Share

Sandiwara Depan Mertua

Penulis: Mega Silvia
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-12 10:50:03

Agni dan bi Ira keluar dengan nampan di tangan berisi makanan. Mereka menyiapkan dan merapikannya di tengah-tengah meja.

Mama mertuanya itu tersenyum melihat menantunya menyajikan makanan saat mereka datangi. Agni yang sedang menyajikan hanya tersenyum tipis. Setelah selesai dia bergabung untuk makan bersama.

Saat makan bersama tak ada yang membuka suara, semua menikmati makan yang sudah dihidangkan di hadapan. Hanya ada dentingan suara piring dan sendok yang beradu.

Semua sudah selesai, dan mereka duduk sebentar untuk mencerna semua makanan yang sudah masuk ke dalam perut.

“Ini siapa yang masak?” Mama mertuanya melihat Agni bertanya.

“Yang masak Bi Ira, Ma,” ucap Agni dengan sedikit senyuman.

“Tapi pake resep non Agni, Nyonya.” Bibi Ira yang tiba-tiba muncul untuk membereskan meja makan pun menimpali.

“Oh ya, wah enak banget masakan kamu.” Mamanya memuji dengan senyuman yang amat lebar.

“Pulang yuk, Ma.” Papanya melihat jam di pergelangan tangan.

“Ayo.” Mama Tian sembari berdir
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Mengejar Cinta Sahabat Jandaku   Jalan Menuju Agni

    Karina menarik tubuhnya dan mendudukkan dirinya di kursi tunggu panjang di depan ruang UGD. “Kamu harus tenang, gimana kamu mau buat Tante kuat, kalau kamu aja lemah.” Karina dengan kata-kata bijaknya memberi nasihat Axel sembari menaruh tangannya di bahu Axel. Axel yang risih dengan sentuhan itu membuang tangan Karina dengan bahunya sendiri. Dia meringkuk di bangku dan menundukkan kepalanya. Karina yang agak kesal tidak bisa melampiaskan kemarahannya karena mengerti yang terjadi pada Axel saat ini. Karina pun duduk di samping Axel, menunggu dokter keluar. Tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya pada Karina, orang yang membawa mamanya ke rumah sakit. Setelah sekitar sejam menunggu di ruang tunggu UGD, akhirnya dokter keluar dengan membawa brankar Bu Ningsih keluar dari ruang UGD. “Ma.” Axel yang melihat sontak bangkit dan memeriksa ibunya yang pingsan dengan infus di tangan mamanya. “Sebentar ya, mau dibawa ke ruang inap dulu.” Salah satu perawat yang membawa nakas Bu

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-13
  • Mengejar Cinta Sahabat Jandaku   Axel Tahu Pernikahan Agni

    “Mama?” Axel memanggil mamanya yang mulai membuka matanya itu. Dan benar saja Axel melihat kedua mata ibunya terbuka di depannya. Axel langsung memencet bel untuk memanggil para suster.Raut wajah Axel kini bersinar dan cerah dengan senyuman lebar yang terukir di bibirnya itu melihat ibunya sadar. Dokter yang tadi memeriksa Bu Ningsih kini kembali karena bel yang dipencet Axel. Saat dokter sampai bersama suster, dokter memeriksa detak jantungnya dan memeriksa pupil mata Bu Ningsih yang kini sudah sadar itu. “Mama kamu udah baik-baik aja kok kamu gak usah khawatir, dirawat satu atau dua hari lagi mama kamu udah bisa pulang,” jelas dokter tadi dengan lembut. Setelah semua selesai dokter bersama suster itu keluar dari kamar Bu Ningsih meninggalkan mereka berdua lagi. Axel yang sangat bahagia melihat mamanya sadar kini tak dapat melepaskan pandangannya kepada mamanya itu. Stelah tau resepsionis mama Axel bangun, mereka langsung menghantarkan makanan. Tok tok tok!Suara ketukan pintu

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-16
  • Mengejar Cinta Sahabat Jandaku   Selingkuh Di Depan Istri

    “Axel,” panggil Arkan sembari menggoyangkan pundaknya untuk menyadarkan dia dari lamunan. “Jangan-jangan Lo udah tau?” Arkan mencoba mencari tau apa yang terjadi pada temannya. “Akkk ... Gue harus gimana sekarang? Bahkan orang yang gue suka ninggalin gue,” lirih Axel dengan mengacak-acak rambutnya frustrasi. “Nih.” Arkan mengeluarkan handphonenya dan menunjukkan foto yang ambil saat mengantar paket. “Agni?” Axel yang sadar foto yang diberikan adalah foto Agni bersama dengan pria lain membuatnya tak bisa berkata-kata. “Maksud Lo nunjukin ini biar apa?” Axel berdiri Dengan amarah yang meluap. “Lo mau buat gue cemburu, hah?” Axel menaikkan suara geram dengan Arkan. “Lo gak liat, di foto Agni kenapa?” Arkan kembali bertanya dengan tatapan datar dan santai. “Maksud Lo?” Axel kembali memelankan suara mendengar kata-kata Arkan yang tak jelas maksudnya. Dia pun langsung melihat kembali ada apa dengan foto Agni. “Agni nunduk?” Axel memiringkan kepalanya bingung. “Lo bego atau memang

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-17
  • Mengejar Cinta Sahabat Jandaku   Tian Grogi

    Tian langsung merubah raut wajahnya ke semula agar tak kelihatan bahwa dia sangat tergoda dengan likuk tubuh desy. Tian juga sempat menelan salivanya melihat tonjolan yang ada di dada begitu sempurna di matanya apa lagi dengan belah payudara itu karena kerah baju yang terlalu kendur. Namun, itu semua harus di hilangkan, Tian juga ingat kalau dia mempunyai seorang istri. Lalu dia mempersilahkan kembali duduk. “Duduk Des!” Tian dengan membentang tangannya menyuruh Desy duduk. Desy pun langsung duduk setelah di persilahkan dan diikuti oleh Tian yang duduk di sebelah Desy. “Pak ini beberapa dokumen yang bapak suruh bawa dan ini ada beberapa dokumen yang harus bapak tanda tangani.” Desy dengan gesit dan cekatan memberita tahu satu persatu. Dia juga menunjukkan dokumen-dokumen yang ingin di tandatangani oleh Tian.Dia menunjukkan satu persatu tempat di dokumen itu yang ingin di tanda tangani. Saat menunjukkan tempat itu, Desy memajukan badannya sehingga payudaranya hampir terkena tubuh

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-18
  • Mengejar Cinta Sahabat Jandaku   Hampir Saja

    Saat menaiki tangga di melihat pintu kamar terbuka dan melihat Agni di dalam yang sedang di meja rias menyisir rambutnya. Tian masuk dan tak bicara, hanya langsung terduduk di spot tempat biasa dia tidur sembari memainkan handphone. Agni lagi-lagi menarik sebelah ujung bibirnya menatap Tian remeh dari balik kaca sembari menyisir rambutnya. Karena ingin mengejek Tian, tiba-tiba dia di panggil Bu Ira dari balik pintu. Tok tok tok!“Non, ada di dalem?” Bu Ira dengan nada bertanya dan lembut. “Iya Bik.” Agni yang mendengar langsung menaruh sisir itu di atas meja rias dan membukakan pintu lalu ke luar dari kamar itu. Setelah ke luar kamar, Agni kembali menutup pintu itu.“Ada apa bik?” Agni dengan nada penasaran. Dia juga melihat raut wajah Bik Ira yang sangat tak bisa di tebak apa yang ingin dia sampaikan. Bik Ira tak menjawab dan hanya memberikan sebuah koran kepada Agni. Dia menerima koran itu dengan raut wajah bingung. “Apa maksudnya Bik?” Agni sebelum membaca koran itu. “Non,

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-19
  • Mengejar Cinta Sahabat Jandaku   Agni Kabur

    Akhirnya Agni merasakan kelegaan di hatinya setelah lepas dari terkaman binatang buas yang merupakan suaminya itu. Agni membungkukkan badannya dan menangis di depan pintu kamar yang dia kunci. Dia terus menangis tersedu-sedu karena tak menyangka ini terjadi dengannya. Mendengar tangisan itu. Bik Ira langsung naik untuk memeriksa keadaan Agni. “Non, kenapa? Apa yang terjadi apa Non, dan Aden?” ucap Bik Ira dengan nada bicara cemas dan memegang pundak Agni yang sedang menangis sendu. Agni hanya menangis dan menggelengkan kepalanya. Tiba-tiba suara tendangan kuat mendarat dari dalam pintu yang Agni kunci. Brak!“Buka, Agni!” teriak Tian dengan penuh kemarahan dan menendangi pintu. “Buka, bakal abis Lo sama gue!” Tian masih dengan tentangan dan omelan marahnya itu. Agni yang takut langsung mengambil kunci yang masih tergantung di pintu itu dan bersembunyi di balik punggung Bik Ira. Dengan tangisan yang secara tiba-tiba berhenti karena sentakan dari Tian. “Enggak apa-apa, Non,” ucap

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-20
  • Mengejar Cinta Sahabat Jandaku   Bertemu Axel Lagi

    Setelah menyadari yang terjadi karena mendengar perkataan itu, Agni langsung berdiri dan menatap tajam Damar. “Om gak salah nanya? Seharusnya Om tanya apa yang udah Tian lakuin sama Agni!” Agni menaikkan satu oktaf suaranya sembari menunjuk-nunjuk dirinya sendiri sebagai pembelaan. “Apa yang salah kalau Tian mau haknya sebagai suami, gak ada, kan?” Damar juga ikut menaikkan satu oktaf suaranya. Dia tidak mengerti tepatnya tidak mau mengerti keponakannya yang menolak Tian, suaminya.“Om paham gak, sih, kalau Agni gak bahagia sama Tian.” Agni sudah kesal dan lelah dengan semuanya dan membantah semua tuduhan yang ditujukan kepadanya. “Dulu ke mana aja?” singkat Damar tapi dapat menyakiti hati Agni yang mendengar. “Emang kalau Agni nolak, Om bakalan batalin pernikahannya?” Agni dengan nada yang menyindir dan sedikit membesarkan matanya. “Iya, puas?” bentak Damar.Agni yang tercengang ditambah dengan wajah sedihnya. Air mata Agni mengalir begitu deras tapi tak memiliki ekspresi karena

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-21
  • Mengejar Cinta Sahabat Jandaku   Kebahagiaan Bertemu Axel

    Axel langsung mengantarkan tubuhnya untuk memeluk tubuh Agni. Disertai dengan tangisan, Agni segera membalas pelukan yang di layangkan oleh Axel. Axel memeluknya dengan sangat erat dan sedikit mengangkat tubuh Agni membuatnya tak menapak ke tanah, menandakan Axel sangat merindukannya.Agni masih menangis dan Arkan yang tak dapat membendung kebahagiaannya. Setelah dilepaskan dari pelukannya, Axel tersenyum bahagia bisa melihat Agni dari sekian lamanya. “Gue kangen banget sama Lo tau gak.” Axel seperti memberitahu perasaannya sembari memegang kedua pipi Agni dengan kedua tangan besar Axel. Agni juga merasakan rindu yang sangat mendalam, hampir setiap malam dia memikirkan Axel dan hari ini pertemuan mereka membuatnya sangat bahagia. “Gue juga kangen banget sama Lo, Xel.” Agni dengan senyuman bercampur kesedihannya itu memandang wajah yang sangat dia ingin pandang. Tiba-tiba saja hatinya tersentak mengingat saat ini statusnya dengan Axel sudah berbeda. Agni terlihat gelisah tetapi di

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-23

Bab terbaru

  • Mengejar Cinta Sahabat Jandaku   Akhir Bahagia

    "Xel!" Agni menatap Axel berkaca-kaca. Tidak menyangka Axel tidak menyerah demi mendapatkanya. Padahal, Agni sempat ingin berpaling.Axel mengangguk maksum dan mencium kepala Agni. Tidak perlu berkata apapun. Karena Axel tau cinta Agni cuma untuknya."Tapi aku harus bilang sama papa dan mamanya Tian. Gimanapun mereka sangat baik ke aku!" Axel mengangguk maksum. Ia mengantarkan Agni ke rumah orangtua Tian. Di sana Agni disambut tapi mama Tian bingung siapa pria yang bersama Agni. Keduanya masuk dan menjelaskan kepada orangtua Tian.Mama Tian sangat kaget saat tau perbuatan Tian yang suka mengurung Agni."Astaga!" Dia tidak bisa menyalahkan Agni. "Lalu bagaimana, kamu ingin bercerai dari Tian, Agni?" Papa Tian menengahi. Dia dapat kabar dari orang kantornya kalau Tian punya hubungan gelap dengan sekretarisnya. Sepintar-pintarnya Tian menutupi, perselingkuhannya tercium juga dan papa Tian tidak bisa mengelak lagi. Selingkuh dan melakukan kekerasan fisik. Pantas anak mantunya tidak

  • Mengejar Cinta Sahabat Jandaku   Tian Merelakan Agni

    Siang itu Axel menemui Agni di rumahnya. Dia ingin mengingatkan wanita itu perihal perlakuan Tian selama ini yang benar-benar salah, yaitu penuh kelicikan dan memfitnah habis-habisan. Sebenarnya dia tahu jika Agni pasti peduli, tetapi nampaknya selama ini Axel merasa tidak ada pergerakan apa-apa dari wanita itu. Jika dikata harus sabar, nampaknya Axel tidak bisa. Dia harus segera melanggar permasalahan ini dan bertindak lebih cepat dari Agni, yaitu dengan memberikan hukuman kepada Tian yang sudah berani berbuat. Jika tidak seperti ini, maka sampai selamanya Tian pasti akan terus-menerus seperti itu. Dia tidak bisa menyadari kesalahannya sendiri dan bahkan hanya bisa menjadikan orang sebagai kambing hitam atau semua yang telah terjadi, tentang permasalahan yang ada. Mendengar dan melihat yang seperti itu, siapa yang tidak marah? Ya, tentu. Axel sudah bukan lagi ingin marah, tetapi dia memiliki rencana untuk membunuh Tian jika laki-laki itu masih terus-menerus keterlaluan dan semena-men

  • Mengejar Cinta Sahabat Jandaku   Karina Menyerah

    Di satu sisi, diam-diam Axel masih memikirkan tentang kejadian yang terjadi beberapa waktu lalu. Tiba-tiba saja pemikirannya mengingat tentang kebohongan Agni yang selama ini disembunyikan. Axel kecewa mengapa wanita itu tega kepadanya, padahal selama ini Axel hanya berharap jika Agni mau jujur kepada dia.“Walaupun ini udah terjadi, tapi aku masih ingat jelas. Aku lupa cara melupakan ini semua. Sudah seharusnya aku nggak perlu lagi ingat-ingat soal itu.”Wanita paruh baya yang kerap disapa dengan nama bu Ningsih tiba-tiba saja menghampiri Axel. Pasalnya, sejak tadi dia melihat jika putranya itu seperti memperlihatkan raut wajah tidak tenang dan kepikiran terhadap sesuatu hal. Sebenarnya sejauh ini belum ada yang bisa diartikan oleh Bu Ningsih. Beliau sendiri bingung, apakah Axel sedang sakit atau tidak. Akan tetapi, dia tidak menemukan bukti dan tanda bahwa putranya itu mengalami hal yang dia pikirkan. Semua itu seperti terjadi begitu cepat dan Bu Ningsih harus segera menangani apa y

  • Mengejar Cinta Sahabat Jandaku   Pernikahan Tian Dan Desi

    Tian begitu bersemangat menuju rumah Desi. Dia sangat yakin akan mendapat restu dari ayah dan ibunya Desi. Terlebih apa yang sudah dia lakukan selama ini. Itu pasti akan menjadi pertimbangan yang cukup membuatnya percaya diri. Mobilnya sudah masuk ke halaman rumah Desi yang hanya bisa memuat satu mobil dan satu motor saja. Tian langsung turun dan ternyata pintu rumah itu sudah terbuka seperti memang ingin menyambutnya. “Pak Tian, udah sampai,” sapa Desi yang kebetulan ke luar. “Ayo silakan masuk.” Desi berjalan di samping Tian malu-malu.Tian begitu bahagia melihat senyum di wajah Desi. Dia makin yakin kalau dia akan diterima dengan baik di rumah itu sebagai anggota keluarga baru. Tian benar-benar tidak ingat akan keberadaan Agni yang masih sah menjadi istrinya. Dia tidak sadar sedang mempermainkan dua hati wanita yang pasti nanti akan melukai salah satu dari mereka atau bahkan keduanya. Yang ada di pikirannya saat ini sudah pasti hanya bagaimana caranya mendapatkan Desi yang selalu

  • Mengejar Cinta Sahabat Jandaku   Rencana Tian Nikah Siri Dengan Desi

    “Kalau begitu ibu tidak bisa melarang seperti yang ibu katakan tadi. Asalkan kamu harus selesai dulu dengan istri kamu.”Tian lantas tertegun. Meski dia begitu kesal dan marah pada Agni, tidak terlintas sedikit pun dalam hatinya untuk bercerai dengan istrinya itu. Di mata Tian, Agni adalah gadis yang baik dan santun. Terlebih kedua orang tuanya sangat menyayangi Agni. Jadi dia tidak berniat berpisah dari Agni. Tian terlihat begitu gugup. Dia hanya bisa mengangguk dan tersenyum canggung. Tidak tahu harus bagaimana menanggapi ucapan ibu Desi.“Bu. Kita makan dulu ya? Jangan bahas yang lain,” ucap Desi menengahi antara ibunya dan Tian. Dia tidak peduli bagaimana reaksi Tian selanjutnya, dia sudah cukup bahagia mendengar pengakuan Tian tentang perasaannya. Dan itu sudah lebih dari cukup.“Pak Tian. Maaf kalau pertanyaan ibu saya tadi ....”“Tidak apa-apa, Desi. Itu hal yang wajar sebagai seorang ibu.”Mereka sudah berada di luar rumah karena Tian akan pulang. “Tapi ....” Desi tidak mela

  • Mengejar Cinta Sahabat Jandaku   Saat Tian Memilih Desi

    “Kamu beneran nggak apa-apa, Agni?” mama Tian begitu khawatir dengan menantunya yang terlihat sering murung. “Nggak, Ma. Agni baik-baik aja, kok. Mama jangan khawatir ya?”Wanita itu mengangguk mencoba percaya kalau sang menantu baik-baik saja.*“Pak Tian. Hari ini saya izin pulang lebih cepat, boleh?”Dessy sedang meminta izin pada Tian.“Mau ke mana?”“Tidak ke mana-mana, Pak. Ayah saya hari ini sudah diperbolehkan pulang.”Tian bangkit dari kursi dan memakai jas. Lalu mengambil kunci mobil di atas meja.“Ayo saya antar.” Tian melenggang begitu saja melewati Desi yang tidak tahu maksud bosnya itu.“P-pak ....” Desi mempercepat langkah kaki untuk bisa sejajar dengan Tian.“Saya akan antar kamu ke rumah sakit dan kamu tidak bisa menolak. Lagi pula kita tidak ada pekerjaan lagi, kan?”Desi hanya bisa mengangguk karena tidak mungkin dia bisa menolak Tian.Ternyata semua urusan di rumah sakit sudah selesai. Jadi ayah Desi langsung bisa dibawa pulang. Dua orang tua itu duduk di bangku p

  • Mengejar Cinta Sahabat Jandaku   Rumah Tanggga Apa Yang Kini KuJalani

    Dengan langkah terburu Tian menyusuri koridor rumah sakit daerah tempat ayah Desi dirawat sesuai alamat yang dia ikuti di aplikasi penunjuk jalan.Dari jauh dia melihat Desi dan ibunya duduk di bangku panjang di depan sebuah ruang ICU. Segera Tian menuju ke sana.“Desi,” panggil Tian pelan.Desi yang tadi sedang berpelukan dengan ibunya kini mengangkat wajah dan menatap Tian.“P-pak Tian?”“Bagaimana keadaan ayah kamu?”“Infeksi usus buntu,” jawab Desi lirih. Sebenarnya dia malu untuk meminta bantuan pada Tian hanya untuk operasi yang sebenarnya tidak terlalu memakan banyak biaya. Hanya saja mereka baru saja melunasi rumah yang saat ini mereka tempati. Jadi tabungan Desi benar-benar sudah tidak ada lagi. “Dokter bilang apa harus segera dioperasi,” timpalnya lagi.“Ya sudah kalau begitu ayo kita urus administrasinya, supaya ayah kamu lekas bisa ditangani.”Desi mengangguk dan beranjak bangkit.“Ibu tunggu di sini, ya?”Ibunya Desi setuju dengan ucapan Desi.Kemudian Tian dan Desi ber

  • Mengejar Cinta Sahabat Jandaku   Jauh Lebih Penting Sekretaris Ketimbang Istri

    Ya, orang itu adalah papanya Tian. Dia baru kembali dari pertemuan dengan beberapa pejabat daerah lainnya. “Kamu sedang apa di sini hujan-hujan begini?”Agni tidak tahu harus menjawab apa. Tidak mungkin dia bilang kalau melihat Tian yang hampir meniduri sekretarisnya sendiri.“Apa kamu bertengkar dengan Tian?” tebak pria paruh baya yang sebagian rambutnya sudah memutih itu.Agni tidak menjawab. Dia lagi menundukkan kepala dengan tangan yang saling bertaut.Papa Tian tentu sudah tahu kalau tebakannya pasti benar.“Ya sudah kalau begitu ayo kamu pulang ke rumah papa saja. Nanti biar mama yang bilang sama Tian kalau kamu tinggal bersama kami untuk sementara waktu.”Karena tidak punya pilihan lain, akhirnya Agni mengangguk setuju untuk ikut bersama mertuanya. Dia duduk di bangku belakang sedangkan papa Tian duduk di samping sopir.“Loh, Agni. Kenapa bisa ikut papa?” tanya mama Tian setibanya suami sampai di rumah.“Sudah, masuk dulu.” Mama Tian mengangguk dan mengajak menantunya masuk k

  • Mengejar Cinta Sahabat Jandaku   Agni Diusir

    Seketika wajah Agni berubah pias. Rantang yang ada di tangannya terempas jatuh ke lantai dan isinya berserakan. Dia melihat dengan jelas bagaimana tubuh Tian menindih seorang gadis yang hampir telanjang dan sedang menghisap puting payudara gadis itu dengan penuh nafsu.Sepasang manusia yang sedang dilanda gairah itu terkejut dengan kedatangan Agni.“A-Agni!” Tian langsung turun dari tubuh Desi dan menarik celananya ke atas dengan gerakkan terburu. Begitu juga dengan Desi yang langsung turun dan merangkak mencari bra dan kemejanya yang tadi dilempar sembarangan oleh Tian. Sadar dengan apa yang sedang terjadi, Agni langsung masuk dan menutup pintu agar tidak ada karyawan yang melihat adegan tersebut. Kini dia melihat dua orang berlainan jenis itu sibuk memasang pakaiannya kembali. Desi nampak ketakutan dari wajahnya yang pucat pasi. Berbeda dengan Tian yang wajahnya datar saja sambil terus menatap Agni. Meski awalnya sempat terkejut, tapi Tian sangat pandai menguasai diri dalam kondis

DMCA.com Protection Status