Ibu dan putrinya itu berjalan berdampingan di jalan batu di kota kecil.Cindy berbicara dengan Nasnah sambil berjalan. Tentu saja dia hanya menceritakan hal baik dan menghindari hal buruk.Saat Nasnah senang, reaksinya lebih cepat dari biasanya. Dia bahkan memberi tahu Cindy, "Ayahmu pergi terapi. Kita sekalian jemput ayahmu pulang nanti.""Oke."Sebulan terakhir, Danang menjalani pengobatan alternatif di ahli pengobatan alternatif untuk mengobati kepincangannya. Cindy mendengarnya dari pengasuh itu.Cindy mengikuti Nasnah ke pasar sayur, selain membeli iga, dia juga membeli banyak bahan makanan lainnya, antara lain ayam, bebek, ikan, daging dan sayur.Cindy ingin mengatakan bahwa dia hanya akan tinggal selama dua hari, makanan sebanyak itu tidak akan habis dimakan, tapi Nasnah adalah tipe orang tua yang ingin memberi makan anaknya yang jarang pulang agar berat badan bisa bertambah 4-5 kilogram sebelum pergi, sehingga dia tidak bisa dihentikan.Cindy tak punya pilihan selain mengirim p
Yogi menoleh, meletakkan ponsel dan berkata dengan acuh tak acuh, "Dia datang cukup cepat. Undang dia ke sini.""Ya."Qweneth melambaikan tangan, pengawal yang bersembunyi di suatu tempat muncul dan menghentikan mobil itu.Qweneth berjalan ke mobil dan mengatakan sesuatu lalu orang di dalam mobil itu keluar.Itu memang Laskar.Laskar melirik Yogi sambil tersenyum samar, lalu memasukkan tangan ke dalam saku dan mengikuti Qweneth.Yogi sedang duduk di kafe model terbuka, Laskar berkata, "Akhir-akhir ini Pak Yogi terlalu santai. Sebentar pergi ke Barat Kota, sebentar lagi datang ke sini, direktur yang bermartabat berlarian sana sini. Apa Grup Mega begitu depresi?"Yogi, "Adik sepupu Pak Laskar sudah ditangkap polisi, kamu nggak membantu di Barat Kota malah datang ke sini, bukankah agak membingungkan?"Dua pria yang sama-sama muda dan tampan itu bertemu di sebuah kota kecil, yang satu tersenyum, yang lain tenang dan acuh tak acuh, tapi kata-katanya berbau mesiu dan sengit.Dengan senyuman
Yogi mendekat bersama perahu, dia mengenakan jas hitam tapi berdasi merah tua, seperti cahaya terang di malam kutub, menembus kegelapan dan menghantam hati Cindy dengan keras."...."Perahu perlahan-lahan merapat dan Yogi mengulurkan tangannya kepada Cindy, meminta Cindy untuk melompat ke atas kapal dan menemaninya.Cindy tidak bergerak.Kecuali saat di dalam lift, Cindy tidak pernah berinisiatif berlari ke arahnya, melainkan hanya menatapnya lekat-lekat.Yogi meminta tukang perahu untuk maju sedikit, ketika masih berada empat puluh atau lima puluh sentimeter dari tepian, tiba-tiba dia melompat ke depan Cindy!Cindy kaget saat melihatnya "menyerbu" ke arahnya, Cindy secara naluriah ingin mundur, tapi dia menarik Cindy ke dalam pelukannya.Laki-laki memang berbahu lebar dan berpinggang sempit, dia juga mengenakan jas hitam, sat memeluk Cindy seperti ini, sepertinya dia menyembunyikan seluruh Cindy di pelukannya.Hidung Cindy yang agak dingin karena angin dingin pun membentur dadanya yan
Cindy marah dan malu, dia menggertakkan gigi dan memarahi, "Jadi, kamu mencariku hanya untuk ini?"Ubun-ubun Cindy sepertinya terhantam sesuatu dan dia tiba-tiba berpikir, apakah ini metode baru Yogi?Dulu Yogi "kecanduan tidur" dengan Cindy dengan cara paksa, yaitu memaksa Cindy untuk tinggal bersamanya, tapi sekarang dia berubah menggunakan taktik lembut? Apakah Cindy ditipu lagi olehnya?Cindy kesal, dia menolak dan mendorong Yogi.Yogi meraih pinggang Cindy dari belakang, "Ada cinta baru ada nafsu."Cindy tiba-tiba merasakan bulu kuduknya berdiri dan matanya menjadi kabur, "Aku belum pernah mendengar teori ini. Bukankah kalian pria bisa tidur dengan wanita mana pun?""Aku nggak bisa, aku pemilih, hanya kamu."Cindy bergumam, "Pria bisa mengatakan apa pun demi mencapai langkah terakhir."Yogi menatap mata Cindy dalam kegelapan, "Kalau langit sudah terang, aku akan katakan sekali lagi padamu."Cindy merasa dirinya konyol malam ini.Kekonyolan membawa Yogi pulang, kekonyolan ingin mem
Danang tidak sengaja menginjak batu, dia terhuyung dan terjatuh ke depan. Yogi meraih lengannya tepat waktu untuk menstabilkan tubuhnya.Danang tanpa sadar mendongak dan melihat pria berjas mahal ini, dia tertegun sejenak, lalu merasa canggung dan berkata dengan cepat, "Terima kasih, terima kasih."Yogi berkata dengan tenang, "Nggak perlu."Danang tersenyum dan terus berjalan ke depan, Yogi juga berjalan di sampingnya, langkahnya tidak cepat, sepertinya dia juga berjalan ke arah yang sama.Danang merasa tertindas entah kenapa dan bertanya dengan sopan dan canggung, "Aku lihat kamu juga keluarga dari Gang 8, kebetulan sekali. Rumahku juga di Gang 8. Kamu kerabat dari keluarga yang mana? Aku sudah tinggal di sini selama beberapa tahun tapi belum pernah melihatmu."Yogi memiliki temperamen cuek, "Kalau aku sebut sebuah nama, kamu pasti pernah dengar.""Benarkah? Kalau begitu coba katakan." Danang tampak tertarik dan Yogi berhenti dan mengucapkan satu kata dengan dingin, "William."Danang
Qweneth di sebelahnya juga memahami seluk beluk masalah tersebut.Dia merasa kalau Pak Yogi tahu soal ini, Pak Yogi pasti akan membantu Bu Cindy, maka dia mengambil langkah pertama."Bu Cindy, jagalah Bibi, aku akan selidiki perawat pribadi itu."Qweneth memiliki koneksi dan sumber daya, akan lebih cepat kalau dia yang memeriksanya.Cindy tidak menolak, hanya tampak tegang, "Maaf merepotkanmu."Qweneth sangat efisien dalam melakukan sesuatu, bahkan sebelum laporan pemeriksaan lanjutan Nasnah keluar, dia sudah menemukan perawat pribadi itu dan langsung membawanya.Di sudut tempat parkir rumah sakit.Perawat Pribadi itu terjebak di sana dan mencoba melarikan diri beberapa kali, tapi keempat pengawal yang kuat itu terlihat sangat galak sehingga mereka bahkan tidak perlu melakukan apa-apa, hanya berdiri di sana sudah membuat dia takut hingga tidak berani bertindak gegabah.Perawat Pribadi menelan ludah, mengerutkan kening dan bertanya, "Kalian, siapa kalian? Apa yang ingin kalian lakukan?
Cindy memegang erat ponselnya. Dia sangat marah tadi, tapi sekarang dia sudah tahu pembunuh sebenarnya sehingga menjadi lebih tenang, "Apa lagi yang kamu lakukan? Pertanggungjawabkan sendiri."Perawat Pribadi melambaikan tangannya berkali-kali, "Nggak lagi, sungguh nggak ada lagi."Ponsel Qweneth baru saja berdering dan dia menjawab, "Oke, oke, aku mengerti."Dia bergegas maju dan menarik Cindy bangun, "Bu Cindy, masalah ini akan kulaporkan kepada Pak Yogi, Pak Yogi pasti akan menanganinya."Dia sebenarnya menyesal sekarang. Seandainya dia tahu masalah ini ada hubungannya dengan Yona, dia tidak akan mengambil inisiatif untuk membantu Cindy menyelidiki masalah ini .... Dia tidak akan mendapat masalah 'kan?"Ayo ... kita lihat Bibi dulu. Kata dokter, laporan pemeriksaan sudah keluar dan ada yang sedikit masalah."Cindy memejamkan mata dan berdiri, "Oke."Qweneth memandang perawat pribadi dengan ragu, "Kalau begitu dia ....""Lepaskan saja."Kalau tidak? Apakah mereka akan membunuh dia?C
Saat jaraknya tidak terlalu jauh dan segera sampai di depan gerbang komunitas, Cindy turun dari mobil dan berjalan menuju komunitas tersebut.Locky benar-benar merasa Cindy ingin pergi membunuh orang, jadi dia mengikuti Cindy tanpa ragu.Cindy mengabaikannya dan langsung menuju pintu rumah Yona.Tapi, dia melihat orang yang menunggu di depan pintu adalah Yogi.Cindy mendapat firasat buruk saat itu dan langsung melewati Yogi dan masuk ke dalam rumah. Benar saja, rumah Yona sudah kosong."...." Cindy menahan amarah yang mendidih dan keluar sambil menatap Yogi, "Di mana kamu sembunyikan Yona?"Yogi berkata, "Dia sudah nggak ada di sini dari dulu.""Nggak ada di sini? Lalu kenapa kamu ada di sini?" Cindy tidak percaya kebohongannya!Qweneth yang memberi tahu Yogi. Dia menduga Cindy akan datang untuk menyelesaikan masalah dengan Yona, jadi dia menyuruh Yona pergi terlebih dahulu!Yogi mengerutkan kening, "Cindy, itu hanya perkataan sepihak dari perawat pribadi. Apa yang dia katakan belum te