuhindari selama ini."Jeanny..? sungguh pertemuan yang tak terduga sekali." Sapa Garth dengan senyuman khasnya yang mungkin dapat membuat setiap wanita terpesona, namun itu tidak bagiku.Tatapannya menyelidik jatuh memperhatikan seluruh tubuhku, dari atas sampai bawah dan itu sangat membuatku tidak nyaman sama sekali."Banyak sekali perubahan sejak terakhir kita bertemu, Jea-nny, atau mungkin Mrs. Jefferson lebih tepatnya?" ucapnya, senyuman mautnya tak lepas di wajahnya sekarang. "Dan lihatlah! kau masih tetap cantik walaupun perutmu itu-, yach sedikit membuncit. Aku turut senang melihatnya...," sambungnya mantap dan aku hanya bisa diam mendengarnya."Ma-af, aku harus pergi." Ucapku tak berniat berlama-lama lagi, tanpa menunggu jawaban dari Garth segera aku berbalik pergi,
"Sungguh suatu kehormatan, akhirnya Mrs. Jefferson mau menemuiku.." sindir Carol dengan nada mengejek.Siang itu, aku dan Carol bertemu di sebuah restoran kecil di Houston St, New York sesuai yang dijanjikan aku pergi menemuinya. Ia datang lebih awal dari yang dijanjikan, dan tatapan kami bertemu dengan pikiran yang hanyut satu sama lain. Dapat kulihat tatapan sinisnya ketika melihat penampilanku saat ini, yang tampak santai mengenakan dress selutut dengan warna coral.Sedangkan kulihat seperti biasa, penampilannya selalu tampak seksi hanya mengenakan setelan mini berleher terbuka dengan warna merah terang yang mencolok mata. Rambutnya yang hitam panjang kali ini diikat kebelakang seakan sengaja membuat tubuhnya terekspos liar. Sungguh berbanding terbalik denganku kini.Kedua tangannya saling bersidekap dengan angkuh dan kedua matanya yang besar menatapku tajam memprovokasi. Aku hanya membalasnya dengan senyuman tenang, seakan tak merasa bergeming dengan sikapnya yang mendominasi."Ma
"A-pa kau bilang tadi? Hamil?!" seru Frank tak percaya, mata tajamnya membulat sempurna seakan apa yang baru saja ia dengar membuatnya syok seketika."Ya, aku ha-mil Frank Jefferson. Sama seperti istri yang kau cintai itu dan ini adalah hasil buah cinta kita," sahut Carol dengan menyunggingkan senyuman bangganya, namun bagi Frank senyuman itu adalah senyuman palsu yang tak tahu malu.Ucapan Carol bagi Frank terdengar seperti meledek dan menguji kesabarannya yang hampir habis, ia pun mendengus kasar dan tertawa pahit."Kau benar-benar wanita sinting Carol Gilmore! aku tak menyangka ternyata teman wanita yang selama ini aku kenal adalah wanita picik!!!" umpatnya kasar."Terserah apa katamu Frank, aku bisa membuktikannya kalau ucapanku ini benar!" sahut Carol kemudian ia menggapai beberapa lembar kertas di atas meja rak yang tak jauh di belakangnya."Lihat ini!! dan setelah itu apakah kau bisa menyangkal semua ucapanku Frank Jefferson?! seru Carol seraya menunjukkan beberapa lembar kerta
"Ada apa, Sayang? Apa kau sakit hari ini?" tanya Frank sepulang dirinya bekerja malam itu sebagai manager di salah satu sebuah perusahaan besar di New York city.Mungkin ia merasakan keanehan karena aku tak membalas beberapa pesan darinya siang tadi dan tak menyambutnya ketika ia pulang kerja seperti biasanya. Seharian ini yang kulakukan hanya berbaring dan menangis, sungguh konyol.Aku sendiri tak mengerti apa yang harus kutangisi. Semua itu belum terbukti benar jika Frank benar memiliki hubungan spesial dengan wanita yang bernama Carol Gilmore, apalagi sampai memiliki anak yang masih dalam kandungan perempuan itu.Cemburu, rasa cemburu jelas ada karena itu manusiawi. Istri mana yang tak cemburu jika melihat atau mengetahui kenyataan kalau suaminya memiliki wanita lain di belakangnya.Tapi perasaan ini lebih dari itu, aku hanya merasa takut. Takut untuk kehilangan cinta dari Frank Jefferson yang kini menjadi suamiku secara sah. Aku takut kehilangannya."Sayang, makanlah sesuatu janga
Pagi itu setelah aku mengantar Alex dan Kimmy ke sekolah aku sibuk menyiram tanaman di halaman rumah. Inilah kegiatan yang biasa aku lakukan di rumah jika aku mulai bosan di dalam rumah, karena Frank tak menginginkan aku bepergian jauh selain mengantar Alex dan Kimmy ke sekolah selama kehamilanku ini. Sungguh suami yang posesif, tapi aku mencintainya bahkan begitu mencintainya.Aku setengah terkejut saat sebuah mobil toyota merah berhenti tepat di depan rumah ini."Siapa?" batinku bertanya.Sepasang kaki yang jenjang dan indah dengan sepatu bertumit tinggi keluar dari mobil itu. Seorang wanita berpenampilan cantik bagai sosialita dengan memakai kacamata hitam dan rambut hitam panjangnya terurai indah. Sepertinya aku pernah melihat wanita itu, tapi entah di mana. Wajahnya yang tak asing kuingat namun ingatanku masih samar dan belum jelas.Ia berjalan mendekatiku dengan langkah seksinya yang terasa angkuh."Apa ada yang bisa saya bantu Miss?" tanyaku menyapa."Benar ini rumah keluarga J
[Malam ini aku akan pulang terlambat sayang][Kau jaga diri baik-baik dirimu dan anak kita. Makan yang banyak dan bergizi dan ingat, jgn terlalu lelah, honey][love you sweety heart]Aku tersenyum membaca pesan dari suamiku, Frank Jefferson. Selama kami baru beberapa bulan menikah, Frank memperlakukanku layaknya ratu di rumahnya.Setiap perlakuannya begitu manis dan membuatku semakin mencintainya. AKu usap perutku sendiri yang kini sudah terlihat membuncit, dalam hati aku sangat bersyukur karena Tuhan memberikan aku kebahagian seperti ini. Mengenal Frank Jefferson dan mencintainya sungguh hadiah yang luar biasa Tuhan berikan padaku sekarang.Semoga kebahagiaan ini berlangsung untuk selamanya dan tak akan memudar. Itulah harapanku. Di usia kandunganku yang menginjak bulan ke lima ini, aku tak sedikit pun merasakan keluhan lagi. Mungkin karena sudah melewati tri semester awal jadi tubuhku sudah menyesuaikan hormon kehamilanku dan aku bersyukur karena itu aku bisa melakukan pekerjaanku s