Beranda / Romansa / Mengejar Mantan / Hubungan Bagas dan Shania merenggang

Share

Hubungan Bagas dan Shania merenggang

Penulis: Listiana
last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-10 16:07:12

Seutas harapan sirna, ketika melihat sikap Bagas yang akhir-akhir ini tak lagi memperdulikannya. Padahal setiap hari cintanya semakin bertambah, otaknya sudah mulai dipenuhi dengan nama dan bayangan wajah laki-laki yang bernama Bagas. Mampukah ia menahan rasa itu sendiri? Karena ia menyangka cintanya bertepuk sebelah tangan.

Mereka berdua tak lagi saling menyapa. Bagas menjaga jarak dengan Shania, bukan karena cintanya sudah hilang, akan tetapi ia sedang menjaga perasaan Silmi. Ia sedang mengatur strategi untuk bisa menyatakan cintanya pada Shania, tak ingin perempuan yang dicintainya dianggap sebagai perusak hubungannya dengan Silmi. 

Meskipun Bagas tak lagi duduk satu meja dengan Shania, ia memantau gerak-gerik Shania. Kini Rendi yang menggantikan Bagas, duduk di sebelah Shania. Melalui Rendi, ia mengorek informasi tentang Shania. 

"Sudah dua minggu, elo putus dengan Silmi, kapan mau lo tembak si Shania?" tanya Rendi di ruang OSIS. 

"Santai dulu, gue gak mau nama Shania jelek di mata anak-anak. Gue mau buktiin antara gue dan Shania gak ada hubungan apa-apa, makanya gue sengaja pindah tempat duduk dan tidak menyapa Shania dulu. Gue cinta sama Shania, tapi bukan berarti harus terburu-buru nembak dia," jawab Bagas, sambil mengerjakan proposal pengajuan sponsor untuk keperluan Dies Natalies. 

"Bener juga lo, gue gak nyangka otak lo cerdas, dan gue salut dari elo adalah, lo bukan laki-laki murahan, yang gampang tembak sana tembak sini, Bro," ucap Rendi, memuji Bagas. 

"Hahaha, lo pikir gue play boy, apa? Kalo gue mau, gue terima tuh cewek-cewek yang nembak gue, si Rika, Rani, Laras, Mia, udah gak keitung lah, gue lupa juga nama-nama mereka. Sebenernya ada sih yang masuk kriteria gue, cuma gue udah terlanjur cinta sama Shania," ungkap Bagas. 

"Mantap, Bro, elo sih keterlaluan gantengnya," puji Rendi lagi. "Oh, iya, kabar Silmi gimana? Kayaknya, akhir-akhir ini gue jarang liat dia ngumpul sama kita," celoteh Rendi, sambil membantu pekerjaan Bagas. 

"Entahlah, gue belum hubungi dia lagi setelah kejadian waktu itu, gue bingung ngadepin dia, susah dimengerti, kayak anak kecil ngambekan," ungkap Bagas. "Yang bikin gue bertahan sama dia tuh, ya emang dia baik banget, tulus, dan mamanya yang super baik. Beliau kayak udah nyerahin si Silmi aja ke gue, padahal kan gue belom jadi suaminya. Kalo malam Minggu, mamanya yang nelepon gue buat ngapelin anaknya, di sana gue dijamu dengan makanan enak dan banyak," Bagas menambahkan. 

"Wiiih, enak dong lo, udah tinggal ijab qabul aja, hahaha," ucap Rendi, menggoda Bagas. 

"Enak apaan, gue maunya nikah sama Shania," ucap Bagas. 

"Ciyee, dalem banget cinta lo ke Shania," celoteh Rendi. 

"Entahlah, gue ngerasa kalo doi jodoh gue, makanya gue santai. lagi pula gue tau perasaan doi, jadi, ya akhirnya Shania pasti jadi milik gue," ungkap Bagas, percaya diri. 

* * *

"Shan, aku liat si Bagas udah gak pernah nyapa kamu lagi, ya?" tanya Astrid, sambil memasukkan sendok berisi mie goreng ke mulutnya, saat jam istirahat di kantin sekolah. 

"Iya, aku juga heran, perasaan gak punya salah apa-apa, tiba-tiba menjauh aja, padahal dulu dia antusias banget nyapa aku, sekarang aku kangen suaranya, kangen candanya, kangen perhatian-perhatian dia," jawab Shania, panjang lebar. 

"Sabar, ya, Shan, kalo jodoh gak kemana," ucap Astrid, menghibur sahabatnya. 

"Eh, bel masuk tuh, yuk buruan ke kelas," ajak Shania. 

"Bentar, Shan, belum abis nih mie gorengnya," kata Astrid, sambil mengunyah mie goreng, kesukaannya. 

Saat Shania berlari keluar dari kantin, saking terburu-burunya ia menabrak seseorang, hampir saja ia terjatuh. Ternyata orang yang ia tabrak adalah seorang siswa laki-laki, akan tetapi spontan laki-laki itu menangkap tubuh Shania, nyaris memeluk shania. Namun, Shania segera sadar dan menegakkan tubuhnya dan memberi jarak di antara mereka berdua. 

"Maaf, aku buru-buru jadinya nabrak kamu," sahut Shania. 

"Tidak apa-apa, namanya juga nggak sengaja, kan?" jawab laki-laki itu. Ia menatap Shania tajam, lalu memandang ke arah papan nama milik Shania. 

"Shania Artamevia, nama yang bagus, boleh kita kenalan?" tanya laki-laki itu, sambil mengulurkan tangannya. 

"Emh, iya, boleh," ucap Shania, lembut. 

"Namaku Egi Wiryawan, kelas tiga. Kelasku di situ," ucap laki-laki itu, memperkenalkan diri, dan mengarahkan telunjuknya ke arah kelas, tempat ia belajar. 

"Aku Shania, kelas dua. Kelasku di sebelah sana," kata Shania, memperkenalkan diri. "Aku ke kelas dulu ya, daaah," pamit Shania. 

"Oh, oke, sampai ketemu lagi!" teriak Egi, tapi Shania tidak menghiraukannya. Ia terus saja menatap Shania sampai perempuan itu hilang dari pandangannya. 

"Manis, feminin, suaranya lembut, dan lesung pipinya membuat senyumnya menawan," batin Egi. 

"Ciyeee, yang baru aja kenalan sama cowok ganteng! Hahaha," celetuk Astrid. 

"Apaan, sih, gara-gara kamu tuh makanya lama, jadi aku buru-buru, terus nabrak dia, deh," cecar Shania, memajukan bibirnya. 

"Tapi seneng kaan? Hahahah," goda Astrid. 

"Enggak, biasa aja, lebih ganteng Bagas, kok," jawab Shania, menanggapi.

"Emh, ciyee, yang tidak bisa pindah ke lain hati," celoteh Astrid lagi. 

"Sssssttt, ada orangnya," bisik Shania, saat Bagas masuk ke kelas. Mereka berdua seketika diam. Bagas melihat ke arah Shania dan Astrid, tanpa expresi.

Bab terkait

  • Mengejar Mantan   Bagas menyatakan cinta pada Shania dengan puisi yang indah

    "Shan, kamu tau gak Bagas putus sama Silmi?" tanya Rendi, sambil mengerjakan tugas dari Guru Matematika."Wah, beneran, Ren? Kok aku gak tau, sih," jawab Shania, melihat ke arah Rendi."Sebulan yang lalu mereka berantem gara-gara cemburu sama kamu," terang Rendi."Kok gara-gara aku?! Aku gak ngapa-ngapain, loh," jawab Shania heran."Iya, jadi Silmi tau kalo Bagas suka sama kamu, dan duduk sebangku sama kamu," terangnya lagi."Oh, pantesan akhir-akhir ini Bagas gak nyapa aku sama sekali, jadi gitu, ya, masalahnya?" kata Shania, menghentikan kegiatannya yang sedang mengerjakan tugas."Iya, sebetulnya dia udah mau nembak kamu, cuma dia nunggu waktu yang tepat," kata Rendi, menjelaskan."Serius? Emangnya tau dari mana?" tanya Shania."Lah, tiap hari dia curhat sama aku," ucap Rendi.***Ucapan Rendi terus terngiang di telinga Shania, hatinya kini berbunga-bunga bag

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-10
  • Mengejar Mantan   Pertengkaran Shania dengan Bagas

    [Assalamu'alaikum, Nak Bagas. Apa kabar? Mama mau mengadakan syukuran ulang tahun Silmi, boleh Mama minta bantuan Nak Bagas untuk mengisi acaranya Silmi? Menjadi pembawa acara dan membaca beberapa ayat Al-qur'an?] pesan dari mamanya Silmi. [InsyaAllah, Ma, Bagas bisa.] [Terima kasih, ya, Nak, Mama senang sekali.] [Sama-sama, Ma, Bagas juga senang bisa bantu Mama.] [Nanti ngobrol saja dengan Silmi lebih detailnya, ya, Nak.] [Baik, Ma.] Bagas bingung, sebetulnya sudah ada janji dengan Shania untuk mengantarnya ke toko buku, akan tetapi Bagas tak dapat menolak permintaan mamanya Silmi. "Bagaimana, ini? Shania pasti ngambek lagi," batin Bagas, sambil mengusap wajahnya dengan kasar. [Shan, aku minta maaf sebelumnya, sepertinya aku gak bisa mengantarmu ke toko buku besok, boleh kita pending dulu, gak? Minggu depan mudah-mudahan bisa.] [Memangnya kenapa? Kamu ada acara?] [Mamanya Silmi minta a

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-10
  • Mengejar Mantan   Bagas memutuskan jalinan cintanya dengan Shania

    Satu tahun kemudian.Meskipun hubungan mereka sering tidak akur, entah bagaimana mereka tidak bisa berpisah satu sama lain. Bagas mencintai Shania, meskipun ia terus menyakiti wanitanya. Shania tidak menyangka hubungannya dengan Bagas akan seperti ini, jauh dari apa yang dibayangkan olehnya."Kenapa sih aku ngeliat orang pacaran, ceweknya diperlakukan seperti ratu? Beda sama aku, kok gak ngerasa jadi ratu, ya?" celetuk Shania pada Astrid, yang kebetulan melanjutkan pendidikan di Universitas yang sama. Yaitu Universitas Pendidikan Indonesia, mereka bercita-cita menjadi seorang guru."Masa, sih, bukannya Bagas sayang banget sama kamu?" jawab Astrid, heran."Iya, aku gak habis pikir, Bagas masih aja sering ke rumah Silmi, bahkan mengorbankan aku," kata Shania, sedih."Lalu?" tanya Astrid."Satu sisi aku cape, sisi lain aku masih sayang sama dia," jawab Shania."Aku ngerti banget Sha

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-15
  • Mengejar Mantan   Bagas Frustasi

    Perasaan Bagas hancur karena pertunangan Silmi, ia baru sadar ternyata dalam hatinya masih menyimpan sisa cinta untuk Silmi. Kesedihan yang justru membuatnya memutuskan kisah kasihnya dengan Shania.Lelaki tampan nan rupawan itu, kini sedang putus asa, seolah ia kehilangan separuh jiwanya. Namun, seharusnya ia tidak egois seperti ini, padahal ada perempuan yang mencintainya sepenuh hati. Ia menyia-nyiakan cinta Shania.Tok ... Tok ... Tok"Kak Bagas, makan yuk! Di panggil Mama, tuh," teriak Melati dari balik pintu kamar Bagas."Masuk," jawab Bagas, bermalas-malasan."Ih, tumben kamarnya berantakan? Trus kenapa Itu muka kusut banget, Kak," berondong Melati, sambil melihat sekeliling kamar Bagas, lalu duduk di atas kursi tempat Bagas belajar."Lagi males beresin. Kamu duluan makan aja, bilang sama Tante aku sudah kenyang. tadi sore sudah makan ditraktir teman," jawab Bagas, asal."Kakak, kenapa, sih? Gak biasanya

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-17
  • Mengejar Mantan   Bagas Mencari Shania

    "Enak juga tidur di lantai," gumam Bagas.Meskipun lantai keras, tapi tetap membuatnya tidur nyenyak. Ia mencari kontak yang diberi nama Shaniaku, Lalu meng-klik tombol berwarna hijau. Tidak ada jawaban dari sang pemilik nomor telepon itu, sekali lagi ia coba menghubungi nomor tersebut, kali ini di-reject. Bagas mencoba lagi dan lagi, tetap tidak ada jawaban."Shania marah padaku, bagaimana ini?" batin Bagas, sambil mengusap wajahnya dengan kasar. "Astrid, aku harus hubungi Astrid, siapa tau Shania sedang bersama Astrid." gumamnya lagi.[Astrid, sorry urgent nih, Shania ada bareng kamu, gak?] tanya Bagas, di aplikasi WhatsApp.[Gak ada, hari ini dia gak masuk kuliah."[Aku telepon dia di-reject Trid, kemana Shania, ya?][Ada apa sebenernya di antara kalian? Aku bingung, kemaren Shania yang cemasin kamu, sekarang kamu yang nyari dia, heran aku, kalian kenapa, sih?!][Benarkah? Waktu itu Shania nyariin aku?]

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-21
  • Mengejar Mantan   Ada Pria Misterius Menemui Shania dan Astrid

    Bagas tidak menyerah, terus saja menghubungi Shania. Setelah puluhan kali Bagas menekan tombol hijau itu, kini kontak Shania sedang sibuk. Bagas kesal, akhirnya ia berhenti menghubungi Shania. Lelaki itu frustrasi dan melempar ponselnya ke tempat tidur yang beberapa hari ini selalu berantakan. Begitu dahsyat perasaan seseorang yang sedang dimabuk cinta, seolah dunia akan berakhir jika tidak bisa mendapatkan sang pujaan hati. Kini ia menyesal karena tidak memperlakukan Shania dengan baik. Baru menyadari semua aturan dan keribetan Shania adalah bukti bahwa perempuan yang selisih usianya hanya beberapa bulan dengannya itu serius dan ingin yang terbaik untuk hubungan mereka. Waktu tak dapat diulang, seandainya Bagas ingin memperbaiki pun sudah terlambat. Meski lelaki itu yakin Shania masih mencintai dirinya. Namun, tak mudah memberi kesempatan yang kedua kali. Buktinya, puluhan kali ia menghubungi sang mantan, tidak pernah ada jawaban atau balasan da

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-21
  • Mengejar Mantan   Bagas Menemui Shania

    Shania dan Astrid saling berpandangan, ketika melihat laki-laki itu duduk di hadapan mereka."Sepertinya aku kenal, nih orang," batin Shania."Kok, kayak kenal, ya? gumam Astrid." Iya, kalian pasti kenal saya," sahut lelaki itu, sambil membuka kacamata, masker dan topinya."Andika?!" ucap Shania dan Astrid, serentak."Ya ampun tadi kirain, siapa," ucap Shania mengeraskan suara."Iya, Shan. Saya sengaja kesini mau bicara serius sama Astrid," terang Andika."Aku?" tanya Astrid terkejut."Waw, surprise. Oke aku balik duluan deh, ya?" pamit Shania."Jangan dong, Shan. Aku balik bareng kamu, ya," cegah Astrid."Ih, kamu ntar di anter Andika, dong," kata Shania."Iya, aku anterin kamu nanti, Astrid," ucap Andika menatap Astrid lekat."Tuh kan, ya sudah aku duluan, ya," Shania meninggalkan mereka berdua di kantin.Shania berlalu sendi

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-21
  • Mengejar Mantan   Masih ada cinta untuk Bagas.

    "Sini-sini kita duduk dulu, Shan." Astrid menarik tangan Shania. "Cerita sama aku." Ia mengusap lembut bahu Shania. Perempuan yang masih berurai air mata itu menceritakan semua yang terjadi ketika sahabatnya tidak ada di sampingnya.Tak berhenti derasnya air mata, membuktikan betapa sakitnya perasaan Shania. Meski cintanya tetap milik Bagas, tapi kini ia ingin melupakan lelaki yang tidak pernah menyerah mengejarnya. Baginya cinta tak selalu harus memiliki. Biarkan nama dan kenangan bersama Bagas terkubur bersama masa lalunya. Tak sedikit pun ia berharap untuk kembali merengkuh asa yang pernah ada."Sabar ya, Shan." Astrid kembali memeluk Shania. Akhirnya air mata itu surut. Ia lega telah menceritakan semua pada Sahabatnya."Makasih, ya, Astrid. Aku lega sekarang." Shania berusaha tersenyum."Sama-sama, Shan. Aku seneng bisa jadi temen kamu dalam susah dan senang.""Btw tadi Andika ngapain ketemu kamu? Kalian jadian, ya?" t

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-27

Bab terbaru

  • Mengejar Mantan   Bertemu Bagas saat ngedate

    "Emmm ...." Tiba-tiba ada yang memanggil namanya. Suara Shania tercekat ketika menjawab pertanyaan Egi karena panggilan seseorang. Sontak ia melihat ke arah datangnya suara. "Bagas?" Seketika matanya melirik ke arah Egi, lalu berganti ke arah Bagas. "Akhirnya kita ketemu di sini, ya, Shan." Bagas antusias. "Emmm ... memangnya, kamu cari aku?" tanya Shania dengan wajah datar. "Iya, dong. Aku masih nyariin kamu ke mana-mana," ucap Bagas sambil menarik kursi di seberang Shania dan duduk tanpa permisi. "Ada apa?" tanya Shania melirik ke arah Egi yang ada di sampingnya. Egi diam tak mengatakan apa pun. Ia bingung karena takut salah ucap. Egi cukup bijaksana menyikapi situasi seperti ini. "Shan, aku ke toilet bentar, ya." Egi pamit kepada Shania.

  • Mengejar Mantan   Ngdate

    "Sejak kapan, ya?""Sejak pertama kali kita bertemu."Mata mereka saling beradu. Hampir saja Shania sakah tingkah."Be-benarkah? Kok, baru bilang sekarang?""Yup. Love at first sight. Memangnya, kalo aku bilang dari dulu, kamu bakal mau jadi pacar aku? Waktu itu kamu masih pacarnya Bagas.""Emmm ... iya, sih. Lalu? Kakak cari tau tentang aku dari mana?" Shania tersipu malu."Dunia ini sempit, Shan. Aku mengikutimu saat kamu ke kampus atau saat kamu pergi.""Jadi, selama ini, Kakak sering ngikutin aku?""Yup. Aku ingin melindungimu, meski dari jauh."Mata Shania menganak, ia terharu mendengar ucapan Egi. Ia tidak pernah tau ada orang yang diam-diam mencintainya."Jadi, Kakak tau saat aku rapuh?" tanya Shania dengan wajah serius.

  • Mengejar Mantan   Egi mengajak Shania ngedate.

    "Ih, Mama ... sekongkol, nih, sama Kak Egi!" Shania protes sembari duduk di samping mamamya.Ia curiga, Egi merahasiakan sesuatu bersama ibunya."Nggak. Tadi, Egi cerita tentang awal pertemuan dengan kamu." Ibunya berbohong."Wah, emang, iya, Kak? Eh, diminum duku, Kak. Teh manis bikinan aku, mantap, loh, Kak." tanya Shania sembari meminta Egi untuk meminum teh manis buatannya."Emmm ... I-ya. Kamu inget nggak awal kita ketemu? Diminum, ya, Tan, Shan." Egi meminum teh manis itu."Enak beneran, ya. Aku mau daftar jadi suami, kamu, ya. Biar tiap hari dibikinin teh manis seenak ini." Egi membuat Shania tersipu malu.Shania salah tingkah dan mengalihkan topik pembicaraan."Eh, waktu aku nabrak Kak Egi, pas keluar dari kantin itu, ya? Itu pertama kali kita ketemu, kan? ""Iya. Wakt

  • Mengejar Mantan   Kedatangan Egi ke Rumah Shania

    "Assalamualaikum," ucap Egi sambil mengetuk pintu."Waalaikumsalam," sahut Shania sembari membuka pintu."Hi, Kak!""Hi, Shan.""Silakan masuk, Kak." Mereka berhadapan dan baru kali ini jarak antara Egi dan Shania lebih dekat dari biasanya. Mata mereka beradu, seperti ingin saling mencengkram."Kamu makin cantik, Shan." Shania memalingkan wajahnya yang memerah karena malu."Emmm, silakan duduk, Kak." Shania mengalihkan perhatian Egi yang masih saja menatap dirinya.Ada debar di dada masing-masing yang tak mungkin diungkapkan. Keduanya mengatur napas agar tidak gugup. Egi mengambil posisi duduk di sofa dekat pintu, sedangkan Shania duduk di sofa yang berada di samping tempat duduk Egi. Dengan anggunnya Shania memulai membuka suara. Sedikit basa-basi untuk menyambut lelaki tampan itu.

  • Mengejar Mantan   Egi PDKT

    "Ini, siapa, ya?""Saya Egi, Shan.""Ya Allah, Kak Egi. Bikin orang parno aja. Nelepon yang pertama kenapa gak ngomong?""Oh, jadi yang tadi tuh, nyambung? Tadi tuh, aku udah niat telepon kamu, trus tiba-tiba mamaku manggil. Aku taro ponselku di atas meja. Aku kira belum nyambung. Hahaha ...,""Ih, Kak Egi! Aku sempet takut tadi.""Takut kenapa emang?""Ya, takut orang jahat, gitu.""Ya udah, maafin aku, ya!""Ya, nggak apa-apa, Kok. Btw ada apa, Kak? Tumben.""Kangen aja sama kamu, pengen dengar suara kamu.""Iih, gombal!""Serius, aku kangen.""Ya udah, terserah.""Asyik! Berarti aku boleh kangen sama kamu, dong?""Ih, Kak Egi! Awas ya! Godain aku terus.""Kar

  • Mengejar Mantan   Masih ada cinta untuk Bagas.

    "Sini-sini kita duduk dulu, Shan." Astrid menarik tangan Shania. "Cerita sama aku." Ia mengusap lembut bahu Shania. Perempuan yang masih berurai air mata itu menceritakan semua yang terjadi ketika sahabatnya tidak ada di sampingnya.Tak berhenti derasnya air mata, membuktikan betapa sakitnya perasaan Shania. Meski cintanya tetap milik Bagas, tapi kini ia ingin melupakan lelaki yang tidak pernah menyerah mengejarnya. Baginya cinta tak selalu harus memiliki. Biarkan nama dan kenangan bersama Bagas terkubur bersama masa lalunya. Tak sedikit pun ia berharap untuk kembali merengkuh asa yang pernah ada."Sabar ya, Shan." Astrid kembali memeluk Shania. Akhirnya air mata itu surut. Ia lega telah menceritakan semua pada Sahabatnya."Makasih, ya, Astrid. Aku lega sekarang." Shania berusaha tersenyum."Sama-sama, Shan. Aku seneng bisa jadi temen kamu dalam susah dan senang.""Btw tadi Andika ngapain ketemu kamu? Kalian jadian, ya?" t

  • Mengejar Mantan   Bagas Menemui Shania

    Shania dan Astrid saling berpandangan, ketika melihat laki-laki itu duduk di hadapan mereka."Sepertinya aku kenal, nih orang," batin Shania."Kok, kayak kenal, ya? gumam Astrid." Iya, kalian pasti kenal saya," sahut lelaki itu, sambil membuka kacamata, masker dan topinya."Andika?!" ucap Shania dan Astrid, serentak."Ya ampun tadi kirain, siapa," ucap Shania mengeraskan suara."Iya, Shan. Saya sengaja kesini mau bicara serius sama Astrid," terang Andika."Aku?" tanya Astrid terkejut."Waw, surprise. Oke aku balik duluan deh, ya?" pamit Shania."Jangan dong, Shan. Aku balik bareng kamu, ya," cegah Astrid."Ih, kamu ntar di anter Andika, dong," kata Shania."Iya, aku anterin kamu nanti, Astrid," ucap Andika menatap Astrid lekat."Tuh kan, ya sudah aku duluan, ya," Shania meninggalkan mereka berdua di kantin.Shania berlalu sendi

  • Mengejar Mantan   Ada Pria Misterius Menemui Shania dan Astrid

    Bagas tidak menyerah, terus saja menghubungi Shania. Setelah puluhan kali Bagas menekan tombol hijau itu, kini kontak Shania sedang sibuk. Bagas kesal, akhirnya ia berhenti menghubungi Shania. Lelaki itu frustrasi dan melempar ponselnya ke tempat tidur yang beberapa hari ini selalu berantakan. Begitu dahsyat perasaan seseorang yang sedang dimabuk cinta, seolah dunia akan berakhir jika tidak bisa mendapatkan sang pujaan hati. Kini ia menyesal karena tidak memperlakukan Shania dengan baik. Baru menyadari semua aturan dan keribetan Shania adalah bukti bahwa perempuan yang selisih usianya hanya beberapa bulan dengannya itu serius dan ingin yang terbaik untuk hubungan mereka. Waktu tak dapat diulang, seandainya Bagas ingin memperbaiki pun sudah terlambat. Meski lelaki itu yakin Shania masih mencintai dirinya. Namun, tak mudah memberi kesempatan yang kedua kali. Buktinya, puluhan kali ia menghubungi sang mantan, tidak pernah ada jawaban atau balasan da

  • Mengejar Mantan   Bagas Mencari Shania

    "Enak juga tidur di lantai," gumam Bagas.Meskipun lantai keras, tapi tetap membuatnya tidur nyenyak. Ia mencari kontak yang diberi nama Shaniaku, Lalu meng-klik tombol berwarna hijau. Tidak ada jawaban dari sang pemilik nomor telepon itu, sekali lagi ia coba menghubungi nomor tersebut, kali ini di-reject. Bagas mencoba lagi dan lagi, tetap tidak ada jawaban."Shania marah padaku, bagaimana ini?" batin Bagas, sambil mengusap wajahnya dengan kasar. "Astrid, aku harus hubungi Astrid, siapa tau Shania sedang bersama Astrid." gumamnya lagi.[Astrid, sorry urgent nih, Shania ada bareng kamu, gak?] tanya Bagas, di aplikasi WhatsApp.[Gak ada, hari ini dia gak masuk kuliah."[Aku telepon dia di-reject Trid, kemana Shania, ya?][Ada apa sebenernya di antara kalian? Aku bingung, kemaren Shania yang cemasin kamu, sekarang kamu yang nyari dia, heran aku, kalian kenapa, sih?!][Benarkah? Waktu itu Shania nyariin aku?]

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status