Share

Sebab Hati Bayu Yang Membeku (2)

Risma duduk berhadapan dengan Bayu. di sebuah cafe yang terletak tak jauh dari tempat mereka bekerja. Di tempat ini lah mereka biasa menghabiskan waktu bersama, di sela kesibukan pekerjaan mereka.

Dan kini, tempat ini pula yang dipilih oleh Risma untuk mengakhiri hubungan mereka yang sudah berjalan empat tahun lamanya.

Kini tangan nya bergerak, meletakkan kotak hadiah berisi kalung emas pemberian Bayu dan mendorong nya perlahan kotak itu hingga sampai di hadapan Bayu.

“Ini kamu simpan aja mas. Aku gak pantas terima ini.” Risma berkata pada Bayu dengan ekspresi yang dingin.

“Kenapa ?" Suara berat Bayu kini terdengar putus asa.

"Kenapa kamu begini ?” Tanya nya lagi.

“Maaf..” Hanya itu yang terucap dari bibir wanita itu.

“Jangan cuma maaf Risma! Kasih aku penjelasan!” Bayu sedikit membentak Risma hingga pengunjung lain di cafe itu sontak melihat ke arah mereka. Namun Bayu tak mempedulikan itu. Ia hanya berusaha mengatur nafasnya karena Ia hampir tidak dapat membendung emosi nya.

“Kasih aku penjelasan, bilang kalau yang aku lihat itu salah. Bilang kalau yang aku lihat itu bukan kemauan kamu. Katakan apapun! Apapun..aku akan percaya sama kamu..meskipun kamu bohong aku akan percaya apapun yang kamu bilang.” Suara Bayu mulai bergetar menahan tangis.

Risma hanya terdiam. Jangan kan untuk menjawab perkataan Bayu, Bahkan untuk balas menatapnya saja ia tak punya keberanian. Kini yang tersisa hanya penyesalan, sebab merasa tak dapat lagi berputar arah. Ia sudah memutuskan untuk melangkah dan menuruti apa yang diinginkan oleh kedua orang tua nya.

“Kita akhiri sampai disini aja Mas. Maaf. Aku..Aku gak bisa lanjutin hubungan kita.” Risma menjawab ditengah tangisannya. Air matanya pun tak bisa lagi tertahan, mengingat sudah begitu banyak hal yang mereka lalui bersama.

“Kenapa tiba-tiba begini ? Kenapa sih ? Hah ? Kemarin kita masih baik-baik aja kan ? Sejak kapan kamu sama dia ? Aku salah apa sebenernya Ris ?” Bayu masih menuntut penjelasan dari Risma.

“Gak salah. Bukan salah kamu. Masalahnya aku. Aku mau nikah.”

“Aku memang udah rencanain pernikahan kita kamu tahu itu kan ? Aku lagi berusaha, Risma.”

“Bukan sama kamu, Mas." Jawabnya. Bayu pun terdiam mendengar jawaban Risma.

“Gak bisa sama kamu. Orang tuaku gak kunjung merestui hubungan kita. Aku gak bisa nunggu lagi. Kamu gak bisa meyakinkan kedua orang tua ku. Aku capek, aku mau menikah dengan orang lain.”

Seketika Bayu merasa tak punya lagi tenaga untuk sekedar duduk dengan tegak di hadapan wanitanya. Semua yang ia usahakan selama ini ia rasa sia-sia sebab ternyata Risma tak sedikitpun melihat nya. Wanita itu hanya tahu dan menganggap Bayu tak bisa meyakinkan kedua orang tua nya.

“Siapa dia ?” Bayu menjawab dengan suara yang bergetar.

Risma mengeluarkan undangan pernikahan nya dari dalam tas dan memberikan nya pada Bayu. Undangan dengan design yang mewah bertema merah hati dengan Nama Risma dan calon suami nya yang terpampang dengan jelas di halaman muka. Dan tentu saja lelaki itu adalah orang yang sama yang ia buat babak belur semalam.

“Tiba-tiba udah ada undangan. Gak mungkin gak direncanakan sejak lama kan ?” Bayu mempertanyakan sikap Risma yang tidak adil padanya.

“Sejak kapan kamu persiapkan ini ? Selama ini aku terus berusaha meluluhkan hati orang tua kamu. Sementara kamu sibuk mempersiapkan pernikahan kamu dengan laki-laki lain ? Dan di saat yang sama juga kamu bilang cinta sama aku dan akan terus ada di samping aku sampai kita bisa menikah nanti ? Jahat kamu. Kejam banget kamu sama aku. Kurang ku apa ? aku selalu berusaha memberikan yang terbaik yang aku bisa. Buat kamu..Buat kita.. Tapi ternyata dibelakang ku kamu mempersiapkan ini semua ? kamu anggap aku mainan kamu, Ris ?"

“Aku capek mas ! Harus sampai kapan aku nunggu ?” Jawab Risma kemudian.

“Harusnya kamu bilang dari awal!” Nada tinggi Bayu membuat Risma sedikit tersentak.

“Aku mati-matian berjuang buat hubungan kita, aku terima semua hinaan dan cacian dari keluarga kamu, Aku terima kalian menghina aku dan orang tua ku, hanya demi pertahanin kamu Ris. Setiap hari aku pikirin cara nya, Karena aku sangat mencintai kamu ! aku berusaha menyenangkan hati orang tua kamu dan kamu membiarkan itu semua sambil mempersiapkan pernikahan mu ? ini yang aku dapat ? Hah ?” Bayu menghempaskan Undangan pernikahan Risma di hadapannya.

Risma terdiam dan masih menundukan kepala nya. Ia tidak dapat berkata-kata lagi untuk membela dirinya. ia akui memang ia yang bersalah melakukan ini semua pada Bayu.

Ia menjalani hubungan dengan laki-laki lain di belakang Bayu selama delapan bulan terakhir. Lelaki itu juga mengetahui hubungan nya dengan Bayu namun ia tetap bersedia menunggu Risma putus sambil mempersiapkan pernikahannya dengan Risma.

Ia begitu mudah tergoda oleh kecantikan Risma. Tetapi Risma juga tidak berbohong ketika mengatakan ia mencintai Bayu. Hanya saja ia tidak bisa menunggu Bayu lagi yang belum terlihat masa depan nya.

Bayu yang masih berjuang di awal karir nya bahkan belum memiliki rumah sendiri. Ia masih tinggal di indekos yang berada di dekat kantornya. Maka dari itu Risma harus memilih menikah dengan laki-laki yang direstui orang tuanya.

Di usia nya yang masih muda lelaki itu sudah cukup mapan dan mampu memenuhi apapun keinginan Risma. Keluarga nya juga berasal dari keluarga yang terhormat, tidak seperti Bayu yang berasal dari keluarga biasa.

Namun bukan berarti Bayu tak berasal dari keluarga yang tak mampu, hanya saja pria itu memilih merintis karirnya sendiri daripada harus bekerja di perusahaan sang ayah yang tidak sesuai dengan minat nya.

Karena itu juga hubungan nya dengan sang ayah menjadi dingin. Ayahnya bahkan menolak untuk membantu Bayu jika sedang dalam kesulitan ekonomi. Baginya Bayu yang sudah memutuskan untuk memilih jalan nya sendiri, pun harus bisa bertanggung jawab dan menghadapi resiko dari keputusan nya sendiri.

Hal itu juga yang menjadi ganjalan bagi Risma. berkali kali ia mencoba meyakinkan Bayu agar menuruti saja apa kata ayahnya, agar mereka bisa segera menikah, namun Bayu selalu menolak dan meminta Risma untuk bersabar.

Kini ia pun harus mengambil keputusan. Meskipun ia juga mencintai Bayu tetap ia merasa tidak sepadan jika Bayu bersanding dengannya.

Ia tidak ingin hidupnya susah jika menikah dengan Bayu yang masih merintis karir nya. Risma yang begitu realistis hingga meninggalkan Bayu demi menikah dengan laki-laki yang lebih Mapan dengan harapan masa depan nya akan lebih terjamin meskipun kelak ia tidak bekerja seperti sekarang.

Sedangkan setelah semua ini, Bayu hanya bisa pasrah dan menerima keputusan Risma yang sudah bulat. Meskipun berat baginya, sebab ia seperti ingin mati saja jika membayangkan wanita yang selama ini menjadi tujuan hidupnya kelak harus bersanding dengan lelaki lain, bukan dengan nya.

***** Kilas balik selesai*****

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status