Share

Sejarah Diana dan Bayu

"Sayang ? kamu dateng Nak ?" Ratih, Ibunda Bayu. Dengan senyumnya yang hangat menyambut kedatangan menantu nya. Diana pun memeluk Ibu mertua nya, sebab rindu sudah hampir dua minggu mereka tak bertemu.

"Mama gimana ? sehat ?" Tanya Diana sambil ia menempelkan pipi kanan dan kiri nya dengan kedua pipi Ratih bergantian.

"Ya begini lah." Jawab Ratih.

"Diana bawain bolu karamel kesukaan mama nih. bentar ya Diana taruh di piring." Ucap Diana sambil mengacungkan kantong plastik berisi bolu karamel yang ia beli dalam perjalanan tadi.

"Makasih sayang." Jawab Ratih, Diana pun masuk ke dapur dan menyiapkan makanan itu untuk disajikan pada Ibu mertua nya.

"Kamu gak kerja, nak ?" Tanya Ratih, begitu Diana kembali duduk disamping nya dan meletakkan piring berisi potongan bolu karamel tadi. Mereka duduk di sofa di depan tv yang terletak di ruang keluarga.

"Diana lagi males banget ke kantor mah. Tadi udah izin sih." Jawab Diana, sambil mengunyah kue itu.

"Bayu kerja ?"

"Mas Bayu berangkat kok." Jawab nya.

"Jadi kamu kesini cuma mau nengok mama aja ?"

"Iya, emang kenapa mah ?"

"gak apa-apa mama kira kamu lagi bertengkar sama mas mu, mau ngadu ke mama."

Deg! mendengar itu, Diana pun terdiam. Ia meneguk segelas air putih di hadapan nya yang ia bawa tadi. Ibu mertua memang lah ibu, yang sepertinya memang punya firasat yang kuat jika terjadi sesuatu dengan anak mereka, pikir Diana.

"Gak ada mah, tenang aja." Jawab Diana seraya memaksakan senyumnya.

"Bagus lah, kadang-kadang pernikahan apalagi kalo masih baru, Suka ada-ada aja masalah nya. Tapi kalo ada apa-apa, dateng ke mama, ya ? Mama akan negur sendiri anak mama kalo dia buat salah."

"Iya mah." Jawab nya lagi.

"Bayu baik kan sama kamu ?" Entah apa yang membuat Ratih bertanya seperti itu, Namun Diana kini seperti ragu ingin menjawabnya.

"Assalamualaikum."

Belum sempat ia menjawab, tiba-tiba mereka dikejutkan dengan kedatangan seseorang yang tiba-tiba.

"Bayu ?"

************************************

Bayu memarkirkan mobil nya di lahan parkir gedung kantor nya. Namun tak segera turun dari sana, ia malah menyandarkan kepala nya dan memejamkan mata sambil memijat pelipisnya.

Sedikit kekacauan di rumah, sudah membuatnya tak bisa fokus melakukan apapun. Bayu merasa ia butuh beristirahat sejenak untuk mengistirahatkan otak nya, namun tak tahu harus berbuat apa.

Ia lantas meraih ponsel nya dan ia hubungi sekretaris nya untuk menunda semua meeting yang seharusnya ia hadiri hari ini. Ia pun beralasan sakit dan tak bisa datang ke kantor, meski sebenarnya sudah berada di parkiran.

Berpikir sejenak, mencari tujuan kemana ia akan pergi menenangkan diri, kemudian ia pun teringat akan ibunya.

Sudah beberapa minggu ia belum mengunjungi ibunya. Kenyataan nya memang Diana justru yang lebih sering datang untuk menjenguk atau sekedar menemani ibu nya yang tinggal sendirian, hanya bersama seorang asisten rumah tangga.

Tak ada keluarga yang menemani sebab Ayah Bayu sudah meninggal dunia dan Bayu adalah anak semata wayang. Sebab itu pula Bayu sangat menyayangi ibu nya bahkan rela memberikan apapun untuk membahagiakan sang Ibu, termasuk menikahi Diana.

Ya, menikahi Diana adalah salah satu upaya untuk membahagiakan sang Ibu yang saat itu sedang di ambang kematian.

*Kilas Balik*

Hari itu, dimana Diana masih menjadi rekan kerja Bayu di kantor. Bayu yang merupakan senior Diana di kantor nya, kerap kali dimintai bantuan untuk membimbing Diana yang masih anak baru kala itu.

mereka sering berinteraksi membicarakan pekerjaan, hingga sering menghabiskan waktu makan siang bersama, saking banyak nya pekerjaan yang harus mereka selesaikan.

"Mas, udah nikah belum sih ?" Tanya Diana pada Bayu. Mereka duduk berhadapan di kantin kantor mereka pada saat makan siang.

"Pernah hampir, tapi belum." Jawab Bayu.

"Maksud nya hampir ? Gak jadi gitu ?" Diana sepertinya memang penasaran sejak awal dengan Bayu. Sebab pria ini terlihat tak banyak bicara, dan tak juga tipe pria yang suka tebar pesona pada wanita.

"Iya gak jadi." Jawab Bayu.

"Kenapa ?"

"Belum jodoh aja mungkin, dia nikah sama orang lain."

"Oh, tapi masih punya keinginan ?"

"Masih lah, saya masih normal."

"Kirain ada trauma gitu."

"Gak ada, belum ketemu yang cocok aja."

"Mmm..Emang nyari yang gimana mas ?" Spontan Bayu menatap wajah Diana yang menunggu jawaban nya. Pertanyaan Diana pun langsung membuat Bayu menyadari wanita ini sedang tertarik padanya. Tak menjawab, Bayu hanya membalas Diana dengan senyuman.

"Pertanyaan nya kebanyakan ya ? hehe maaf mas." Diana pun tak lagi bertanya setelahnya, sebab takut Bayu jadi merasa tidak nyaman berdekatan dengan nya.

drrt...drrtt..

Bayu meraba saku celana untuk mengambil ponsel nya yang bergetar. Ia pun mengangkat telepon yang masuk dan terpaku begitu saja begitu ia dengar Ibu nya jatuh pingsan dan dilarikan kerumah sakit.

"Di, Aku harus kerumah sakit, Ibuku pingsan. Aku titip ini, selesain dulu sebisa kamu. Nanti telepon aku kalo ada yang kamu gak ngerti ya." Bayu tergesa-gesa menyerahkan semua berkas yang semula ia pegang kepada Diana.

"I..Iya mas.." Diana ikut terbata-bata melihat kepanikan Bayu, namun tak menunggu jawaban nya lagi pria itu langsung berlari kecil dan pergi dari sana.

Keesokan hari nya,

Diana menyusul Bayu ke rumah sakit sebab pria itu tak masuk kantor. Bukan tanpa sebab ia mendatanginya, namun karena atasan nya yang menyuruh Bayu untuk tetap mengurus pekerjaan nya, dibantu dengan Diana.

Dengan ragu gadis itu mengangkat kepalan tangan nya, berniat untuk mengetuk pintu ruang rawat tempat dimana Ratih di rawat. Namun belum sempat melakukan itu, Bayu sudah membuka pintu.

"Dari kapan disini ?" Tanya Bayu.

"Baru aja mas, baru mau ngetuk pintu." Diana datang dengan senyuman seperti biasanya.

"Oh, yaudah yuk masuk." Ajak Bayu. Diana pun berusaha tidak menimbulkan suara sebab ia lihat Ratih sedang tertidur.

"Mas, maaf ya sampe dateng kesini, aku disuruh sama Mbak Lily soalnya." Diana setengah berbisik menjelaskan pada Bayu.

"Gak apa-apa. Aku yang harusnya say sorry, kamu jadi repot-repot sampe harus jauh-jauh kesini." Jawabnya.

"Enggak kok, biasa aja. Oh iya, aku bawa ini buat ibu nya Mas Bayu." Diana menyerahkan sebuah kotak berisi Bolu Karamel pada Bayu.

"Maaf aku gak tahu ibu nya suka apa. Aku dateng ke toko roti tadi, lihat ini masih hangat baru dikeluarin dari oven, jadi aku beli aja."

"Makasih banget, ini kesukaan ibuku." Jawab Bayu.

"Serius ?" Wajah Diana berubah lebih cerah senyumnya.

"Iya beneran."

"Syukurlah, Gak sia-sia berarti." Kemudian gadis itu pun sibuk dengan laptop dan tumpukan berkas yang ada di hadapan nya. Sementara Bayu kini memperhatikan wajah Diana yang manis dan terkesan selalu tersenyum.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status