Share

Bab 47

Author: Enday Hidayat
last update Last Updated: 2025-03-13 04:49:57

"Entahlah."

Resi Kamandalu menghela nafas seolah ingin menghalau misteri yang menggantung di kepalanya.

"Aku tidak kenal siapa ayahmu. Jadi aku tidak tahu suara tanpa wujud itu milik siapa."

Arjuna termenung. Bagaimana kalau suara itu adalah suara ayahnya?

Ia ingin menyelamatkan putranya dengan meminta bantuan Resi Kamandalu.

Kujang emas membawanya ke abad lima belas supaya Arjuna mengetahui secara langsung kabar duka ini.

"Namun aku yakin suara itu bukan suara ayahmu. Pada saat Panduwinata terkepung, ia menyerahkan kujang emas kepada Senopati Aryaseta untuk diselamatkan. Widura dan pembantu dekatnya mengejar senopati. Kemudian tersiar kabar kalau Widura gagal mendapatkan kujang itu."

Secercah harapan muncul di hati Arjuna. Kemungkinan besar ayahnya masih hidup. Seandainya tertawan pun, ia pasti dibiarkan hidup, sebab kujang emas ditinggal di kamar hotel.

"Aryaseta kabur ke masa depan," kata Arjuna. "Pangeran Cakil mengejar. Kemudian datang seorang gadis minta bantuan."

Ada
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 48

    Arjuna berlatih jurus Menangkap Ekor Merak, bagaimana merespon energi yang datang dan memantulkan kembali energi itu laksana musuh memukul bola karet raksasa. Serangkaian gerakan berturut-turut dan sambung menyambung dengan jing sebagai energi utama. Jurus itu bagian dari delapan jurus dalam kitab kuno I Ching. "Kau menguasai jurus cepat sekali," puji Resi Kamandalu. "Delapan energi sudah kau kuasai dalam separuh tahun." "Lalu apa hubungannya dengan kujang emas?" "Kau bisa menggunakan delapan energi untuk mengendalikan energi kujang emas. Kau akan menjadi pendekar tanpa tanding." "Aku lebih suka menjadi pendekar tanpa bertanding." Larasati memandang kagum. "Kau sungguh hebat sekali. Aku saja belum menguasai secara sempurna." Arjuna sangat payah dalam penguasaan jurus kalau tidak didukung energi kujang emas. Energi itu membantu kelenturan dalam gerakan tangan dan kaki. Arjuna juga mempunyai energi inti yang dapat meremukkan batang pohon dengan telapak tangan. "Aku

    Last Updated : 2025-03-13
  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 49

    "Kodok emas dapat membedakan mana kawan mana lawan," kata Resi Kamandalu. "Ia adalah siluman kodok yang sudah ditaklukkan guruku." "Kenapa eyang guru tidak berburu siluman kodok saja kalau bisa berubah menjadi kodok emas?" tanya Bajang. "Eyang bisa menjadi orang terkaya di Pancala." Kepolosan Bajang menghadirkan senyum di bibir kakek itu. Dikiranya siluman kodok adalah tambang emas. Kodok emas adalah raja siluman kodok, dan tidak semua raja siluman kodok menjadi kodok emas. Kaki depan dan belakang berjari lima, muncul lima abad sekali. "Sebaiknya kau bersiap-siap seperti yang lain," kata Resi Kamandalu. "Jangan sampai kau pulang lagi ke padepokan ini, berarti kegagalan bagimu." "Apakah aku tidak boleh menyambangi eyang guru?" "Aku akan datang di saat kalian membutuhkan, dan aku berharap tidak pernah datang." Kepergian dari padepokan bukan kepergian selamanya, namun situasi membara di Pancala butuh waktu lama untuk memadamkan. Resi Kamandalu menanamkan kepada muridnya bahwa pa

    Last Updated : 2025-03-15
  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 50

    Mereka mengurangi lari kuda saat memasuki hutan belantara. Semak-belukar tumbuh malang-melintang sehingga cukup menyulitkan untuk dilewati. Pemandangan di sekitar tampak sangat alami, belum pernah terjamah manusia, dahan mati tergeletak di tanah tanpa tersentuh pencari kayu bakar. "Aku baru mengerti Resi Kamandalu melepas kita seolah pergi selamanya," kata Arjuna. "Kita sulit mengingat jalan untuk kembali." "Kita pergi ke arah barat," ucap Larasati. "Padepokan berarti berada di sebelah timur." "Kau ingat posisi persisnya?" "Tidak." Hutan ini sangat luas, sulit menemukan lokasi terpencil secara tepat. Mereka menempuh perjalanan berpedoman pada matahari. Mereka beristirahat saat matahari berada di atas kepala. Menunggu bergeser ke barat. "Aku kagum pada eyang guru," ujar Larasati. "Ia hapal jalan pulang. Bagaimana cara mengingatnya?" Berbagai pohon tumbuh secara alami, tidak ada hutan sejenis untuk penunjuk arah. Butuh kejelian tinggi supaya tidak tersesat. "Kebo

    Last Updated : 2025-03-16
  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 51

    Arjuna memperkirakan ada sepuluh orang bersembunyi di balik pohon mengepung mereka. "Biarkan saja," kata Bajang. "Mereka kelihatannya mencium aroma ayam bakar. Kita kasih tulangnya nanti." "Api unggun memancing mereka untuk datang," ujar Chitrangada. "Aku kira mereka bukan orang baik-baik." "Mereka sedang mengawasi diriku," ucap Arjuna. "Mereka ingin memastikan kalau aku adalah orang yang dicari. Mereka para pemburu hadiah." "Kacamata hitam sulit untuk menyembunyikan wajahmu," tukas Larasati. "Tapi cukup untuk memperdaya mereka." Arjuna mengenakan kacamata hitam bundar bertangkai tulang ikan paus, dan jubah besar model blazer selutut. Kacamata itu membantu Arjuna dapat melihat secara jelas di kegelapan. Jubah menutupi pakaian sporty yang dikenakannya. "Mereka heran aku memakai jubah ketua," kata Arjuna. "Eyang resi sangat gegabah memberikannya kepadaku. Mereka bukan hanya mengincar kujang emas, juga jubahku." "Kau pantas menggantikan kedudukan eyang guru," ujar Bajang. "Kau

    Last Updated : 2025-03-16
  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 52

    Sepuluh kakek bercaping terkejut melihat jurus yang dimainkan mereka. "Jadi kalian murid Resi Kamandalu?" ujar ketua. "Aku tidak pernah dengar ia mengambil murid." "Kupingmu berarti tertutup kotoran," ejek Bajang. Ketua tidak terpancing, ia memandang Arjuna dengan sinis. "Gurumu gegabah sekali menyerahkan jubah dan kacamata kepadamu. Ia sudah merendahkan rimba persilatan." "Dunia persilatan demikian terhormat sebelum kedatangan manusia bejat seperti kalian," sindir Chitrangada. Mereka sudah berusia di atas satu abad, seharusnya sudah memicingkan mata dari kehidupan duniawi. Bukan melajur nafsu seolah takkan pernah mati. Barangkali nafsu ini yang menyebabkan Panduwinata mendirikan kerajaan baru ketimbang bergabung dengan Demak. "Aku sulit berbaik hati dengan kelancangan mulutmu," geram Subekti. "Kau pikir aku ragu untuk berbuat kasar?" Ketua menegur, "Jangan sampai lecet, Subekti...!" Chitrangada hampir muntah mendengar omongan cabul itu. Bagaimana masa mudanya jika di usia

    Last Updated : 2025-03-16
  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 53

    Arjuna belajar tai chi sesuai keinginan, ia menolak untuk belajar jurus Gadis Menenun dan Menolak Monyet. Arjuna merasa cukup mempelajari jurus Menangkap Ekor Merak, Bangau Putih Melebarkan Sayap, Kuda Liar Membelah Surai, Ular Merayap Turun, Menepuk Punggung Kuda, dan Mengambil Jarum Dalam Lautan. Jadi satu-satunya manusia di kerajaan Pancala yang menguasai delapan jurus legendaris tai chi adalah Resi Kamandalu. "Gantilah dengan jurus Bangau Putih Melebarkan Sayap atau Mengambil Jarum Dalam Lautan," perintah Arjuna. "Atau sekalian kau kubikin belo." "Goyanganku sangat erotis ya?" "Goyanganmu sungguh menyebalkan." Sebetulnya Arjuna suka jika perempuan yang memperagakan. Chitrangada mula-mula sangat kaku, kemudian goyangannya menjadi sangat erotis ketimbang Larasati. Mereka berimprovisasi. Dua murid salah kaprah. Arjuna heran mereka hendak menjadi srikandi atau kupu-kupu malam. Goyangan itu mengingatkan Arjuna kepada Kirana dan Ulupi di suatu masa dalam catatan masa lalu yang

    Last Updated : 2025-03-17
  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 54

    "Pulanglah kalian ke alam abadi!"Arjuna menggunakan jurus Memukul Punggung Kuda untuk mengirim mereka ke neraka. Tiga tokoh sesat yang tersisa mulai gentar melihat kawan mereka dibuat kelojotan dalam sekejap. Yang Luchan muncul di Jawa Dwipa, berarti rimba persilatan dalam bahaya, terjajah oleh kekuatan asing. Sementara Chitrangada meledek musuhnya, "Kau sangat payah! Kepandaianmu belum cukup untuk menjadikan diriku selimut tidurmu!" "Aku kira Resi Kamandalu telah keliru mengangkat murid!" balas ketua. "Kalian manusia yang sangat kejam!" Ia dan Subekti menggunakan caping untuk meladeni permainan pedang Chitrangada dan Larasati. Kekuatan pedang kembar sungguh luar biasa. Tangan mereka seperti tersengat listrik setiap kali terjadi bentrokan, padahal chi mereka setingkat lebih tinggi. Sekali waktu caping terlepas dari tangan ketua, ia tak ada kesempatan untuk mengambil caping yang tergeletak di tanah, liukan pedang mengincar leher dengan gencar. "Ada lagi senjatamu untuk mengha

    Last Updated : 2025-03-17
  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 55

    Arjuna dan Bajang tercengang mendengar pengakuan Subekti. Sepuluh Utusan dari Neraka rupanya kakek kaya raya. "Kami tahu perempuan seperti dirimu jijik menjadi selimut tua bangka," kata Subekti. "Uang menjadikan mereka bersedia tidur bersama kami." "Jangan samakan aku dengan mereka!" bentak Larasati. "Tidak semua perempuan bisa dibeli dengan uang!" Kakek berjanggut putih menertawakan wakilnya. "Kau bodoh sekali, Subekti! Kau pikir kejujuranmu dapat melumpuhkan hatinya? Ia dayang puteri keraton! Sudah barang tentu tidak kekurangan uang!" Larasati jengkel disebut dayang, ia menyesal berpakaian kontras dengan Chitrangada. Seharusnya ia berpakaian bangsawan, sebab ia keturunan pembesar istana. Tapi ia khawatir dikenali musuh ayahnya. Kebiasaan mereka adalah menilai dari penampilan. Jadi ia harus menerima disebut dayang. "Aku ingin memeriksa kuda mereka," kata Bajang. "Mereka berdusta atau jujur." Bajang pergi ke deretan pepohonan besar di mana sepuluh kuda tertambat. Ia membawa

    Last Updated : 2025-03-18

Latest chapter

  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 95

    Dalam satu kesempatan Kong berhasil menangkap kaki srikandi perang, ia memutar kaki itu dan mendorongnya. Srikandi perang jatuh terhempas. Kong segera menotok saraf motorik, srikandi merasa seluruh ototnya lemas, tak kuasa bangun. "Bedebah!" geram srikandi perang. "Lepaskan totokanmu!" Kong segera membawa srikandi perang ke bawah pohon rindang. Komandan pasukan pemburu itu mendelik tanpa kuasa untuk melepaskan diri. "Jahanam!" maki srikandi perang. "Apa yang hendak kau lakukan?" Kong membaringkan srikandi perang di atas daun mati. Wanita itu semakin deras memaki-maki. "Antara melaksanakan wangsit dan kebelet, kau tak ada bedanya Kong," sindir Arjuna. "Aku curiga kau menjadikan wangsit untuk melampiaskan hasratmu." Kong menjelaskan bahwa wangsit itu perlu dibuktikan kebenarannya. Ia sendiri kurang yakin, namun tidak rugi seandainya suara gaib itu berdusta. "Aku kira suara gaib itu ingin menonton kalian secara live," kata Arjuna. "Ia pasti berbuat sendiri kalau bisa. Wa

  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 94

    Ksatria pemburu bertumbangan kena amuk naga sakti. Pedang mereka tidak mempan untuk melukai, kulit naga seakan membal. Para ksatria itu menjadi bulan-bulanan naga sakti. Kematian adalah akhir dari perlawanan mereka. Ksatria berjubah biru yang sedang menghadapi Arjuna tampak gentar menyaksikan kawannya tewas satu per satu. "Jadi kau pewaris pedang mustika manik?" tanya ksatria berjubah biru. "Bagaimana manusia seperti dirimu terpilih menjadi ksatria perang? Kau lebih cocok jadi pangeran dengan dikelilingi puteri cantik jelita, gerakanmu terlalu lembut untuk memainkan pedang."Keunikan ilmu pedang kuno yang dimiliki Arjuna adalah laksana penari memainkan pita, terlihat kurang bertenaga, menitikberatkan pada keseimbangan chi, selaras dengan jurus tai chi yang dipelajarinya.Sekali terkena pukulan, organ tubuh dalam akan remuk. Pedang di tangan musuh akan terbabat putus dengan aliran chi lebih besar.Ksatria berjubah biru tidak menyadari bahaya itu. "Aku tidak bangga terpilih me

  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 93

    "Aku ada masalah dengan kejujuran perempuan." Arjuna ingin menyindir Dara Hiti. Empat Iblis Hitam tidak mempunyai maksud jahat kepada Kong. Mereka hanya ingin memanfaatkan. Kong seakan siap menjadi pelindung mereka. Padahal Arjuna mesti turun tangan kalau ia mendapat kesulitan. Kong takkan mampu mengatasi pasukan pemburu meski dibantu Empat Iblis Hitam. Kemampuan mereka sangat tinggi.Ilmu dewa yang tersisa hanya kemampuan berlari yang luar biasa. "Kapan aku pernah berbohong kepadamu?" tanya Dara Hiti. "Aku pergi ke utara bukan untuk kabur, aku mengambil jalan memutar untuk ke kastil selatan." "Mengambil jalan memutar itu ke barat atau timur, bukan pergi ke arah sebaliknya." Empat Iblis Hitam sebetulnya ingin pergi ke kampung Pawon di utara, kekacauan di daerah itu mulai mereda, mereka ingin menunggu perkembangan di Batulayang. Kampung itu menjadi daerah paling bergejolak setelah istri Bairawa terbunuh oleh pasukan Senopati Aryaseta. Penyerbuan ke kastil selatan akan mengundan

  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 92

    Dara Hiti bertanya untuk memastikan, "Kau serius?" Arjuna balik bertanya, "Bukankah kau calon istri Kong? Alangkah baiknya ada pembuktian terlebih dahulu." Srikandi perang membentak, "Siapa kau? Jangan meminta Dara Hiti untuk melakukan perbuatan yang dikecam para dewata!" "Aku kira kalau suka sama suka bukan masalah." "Raja Langit pasti murka!" Kong keluar dari arena pertarungan dengan jungkir balik di udara, lalu berdiri di hadapan Arjuna. Ia bertanya, apa maksud Arjuna menyuruh mereka bercinta? Apakah ingin melihat pertunjukan hot secara gratis? Kong menolak sebab ia mempunyai urusan penting dengan srikandi perang. Ia harus melumpuhkan wanita itu sesuai wangsit yang diterima. "Dara Hiti pasti tersinggung kalau kau menolaknya." Kong menjelaskan ketua Empat Iblis Hitam ingin memancing Arjuna turun ke gelanggang, bicaranya jadi melantur. Kong tahu Dara Hiti tidak sungguh-sungguh dengan perkataannya, bukan masalah juga baginya. Seandainya Dara Hiti bersedia menjadi

  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 91

    Arjuna memuji kecerdikan Dara Hiti memancing emosi srikandi perang. Ia memanfaatkan kelembutan hati Kong untuk mengeksploitasi suasana. "Aku tahu kau tak pernah berniat menjadi istri Kong," kata Arjuna. "Kau kira segampang itu berdusta." Kong bukan pejantan yang suka menagih janji. Barangkali kerelaan perempuan menjadi istri akan membebaskan dirinya dari kutukan. Arjuna ingin Empat Iblis Hitam menjadi istri Kong untuk membuktikan perkiraannya. Satu-satunya jalan untuk membebaskan kutukan abadi dengan membuat murka pencipta kutukan itu. Dewi cinta pasti didesak untuk mencabut kutukannya. Kong bukan pembangkang Raja Langit, ia hanya tidak mampu mengendalikan nafsu. "Aku harus membunuh kalian untuk mencegah kemurkaan penguasa langit!" kata srikandi perang. "Bersiap-siaplah menghadapi kematian!" "Kau terlalu menganggap remeh Kong!" teriak Dara Hiti. "Ketahuilah, ksatria perang memberikan pataka dan kujang emas kepada Kong karena kesaktiannya di atas dirimu!" "Ksatria perang

  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 90

    Arjuna menegur, "Janganlah mengacaukan suasana dengan cerita tak berguna. Aku datang ke abad ini untuk mencari ayahku." Arjuna bahkan ingin mengakhiri pencarian kalau ia tahu letak pintu dimensi. Jadi ia sekarang bukan ingin menemukan ayahnya, ingin segera pulang ke masa depan. Hanya orang yang tahu jalan itu adalah ayahnya. Ia orang yang paling mungkin diminta bantuan karena istrinya menginginkan Arjuna pergi. Pencarian mengalami kesulitan karena ayahnya musuh besar istana. Ia berpindah-pindah tempat tinggal untuk menghindari perburuan. Mencari ayah dan pintu dimensi sama susahnya. "Seperti ada orang lagi bertarung." Telinga Arjuna yang tajam mendengar bunyi bentrokan senjata dan teriakan wanita membakar semangat bertempur. Suara itu terdengar sayup-sayup menandakan lokasinya cukup jauh. Arjuna dan Kong berlari ke arah datangnya suara itu. Mereka mengerahkan chi secara penuh, berlari di angkasa melewati pepohonan, dengan titian angin. "Kejarlah aku, Kong!" seru Arju

  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 89

    Kong tampak kebingungan ketika beberapa kingkong betina berlompatan turun dari dahan rimbun dan menghadangnya. Kong tidak menguasai bahasa kingkong sehingga ia tidak mengerti perbincangan mereka. Kingkong betina kagum melihat kingkong jantan berpenampilan seperti manusia. Kemudian mereka riuh seakan memperdebatkan sesuatu, berisik sekali. Mereka berebut untuk bercinta lebih dahulu dengan Kong. "Kau terlalu ganteng untuk jadi kingkong." Arjuna menepuk bahunya. "Mereka sepertinya lagi memperebutkan dirimu." Kong garuk-garuk kepala. Ia bingung untuk menjelaskan karena mereka tak mengerti bahasa isyarat. Kong bengong saat mereka berkelahi saling cakar seperti manusia. Kelihatannya mereka ingin menyelesaikan dengan perkelahian. Memperebutkan pejantan adalah hal biasa bila musim kawin tiba. "Kabur...!" kata Arjuna. "Aku sulit bersikap melihat dirimu jadi piala bergilir." Kingkong betina seru berkelahi dengan suara berisik bukan main. Mereka tidak sadar kalau pejantan yang d

  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 88

    Arjuna memutuskan untuk pergi ke Batulayang. Ia harus mencari Senopati Aryaseta untuk mengetahui lokasi pintu dimensi. Arjuna harus berbesar hati bertemu dengan ibu sambung yang merupakan mantan kekasihnya, meski sulit untuk memaafkan pengkhianatan Senopati Aryaseta terhadap ibunya. Tapi haruskah? "Kita cari cendekia yang menguasai ilmu dan perhitungan lokasi pintu dimensi," kata Arjuna berubah pikiran. "Aku enggan minta tolong pada senopati." Arjuna ingin mencari raja yang digulingkan, tapi Panduwinata sedang dilanda kemelut karena putranya kehilangan gelar kebangsawanan. Untuk mendapatkan gelar kebangsawanan, ayah dan ibunya harus menikah secara resmi, dan itu tidak mungkin. Pernikahan sedarah adalah terlarang. Bagaimana Panduwinata dapat membantunya sementara ia sendiri terlilit masalah besar. Resi Aswatama telah menimbulkan bencana tanpa berkesudahan. "Meminta bantuan Resi Aswatama dan Raja Widura lebih tidak mungkin lagi," keluh Arjuna. "Bukan menolong, mereka pasti

  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 87

    Kong menuntaskan perlawanan empat pengawal utama istana dengan kematian. Mereka memilih bertarung sampai akhir dan menderita luka dalam sangat parah. Kong protes karena Arjuna membiarkan Empat Iblis Hitam pergi ke kastil selatan tanpa mereka. "Pantas saja kau kena kutukan kalau matamu sulit dijaga," kata Arjuna. "Kekhawatiranmu hanya modus. Mereka bukan pendekar kaleng-kaleng." Arjuna curiga Kong bukan sekedar selingkuh dengan dewi kelamin, ia melakukani kesalahan besar yang menyebabkan jiwanya terkurung dalam sosok kingkong. Dewi kelamin masih bisa tampil dalam wujud asli, namun Kong tidak bisa bertransformasi menjadi dewa kelamin, atau wujud ksatria. Bahkan Kong tidak bisa berkomunikasi dengan bahasa manusia, hanya bisa bahasa isyarat. "Kesalahan apa yang telah kau lakukan, Kong?" selidik Arjuna penasaran. "Mengapa hukuman yang kau terima berat sekali? Aku kira perselingkuhan dengan dewi kelamin bukan kesalahan tak termaafkan." Kong menjelaskan bahwa perselingkuhan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status