Beranda / Romansa / Mengejar Mantan / Silmi memutuskan kisah kasihnya dengan Bagas.

Share

Silmi memutuskan kisah kasihnya dengan Bagas.

Penulis: Listiana
last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-10 15:50:56

"Akan kujadikan bukti, Shania tidak bisa mengelak lagi," batin Bagas, tersenyum lebar. 

"Hei, ngapain senyum-senyum sendiri? Dari tadi elo diem aja, sih? Padahal elo tadi yang paling semangat ngajakin kita ke sini?" cecar Rendi temannya Bagas, sambil menepuk bahunya

"Ya ampun! Elo ngagetin gue aja! Ya, gue lagi nyimak kalian ngomong aja, masa semuanya ngomong? Siapa yang dengerinnya nanti? Hahaha," jawab Bagas, tertawa lepas. 

Semua orang yang ada di ruangan itu spontan melihat ke arah Bagas, termasuk Shania yang sedari tadi tidak menyadari kehadiran Bagas, karena lelaki itu memilih berdiri di belakang teman-temannya. 

"Hai, Shania, gimana keadaan kamu? Kapan sekolah lagi? Jangan lama-lama sakitnya, ya. Di kelas gak seru kalo gak ada kamu." Bagas memberondong Shania dengan pertanyaan, sambil tersenyum manis. 

"Iya, doakan saja aku cepet sembuh, ya," jawab Shania, lembut. 

"Aamiin," ucap semua yang ada di kamar Shania. 

"Yuk, teman-teman, kita pulang, biar Shania istirahat," kata Astrid." Cepet sembuh ya, Shania!" tambahnya. 

Satu per satu dari mereka menyalami Shania untuk pamit dan keluar dari kamarnya, yang terakhir adalah Bagas. 

"Shan, cepet sembuh, ya, aku kangen sama kamu," bisik Bagas menyalami Shania, mereka saling bertatapan. 

"Iya, terima kasih, Bagas," jawab Shania, setengah berbisik. 

* * *

Malam ini adalah malam yang indah untuk Bagas, pasalnya ia mendapat lampu hijau atas harapannya pada Shania. Ia membuka ponselnya dan melihat tulisan yang sempat ia foto pada lembaran buku diary milik Shania. Bagas membacanya sambil tersenyum. 

Dear Bagas, 

Seandainya kamu tahu, aku juga menyukaimu sejak kita berada dalam satu kelas. 

Seandainya aku bisa, aku ingin mengungkapkan perasaan ini padamu. 

Seandainya kamu bukan milik siapa-siapa, aku ingin menjadi milikmu. 

Seandainya Tuhan mengizinkan, aku akan menunggu saat itu tiba. 

Aku dan kamu bahagia bersama. 

Shania Artamevia. 

Tiba-tiba Melati datang, nampaknya pintu kamar Bagas tidak ditutup. Sehingga ia masuk tanpa diketahui oleh kakak sepupunya itu, dan sempat membaca tulisan dalam foto tersebut. 

"Ciyeeeee, pucuk dicinta ulam pun tiba," kata Melati, mengagetkan Bagas yang berada di depannya, sambil tertawa. 

"Kamu, kok ada di sini?! Kapan masuknya?" tanya Bagas kesal. 

"Yee, salah sendiri pintunya gak ditutup," jawab Melati, memajukan bibirnya. 

"Eh, Kak, dapat dari mana itu foto?" tanya Melati, penasaran. 

"Iih, kepo! Udah sana masuk kamar, waktunya bobo cantik, adikku sayaang," ucap Bagas, sambil mencubit hidung Melati. 

"Gak mau, jawab dulu dong, Kak," pinta Melati, manja. 

"Gak, bukan urusan kamu," jawab Bagas sambil berlalu ke arah balkon kamarnya. 

"Kalo gitu, aku bilang kak Silmi, ya. Dadah kakak, aku mau bobo cantik dulu, ya," ucap Melati. Ia pergi meninggalkan Bagas, lalu dikejar oleh Bagas. 

"Eh, Mel jangan dong, Mel," teriak Bagas mengejar Melati ke kamarnya. 

"Habis, Kakak gak mau cerita, hahaha," kata Melati, tertawa. 

"Oke, Kakak cerita, tapi jangan bilang siapa-siapa termasuk Silmi, please." lirih Bagas memohon.

"Oke, swear!" kata Melati, sambil mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya, menunjukkan ia bersumpah. 

"Jadi, tadi tuh kakak jenguk Shania di rumahnya, terus gak sengaja nyenggol buku diary punya Shania. Kakak ambil dan kebuka, pas banget halaman itu, terus Kakak baca. Buat bukti biar Shania gak ngelak, ya, kakak foto dong tulisan itu. Gimana? Cerdas, 'kan?" terang Bagas panjang lebar. 

"Hahaha, pinter, kakaknya siapa dulu, dong!" ucap Melati, mereka tertawa bersama. 

* * *

[Hari ini ada rapat OSIS pulang Sekolah, kita akan membicarakan tentang acara Dies Natalis] Bagas mengirim pesan ke grup W******p anggota OSIS, ketika jam istirahat.

Beda dengan biasanya, kali ini Bagas terlihat lebih cuek pada Shania, selain kesibukannya yang akan mengadakan kegiatan besar di sekolahnya, ia ingin menguji Shania, sampai di mana Shania bisa menyembunyikan perasaan padanya. 

"Tumben, muka lo ditekuk, biasanya lo ceria," tanya Rendi, di kantin Sekolah. 

"Gak apa-apa, biasa aja," Bagas melengos kasar. 

"Eh, elo mau ke mana? Tunggu!" teriak Rendi, menyusul Bagas. 

"Napa sih lo? PMS, ya? Hahaha," tanya Rendi, menggoda Bagas.

"Bagas, aku boleh pinjam HP kamu? HP-ku lowbat, aku mau ngabarin mama kalo aku pulang telat, kan mau rapat OSIS," ucap Silmi, tiba-tiba datang ke ruang OSIS. 

Spontan Bagas memberikan HP-nya ke tangan Silmi, tanpa menyadari dalam galery HP-nya menyimpan rahasia besar tentang Shania.

Benar saja, Silmi meminjam HP milik Bagas bukan hanya untuk mengabari mamanya, tapi memeriksa semua percakapan yang ada di daftar chat aplikasi W******p. Tak menemukan hal yang mencurigakan di sana, kemudian ia membuka menu galery di HP milik kekasihnya, yang kurang lebih sudah enam bulan berjalan.

Silmi terkejut melihat foto tulisan tangan Shania, lalu ia membacanya, matanya sedikit melebar terkejut dengan apa yang dilihatnya. 

"What? dari mana, Bagas punya foto tulisan Shania?" batin Silmi, terduduk lemas. 

Bagas baru menyadari kesalahannya meminjamkan ponsel kepada Silmi, bersamaan dengan ia menyadari ponselnya terlalu lama dipinjam Silmi. 

"Sil, Hp-ku mana? Kok lama?" kata Bagas, mendatangi Silmi yang sedang duduk di ruang OSIS, tapi jauh dengan kursi tempat Bagas duduk tadi. 

"Ini apa Bagas? Dari mana kamu dapat foto ini? Jadi benar selama ini kalian saling mencintai? Gimana dengan aku?" Silmi memberondong sang kekasih dengan pertanyaan. 

Bagas terdiam, ia tak dapat menjelaskan apa-apa, karena percuma, Silmi sudah tidak akan percaya lagi padanya. 

"Kenapa diam, Bagas?" tanya Silmi terisak. 

"Apa kamu masih akan percaya, kalo aku jelasin?" tanya Bagas, setengah berbisik. Bagaimana pun Bagas tidak ingin menyakiti Silmi, hingga ia sanggup menyimpan rahasianya seorang diri. 

"Jika benar kalian saling mencintai, aku akan beri kesempatan kalian untuk bersatu. Baiklah, mulai sekarang kita putus," Silmi berlari keluar dari ruang OSIS. 

"Tunggu, Sil, aku belum jelasin," kata Bagas, mengejar Silmi dan menggenggam tangannya. 

"Apalagi Bagas?" bisik Silmi, berurai airmata. 

"Please, jangan kayak gini, Sil, aku gak mau menyakiti kamu, aku juga gak mau mutusin hubungan kita," jawab Bagas, memelas. 

"Tapi ...." Silmi mengusap air matanya. "Nyatanya, kamu sudah menyakitiku, Bagas," kata Silmi, melanjutkan. 

"Maaf, kenapa kamu buka galery di-HP aku?" tanya Bagas, masih memegang tangan Silmi. 

"Kalo aku gak buka galery HP kamu, aku gak bakal tau semuanya," bentak Silmi, sambil menarik tangannya dari genggaman Bagas. 

"Oke, jadi aku yang salah?" tanya Bagas, masih dengan kesabarannya. 

"Aku gak tau, pokonya kita putus!" bentak Silmi, berlari meninggalkan Bagas. 

"Silmi," teriak Bagas, memanggil Silmi. Namun, tak berhasil membuat Silmi kembali. 

Bagas frustasi dan mengacak-ngacak rambutnya, yang rapi. Dan berteriak, "aaaarrrggg."

"Sabar Bro, gue tau perasaan elo, btw foto apaan sih yang Silmi liat dari HP lo?" tanya Rendi, yang sejak tadi menonton adegan pertengkaran sepasang kekasih. 

"Nih." Bagas memberikan HP-nya pada Rendi. 

"Dapet dari mana ini, Bro?" tanya Rendi, penasaran. 

"Waktu kita ke rumahnya Shania," jawab Bagas, singkat. 

"Terus sebenernya, perasaan elo sama Shania tuh gimana? Ngapain elo foto tulisan Shania? Jangan bilang elo naksir Shania juga?" Rendi memberondongkan pertanyaan.

"Elo udah tau jawaban gue," jawab Bagas, lesu. 

"Oke, gue ngerti, kalo gitu rapatnya kita tunda besok ya, Gas? Elo kayaknya lagi gak siap buat mimpin rapat." Rendi mengusap bahu sahabatnya itu, lalu ia mewakili Bagas untuk membatalkan rapat OSIS, kemudian mengirimnya di grup. 

* * *

Di tempat yang berbeda, Shania sedang berada di koridor depan kelasnya, bersama Andika. 

"Shan, kamu mau gak jadi pacarku?" kata Andika, setengah berbisik karena takut ada yang mendengar. 

"Maksud, kamu?" tanya Shania. 

"Aku suka sama kamu, Shania, kamu mau gak jadi pacar aku?" kata Andika menjelaskan. 

"Sorry Dika, aku gak bisa. Astrid suka sama kamu, mana mungkin aku pacaran sama orang yang disukai sahabatku sendiri," jawab Shania. 

"Beneran, Shan? Astrid suka sama aku? Tapi aku sukanya sama kamu." Andika memaksa. 

"Maaf banget Dika, aku gak bisa. Aku duluan, ya." Shania pergi meninggalkan Andika sendirian, dengan luka karena penolakannya. 

Saat Bagas berjalan di koridor menuju kelas yang sama dengan Shania, tak sengaja matanya menangkap pemandangan yang membuat ia cemburu.

"Shania baru aja ngobrol sama Andika?" batin Bagas. Sikapnya masih tak acuh pada Shania, perasaannya sedang tidak stabil, ia takut salah bicara. 

Begitu juga dengan Shania, ia tidak mau lebih dulu menyapa Bagas. Padahal dalam hatinya ia merasa kecewa. Tidak seperti yang diharapkan, Bagas kini bersikap dingin kepadanya. Walaupun mereka berada di satu meja, tapi mereka tidak saling menyapa.

Bab terkait

  • Mengejar Mantan   Hubungan Bagas dan Shania merenggang

    Seutas harapan sirna, ketika melihat sikap Bagas yang akhir-akhir ini tak lagi memperdulikannya. Padahal setiap hari cintanya semakin bertambah, otaknya sudah mulai dipenuhi dengan nama dan bayangan wajah laki-laki yang bernama Bagas. Mampukah ia menahan rasa itu sendiri? Karena ia menyangka cintanya bertepuk sebelah tangan.Mereka berdua tak lagi saling menyapa. Bagas menjaga jarak dengan Shania, bukan karena cintanya sudah hilang, akan tetapi ia sedang menjaga perasaan Silmi. Ia sedang mengatur strategi untuk bisa menyatakan cintanya pada Shania, tak ingin perempuan yang dicintainya dianggap sebagai perusak hubungannya dengan Silmi.Meskipun Bagas tak lagi duduk satu meja dengan Shania, ia memantau gerak-gerik Shania. Kini Rendi yang menggantikan Bagas, duduk di sebelah Shania. Melalui Rendi, ia mengorek informasi tentang Shania."Sudah dua minggu, elo putus dengan Silmi, kapan mau lo tembak si Shania?" tanya Rendi di ruang OSIS."Sant

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-10
  • Mengejar Mantan   Bagas menyatakan cinta pada Shania dengan puisi yang indah

    "Shan, kamu tau gak Bagas putus sama Silmi?" tanya Rendi, sambil mengerjakan tugas dari Guru Matematika."Wah, beneran, Ren? Kok aku gak tau, sih," jawab Shania, melihat ke arah Rendi."Sebulan yang lalu mereka berantem gara-gara cemburu sama kamu," terang Rendi."Kok gara-gara aku?! Aku gak ngapa-ngapain, loh," jawab Shania heran."Iya, jadi Silmi tau kalo Bagas suka sama kamu, dan duduk sebangku sama kamu," terangnya lagi."Oh, pantesan akhir-akhir ini Bagas gak nyapa aku sama sekali, jadi gitu, ya, masalahnya?" kata Shania, menghentikan kegiatannya yang sedang mengerjakan tugas."Iya, sebetulnya dia udah mau nembak kamu, cuma dia nunggu waktu yang tepat," kata Rendi, menjelaskan."Serius? Emangnya tau dari mana?" tanya Shania."Lah, tiap hari dia curhat sama aku," ucap Rendi.***Ucapan Rendi terus terngiang di telinga Shania, hatinya kini berbunga-bunga bag

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-10
  • Mengejar Mantan   Pertengkaran Shania dengan Bagas

    [Assalamu'alaikum, Nak Bagas. Apa kabar? Mama mau mengadakan syukuran ulang tahun Silmi, boleh Mama minta bantuan Nak Bagas untuk mengisi acaranya Silmi? Menjadi pembawa acara dan membaca beberapa ayat Al-qur'an?] pesan dari mamanya Silmi. [InsyaAllah, Ma, Bagas bisa.] [Terima kasih, ya, Nak, Mama senang sekali.] [Sama-sama, Ma, Bagas juga senang bisa bantu Mama.] [Nanti ngobrol saja dengan Silmi lebih detailnya, ya, Nak.] [Baik, Ma.] Bagas bingung, sebetulnya sudah ada janji dengan Shania untuk mengantarnya ke toko buku, akan tetapi Bagas tak dapat menolak permintaan mamanya Silmi. "Bagaimana, ini? Shania pasti ngambek lagi," batin Bagas, sambil mengusap wajahnya dengan kasar. [Shan, aku minta maaf sebelumnya, sepertinya aku gak bisa mengantarmu ke toko buku besok, boleh kita pending dulu, gak? Minggu depan mudah-mudahan bisa.] [Memangnya kenapa? Kamu ada acara?] [Mamanya Silmi minta a

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-10
  • Mengejar Mantan   Bagas memutuskan jalinan cintanya dengan Shania

    Satu tahun kemudian.Meskipun hubungan mereka sering tidak akur, entah bagaimana mereka tidak bisa berpisah satu sama lain. Bagas mencintai Shania, meskipun ia terus menyakiti wanitanya. Shania tidak menyangka hubungannya dengan Bagas akan seperti ini, jauh dari apa yang dibayangkan olehnya."Kenapa sih aku ngeliat orang pacaran, ceweknya diperlakukan seperti ratu? Beda sama aku, kok gak ngerasa jadi ratu, ya?" celetuk Shania pada Astrid, yang kebetulan melanjutkan pendidikan di Universitas yang sama. Yaitu Universitas Pendidikan Indonesia, mereka bercita-cita menjadi seorang guru."Masa, sih, bukannya Bagas sayang banget sama kamu?" jawab Astrid, heran."Iya, aku gak habis pikir, Bagas masih aja sering ke rumah Silmi, bahkan mengorbankan aku," kata Shania, sedih."Lalu?" tanya Astrid."Satu sisi aku cape, sisi lain aku masih sayang sama dia," jawab Shania."Aku ngerti banget Sha

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-15
  • Mengejar Mantan   Bagas Frustasi

    Perasaan Bagas hancur karena pertunangan Silmi, ia baru sadar ternyata dalam hatinya masih menyimpan sisa cinta untuk Silmi. Kesedihan yang justru membuatnya memutuskan kisah kasihnya dengan Shania.Lelaki tampan nan rupawan itu, kini sedang putus asa, seolah ia kehilangan separuh jiwanya. Namun, seharusnya ia tidak egois seperti ini, padahal ada perempuan yang mencintainya sepenuh hati. Ia menyia-nyiakan cinta Shania.Tok ... Tok ... Tok"Kak Bagas, makan yuk! Di panggil Mama, tuh," teriak Melati dari balik pintu kamar Bagas."Masuk," jawab Bagas, bermalas-malasan."Ih, tumben kamarnya berantakan? Trus kenapa Itu muka kusut banget, Kak," berondong Melati, sambil melihat sekeliling kamar Bagas, lalu duduk di atas kursi tempat Bagas belajar."Lagi males beresin. Kamu duluan makan aja, bilang sama Tante aku sudah kenyang. tadi sore sudah makan ditraktir teman," jawab Bagas, asal."Kakak, kenapa, sih? Gak biasanya

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-17
  • Mengejar Mantan   Bagas Mencari Shania

    "Enak juga tidur di lantai," gumam Bagas.Meskipun lantai keras, tapi tetap membuatnya tidur nyenyak. Ia mencari kontak yang diberi nama Shaniaku, Lalu meng-klik tombol berwarna hijau. Tidak ada jawaban dari sang pemilik nomor telepon itu, sekali lagi ia coba menghubungi nomor tersebut, kali ini di-reject. Bagas mencoba lagi dan lagi, tetap tidak ada jawaban."Shania marah padaku, bagaimana ini?" batin Bagas, sambil mengusap wajahnya dengan kasar. "Astrid, aku harus hubungi Astrid, siapa tau Shania sedang bersama Astrid." gumamnya lagi.[Astrid, sorry urgent nih, Shania ada bareng kamu, gak?] tanya Bagas, di aplikasi WhatsApp.[Gak ada, hari ini dia gak masuk kuliah."[Aku telepon dia di-reject Trid, kemana Shania, ya?][Ada apa sebenernya di antara kalian? Aku bingung, kemaren Shania yang cemasin kamu, sekarang kamu yang nyari dia, heran aku, kalian kenapa, sih?!][Benarkah? Waktu itu Shania nyariin aku?]

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-21
  • Mengejar Mantan   Ada Pria Misterius Menemui Shania dan Astrid

    Bagas tidak menyerah, terus saja menghubungi Shania. Setelah puluhan kali Bagas menekan tombol hijau itu, kini kontak Shania sedang sibuk. Bagas kesal, akhirnya ia berhenti menghubungi Shania. Lelaki itu frustrasi dan melempar ponselnya ke tempat tidur yang beberapa hari ini selalu berantakan. Begitu dahsyat perasaan seseorang yang sedang dimabuk cinta, seolah dunia akan berakhir jika tidak bisa mendapatkan sang pujaan hati. Kini ia menyesal karena tidak memperlakukan Shania dengan baik. Baru menyadari semua aturan dan keribetan Shania adalah bukti bahwa perempuan yang selisih usianya hanya beberapa bulan dengannya itu serius dan ingin yang terbaik untuk hubungan mereka. Waktu tak dapat diulang, seandainya Bagas ingin memperbaiki pun sudah terlambat. Meski lelaki itu yakin Shania masih mencintai dirinya. Namun, tak mudah memberi kesempatan yang kedua kali. Buktinya, puluhan kali ia menghubungi sang mantan, tidak pernah ada jawaban atau balasan da

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-21
  • Mengejar Mantan   Bagas Menemui Shania

    Shania dan Astrid saling berpandangan, ketika melihat laki-laki itu duduk di hadapan mereka."Sepertinya aku kenal, nih orang," batin Shania."Kok, kayak kenal, ya? gumam Astrid." Iya, kalian pasti kenal saya," sahut lelaki itu, sambil membuka kacamata, masker dan topinya."Andika?!" ucap Shania dan Astrid, serentak."Ya ampun tadi kirain, siapa," ucap Shania mengeraskan suara."Iya, Shan. Saya sengaja kesini mau bicara serius sama Astrid," terang Andika."Aku?" tanya Astrid terkejut."Waw, surprise. Oke aku balik duluan deh, ya?" pamit Shania."Jangan dong, Shan. Aku balik bareng kamu, ya," cegah Astrid."Ih, kamu ntar di anter Andika, dong," kata Shania."Iya, aku anterin kamu nanti, Astrid," ucap Andika menatap Astrid lekat."Tuh kan, ya sudah aku duluan, ya," Shania meninggalkan mereka berdua di kantin.Shania berlalu sendi

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-21

Bab terbaru

  • Mengejar Mantan   Bertemu Bagas saat ngedate

    "Emmm ...." Tiba-tiba ada yang memanggil namanya. Suara Shania tercekat ketika menjawab pertanyaan Egi karena panggilan seseorang. Sontak ia melihat ke arah datangnya suara. "Bagas?" Seketika matanya melirik ke arah Egi, lalu berganti ke arah Bagas. "Akhirnya kita ketemu di sini, ya, Shan." Bagas antusias. "Emmm ... memangnya, kamu cari aku?" tanya Shania dengan wajah datar. "Iya, dong. Aku masih nyariin kamu ke mana-mana," ucap Bagas sambil menarik kursi di seberang Shania dan duduk tanpa permisi. "Ada apa?" tanya Shania melirik ke arah Egi yang ada di sampingnya. Egi diam tak mengatakan apa pun. Ia bingung karena takut salah ucap. Egi cukup bijaksana menyikapi situasi seperti ini. "Shan, aku ke toilet bentar, ya." Egi pamit kepada Shania.

  • Mengejar Mantan   Ngdate

    "Sejak kapan, ya?""Sejak pertama kali kita bertemu."Mata mereka saling beradu. Hampir saja Shania sakah tingkah."Be-benarkah? Kok, baru bilang sekarang?""Yup. Love at first sight. Memangnya, kalo aku bilang dari dulu, kamu bakal mau jadi pacar aku? Waktu itu kamu masih pacarnya Bagas.""Emmm ... iya, sih. Lalu? Kakak cari tau tentang aku dari mana?" Shania tersipu malu."Dunia ini sempit, Shan. Aku mengikutimu saat kamu ke kampus atau saat kamu pergi.""Jadi, selama ini, Kakak sering ngikutin aku?""Yup. Aku ingin melindungimu, meski dari jauh."Mata Shania menganak, ia terharu mendengar ucapan Egi. Ia tidak pernah tau ada orang yang diam-diam mencintainya."Jadi, Kakak tau saat aku rapuh?" tanya Shania dengan wajah serius.

  • Mengejar Mantan   Egi mengajak Shania ngedate.

    "Ih, Mama ... sekongkol, nih, sama Kak Egi!" Shania protes sembari duduk di samping mamamya.Ia curiga, Egi merahasiakan sesuatu bersama ibunya."Nggak. Tadi, Egi cerita tentang awal pertemuan dengan kamu." Ibunya berbohong."Wah, emang, iya, Kak? Eh, diminum duku, Kak. Teh manis bikinan aku, mantap, loh, Kak." tanya Shania sembari meminta Egi untuk meminum teh manis buatannya."Emmm ... I-ya. Kamu inget nggak awal kita ketemu? Diminum, ya, Tan, Shan." Egi meminum teh manis itu."Enak beneran, ya. Aku mau daftar jadi suami, kamu, ya. Biar tiap hari dibikinin teh manis seenak ini." Egi membuat Shania tersipu malu.Shania salah tingkah dan mengalihkan topik pembicaraan."Eh, waktu aku nabrak Kak Egi, pas keluar dari kantin itu, ya? Itu pertama kali kita ketemu, kan? ""Iya. Wakt

  • Mengejar Mantan   Kedatangan Egi ke Rumah Shania

    "Assalamualaikum," ucap Egi sambil mengetuk pintu."Waalaikumsalam," sahut Shania sembari membuka pintu."Hi, Kak!""Hi, Shan.""Silakan masuk, Kak." Mereka berhadapan dan baru kali ini jarak antara Egi dan Shania lebih dekat dari biasanya. Mata mereka beradu, seperti ingin saling mencengkram."Kamu makin cantik, Shan." Shania memalingkan wajahnya yang memerah karena malu."Emmm, silakan duduk, Kak." Shania mengalihkan perhatian Egi yang masih saja menatap dirinya.Ada debar di dada masing-masing yang tak mungkin diungkapkan. Keduanya mengatur napas agar tidak gugup. Egi mengambil posisi duduk di sofa dekat pintu, sedangkan Shania duduk di sofa yang berada di samping tempat duduk Egi. Dengan anggunnya Shania memulai membuka suara. Sedikit basa-basi untuk menyambut lelaki tampan itu.

  • Mengejar Mantan   Egi PDKT

    "Ini, siapa, ya?""Saya Egi, Shan.""Ya Allah, Kak Egi. Bikin orang parno aja. Nelepon yang pertama kenapa gak ngomong?""Oh, jadi yang tadi tuh, nyambung? Tadi tuh, aku udah niat telepon kamu, trus tiba-tiba mamaku manggil. Aku taro ponselku di atas meja. Aku kira belum nyambung. Hahaha ...,""Ih, Kak Egi! Aku sempet takut tadi.""Takut kenapa emang?""Ya, takut orang jahat, gitu.""Ya udah, maafin aku, ya!""Ya, nggak apa-apa, Kok. Btw ada apa, Kak? Tumben.""Kangen aja sama kamu, pengen dengar suara kamu.""Iih, gombal!""Serius, aku kangen.""Ya udah, terserah.""Asyik! Berarti aku boleh kangen sama kamu, dong?""Ih, Kak Egi! Awas ya! Godain aku terus.""Kar

  • Mengejar Mantan   Masih ada cinta untuk Bagas.

    "Sini-sini kita duduk dulu, Shan." Astrid menarik tangan Shania. "Cerita sama aku." Ia mengusap lembut bahu Shania. Perempuan yang masih berurai air mata itu menceritakan semua yang terjadi ketika sahabatnya tidak ada di sampingnya.Tak berhenti derasnya air mata, membuktikan betapa sakitnya perasaan Shania. Meski cintanya tetap milik Bagas, tapi kini ia ingin melupakan lelaki yang tidak pernah menyerah mengejarnya. Baginya cinta tak selalu harus memiliki. Biarkan nama dan kenangan bersama Bagas terkubur bersama masa lalunya. Tak sedikit pun ia berharap untuk kembali merengkuh asa yang pernah ada."Sabar ya, Shan." Astrid kembali memeluk Shania. Akhirnya air mata itu surut. Ia lega telah menceritakan semua pada Sahabatnya."Makasih, ya, Astrid. Aku lega sekarang." Shania berusaha tersenyum."Sama-sama, Shan. Aku seneng bisa jadi temen kamu dalam susah dan senang.""Btw tadi Andika ngapain ketemu kamu? Kalian jadian, ya?" t

  • Mengejar Mantan   Bagas Menemui Shania

    Shania dan Astrid saling berpandangan, ketika melihat laki-laki itu duduk di hadapan mereka."Sepertinya aku kenal, nih orang," batin Shania."Kok, kayak kenal, ya? gumam Astrid." Iya, kalian pasti kenal saya," sahut lelaki itu, sambil membuka kacamata, masker dan topinya."Andika?!" ucap Shania dan Astrid, serentak."Ya ampun tadi kirain, siapa," ucap Shania mengeraskan suara."Iya, Shan. Saya sengaja kesini mau bicara serius sama Astrid," terang Andika."Aku?" tanya Astrid terkejut."Waw, surprise. Oke aku balik duluan deh, ya?" pamit Shania."Jangan dong, Shan. Aku balik bareng kamu, ya," cegah Astrid."Ih, kamu ntar di anter Andika, dong," kata Shania."Iya, aku anterin kamu nanti, Astrid," ucap Andika menatap Astrid lekat."Tuh kan, ya sudah aku duluan, ya," Shania meninggalkan mereka berdua di kantin.Shania berlalu sendi

  • Mengejar Mantan   Ada Pria Misterius Menemui Shania dan Astrid

    Bagas tidak menyerah, terus saja menghubungi Shania. Setelah puluhan kali Bagas menekan tombol hijau itu, kini kontak Shania sedang sibuk. Bagas kesal, akhirnya ia berhenti menghubungi Shania. Lelaki itu frustrasi dan melempar ponselnya ke tempat tidur yang beberapa hari ini selalu berantakan. Begitu dahsyat perasaan seseorang yang sedang dimabuk cinta, seolah dunia akan berakhir jika tidak bisa mendapatkan sang pujaan hati. Kini ia menyesal karena tidak memperlakukan Shania dengan baik. Baru menyadari semua aturan dan keribetan Shania adalah bukti bahwa perempuan yang selisih usianya hanya beberapa bulan dengannya itu serius dan ingin yang terbaik untuk hubungan mereka. Waktu tak dapat diulang, seandainya Bagas ingin memperbaiki pun sudah terlambat. Meski lelaki itu yakin Shania masih mencintai dirinya. Namun, tak mudah memberi kesempatan yang kedua kali. Buktinya, puluhan kali ia menghubungi sang mantan, tidak pernah ada jawaban atau balasan da

  • Mengejar Mantan   Bagas Mencari Shania

    "Enak juga tidur di lantai," gumam Bagas.Meskipun lantai keras, tapi tetap membuatnya tidur nyenyak. Ia mencari kontak yang diberi nama Shaniaku, Lalu meng-klik tombol berwarna hijau. Tidak ada jawaban dari sang pemilik nomor telepon itu, sekali lagi ia coba menghubungi nomor tersebut, kali ini di-reject. Bagas mencoba lagi dan lagi, tetap tidak ada jawaban."Shania marah padaku, bagaimana ini?" batin Bagas, sambil mengusap wajahnya dengan kasar. "Astrid, aku harus hubungi Astrid, siapa tau Shania sedang bersama Astrid." gumamnya lagi.[Astrid, sorry urgent nih, Shania ada bareng kamu, gak?] tanya Bagas, di aplikasi WhatsApp.[Gak ada, hari ini dia gak masuk kuliah."[Aku telepon dia di-reject Trid, kemana Shania, ya?][Ada apa sebenernya di antara kalian? Aku bingung, kemaren Shania yang cemasin kamu, sekarang kamu yang nyari dia, heran aku, kalian kenapa, sih?!][Benarkah? Waktu itu Shania nyariin aku?]

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status