Di sisi lain.Sakit pinggang Damar hanya alasan, dia mendengar kabar jadi kembali ke kamar dan langsung bertanya kepada sekretaris, "Apa Samuel benar-benar naik kapal?""Jackie melihat punggung seseorang yang sangat mirip dia, tapi Jackie nggak yakin."Damar tertawa saking marahnya. "Datang ke pesta keluarga sendiri pun dia harus menyembunyikan diri. Apa ada sesuatu di sini yang membuatnya takut untuk tampil? Ampun, keluarga ibunya sudah menyesatkan dia!"Dia langsung memerintahkan, "Suruh orang cari!"Sekretaris itu menjawab, "Ya."Damar berpikir sejenak, "Tunggu, cari diam-diam, jangan beri tahu siapa pun."Bagaimana jika ... Samuel punya rencana, dia tidak ingin mengganggu Samuel.Sekretaris itu menjawab lagi, "Ya."Damar masih belum tenang, dia berjalan kembali ke ruang bermain kartu.Ruangan itu hening sejenak.Laskar menginginkan Cindy.Mata Yogi beralih pada Cindy. Di belakang Yogi ada lampu lantai, jadi wajah Yogi tak terlihat jelas. Tidak ada yang tahu apa yang Yogi pikirkan s
"Pak Laskar terlalu memuji. Mungkin sering latihan jadi aku terampil. Aku nggak begitu jago sebelumnya, tapi aku adalah sekretaris utama Grup Mega, aku harus bergaul dengan para bos dan istri mereka atas nama Grup Mega. Semakin sering bermain, semakin jago aku."Laskar yang sedang mengocok kartu pun tertegun.Sekretaris utama ....Bergaul dengan para bos dan istri mereka ....Laskar berpikir dan berkata, "Oh begitu."Karena ucapan Cindy yang penuh arti, Yogi pun memandang Cindy saat memainkan kartu.Cindy langsung mengambil kartu itu dan membalas menatapnya tanpa minder ataupun angkuh. Ucapan Cindy ditujukan pada Laskar dan terutama pada Yogi.Apakah Yogi benar-benar ingin menyerahkan Cindy? Sudah dipikirkan baik-baik?Cindy adalah sekretaris utama yang memiliki kendali atas banyak sumber daya pelanggan Grup Mega. Kalau Yogi berani menjual Cindy, Cindy mungkin tidak bisa menjaga rahasia.Cindy tinggal menceritakan pada Laskar tentang preferensi, kebiasaan dan keuntungan dari beberapa p
Cindy tidak merasakan apa-apa saat sarafnya tegang, begitu santai, Cindy merasa kepalanya berat lagi.Cindy menyentuh dahi, kali ini dia benar-benar demam.Cindy meminta obat flu kepada pelayan dan ingin mencari tempat yang tenang.Dia kebetulan bertemu Handy, Handy bertanya kepada Cindy, "Kamu nggak bersama Yogi?"Cindy tertegun sesaat sebelum menyadari bahwa dia sedang bertanya tentang Yogi. Cindy pun dengan santai menunjuk ke atas, lalu berjalan melewatinya dan duduk di sofa dekat jendela.Handy melirik Cindy sebelum naik ke atas.Cindy duduk sendirian di sofa, semakin lama duduk, dia semakin merasa pusing dan tidak bisa menahannya lagi.Cindy ingin kembali ke kamar tapi jaraknya lumayan. Cindy terhuyung-huyung saat berjalan, lalu dunia seakan berputar di hadapannya. Saat Cindy terjatuh, sepasang sepatu kulit berhenti di depannya.Cindy sepertinya mencium aroma pinus dan cemara lagi.....Orang-orang di lantai atas hampir selesai membicarakan proyek mereka, jadi mereka turun untuk b
Dua pria berjalan ke arahnya. Mereka jelas tertarik dengan kecantikan Cindy. Mereka berjongkok di depan Cindy dan mengatakan sesuatu.Cindy tidak mengangkat kepalanya, pria itu mengulurkan tangan dan mencubit dagu Cindy.Yogi memandang mereka dengan dingin, dia sudah mengingat wajah kedua pria ini.Setelah melihat wajah Cindy dengan jelas, pria yang lain mengenali Cindy adalah pendamping Yogi, jadi dia segera menarik temannya pergi, tidak berani memprovokasi Cindy.Cindy mengambil jepit rambut di lantai dan memegangnya, lalu berdiri dari geladak dengan sempoyongan.Namun, kondisi Cindy seperti anak domba kecil, siapa pun bisa melangkah maju dan menggigitnya.Sebelumnya, Yogi tidak tahu kalau Cindy ternyata memberi kesan mudah ditindas orang.Parahnya lagi Cindy tiba-tiba berjalan menuju titik buta kamera pengintai, bahkan manajer keamanan mengambil gambar dari beberapa kamera pun tidak bisa menemukan Cindy.Yogi berkata dengan sungguh-sungguh, "Di mana dia?""Pak Yogi, tunggu sebentar,
Handy tidak menemukan apa pun dan hendak mematikan laptop, seorang wanita yang ikut menonton di belakangnya tiba-tiba berkata, "Saat itu jam setengah sembilan, sepertinya aku mendengar suara ceburan ...."Wanita itu sedang berbicara dengan temannya dengan pelan. Tidak tahu bagaimana ceritanya, Yogi yang berada beberapa meter jauhnya bisa mendengarnya, jadi Yogi berbalik dan menatapnya."Apa yang kamu dengar?" Suara Yogi agak parau.Wanita itu tertegun sejenak dan berkata dengan ragu-ragu, "Pada pukul setengah sembilan, aku kembali ke kamar di lantai tiga untuk mengambil sesuatu, lalu kembali ke ruang perjamuan. Ketika aku melewati sebuah kamar, aku mendengar pertengkaran dan bunyi ceburan air dari dalam, saat itu aku juga merasa ada yang terjatuh ke laut ...."Mata Yogi menyipit, "Tolong bawa aku ke kamar itu."Wanita itu segera mengiakan dan membawa Yogi ke kamar di lantai tiga.Yogi langsung mengetuk pintu.Yang membukakan pintu adalah seorang laki-laki dengan hidung dan muka lebam,
Waktu kembali ke satu setengah jam yang lalu.Cindy sedang duduk sendirian di ruang perjamuan, kepalanya semakin pusing, dia menyentuh keningnya, ternyata demamnya belum juga hilang.Cindy tidak bertahan lagi, dia berdiri sambil berpegangan pada meja, ingin kembali ke kamar untuk tidur siang.Cindy bisa saja langsung naik lift menuju lantai empat tempat tinggal Cindy, tapi saat Cindy berjalan menuju lift, dia bertemu dengan beberapa pria, entah karena mabuk atau karena hal lain, para pria itu berselisih dan memblokir lift.Cindy mengerutkan kening dan langsung menaiki tangga.Bagaimanapun, ini lantai tiga, tinggal naik saja satu lantai.Namun, Cindy salah ingat.Makan malam diadakan di lantai dua, Cindy mengira di lantai tiga, jadi ketika Cindy berpikir "naik satu lantai bisa kembali ke lantai empat", dia sebenarnya pergi ke lantai tiga.Karena beda satu lantai, Cindy ditakdirkan masuk kamar yang salah.Awalnya Cindy tidak terlalu pusing, tapi dia menaiki tangga dan tertiup angin laut
Cindy sangat mengenal Yogi, jadi Cindy tahu suasana hati Yogi buruk sekali sekarang.Bahkan Yogi marah.Yogi jarang sekali marah karena statusnya yang tinggi. Dia bisa mendapatkan apa pun yang diinginkan, jadi tidak ada gunanya marah. Kalau dia tidak suka, tinggal perintahkan saja, seseorang secara alami akan membantunya "menyelesaikannya".Kemarahannya sungguh jarang.Cindy memanggilnya, "Pak Yogi."Yogi memegang pergelangan tangan Cindy dan menarik Cindy dari tempat tidur yang berantakan!Dia begitu kuat sehingga Cindy menabrak dadanya begitu saja.Dia tidak menggunakan parfum, tapi ada aroma yang menyegarkan, seperti aroma salju di musim dingin.Biarpun begitu di luar jangkauan, rasa invasi begitu kuat. Begitu bersentuhan, aroma Yogi memenuhi seluruh indera penciuman Cindy. Dalam sekejap, Cindy tidak bisa mengingat aroma kayu pinus lagi, hanya ada aroma Yogi.Namun, tenaga Yogi begitu besar hingga tulang pergelangan tangan Cindy hampir patah. Cindy mengerang kesakitan dan mengomel.
Cindy mengerti bahwa Yogi mengira Cindy dan Steve sudah berhubungan intim jadi dia ingin memeriksa tubuh Cindy!Cindy sangat sedih hingga emosinya hampir meledak!Apakah Cindy adalah barang pribadi Yogi? Tidak ada orang lain yang bisa menyentuh Cindy, kalau sepertinya sudah disentuh oleh orang lain, dia akan memeriksa Cindy!Dia tidak memperlakukan Cindy sebagai manusia!Cindy sudah muak dengannya!Tidak tahu dari mana Cindy mendapatkan kekuatan, Cindy mendorongnya menjauh, menarik jubah mandinya sambil turun dari tempat tidur dan pergi.Yogi menyusul dari belakang dan menarik tangan Cindy.Tanpa pikir panjang, Cindy berbalik dan menamparnya.Namun, tamparan itu gagal.Tangan Cindy yang lain juga dicengkeram oleh pria itu, dia maju dua langkah dan langsung menekan Cindy ke dinding, dengan tangan ditekuk ke punggung Cindy.Cindy tidak mau mengaku kalah dan ingin menendangnya. Yogi langsung menekan kedua kaki Cindy, membuat Cindy sama sekali tidak bisa melawan!"Apa kamu sudah hebat? Ber
Ekspresi Yogi dingin, Cindy menggertakkan gigi, "Yogi! Kamu sudah memaksa ayahku mati, apa kamu mau memaksa ibuku mati?! Ayahku nggak memberi kami buku keuangan. Kami nggak tahu apa pun. Apa lagi yang kamu ingin dapatkan dari kami!"Yogi berkata, "Aku ingin kamu kembali bersamaku!" Berapa lama Cindy akan bermesraan dengan Samuel?Cindy dengan marah berteriak, "Lepaskan ibuku!"Nasnah adalah kelemahannya, jadi kata-kata Yogi membuat Cindy frustrasi. Samuel menghiburnya, "Satu-satunya petunjuk yang ada sekarang adalah ibu angkatmu, dia nggak akan melakukan apa pun pada ibu angkatmu."Yogi berkata dengan nada dingin, "Bu Nasnah dirawat di ICU sekarang. Masih belum diketahui apa dia akan bangun. Cindy, apakah kamu yakin nggak mau kembali bersamaku untuk melihat dia?"ICU ....Wajah Cindy pucat, bagaimana ini bisa terjadi ....Cindy menatap Yogi, jantungnya menegang dan rasa sakit membuat tubuhnya gemetar, "Yogi."Yogi tahu betapa pentingnya ibunya baginya, tapi Yogi tetap melakukannya, jad
Dia ternyata menganggap penipuan, jebakan, pemanfaatan di antara mereka serta kematian keluarga dan dendam generasi sebelumnya hanyalah "permainan"? Dia benar-benar berpikir Cindy akan kembali bersamanya setelah mengetahui semua kebenarannya?Hehe .... Tapi, tidak heran dia berpikir begitu. Ketika Cindy patah hati karena dia dan Yona, Cindy mengundurkan diri dan berpisah dengannya. Setelah waktu yang lama, dia masih merasa bahwa Cindy akan kembali.Dia sangat percaya diri, tidak, seharusnya bilang dia sangat percaya diri dengan kemampuannya.Dia menggunakan paksaan, bujukan, jebakan emosional dan kata-kata manis pada Cindy, dia berhasil mencapai tujuannya setiap saat, jadi sekarang dia bisa mengubah keadaan dengan pernyataan "kembali" dengan mudah.Cindy memandang Yogi dan menggelengkan kepala. Kali ini, kita tidak bisa rujuk kembali.Samuel melirik Sherlene dengan cuek, Sherlene bertepuk tangan. Terlihat dia hanya mengajak Sherlene, tapi nyatanya ada orang yang bersembunyi. Setelah te
Cindy tidak mau mengeluarkan air mata, dia mendongak dan melihat ke langit. Ah, bukankah tadi cerah? Kenapa tiba-tiba tidak ada matahari? Kenapa dia tiba-tiba tahu kebenarannya? Yogi ... Yogi sebenarnya tidak mencintainya 'kan?Dalam tiga tahun terakhir, Cindy hanyalah alat dia, sekarang Cindy masih menjadi alat dia. Bagaimana Cindy bisa jatuh ke lubang yang sama untuk kedua kalinya?Karena Yogi "naksir diam-diam" pada Cindy di SMA? Ataukah karena "surat cinta" yang berdebut itu?Tapi, bahkan perasaan yang dia lihat sendiri pun palsu, bagaimana keaslian dari perasaan yang tidak dia lihat dan berdasarkan laporan orang lain serta kata cinta yang tidak jelas?Cindy menelan ludah dan berusaha sekuat tenaga melepas cincin itu, tapi sudut tajam "V" yang terbuat dari berlian terhalang, bahkan membuat jarinya berdarah, tapi dia tetap tidak bisa melepasnya.Cindy menggertakkan gigi dan ingin terus melepasnya secara paksa, tapi pergelangan tangannya digenggam oleh Samuel, Samuel berkata dengan s
Cindy menggertakkan gigi geraham. Dia biasanya tenang dan rasional, tapi dia sangat keras kepala saat ini. Walaupun Liana menceritakan keseluruhan cerita dengan jelas, bahkan kalau keheningan Qweneth menegaskan semuanya, dia tetap menolak menerimanya."Ini semua asumsimu!"Bahkan Liana tidak tahan dengan sikapnya yang keras kepala. Dia mencibir dan hendak mengatakan sesuatu lagi ketika suara laki-laki tiba-tiba menyela, "Cindy, dia nggak pantas mendapatkan kepercayaanmu."Tenang dan tanpa emosi, itu suara Samuel yang sejak tadi terdiam.Kelopak mawar tertiup angin hingga ke kakinya, warnanya merah seperti darah.Kata-katanya membuat Cindy merasa jantung, hati, limpa, dan paru-paru bergeser posisi, Cindy merasakan sakit yang menyesakkan.Samuel memandangnya, wajahnya terlihat di mata coklat Samuel yang selembut sumber air panas, tapi kata-katanya menusuk seperti es yang tergantung di atap."Kalau dia nggak berencana rujuk denganmu, bagaimana dia bisa pulang bersamamu? Bagaimana dia bisa
Qweneth terkejut!Segera dia berseru, "Cindy? Apakah itu kamu, Cindy?" Saking kagetnya dia sampai lupa memanggil "Nyonya Muda" sebagai gelar kehormatan, "Kenapa kamu memegang ponsel Nona Liana? Kamu di mana sekarang? Pak Yogi mencarimu ke mana-mana akhir-akhir ini!"Cindy berbisik, "Apakah kamu bersama Yogi sekarang?"Qweneth berkata, "Nggak, Pak Yogi nggak datang ke perusahaan hari ini dan nggak memberi tahu aku. Beri tahu aku di mana kamu, aku akan hubungi Pak Yogi untuk segera menjemputmu!"Cindy tiba-tiba berkata, "Qweneth, kita sudah menjadi rekan kerja selama tiga tahun. Biarpun kita nggak punya kontak pribadi, kupikir kita berteman. Tapi, saat aku dijebak oleh Liana, kenapa kamu memanipulasi opini publik untuk menyerangku?"Liana tersenyum, pertanyaan ini cerdas sekali.Qweneth terdiam, lalu berkata, "Cindy, apa katamu? Aku belum ...."Cindy menutup panggilan telepon tanpa mendengarkan, dia menggenggam telepon erat-erat, wajahnya semakin kaku setiap detiknya, sementara Liana ter
Cindy menoleh dan menatapnya, "Hal apa?"Liana berkata, "Opini publik di Internet saat itu adalah netizen memarahimu karena menyakiti aku."Cindy mengomel, "Bukankah itu opini publik yang sengaja kamu buat!"Liana merentangkan tangannya dengan tidak bersalah, "Itu bukan aku. Bukankah kamu meminta Selina membantumu menuntutku karena menghasut opini publik, tapi pengadilan memutuskan bahwa nggak ada bukti faktual bahwa aku melakukannya, jadi pelakunya sebenarnya bukan aku.""...." Cindy mengerucutkan bibirnya.Liana berkata, "Aku bisa mengorbankan diriku untuk menjebakmu, tapi bukan berarti aku bersedia melampirkan fotoku secara online untuk dilihat oleh orang lain. Aku masih harus bergaul dengan orang, aku nggak begitu nekat. Kalau nggak didorong seseorang, aku pikir masalah ini nggak akan diketahui publik.""Jadi menurutku Yogi yang melakukannya. Tujuannya untuk semakin meruntuhkan pertahanan psikologismu dan membuatmu merasa diserang dari semua sisi, lalu lebih mengandalkan dia."Tanp
Liana melihat Samuel, lalu melihat Cindy.Dia tidak bodoh, dia bahkan sangat pintar, kalau tidak, dia tidak akan mampu menciptakan ilusi bahwa "Yogi menurutinya" hanya dengan beberapa kata saja hingga membuat Cindy salah paham.Jadi dia sudah memahami sekarang, dia bersandar di kursi dan senyuman sinis terpampang di wajahnya yang sakit-sakitan, "Ternyata jebakanku nggak gagal total, aku bahkan membantu Pak Yogi memenangkan hati si cantik ...."Cindy berkata dengan canggung, "Kamu nggak perlu ikut campur tentang urusan Yogi dan aku.""Kamu datang ke rumahku hanya karena ingin mendengar kebenarannya. Sekarang aku mengatakan yang sebenarnya tapi kamu nggak berani mendengarkan. Bu Cindy, kenapa sikapmu begitu bertolak belakang? Oh, aku mengerti, kamu sudah menebaknya tapi kamu nggak berani membuktikannya 'kan? Lagi pula, kamu sudah memakai cincin. Kalau sekarang kamu tahu sifat asli suamimu, bagaimana perasaanmu?"Liana melihat Eros di jari manisnya, tapi kali ini Liana bukan hanya tidak m
Samuel menoleh ke belakang dengan acuh tak acuh, Sherlene melangkah maju dan langsung ke pokok permasalahan, "Nona Liana menjebak Nona Cindy, coba kamu pikirkan setelah itu, apa ada yang mencurigakan?"Liana tidak mengerti, "Apa yang mencurigakan?"Sherlene berbicara dengan jelas, "Poin utama dalam keseluruhan insiden ini adalah pengakuan kedua gangster yang 'melecehkan' kamu. Mereka menuduh Nona Cindy menyuap mereka."Kedua pria itulah yang memegang ponsel dan berpura-pura menanyakan jalan pada Cindy, tapi nyatanya mereka ingin kamera pengintai merekam kontak Cindy dengan mereka.Liana, "Iya."Sherlene, "Bukankah seharusnya saksi penting seperti itu langsung jatuh ke tangan polisi untuk mendorong perkembangan penyelidikan? Tapi, aku ingat polisi baru menemukan mereka pada hari ketiga. Apa tujuan pengaturanmu?"Liana tidak tahu kenapa mereka menanyakan hal ini, jadi dia berhenti sejenak dan menjawab, "Aku nggak mengaturnya secara khusus.""Dalam pengaturanku, mereka akan ditangkap poli
Yogi melamun di tengah hujan, Locky juga menyampaikan berita."Kak Yogi, sudah ketahuan, mereka pergi ke Negara Singa."Yogi tampak cuek dan mengunci layar ponselnya, "Pergi ke bandara."....Mobil yang melaju tiba-tiba terbentur, kepala Cindy membentur kaca dan terbangun!Samuel bertanya dengan suara rendah, "Sakit nggak?"Cindy menekan jantung, bukan di kepala, rasa sakit yang tiba-tiba membuatnya sangat tidak nyaman.Samuel menopang kepala Cindy dengan telapak tangan, tapi Cindy tetap saja membentur jendela mobil. Dia mengusap tempat Cindy terbentur dan bertanya, "Masih kurang tidur tadi malam? Kamu tertidur sepanjang jalan."Cindy menggelengkan kepalanya, tidak, karena menyalakan aromaterapi, dia tidur nyenyak tadi malam. Dia tidak tahu kenapa dia mengantuk.Setelah beberapa saat, rasa tidak nyaman di hatinya mereda, tapi dia masih merasa sesuatu yang buruk sudah terjadi .... Apa itu ibunya?Tidak, tidak, Yogi pasti akan menjaga ibunya.Cindy menelan ludahnya, tapi perasaan tidak n