Share

Bab 45

Penulis: Enday Hidayat
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-10 00:44:35

Resi Kamandalu baru pulang saat mereka hendak pergi tidur.

Kakek berselempang putih itu membawa barang pokok banyak sekali.

Barang itu cukup untuk persediaan selama sebulan.

"Kakek habis menjarah toko kelontong?" tanya Bajang sambil menurunkan beberapa barang dari pelana dua ekor kuda. "Buat apa kakek bawa pulang kuda? Binatang seperti ini banyak di savana."

Kuda itu berbulu hitam mengkilap, tampak gagah dan elegan, biasa digunakan pasukan kavaleri.

"Kakek merampas kuda prajurit istana?" tanya Larasati. "Bukankah perampokan terlarang di mayapada?"

"Harta rampasan perang," kata Resi Kamandalu. "Aku sedang belanja di sebuah toko kelontong, datang sekumpulan perampok berkuda, aku merasa terpanggil untuk melindungi pemilik toko dan keluarganya. Kemudian aku mendapat hadiah bahan pokok."

Situasi di Pancala semakin kacau dengan kemunculan perampok, mereka memanfaatkan ketegangan yang terjadi.

"Kuda itu kelihatannya bukan milik perampok," sanggah Larasati. "Kuda itu milik pejabat ke
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 46

    "Aku kira kujang emas berada di tanganmu bukan kebetulan," kata Resi Kamandalu. "Ia berjuang menembus ruang dan waktu pasti membawa pesan penting untukmu, hanya belum terungkap." "Kujang emas singgah di zamanku karena lelaki tidak bertanggung jawab." Kebodohan ibunya telah menyeret Arjuna pada masalah yang rumit. Seandainya ia kembali ke abad 21, bagaimana pertanggungjawaban dirinya kepada keluarga Angada? Chitrangada pergi bersamanya! "Sebenarnya apa yang kau inginkan?" tanya Chitrangada saat mereka berada di dalam kamar. "Resi Kamandalu berusaha membantu dirimu. Mengapa kau begitu sulit?" "Resi Kamandalu ingin menjadikan aku ksatria untuk mengatasi kemelut kerajaan," sahut Arjuna dingin. "Aku tahu resi itu tercatat dalam sejarah, hanya aku tidak sempat membacanya." "Apa ruginya menjadi ksatria pinilih? Kau akan berurusan dengan istana dalam mencari jejak ayahmu. Bagaimana kau melindungi dirimu?" Chitrangada sulit memahami logika Arjuna. Ia sudah terjebak dalam pertikaian ista

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-13
  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 47

    "Entahlah." Resi Kamandalu menghela nafas seolah ingin menghalau misteri yang menggantung di kepalanya. "Aku tidak kenal siapa ayahmu. Jadi aku tidak tahu suara tanpa wujud itu milik siapa." Arjuna termenung. Bagaimana kalau suara itu adalah suara ayahnya? Ia ingin menyelamatkan putranya dengan meminta bantuan Resi Kamandalu. Kujang emas membawanya ke abad lima belas supaya Arjuna mengetahui secara langsung kabar duka ini. "Namun aku yakin suara itu bukan suara ayahmu. Pada saat Panduwinata terkepung, ia menyerahkan kujang emas kepada Senopati Aryaseta untuk diselamatkan. Widura dan pembantu dekatnya mengejar senopati. Kemudian tersiar kabar kalau Widura gagal mendapatkan kujang itu." Secercah harapan muncul di hati Arjuna. Kemungkinan besar ayahnya masih hidup. Seandainya tertawan pun, ia pasti dibiarkan hidup, sebab kujang emas ditinggal di kamar hotel. "Aryaseta kabur ke masa depan," kata Arjuna. "Pangeran Cakil mengejar. Kemudian datang seorang gadis minta bantuan." Ada

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-13
  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 48

    Arjuna berlatih jurus Menangkap Ekor Merak, bagaimana merespon energi yang datang dan memantulkan kembali energi itu laksana musuh memukul bola karet raksasa. Serangkaian gerakan berturut-turut dan sambung menyambung dengan jing sebagai energi utama. Jurus itu bagian dari delapan jurus dalam kitab kuno I Ching. "Kau menguasai jurus cepat sekali," puji Resi Kamandalu. "Delapan energi sudah kau kuasai dalam separuh tahun." "Lalu apa hubungannya dengan kujang emas?" "Kau bisa menggunakan delapan energi untuk mengendalikan energi kujang emas. Kau akan menjadi pendekar tanpa tanding." "Aku lebih suka menjadi pendekar tanpa bertanding." Larasati memandang kagum. "Kau sungguh hebat sekali. Aku saja belum menguasai secara sempurna." Arjuna sangat payah dalam penguasaan jurus kalau tidak didukung energi kujang emas. Energi itu membantu kelenturan dalam gerakan tangan dan kaki. Arjuna juga mempunyai energi inti yang dapat meremukkan batang pohon dengan telapak tangan. "Aku kira suda

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-13
  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 1

    "Aku tidak tahu siapa bapakmu!" Dewi Priti sudah habis kesabaran menghadapi pertanyaan Arjuna sejak SD hingga sekarang sudah menjadi CEO. "Aku tidak pernah bertemu lagi sejak malam terkutuk itu!" Dua puluh lima tahun silam, Dewi Priti dan beberapa teman SMA mengadakan pesta kelulusan di sebuah diskotik, minumannya ada yang membubuhi obat perangsang, ia meminta seorang eksekutif muda yang bertemu di koridor hotel untuk membebaskan hasrat yang menggila. Cinta satu malam itu menimbulkan bencana sehingga ia diasingkan ke pelosok untuk menjaga kehormatan keluarga. Dewi Priti sudah putus asa mencari pria itu, semua pegawai hotel ditemui, bahkan ia mendatangi alamat tamu pria yang menginap malam itu, tapi tak ditemukan. "Carilah calon istri yang tidak peduli siapa bapakmu!" kata Dewi Priti kesal. "Perempuan bukan hanya Chitrangada!" Arjuna terduduk lemas di sofa beludru. Ia sulit memahami hingga kini, bagaimana keluarganya sampai kehilangan jejak pria itu padahal mereka mempunya

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-22
  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 2

    Arkeolog memeriksa kujang emas dengan kaca pembesar, tiada cacat sama sekali. "Mahakarya yang sangat sempurna," puji arkeolog. "Anda mendapatkan dari mana? Orang itu bodoh sekali menjualnya." "Apa keistimewaan kujang itu?" tanya Arjuna. "Selain terbuat dari emas murni." Kujang itu petunjuk yang tertinggal dalam tragedi cinta satu malam. Ibunya menemukan kujang itu tergeletak di meja saat terbangun keesokan harinya. "Kujang emas ini peninggalan abad enam belas jika dilihat dari motifnya," kata arkeolog. "Senjata pusaka kasta ksatria." "Kau tahu berapa nilainya?" "Kujang ini tak ternilai. Kau tinggal sebutkan harga, mereka langsung mengeluarkan uang." Berarti bapaknya seorang kolektor seni yang kaya raya. Tidak banyak orang yang mempunyai kegemaran gila di negeri ini. Di kepalanya mulai muncul beberapa tokoh publik dan konglomerat. "Kau punya alamat kolektor seni terkemuka?" "Tentu saja. Mereka sering meminta pendapatku. Tapi buat apa kau tanyakan alamat mereka? Kau

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-22
  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 3

    Lesmana membuka mata dengan wajah berkeringat, kelihatan berat sekali untuk mencari tahu siapa pemilik kujang emas. "Tertutup cahaya putih." Lesmana sudah menyerah dari tadi kalau bukan permintaan sahabat lamanya. "Sulit sekali menembus cahaya itu." Arjuna merasa kasihan melihat kondisi cenayang itu, sepertinya kalah ilmu sehingga tidak sanggup membuka tabir. Barangkali bapaknya berilmu tinggi, atau mempunyai guru spiritual untuk menutup penerawangan dari kompetitor bisnis atau orang berbuat jahat. "Jangan paksakan," kata Arjuna. "Terima kasih atas bantuanmu." "Kujang ini memiliki kesaktian luar biasa." Lesmana mengembalikan kujang emas yang dipegangnya. "Hawanya sangat aneh." Kujang receh dibilang sakti, keluh Arjuna dalam hati. Lamarannya pasti diterima Angada kalau kujang itu sakti. Nyatanya kujang emas tidak dapat menolong dirinya, pemiliknya saja gelap. Ia curiga Lesmana cenayang konten, ilmunya kosong. "Aku ada beberapa kenalan cenayang," kata Ulupi setelah m

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-24
  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 4

    Arjuna memperhatikan kujang emas sambil duduk dengan lesu di kursi kerja. Kujang itu selalu dibawanya ke mana pun pergi, siapa tahu ia bertemu secara kebetulan dengan pemiliknya. Arjuna belum menemukan jawaban, bagaimana kujang bernilai ratusan miliar sampai tertinggal di kamar hotel? Apakah bapaknya seorang pejabat penting sehingga buru-buru pergi karena kuatir tertangkap tim OTT? Telpon internal di meja berbunyi, ia tekan tuts. "Maaf mengganggu, Pak." Terdengar suara sekretaris lewat loud speaker. "Ada tamu." "Hari ini tidak ada schedule menerima tamu." Arjuna sedang tidak mau diganggu. Pikirannya lagi kacau. Ibunya mendesak untuk menjual kujang emas karena ada tawaran menggiurkan dari kolektor kelas kakap dari negeri jiran. Ibunya menginginkan Arjuna untuk melupakan bapaknya dan mengakhiri pencarian sia-sia. Arjuna menolak, ia ingin menjadikan kujang emas sebagai pengganti ayahnya, sehingga perlu dipertahankan sampai akhir hayat. "Tamu itu ada urusan penting dan mend

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-25
  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 5

    "Celaka!" Arjuna terduduk lemas di kursinya. Nasib baik seolah tak berpihak padanya. Padahal ia menyebutkan nama yang sekiranya tidak dikenal, ternyata menjadi rekan bisnis Chitrangada. "Kenapa aku bilang Rara Ireng pilihan bapakku?" Rara Ireng adalah musuh bebuyutan sewaktu SMA, dan menjadi kompetitor bisnis setelah mereka menjadi CEO. Perseteruan mereka barangkali sampai kiamat kalau Rara Ireng tidak meneruskan bisnis ayahnya dan tinggal di Kuala Lumpur. Perusahaan di Jakarta dipegang adiknya, Arjuna baru merasa tenteram dan damai. Chitrangada muncul dari toilet, ia mengeluh, "Aku tidak tahu apa keistimewaan Rara Ireng sampai ayahmu tidak menyetujui aku jadi menantunya." "Mantannya lebih sedikit." "Ada pengaruhnya bagimu?" "Tidak ada." Mantan Arjuna juga banyak sampai kemudian ia menemukan gadis yang cocok untuk mengakhiri petualangannya. "Aku tinggal di Boston untuk menimba ilmu, bukan menimba budaya mereka," kata Chitrangada. "Lalu apa masalahnya dengan pah

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-25

Bab terbaru

  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 48

    Arjuna berlatih jurus Menangkap Ekor Merak, bagaimana merespon energi yang datang dan memantulkan kembali energi itu laksana musuh memukul bola karet raksasa. Serangkaian gerakan berturut-turut dan sambung menyambung dengan jing sebagai energi utama. Jurus itu bagian dari delapan jurus dalam kitab kuno I Ching. "Kau menguasai jurus cepat sekali," puji Resi Kamandalu. "Delapan energi sudah kau kuasai dalam separuh tahun." "Lalu apa hubungannya dengan kujang emas?" "Kau bisa menggunakan delapan energi untuk mengendalikan energi kujang emas. Kau akan menjadi pendekar tanpa tanding." "Aku lebih suka menjadi pendekar tanpa bertanding." Larasati memandang kagum. "Kau sungguh hebat sekali. Aku saja belum menguasai secara sempurna." Arjuna sangat payah dalam penguasaan jurus kalau tidak didukung energi kujang emas. Energi itu membantu kelenturan dalam gerakan tangan dan kaki. Arjuna juga mempunyai energi inti yang dapat meremukkan batang pohon dengan telapak tangan. "Aku kira suda

  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 47

    "Entahlah." Resi Kamandalu menghela nafas seolah ingin menghalau misteri yang menggantung di kepalanya. "Aku tidak kenal siapa ayahmu. Jadi aku tidak tahu suara tanpa wujud itu milik siapa." Arjuna termenung. Bagaimana kalau suara itu adalah suara ayahnya? Ia ingin menyelamatkan putranya dengan meminta bantuan Resi Kamandalu. Kujang emas membawanya ke abad lima belas supaya Arjuna mengetahui secara langsung kabar duka ini. "Namun aku yakin suara itu bukan suara ayahmu. Pada saat Panduwinata terkepung, ia menyerahkan kujang emas kepada Senopati Aryaseta untuk diselamatkan. Widura dan pembantu dekatnya mengejar senopati. Kemudian tersiar kabar kalau Widura gagal mendapatkan kujang itu." Secercah harapan muncul di hati Arjuna. Kemungkinan besar ayahnya masih hidup. Seandainya tertawan pun, ia pasti dibiarkan hidup, sebab kujang emas ditinggal di kamar hotel. "Aryaseta kabur ke masa depan," kata Arjuna. "Pangeran Cakil mengejar. Kemudian datang seorang gadis minta bantuan." Ada

  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 46

    "Aku kira kujang emas berada di tanganmu bukan kebetulan," kata Resi Kamandalu. "Ia berjuang menembus ruang dan waktu pasti membawa pesan penting untukmu, hanya belum terungkap." "Kujang emas singgah di zamanku karena lelaki tidak bertanggung jawab." Kebodohan ibunya telah menyeret Arjuna pada masalah yang rumit. Seandainya ia kembali ke abad 21, bagaimana pertanggungjawaban dirinya kepada keluarga Angada? Chitrangada pergi bersamanya! "Sebenarnya apa yang kau inginkan?" tanya Chitrangada saat mereka berada di dalam kamar. "Resi Kamandalu berusaha membantu dirimu. Mengapa kau begitu sulit?" "Resi Kamandalu ingin menjadikan aku ksatria untuk mengatasi kemelut kerajaan," sahut Arjuna dingin. "Aku tahu resi itu tercatat dalam sejarah, hanya aku tidak sempat membacanya." "Apa ruginya menjadi ksatria pinilih? Kau akan berurusan dengan istana dalam mencari jejak ayahmu. Bagaimana kau melindungi dirimu?" Chitrangada sulit memahami logika Arjuna. Ia sudah terjebak dalam pertikaian ista

  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 45

    Resi Kamandalu baru pulang saat mereka hendak pergi tidur. Kakek berselempang putih itu membawa barang pokok banyak sekali. Barang itu cukup untuk persediaan selama sebulan. "Kakek habis menjarah toko kelontong?" tanya Bajang sambil menurunkan beberapa barang dari pelana dua ekor kuda. "Buat apa kakek bawa pulang kuda? Binatang seperti ini banyak di savana." Kuda itu berbulu hitam mengkilap, tampak gagah dan elegan, biasa digunakan pasukan kavaleri. "Kakek merampas kuda prajurit istana?" tanya Larasati. "Bukankah perampokan terlarang di mayapada?" "Harta rampasan perang," kata Resi Kamandalu. "Aku sedang belanja di sebuah toko kelontong, datang sekumpulan perampok berkuda, aku merasa terpanggil untuk melindungi pemilik toko dan keluarganya. Kemudian aku mendapat hadiah bahan pokok." Situasi di Pancala semakin kacau dengan kemunculan perampok, mereka memanfaatkan ketegangan yang terjadi. "Kuda itu kelihatannya bukan milik perampok," sanggah Larasati. "Kuda itu milik pejabat ke

  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 44

    Mereka gelisah ketika hari sudah senja Resi Kamandalu belum pulang juga. "Apakah sebelumnya pernah begini?" tanya Arjuna. "Belum pernah," jawab Larasati panik. "Aku takut terjadi sesuatu dengan eyang guru." "Aku makin pusing melihatmu mondar-mandir kayak anak ayam mencari induknya," gerutu Bajang. "Bisakah kau duduk seperti kami?" Bajang menduga ada urusan penting sehingga Resi Kamandalu pulang terlambat. Resi Kamandalu adalah pertapa yang sangat disegani di wilayah Pancala. Mereka berpikir ulang untuk berurusan dengannya. Pendekar golongan putih dan golongan hitam sangat menaruh hormat kepadanya. "Apakah kau tidak khawatir dengan keselamatan eyang guru?" delik Larasati kesal. "Kau murid durhaka!" "Kau mestinya mengkhawatirkan diri sendiri," balik Bajang santai. "Kita makan apa besok kalau kakek tidak pulang?" "Di otakmu cuma ada makanan!" "Badanku sudah kurus kering. Apa jadinya kalau besok hanya makan ubi?""Jadi cacing tanah!" Larasati bingung apa yang mesti dilakukan.

  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 43

    Arjuna tidur bersama Bajang, Chitrangada tidur sendiri. Mereka awalnya tidur satu kamar, tapi Arjuna merasa risih.Ada kamar tidur kosong satu lagi, tapi belum sempat dibersihkan. Arjuna mencoba menggali informasi tentang Resi Kamandalu, rupanya Bajang tidak mengetahui banyak. "Kakek jarang sekali bercerita tentang dirinya," kata Bajang. "Ia sangat tertutup. Aku tahu namanya saja waktu kakek mengenalkan diri pada kalian." Entah ada rahasia besar atau merasa tidak penting, Resi Kamandalu hampir tidak pernah bercerita tentang dirinya. "Lalu apa saja yang kalian bicarakan selagi berkumpul?" tanya Arjuna. "Kalian tidak mungkin berlatih setiap hari tanpa berkomunikasi." "Kakek jarang sekali kongko. Ia baru bercakap kalau ada informasi penting dari perkampungan yang dikunjunginya." "Kalian tidak ikut pergi bersamanya?" "Kami tidak pernah diajak." Padahal mereka sudah cukup umur untuk bepergian, bisa mengurus diri sendiri. Jadi tidak merepotkan. Apa alasan Resi Kamandalu tidak memba

  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 42

    Arjuna terpaksa mengikuti latihan meditasi yang diajarkan oleh Resi Kamandalu. Chitrangada tertarik untuk mencoba teknik meditasi kuno itu. Bagaimana melatih pernafasan secara teratur dan memastikan paru-paru bekerja sepenuhnya secara efisien. "Kau kelihatan nyaman sekali," kata Arjuna. "Aku merasa latihan pernafasan hanyalah sia-sia." "Prinsip dasar meditasi ini adalah penyelarasan dan relaksasi, kau akan merasa lebih segar setelah meditasi." "Aku malahan jemu." "Latihan pernafasan dan meditasi ini merupakan dasar dari seni bela diri kuno dari Tiongkok," kata Resi Kamandalu. "Diperkenalkan oleh Thio Sam Hong pada abad dua belas, kemudian dikembangkan Chen Wangting pada abad lima belas, dan aku adalah salah satu muridnya." Arjuna merasa dikerjai. Ia ingin belajar mengendalikan kujang emas, bukan belajar seni bela diri. Ia seorang CEO, di mana uang adalah kekuatan paling sakti dalam kehidupan. Seni bela diri hanyalah perlindungan semu dari kriminalitas jalanan. "Aku rasa ada

  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 41

    Arjuna dan Chitrangada pergi ke padepokan Resi Kamandalu. Mereka butuh tempat berteduh, tidak lucu CEO menjadi gelandangan di masa lampau. Mereka tidak ada bekal untuk menempuh perjalanan dalam upaya mencari pemilik kujang emas. "Kita sudah tiba di padepokan," kata Resi Kamandalu. "Aku kira cukup nyaman untuk kalian tinggal." Sebuah rumah unik dan antik berdiri terpencil di lembah pegunungan, tanaman hijau menambah asri pemandangan, sungai mengalir dengan air sangat jernih. Seorang gadis cantik dan pemuda ceking tampak berjalan bersisian meninggalkan sungai. Pemuda itu memikul guci berisi air minum, sementara sang gadis membawa bakul kecil berisi ikan air tawar. "Banyak sekali tangkapan hari ini, Larasati," kata Resi Kamandalu. "Kau sangat pintar menangkap ikan." "Aku menangkapnya, Kek," tukas Bajang. "Larasati berlatih menggebah air, bukan menangkap ikan." "Kamu kan paling gembul," balas Larasati. "Jadi kamu mesti menangkap sendiri. Aku heran ikan di perutmu pergi ke mana, b

  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 40

    Resi Kamandalu terkejut saat Arjuna menyerahkan kujang emas. "Anak muda, aku hanya diberi wangsit untuk membantu dirimu, bukan mengambil kujang emas." "Kakek tidak mengambil, aku yang memberikan." "Bukan juga seperti itu." "Lalu seperti apa?" "Seperti wangsit yang kuterima, aku harus membantumu meditasi untuk mendapatkan chi yang sesuai." "Kakek lebih berguna membantuku mencari siapa tamu hotel dua puluh lima tahun silam yang membawa kujang ini," kata Arjuna. "Kakek bukan saja mendapatkan dua ratus juta ringgit dariku, juga boleh memiliki kujang ini." "Kujang ini milik kerajaan, anak muda." "Maka itu bantu aku mengembalikan kujang itu, aku tidak tahu di mana keraton Pancala, aku bahkan tidak tahu di mana ayahku berada, hidupku sial sekali." Resi Kamandalu menyerahkan kembali kujang emas, Arjuna menolaknya. "Aku kira kujang itu lebih bermanfaat bagimu." "Kita butuh kujang itu, Jun," tegur Chitrangada lembut. "Bagaimana kau bertahan hidup di hutan tanpa kujang itu?" "Kau ma

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status