Di Tokyo.....
Seorang pemuda tampan bernama, Rin Kiyotaka. memiliki profesi sebagai seorang pianis, dan memiliki hobi sebagai foto grafer.Rin adalah seorang putra dari seorang pianis terkenal. sebagai anak dari seorang pianis hebat, Rin pun mengikuti jejak sang ayah.Di indonesia.....Zeyna Arsyila Savina, seorang wanita muslimah yang sangat menyukai hal hal baru.Zeyna adalah anak ke dua dari Azam dan Azizah.Zeyna memiliki seorang saudara laki laki yang bernama, Reyhan Azhar HayyanZeyna menginjak usia 20 tahun dan di usianya ini dia memutuskan untuk lebih mengenal dunia luar.Sedari dulu, Reyhan dan Zeyna, sudah di ajak ke beberapa negara untuk mengenal dunia luar.Zeyna yang sangat menyukai hal hal baru tentu sangat senang.Dulu Zeyna pernah berkata pada sang ayah saat mereka ada di negara Arab."Ayah, saat Zey sudah dewasa, boleh Zey menjelajah lebih jauh?" Tanya Zey yang saat itu baru berusia 10 tahun.Azam mengusap kepala putrinya dengan lembut."Boleh nak, asal kamu bisa menjaga diri dan tidak meninggalkan kewajibanmu sebagai seorang muslim." ucap Azam.Zeyna tersenyum dan memeluk ayahnya dengan erat."Ayah sudah janji, jadi jangan ingkar ya." ucap Zey.10 tahun kemudian....Zey sedang membereskan pakaiannya, karna dia akan berangkat besok pagi.Tok...tok...Suara ketukan pintu membuat Zey menghentikan aktivitasnya dan membukan pintu.Terlihat Reyhan berdiri dan tersenyum manis pada adik perempuannya ini."Mas Reyhan, kenapa?" Tanya Zeyna."Boleh mas masuk?" Tanya Reyhan."Masuk aja mas." ucap Zey di sertai senyuman manisnya."Assalamualaikum." ucap Reyhan yang mengucap salam sebelum masuk ke kamar adiknya."Waalaikumsalam." jawab Zeyna.Reyhan mengambil kursi yang ada di meja belajar Zeyna dan duduk menatap sang adik yang sedang membereskan pakaiannya."Zey, kamu sudah yakin dengan keputusanmu?" Tanya Reyhan.Zeyna menghentikan aktivitasnya dan menatap kakak nya."Kenapa mas nanya gitu? Mas gak rela Zey pergi ya?" Bukannya menjawab Zey malah menggoda Reyhan.Reyhan hanya terkekeh mendengar godaan adik perempuannya.Reyhan menghampiri adiknya dan mengusap kepala Zeyna dengan lembut."Kalau Mas bilang gak rela, kamu tetap akan pergi, kan?" ucap Reyhan.Zeyna tersenyum mendengar perkataan abangnya."Mas memang yang paling mengerti isi hati Zey, Ya." ucap Zeyna di sertai kekehan lembutnya"Mas jangan Khawatir, Zey akan ingat selalu pesan Mas dan juga Ayah." ucap Zeyna sambil mengunci koper yang akan di bawanya besok."Lagi pula, Zey di sana tidak sendiriankan, ada bibi Kyoyo yang akan menjaga, Zeyna." ucap Zeyna.Reyhan tersenyum dan mengusap kepala adiknya dengan sayang."Baiklah. kalau begitu kamu istirahat, ya. jangan bergadang lagi." ucap Reyhan di sertai senyumannya."Oke."Reyhan keluar dari kamar adiknya dan kembali ke kamarnya untuk menyelesaikan kesibukan.Reyhan Azhar Hayyan adalah anak pertama dari Azam dan Azizah.Usia Reyhan selisih 5 tahun dengan Zayna, di usia Reyhan yang sekarang dia adalah seorang dokter magang yang ada di salah satu rumah sakit ternama.Keesokan harinya....Di bandara....Azam, Azizah dan Reyhan mengantar Zeyna ke bandara."Sayang, kamu jaga diri baik baik ya di sana." Azizah memeluk putrinya.Rasanya berat melepaskan putrinya, tapi Azizah juga tidak bisa melakukan apapun, apalagi dia sangat tidak tega melarang apa yang sangat di sukai anak anaknya."Iya bunda, bunda juga jaga diri baik baik ya." ucap Zey menatap bundanya dengan lembut dan mengusap air mata bundanya."Zeyna, jaga diri kamu baik baik, nak. dan sampaikan salam ayah pada bibimu." ucap Azam.Zeyna tersenyum dan memeluk sang ayah dengan erat."Zey akan jaga diri baik baik. Zey juga berpesan pada ayah, jangan buat bunda nangis, ya." ucap Zeyna sambil mengedipkan sebelah mata pada ayahnya.Azam mengusap kepala putrinya dan mengecup kening putrinya dengan lembut."Tidak akan sayang, hati hati ya." ucap Azam.Zeyna tersenyum dan menganggukkan kepalanya.Zeyna beralih pada abang kesayangannya."Mas, Zey pergi dulu, Zey nitip ayah sama bunda ya." ucap Zeyna.Reyhan tidak mengatakan apapun dia menarik Zeyna ke dalam pelukannya.Rasa berat melepaskan Zeyna memenuhi hatinya, dia tidak rela jika adik kesayangannya pergi jauh.Zeyna bisa merasakan abangnya yang menangis di pelukannya.Dirinya tidak mengatakan sepata katapun. Hanya air mata yang berlinang di matanya.Karna ini kali pertamanya dia akan jauh dari kakaknya tidak tau sampai kapan.Reyhan melepas pelukannya dan mengusap air matanya dengan kasar."Hati hati Zey, jangan lupa berdoa, dan juga jangan lupa hubungi kami saat kamu sudah sampai." ucap Reyhan.Reyhan mengusap kepala Zeyna dengan lembut sebagai salam perpisahan."Kalau begitu, Zey pergi dulu." Zey menarik kopernya dan berjalan menjauh dari keluarganya.****Saat ini Zeyna sudah ada di pesawat, dan pesawat akan lepas landas 10 menit lagi.Dia membaca buku tentang tempat tempat indah yang ingin dia kunjungi.Bukan tanpa alasan Zeyna memilih Jepang, karna sedari dulu, Zeyna sangat menyukai negara ituHanya saja belum memiliki kesempatan untuk pergi ke sana.Di satu sisi, Zey juga merasa kasihan dengan bibinya yang tinggal di sana, tinggal seorang diri setelah suaminya meninggal dunia.Maka dari itu, Zey izin pada kedua orang tuanya untuk pergi ke sana untuk menemani bibinya sesaat dan sekalian berlibur panjang di sana.Perjalanan yang di butuhkan sekitar 7 jam lebih, maka dari itu, Zey sibuk dengan buku untuk mengisi kekosongan di pesawat.****Kini Zeyna sudah sampai di bandara international Tokyo....Zeyna mengambil handphonenya dan melihat alamat rumah bibinya.Tak lupa dia memesan taksi online untuk pergi ke tempat tinggal bibinya."Jalan ..... gang nomor 8....." ucap Zeyna dalam bahasa jepang."Baik."Taksi itu langsung berjalan menuju alamat yang di sebut Zeyna.Dddrrrtttt....dddrrrrtttttHandphonenya berdering dan memperlihatkan nama kakaknya di sana."Assalamualaikum, Mas." ucap Zeyna."Waalaikumsalam, kamu sudah sampai Zey?" Tanya Reyhan dari seberang sana."Zey lagi menuju ke tempat bibi, Zey rencana bakal hubungi Mas, nanti kalau sudah sampai di tempat bibi, tapi Mas uda nelpon duluan." ucap Zeyna."Jadi, kamu belum sampai di tempat bibi?" Ucap Reyhan."Belum Mas, nanti kalau sudah sampai, Zey telpon ya." ucap Zeyna."Baiklah, tapi jangan lupa hubungi ayah dan bunda juga." ucap Reyhan."Iya masku sayang." ucap Zeyna yang gemas sendiri mendengar kakaknya yang terdengar sangat khawatir dengannya."Kalau begitu sudah dulu ya, ada pasien yang harus Mas periksa." ucap Reyhan"Iya mas.""Jangan lupa sholat, assalamualaikum." ucap Reyhan mengakhiri percakapan mereka."Iya mas, waalaikumsalam." panggilan berakhir dan sebentar lagi juga Zeyna akan sampai di tempat tujuan.****Sampai di tempat Kyoyo....Zeyna membayar taksi menggunakan aplikasi"Terima kasih pak." ucap Zeyna menggunakan bahasa Jepang."Sama sama, Nona."Zeyna membawa barang barangnya masuk dan di sana sudah di sambut oleh bibinya."Assalamualaiku, Kyoyo-Obasan." ucap Zeyna.Cat: Oba, yang artinya bibi dan San, sebutan sopan dalam bahasa jepang, yang biasa di gunakan untuk orang yang lebih tua atau teman sebaya agar terdengat lebih sopan. Contoh: Shikimori-san dan masih banyak lagi.Kyoyo tersenyum melihat kedatangan keponakan tercinta nya."Waalaikumsalam, sayang."Zey mencium tangan Kyoyo dan memeluk nya.Arumi Kyoyo, kakak kandung dari Azam, dulunya Azam adalah asli orang Jepang, hingga dia bertemu dengan Azizah, dia memeluk agama yang sama dengan Azizah dan mengubah nama nya.Begitupun dengan Kyoyo yang juga mengikuti Azam memeluk agama islam.Hanya saja, Kyoyo memeluk agama islam setelah meninggal suaminya sehingga dia tetap di Jepang.Kyoyo juga tidak terlalu fasih berbahasa indonesiaMaka dari itu, Zeyna menggunakan bahasa jepang pada bibinya ini."Kamu sudah dewasa Zeyna, bibi sangat merindukanmu dan juga Reyhan." ucap Kyoyo.Zeyna tersenyum manis menanggapi bibinya ini."Oh ya, bibi Ayah dan yang lain kirim salam, dan ayah juga pesan, minta tolong bibi jagain Zeyna." ucap Zeyna di sertai senyuman manisnya.Kyoyo mengusap kepala Zeyna dengan lembut."Pasti bibi jagain sayang, bibi gak akan biarkan kamu terluka, apalagi sampai ada yang berani dekatin keponakan bibi yang cantik ini." ucap Kyoyo.Zeyna benar benar sangat senang, kedatangannya membuat bibinya merasa sangat bahagia dan lebih berwarna.Kyoyo mengantar Zeyna ke kemarnya....Di kamar tersebut tidak ada yang namanya kasur.Di sana tempat tidurnya bernama Futon, yang di gelar di atas Tatami atau sejenis tikar yang terbuat dari jerami.Satu set Futon terdiri dari Shikibuton, sebagai alas tidur dan kakebuton yang lebih lunak sebagai selimut"Zey-chan, tempat tidurnya ada di lemari ini ya, dan pakaianmu bisa di susun di sini." ucap Kyoyo pada Zeyna.Cat: Chan, biasa di gunakan pada orang yang di kasihi, yang lebih muda, atau anak kecil."Terima kasih bibi." ucap Zeyna.Kyoyo tersenyum dan menepuk pundak Zeyna lembut"Ingat, jangan sungkan, anggap saja sebagai rumah kamu." ucap Kyoyo.Zey mengguk paham dengan ucapan Kyoyo.Kyoyo keluar dari kamar dan Zeyna membereskan pakaiannya.Setelah selesai membereskan pakaian dan juga selesai melaksanakan sholat magrib.Zeyna duduk di dekat jendela, manikmati malam hari di suguhkan dengan pemandangan bintang bintang yang terlihat indah.Zeyna mengambil handphonenya dan menelpon ayah dan bundanya."Halo, Assalamualaikum.?" Ucap Zey."Waalaikumsalam, sayang. Kamu sudah sampai nak?" Ucap Azizah, bundanya."Alhamdullah sudah, Bun, Zey juga sudah di tempat bibi." ucap Zeyna."Alhamdulillah, kamu jaga diri baik baik ya sayang dan ingat selalu pesan Masmu dan juga ayahmu." ucap Azizah."Iya bunda, Insyaallah, Zey ingat."Mereka bicara di telepon cukup panjang, padahal belum ada satu hari dia meninggalkan rumahnya, tapi rasanya sudah rindu akan rumah.Pagi harinya....Selesai sholat subuh, Zeyna tidak tidur lagi, melainkan membereskan barang barang yang belum sempat dia bereskan semalam.Tidak lupa Zayna juga membereskan kamar dan tempat tidurnya.Hari semakin terang, matahari juga mulai terbit.Hari ini adalah jabwal musim semi di jepangPosisi kamar Zeyna ada di lantai dua, dan saat Zayna membuka jendela dia akan di suguhkan bunga bunga flum yang mulai bermerakan.Pemandangan yang sangat indah, udara yang tidak terlalu dingin membuatnya terasa sangat nyaman."Masyaallah, indahnya." ucap Zeyna.Tok...tok....Suara ketukan pintu membuyarkan rasa kagum Zeyna pada memandangan yang dia lihat.Zeyna berjalan ke arah pintu dan membukanyanya."Bibi, selamat pagi." sapa Zeyna dengan senyuman manisnya."Pagi, Zey-chan, bibi kira kamu belum bangun, bibi ingin membantumu membereskan kamar." ucap Kyoyo."Tidak perlu bibi, Zey sudah membereskannya." ucap Zeyna.Kyoyo tersenyum, "baiklah, kamu bersiap setelah itu turun kita sarapan bersama ya."
"Kita bertemu lagi, Nona cantik..."Suara yang menurut Zeyna tidak asing, dia melihat ke arah sumber suara dan melihat orang yang tadi pagi bertemu dengannya.Zeyna hanya menanggapinya dengan senyuman."Ada apa Zey?" Tanya Kyoyo yang sudah ada di belakang Zeyna."Bibi? Tidak ada bi, hanya bertemu dengan orang yang sama dalam waktu yang singkat." ucap Zeyna menatap ke arah pemuda itu."Rin?..." ucap Kyoyo.Pemuda itu tersenyum dan menganggukkan kepalanya pada Kyoyo."Iya bibi, aku ke sini mau mengambil pesanan mama." ucapnya."Sebentar ya, bibi ambilkan dulu." ucap Kyoyo.Rin membalasnya dengan senyuman, sedangkan Zeyna seperti tidak ambil pusing, dia lebih memilih melakukan tugasnya agar cepat selesai.Rin Kiyotaka, seorang pemuda tampan, memiliki hobi sebagai fotografer, Rin memiliki profesi yang cukup mapan, yaitu sebagai seorang pianis yang cukup hebat, seperti papanya. memiliki sifat yang ceria dan mudah tersenyum.Rin terus menatap Zeyna yang sedari tadi sibuk dengan aktivitasnya
"Zeyna Arsyilla Savina." ucap Zeyna.Miyuki tersenyum dan menganggukkan kepala sebagai jawaban."Nama yang indah, pasti ayah kamu yang memberimu nama itu." ucap Miyuki.Zeyna menatap Miyuki, "bibi kenal dengan ayah ku?" Tanya Zey penasaran."Tentu saja, aku sangat mengenal ayahmu, dia sangat ceroboh dan juga suka lupa dengan barang barang miliknya." ucap Miyuki.Zeyna tersenyum, "bibi benar, Ayahku memang sedikit ceroboh dan suka pelupa." Zeyna mulai tertarik bicara dengan Miyuki."Zey, Miyuki adalah teman masa kecil bibi, sudah pasti sangat mengenal ayahmu, bahkan Miyuki suka jahil dengan ayahmu dulu." ucap Kyoyo."Benarkah? Zey jadi tertarik ingin tau." ucap Zeyna."Lain kali kamu main ke rumah bibi ya, bibi akan banyak cerita tentang ayahmu, dan pertemuan ayahmu dengan ibumu." ucap Miyuki sambil menyerahkan alamat rumahnya pada Zeyna.Tanpa Zey sadari, sedari tadi dia berbicara dengan Miyuki, Rin terus memperharikannya, dan terukir senyuman tipis di wajah tampannya.****Kini merek
"ide bagus Zeyna-san, tempat itu memang sangat bagus. Mari kita ke sana." ucap Akio yang langsung menjalankan mobilnya ke tempat tujuan.Kini mereka pergi ke taman laut Hitachi, tempatnya lumayan jauh dari tempat tinggal Zeyna.Membutuhkan kurang lebih satu jam setengah untuk sampai di lokasi.****Kediaman Kiyotaka.....Begitulah yang tertulis di depan pagar rumah kediaman Rin.Rin dan keluarganya baru saja selesai sarapan."Rin, hari ini kamu ada aktivitas?" Tanya Miyuki."Em..."Rin tampak memikirkan aktivitas yang akan di jalaninya hari ini."Pagi sampai siang ini tidak ada, hanya saja hari ini aku mau ke taman bunga, untuk mengambil beberapa foto, kalau untuk malam ini aku ada pentas musik." jelas Rin."Kau masih melakukan kegiatan mu yang lain?" Tanya seorang pria yang merupakan papa dari Rin."Em...aku hanya menyukainya, lagi pula tidak mengganggu pekerjaanku kan." ucap Rin dengan santainya."Huh....""Tidak masalah Ryu-san, selama Rin bisa mengatur jabwalnya, jadi tidak masala
"Em, senang bisa bertemu denganmu" ucap ZeynaAngin pantai menghembus begitu menyejukkanKelopak kelopak bunga beterbangan ke arah mereka berduaRin benar benar terpikat dengan kecantikan Zeyna, jantungnya berdebar saat melihat senyumannya"Benar benar cantik...." gumam Rin****Kini mereka duduk di dataran yang sedikit tinggi untuk menikmati hamparan lautan bunga yang sangat indahRin sibuk mengambil banyak gambar, bahkan dia memotret Zeyna diam diamEkspresi dan senyuman yang alami membuat hasil yang sangat bagusZey menatap jam tangannya dan waktu hampir menunjukkan waktu makan siang dan waktu ZuhurZeyna menghampiri Kyoyo yang duduk bersama dengan Ayumi dan Akio"Bibi, sebentar lagi makan siang..." ucap ZeynaKyoyo paham maksud Zeyna "baiklah, ayo kita ke teman Shinjuku, kita makan siang di sana saja" ajak KyoyoKetiganya mengangguk kan kepala sebagai jawabanRin yang melihat mereka mulai bersiap ingin pergi pun menghampirinya"Bibi, kalian sudah mau pergi?" Tanya Rin"Iya Rin, ka
Setelah usai makan siang, Zeyna belum kunjung kembali.Hal itu membuat Kyoyo dan yang lainnya merasa khawatir, terutama Rin."Bibi, aku susul Zeyna ya." ucap Rin yang benar benar tidak tenang."Iya, kamu dan Akio susul Zeyna. Bibi takut terjadi apa apa padanya." ucap Kyoyo.Kyoyo begitu terlihat khawatir dengan Zeyna.Tanpa berpikir panjang, Rin dan Akio pergi ke tempat ibadah umat muslim yang ada di dekat taman.****Sedangkan di tempat Zeyna....Zeyna berusaha menghindari dua orang yang sedang mengganggunya."Maaf, biarkan saya lewat. Saya buru buru." ucap Zeyna dengan tegas.Dua pria itu tertawa melihat Zeyna. Keadaan sekitar juga terlihat sepi."Nona manis, jangan melawan. Ikut saja dengan kami. Kami pasti akan membuatmu nyaman." ucap salah satu dari mereka.Mendengar hal itu membuat Zeyna sangat jijik dengan mereka.Tatapan mesum dan penampilan yang berantakan membuat Zeyna ingin sekali memukulnya."Saya tegaskan sekali lagi. Minggir! Saya buru buru, atau saya akan berteriak kare
"Jika kamu berpikiran untuk bersama Zeyna mama tidak setuju."Rin kembali teringat dengan ucapan mama nya waktu itu."Apa sesulit itukah tembok yang harus ku lalui untuk mendapatkan hati, Zeyna?" Gumam Rin."Apa hanya karena beda kepercayaan, maka dari itu Zeyna menghindari ku? Bukankah banyak ya zaman sekarang yang menikah beda agama?" Rin terus bergumam memikirkan ucapan Zeyna padanya.Seorang pria merangkul pundak Rin saat dia sedang melamun.Hal itu membuatnya terkejut, dan hampir saja memukul Akio"Ini aku, kau ingin memukulku?" Ucap Akio yang menepis tangan Rin."Kau membuatku terkejut, untung saja kau langsung menepis tanganku. Jika tidak, aku tidak tanggung jawab jika kau terluka." ucap Rin."Aku sudah memanggilmu berkali kali, tapi kau tidak mendengarkanku." "Huh....sebaiknya kita kembali, takutnya bibi dan yang lain khawatir." ucap Rin yang langsung melangkah tanpa menunggu Akio.Akio menganggukkan kepala dan mengikuti langkah Rin.Tapi baru beberapa langkah, Akio baru ters
Zeyna dan Miyuki pergi ke acara panggung Rin dan ayahnya.Zeyna mengenakan pakaian yang baru saja dibelikan oleh Miyuki.Jujur dirinya merasa kurang nyaman dengan pakaian yang di belikan Miyuki.Bukan karena apapun, Zeyna menjadi pusat perhatian. Hal itu yang membuatnya tidak nyaman."Bibi, Zey ganti pakaian saja, ya. Zey merasa tidak nyaman." Ucap Zeyna yang merangkul lengan Miyuki."Em? Kenapa? Apa pakaiannya tidak enak dipakai?" "Bukan, Bibi. Tapi....Zey tidak nyaman menjadi pusat perhatian." Ucap Zeyna.Miyuki tersenyum dan mengusap tangan Zeyna yang di lengannya."Tidak perlu khawatir. Tidak akan ada yang berani macam macam denganmu, selama ada bibi." Ucap Miyuki.Miyuki mengajak Zeyna untuk masuk. Sepanjang perjalanan Zeyna menjadi pusat perhatian. Tatapan mereka membuat Zeyna tidak nyaman.Miyuki yang menyadari hal itu, langsung memberikan kode kepada dua orang bodyguard untuk membuat orang orang agar tidak menatap ke arah Zeyna dan Miyuki."Mama!..." Seorang pria memanggil M
"Kau yakin dengan jawabanmu?" tanya Ayano."Em, kau kembalilah. Tolong bereskan barang barangku." ucap Rin tanpa menatap Ayano.Ayano terdiam sesaat, dia menatap Rin dengan tatapan serius."Rin, aku akan ikut denganmu." ucap Ayano.Rin yang tadinya memalingkan wajahnya kini menatap Ayano dengan tatapan tidak percaya."Apa maksudmu ikut dengan ku? Kau ingin jatuh miskin denganku?" ucap Rin tak percaya."Hahaha.....jatuh miskin? Harta ku sudah cukup untuk memenuhi hidupku sampai tua. Jika kau menumpang di kehidupanku juga masih cukup." ucap Ayano yang terkesan meledek Rin."Kau mengejekku, ya? Kau pikir aku tidak memiliki uang ku sendiri?" ucap Rin yang tidak mau kalah."Haha....sudahlah. Aku akan kembali ke rumah untuk mengambil semua barang barangmu, dan juga aku akan mengundurkan diri dan ikut denganmu." ucap Ayano.Ayano langsung pergi tanpa menatap reaksi Rin terlebih dahulu."Sepertinya aku cukup beruntung memilikimu, Ayano." ucap Rin yang menatap kepergian Ayano.Rin merebahkan t
Di rumah sakit....Rin masih belum ada perkembangan. Bahkan sudah dua hari ini Rin belum mau membuka matanya.Padahal sudah ada pergerakan dari tubuhnya.Ayano masih duduk di luar kamar rawat Rin, menatap kontak Zeyna yang didapatkannya dari Akio.Dua hari lalu...."Maaf, Ayano. Bukan aku tidak ingin membantumu. Hanya saja, Zeyna sudah kembali ke Indonesia. Dan untuk dia kembali kesini hanya untuk, Rin.....rasanya itu berat." jelas Kyoyo.Ayano tampak kecewa dengan jawaban dari Kyoyo."Setidaknya, bisakah aku meminta kontak Zeyna?" tanya Ayano."Maaf untuk itu. Aku tidak bisa sembarangan memberikan kontaknya pada orang lain." ucap Kyoyo.Ayano pergi dengan rasa kecewa, dirinya tidak bisa berbuat apapun."Kau ingin menghubungi, Zeyna?" ucap seorang pria.Ayano melihat ke sumber suara dan melihat Akio dan Ayumi yang sepertinya menunggu Ayano di luar."Kalian?""Jangan salah paham, kami menemuimu karena kami masih memiliki rasa kemanusiaan." ucap Ayumi sinis tanpa menatap Ayano."Ayumi."
"NGGAK....HIKS....RIIINNN....HIKS...." Mendengar tangisan Miyuki, Ryuen langsung turun dan melihat istrinya yang kini terduduk di lantai dan menangis histeris."Apa yang terjadi?" tanya Ryuen sedikit panik melihat istrinya.Miyuki masih tidak mau bicara, dia menatap Ryuen yang di sampingnya dengan tatapan amarah."INI SEMUA GARA GARA KAMU, RYUEN...HIKS...., SEANDAINYA KAMU TIDAK MENCARI MASALAH DAN MERUNDUNG PUTRAMU, DIA PASTI MASIH BAIK BAIK SAJA....HIKS..." ucap Miyuki yang benar benar emosi saat iniRyuen tampak bingung dengan ucapan istrinya. "Rin? Dia kenapa?" Miyuki, dengan air mata yang terus berlinang kembali menatap Ryuen dengan tajam."Kamu bertanya dia kenapa?" Miyuki menjeda ucapannya, "Dia mengalami kecelakaan, Ryuen. Saat ini kondisinya tidak akan yang tau....hiks....."Ryuen membawa tubuh istrinya ke dalam pelukannya."Maaf, sayang. Aku salah. Aku yakin putra kita akan baik baik saja." "Tapi bagaimana jika Rin kenapa napa...hiks...aku tidak sanggup menerimanya...."
Rin berhenti di sebuah club malam. Kedatangannya langsung menjadi perhatian banyaknya wanita yang ada di sana.Rin memesan dua botol Alkohol. Padahal selama ini dia tidak pernah menyentuh yang namanya Alkohol, bukan karena hal apapun. Karena tubuhnya tidak kuat jika harus mengkonsumsi Alkohol.Di tempat Ayano....Beberapa saat setelah ketinggalan jauh dari Rin, akhirnya Ayano menemukannya.Ayano berhenti di depan club. Dia melihat mobil Rin yang terparkir."Ck...apa yang akan dilakukannya lagi. Jangan bilang dia sedang minum minum untuk melampiaskan rasa kesalnya." Dengan rasa penuh kesal, Ayano masuk untuk memastikan.Benar saja, ternyata Rin minum minum, bahkan Rin juga sudah menghabiskan beberapa batang rokok."Dasar bodoh...." Ayano melangkah dengan langkah cepat menghampiri Rin.Menarik botol yang ada di tangannya dan melemparnya ke sembarang arah.PRANG....Seketika semua pandangan mengarah pada mereka. Musik yang tadinya menyala mengiringi goyangan mereka, kini terhenti dan m
Seminggu kemudian.....Di kediaman Kiyotaka....Setelah kepergian Zeyna, Rin menjadi frustasi. Yang biasa sifatnya ceria dan manja pada Mamanya, kini seketika hilang. Rin jarang keluar kamarnya, dia lebih tertutup. Bahkan, Rin juga tidak merespon grup Orkestra dan beberapa panggilan untuk manggung selama seminggu ini.Di ruang makan....Ryuen dan Miyuki sedang makan malam bersama. Namun kali ini tanpa kehadiran putra semata wayangnya. Bukan hari ini, dalam seminggu ini, Rin hampir tidak pernah keluar kamar dan memilih makan di kamarnya."Huh....anak itu masih belum mau keluar dari kamarnya?" ucap Ryuen yang tampak kesal dengan sifat kekanak kanakan putranya.Miyuki hanya diam dan memperhatikan Ryuen."Ayano!" Ayano yang ada di dekat sana langsung menghampiri Ryuen yang memanggilnya."Iya, tuan." "Berapa jadwal manggung yang sudah ditolak anak itu?" tanya Ryuen."Dalam satu minggu ini ada lima jadwal yang telah ditolak oleh, Rin. Ada dua jadwal manggung dengan grup Orkestra juga yang
Di Indonesia....Zeyna dan keluarganya melakukan aktivitas seperti biasanya.Dimana, Azzam biasanya pagi pagi sekali sudah pergi ke pesantren untuk mengajar biasanya Azizah ikut membantu, tapi karena putrinya baru kembali, dirinya memilih di rumah menghabiskan waktu bersama putrinya. Sedangkan Reyhan memiliki kesibukan di rumah sakit.Azizah dan Zeyna duduk di ruang tamu untuk menghabiskan waktu bersama.Saat masih asyik berbicara, tiba tiba Zeyna teringat dengan ucapan Kyoyo tentang kisah cinta kedua orang tuanya.Zeyna mendekati Azizah dan bergelayut manja di lengannya."Bunda~, Zey, 'kan sudah dewasa. Zey ingin tau bagaimana, kisah Ayah dan Bunda saat pertama kali bertemu." ucap Zeyna.Azizah tersenyum mendengar permintaan putrinya."Kenapa, emm? Sepertinya kamu sangat penasaran." Zeyna tersenyum dan menganggukkan kepala, "Zey, memang sangat penasaran, Bun." ucap Zeyna.Jujur saja, Zeyna penasaran bukan karena ingin tahu tentang romansa kedua orang tuanya. Tapi dirinya ingin tau,
Malam harinya....Rin duduk di jendela menatap langit malam. Rin tidak jadi mengisi acara di hotel. Dirinya lebih memilih pulang ke rumah dan istirahat. Hal itu juga mengundang amarah Ryuen. Brak....Pintu utama dibuka dengan keras, Ryuen dengan penuh emosi pulang ke rumah mencari putranya."RIN! DIMANA KAU?" teriak Ryuen.Ayano yang mendengar teriakan Ryuen langsung menghampirinya."Ayano, di mana anak itu?" ucap Ryuen dengan nada dingin plus tatapan tajamnya."Rin ada di kamarnya, tuan." ucap Ayano.Ryuen dengan segera naik ke lantai dua menuju kamar putranya.Akan tetapi, Ayano menghalangi Ryuen agar tidak kesana."Apa maksudnya ini, Ayano?" tanya Ryuen."Maaf, tuan. Jika anda ingin marah dengan Rin, saya sarankan jangan. Karena kondisinya saat ini sedang tidak baik baik saja. Untuk masalah yang terjadi hari ini, saya sudah memberi pengertian pada mereka. Dan mereka memakluminya." ucap Ayano."Mereka memang memakluminya, tapi saya sudah merasa malu. Gara gara ulah anak itu, saya d
Di bandara....Zeyna duduk bersama dengan Kyoyo dan Ayumi.Kyoyo sejak tadi menggenggam tangan Zeyna dan mengusap usap dengan lembut."Sampai di Indonesia, jangan lupa kabari Bibi, ya sayang." ucap Kyoyo.Zeyna menggenggam tangan Kyoyo yang ada di tangannya."Pasti, Zey kabari, Bibi. Maaf ya, selama di sini, Zey selalu buat Bibi repot. Bahkan beberapa hari lalu, Zey buat Bibi malu." ucap Zeyna dengan penuh rasa bersalah."Apa yang kamu bicarakan, nak? Jangan berkata begitu. Bibi sama sekali tidak merasa direpotkan dengan hadirnya kamu di kehidupan, Bibi. Bibi sangat senang dengan adanya kamu di sini." ucap Kyoyo.Zeyna tertunduk sedih, "Bibi, Zey juga mau minta maaf, karena Zey, hubungan Bibi dengan Bibi Miyuki menjadi renggang. Padahal kalian adalah sahabat." ucap Zeyna.Kyoyo mengusap kepala Zeyna dengan lembut."Jika itu menyangkut putriku, Bibi tidak peduli. Mau sahabat atau bahkan saudara sekalipun. Jika dia berani membuat putriku menangis, maka Bibi akan sangat marah dengannya."
Di taman....Zeyna dan Ayumi menikmati malam ini dengan kulineran.Hobi keduanya jika di satukan di malam Festival.Di perjalanan Rin...."Rin, ini penawaran terbaik dari Mama. Atau tidak bertemu sama sekali." ucap Miyuki.Rin terdiam, jujur saja dia tidak bisa melawan Mamanya. Jika Mamanya sudah bicara serius seperti ini, tidak ada kesempatan untuk melawan."Apa jawabanmu, Rin. 'Iya' atau 'tidak'?" tanya Miyuki.Rin memikirkan semuanya dengan sangat matang."Em." Rin berdehem disertai anggukan kepala."Baiklah, kita ketaman sekarang. Ingat, 'hanya bertemu'." ucap Miyuki yang menekankan suaranya.Rin hanya menatap sendu dan menggenggam kedua tangannya dengan erat. Dirinya yang ingin berjuang untuk Zeyna, tapi dirinya sendiri merasa tidak mampu memperjuangkan kebebasannya sendiri.["Zey, apa yang harus ku lakukan?"] ucap Rin dalam hati.Di teman....Zeyna duduk di kursi taman sambil menikmati makanan yang dibelinya bersama Ayumi.Sedangkan Akio ke luar taman untuk menjemput Kyoyo yang