Yogi mendekat bersama perahu, dia mengenakan jas hitam tapi berdasi merah tua, seperti cahaya terang di malam kutub, menembus kegelapan dan menghantam hati Cindy dengan keras."...."Perahu perlahan-lahan merapat dan Yogi mengulurkan tangannya kepada Cindy, meminta Cindy untuk melompat ke atas kapal dan menemaninya.Cindy tidak bergerak.Kecuali saat di dalam lift, Cindy tidak pernah berinisiatif berlari ke arahnya, melainkan hanya menatapnya lekat-lekat.Yogi meminta tukang perahu untuk maju sedikit, ketika masih berada empat puluh atau lima puluh sentimeter dari tepian, tiba-tiba dia melompat ke depan Cindy!Cindy kaget saat melihatnya "menyerbu" ke arahnya, Cindy secara naluriah ingin mundur, tapi dia menarik Cindy ke dalam pelukannya.Laki-laki memang berbahu lebar dan berpinggang sempit, dia juga mengenakan jas hitam, sat memeluk Cindy seperti ini, sepertinya dia menyembunyikan seluruh Cindy di pelukannya.Hidung Cindy yang agak dingin karena angin dingin pun membentur dadanya yan
Cindy marah dan malu, dia menggertakkan gigi dan memarahi, "Jadi, kamu mencariku hanya untuk ini?"Ubun-ubun Cindy sepertinya terhantam sesuatu dan dia tiba-tiba berpikir, apakah ini metode baru Yogi?Dulu Yogi "kecanduan tidur" dengan Cindy dengan cara paksa, yaitu memaksa Cindy untuk tinggal bersamanya, tapi sekarang dia berubah menggunakan taktik lembut? Apakah Cindy ditipu lagi olehnya?Cindy kesal, dia menolak dan mendorong Yogi.Yogi meraih pinggang Cindy dari belakang, "Ada cinta baru ada nafsu."Cindy tiba-tiba merasakan bulu kuduknya berdiri dan matanya menjadi kabur, "Aku belum pernah mendengar teori ini. Bukankah kalian pria bisa tidur dengan wanita mana pun?""Aku nggak bisa, aku pemilih, hanya kamu."Cindy bergumam, "Pria bisa mengatakan apa pun demi mencapai langkah terakhir."Yogi menatap mata Cindy dalam kegelapan, "Kalau langit sudah terang, aku akan katakan sekali lagi padamu."Cindy merasa dirinya konyol malam ini.Kekonyolan membawa Yogi pulang, kekonyolan ingin mem
Danang tidak sengaja menginjak batu, dia terhuyung dan terjatuh ke depan. Yogi meraih lengannya tepat waktu untuk menstabilkan tubuhnya.Danang tanpa sadar mendongak dan melihat pria berjas mahal ini, dia tertegun sejenak, lalu merasa canggung dan berkata dengan cepat, "Terima kasih, terima kasih."Yogi berkata dengan tenang, "Nggak perlu."Danang tersenyum dan terus berjalan ke depan, Yogi juga berjalan di sampingnya, langkahnya tidak cepat, sepertinya dia juga berjalan ke arah yang sama.Danang merasa tertindas entah kenapa dan bertanya dengan sopan dan canggung, "Aku lihat kamu juga keluarga dari Gang 8, kebetulan sekali. Rumahku juga di Gang 8. Kamu kerabat dari keluarga yang mana? Aku sudah tinggal di sini selama beberapa tahun tapi belum pernah melihatmu."Yogi memiliki temperamen cuek, "Kalau aku sebut sebuah nama, kamu pasti pernah dengar.""Benarkah? Kalau begitu coba katakan." Danang tampak tertarik dan Yogi berhenti dan mengucapkan satu kata dengan dingin, "William."Danang
Qweneth di sebelahnya juga memahami seluk beluk masalah tersebut.Dia merasa kalau Pak Yogi tahu soal ini, Pak Yogi pasti akan membantu Bu Cindy, maka dia mengambil langkah pertama."Bu Cindy, jagalah Bibi, aku akan selidiki perawat pribadi itu."Qweneth memiliki koneksi dan sumber daya, akan lebih cepat kalau dia yang memeriksanya.Cindy tidak menolak, hanya tampak tegang, "Maaf merepotkanmu."Qweneth sangat efisien dalam melakukan sesuatu, bahkan sebelum laporan pemeriksaan lanjutan Nasnah keluar, dia sudah menemukan perawat pribadi itu dan langsung membawanya.Di sudut tempat parkir rumah sakit.Perawat Pribadi itu terjebak di sana dan mencoba melarikan diri beberapa kali, tapi keempat pengawal yang kuat itu terlihat sangat galak sehingga mereka bahkan tidak perlu melakukan apa-apa, hanya berdiri di sana sudah membuat dia takut hingga tidak berani bertindak gegabah.Perawat Pribadi menelan ludah, mengerutkan kening dan bertanya, "Kalian, siapa kalian? Apa yang ingin kalian lakukan?
Cindy memegang erat ponselnya. Dia sangat marah tadi, tapi sekarang dia sudah tahu pembunuh sebenarnya sehingga menjadi lebih tenang, "Apa lagi yang kamu lakukan? Pertanggungjawabkan sendiri."Perawat Pribadi melambaikan tangannya berkali-kali, "Nggak lagi, sungguh nggak ada lagi."Ponsel Qweneth baru saja berdering dan dia menjawab, "Oke, oke, aku mengerti."Dia bergegas maju dan menarik Cindy bangun, "Bu Cindy, masalah ini akan kulaporkan kepada Pak Yogi, Pak Yogi pasti akan menanganinya."Dia sebenarnya menyesal sekarang. Seandainya dia tahu masalah ini ada hubungannya dengan Yona, dia tidak akan mengambil inisiatif untuk membantu Cindy menyelidiki masalah ini .... Dia tidak akan mendapat masalah 'kan?"Ayo ... kita lihat Bibi dulu. Kata dokter, laporan pemeriksaan sudah keluar dan ada yang sedikit masalah."Cindy memejamkan mata dan berdiri, "Oke."Qweneth memandang perawat pribadi dengan ragu, "Kalau begitu dia ....""Lepaskan saja."Kalau tidak? Apakah mereka akan membunuh dia?C
Saat jaraknya tidak terlalu jauh dan segera sampai di depan gerbang komunitas, Cindy turun dari mobil dan berjalan menuju komunitas tersebut.Locky benar-benar merasa Cindy ingin pergi membunuh orang, jadi dia mengikuti Cindy tanpa ragu.Cindy mengabaikannya dan langsung menuju pintu rumah Yona.Tapi, dia melihat orang yang menunggu di depan pintu adalah Yogi.Cindy mendapat firasat buruk saat itu dan langsung melewati Yogi dan masuk ke dalam rumah. Benar saja, rumah Yona sudah kosong."...." Cindy menahan amarah yang mendidih dan keluar sambil menatap Yogi, "Di mana kamu sembunyikan Yona?"Yogi berkata, "Dia sudah nggak ada di sini dari dulu.""Nggak ada di sini? Lalu kenapa kamu ada di sini?" Cindy tidak percaya kebohongannya!Qweneth yang memberi tahu Yogi. Dia menduga Cindy akan datang untuk menyelesaikan masalah dengan Yona, jadi dia menyuruh Yona pergi terlebih dahulu!Yogi mengerutkan kening, "Cindy, itu hanya perkataan sepihak dari perawat pribadi. Apa yang dia katakan belum te
Cindy segera melepaskan diri dari pelukannya, melihat ke bawah dan merendahkan suara, "Bagaimana kamu bisa masuk di siang hari bolong?"Yogi sedikit menunduk, "Maksudmu, aku datang saja malam ini?"Cindy tidak mau menjawab lelucon seperti itu, dia menelan ludah, "Aku memesan tiket kereta berkecepatan tinggi untuk kembali ke Barat Kota pada malam hari. Aku mau mengemasi barang, nggak nyaman Pak Yogi berada di sini. Silakan pergi.""Hery belum memanggilmu kembali bekerja 'kan?" Yogi duduk, tapi menarik tangan Cindy, "Tinggallah beberapa hari lagi."Cindy, "Kalaupun aku nggak perlu kerja, aku tetap minta Pak Yogi menghilang dari pandanganku."Yogi mendongak. Di belakangnya ada jendela balkon. Dengan senja di belakangnya, wajahnya menjadi kabur. Tidak ada rasa agresi yang begitu kuat dan nadanya jauh lebih lembut, "Untuk terakhir kalinya, dia nggak akan pernah muncul di hadapanmu lagi."Itu tentu saja mengacu pada Yona.Cindy tahu Yogi sedang membujuk dia.Jarang sekali, Cindy pantas dibuj
Cindy tertegun sejenak, lalu berkata dengan lembut, "Kejadian itu sudah berlalu, aku nggak dendam denganmu. Saat putri tumbuh dewasa, maka nggak akan dekat dengan ayahnya lagi. Kebanyakan orang seperti ini."Danang sepertinya tidak mendengar perkataan Cindy dan hanya bergumam sendiri, "Tapi, jangan khawatir, aku nggak akan bersalah padamu lagi. Orang-orang itu menemukan kita lagi. Kali ini aku pasti akan melindungimu, biarpun harus mati."Cindy berhenti karena merasa kata-katanya sangat aneh, Cindy sedikit mengernyit, "Ayah, apa yang kamu bicarakan?"Danang hanya menggelengkan kepala, "Nggak apa-apa, nggak apa-apa, aku akan urus." Semuanya akan diurus hingga tuntas.Saat tiba di pintu masuk gang, taksi online sudah terparkir di sana.Danang membantu Cindy memasukkan koper ke bagasi.Cindy memikirkan sesuatu dan berkata kepadanya, "Ayah, biarpun ahli pengobatan alternatif itu menyembuhkanmu, dia agak aneh. Aku belum mengetahui asal usulnya. Kalau nggak diperlukan sekali, jangan temui di