Belum hilang keterkejutan Ayla karena melihat map dokumen yang begitu banyak, kini ia harus di kejutkan dengan perintah Wibbi yang seakan di luar prediksinya.
"Wey!! Apa kamu sudah gila?! Dokumen sebanyak ini mau di kerjakan semalaman juga tidak akan selesai." Ucap Ayla kesal. Lalu Ayla membanting dokumen yang ada di tangannya ke atas meja. "Aku tidak mau mengerjakannya lagi, kamu cari saja sekertaris kamu itu. Seharusnya dia yang mengerjakan tugas seperti ini bukan aku."
Melihat Ayla yang begitu kesal, membuat Wibbi menyeringai senyum meremehkan. "Kenapa? Apa kamu sudah tidak sanggup? Yang menentukan tugas ini harus dikerjakan oleh siapa itu adalah aku. Kamu pikir siapa kamu yang berani mengaturku? Sudahlah, lakukan saja tugas kamu dengan benar supaya adik kamu tidak mengalami kesulitan disini." Ucap Wibbi.
Ayla membelalakkan matanya saat mendengar ucapan Wibbi barusan. Bisa-bisanya Wibbi mengancamnya lagi. Se-menyenang
Di sebuah supermarket terlihat antrian begitu panjang ke arah meja kasir. Maklum saja karena hari ini adalah weekend, jadi banyak para pekerja kantoran yang libur di hari ini. Tak terkecuali Ayla, ia juga terlihat ikut mengantri di sana dengan di temani sang adik (Ferdi).Banyaknya belanjaan di dalam troli mereka berdua, membuat troli tersebut penuh dengan berbagai macam sayuran dan juga aneka kebutuhan yang lain. Dan memang Semenjak di Jakarta, Ayla memilih belanja seminggu sekali untuk mengisi persediaan di dalam kulkasnya.Mengingat kesibukan mereka berdua jadi maklum saja kalau mereka tidak mempunyai banyak waktu luang hanya untuk sekedar belanja keperluan dapur. Di tambah lagi akhir-akhir ini Ayla sering lembur, maka semakin sedikit waktu senggang yang ia miliki.Setelah cukup lama mengantri, kini giliran Ayla dan Ferdi untuk membayar belanjaan mereka di kasir. Ayla mengeluarkan satu persatu isi di dalam troli untuk di hi
Ayla terlihat sibuk menyiapkan keperluan untuk meeting di lantai 24. Karena hari ini akan di adakan meeting bulanan untuk mengevaluasi kinerja semua departemen di N.H group. "Ay, bantu aku mem-fotocopy semua dokumen ini, biar aku saja yang menyusun minuman dan snack nya di sini." Ucap Bayu."Ok," jawab Ayla penuh semangat, kemudian ia mengambil dokumen dari tangan Bayu dan berjalan menuju ke mesin fotocopy yang tak jauh dari ruangan meeting."Ayla, ada yang ingin aku bicarakan denganmu. Ikut aku sebentar." Ucap Mayang dengan wajah yang terlihat tidak senang kepada Ayla.'Apa lagi yang ingin mbak Mayang bicarakan denganku?' batin Ayla penuh tanya.Ayla yang sibuk memfotokopi dokumen menoleh ke arah Mayang. "Iya mbak Mayang," jawab Ayla. Kemudian Ayla menghentikan aktifitasnya, dan meletakkan dokumen itu di atas meja samping mesin fotocopy.Ayla berjalan di belakang Mayang. Setelah s
Hari ini pikiran Wibbi benar-benar kacau hanya karena sikap Ayla yang cuek kepadanya. Ia pun memanggil Wisnu untuk menuju ke ruangannya. Wibbi ingin tahu ada apa dengan Ayla hari ini? Apa ada masalah sehingga sikap Ayla berbeda?Setelah mengetuk pintu terlihat Wisnu memasuki ruangan Wibbi. "Apa kamu sudah menyelesaikan masalah rumah yang sudah aku katakan 3 hari yang lalu?" Tanya Wibbi tanpa menunggu Wisnu bicara terlebih dahulu."Sudah tuan muda, seharusnya hari ini Nona Ayla menerima telepon dari pihak supermarket untuk memberikan kabar gembira ini." Jawab Wisnu.Wibbi mendongak melihat ke arah Wisnu. "Tapi kenapa sikap dia hari ini terlihat aneh? Kalau pihak supermarket sudah menelpon memberikan kabar, seharusnya dia bahagia? Apa jangan-jangan dia tahu jika rumah itu dariku?" Tanya Wibbi."Menurut saya seharusnya Nona muda tidak tahu akan hal ini Tuan muda. Karena kita telah bekerjasama de
Ayla menggenggam pergelangan tangan dan mengusapnya perlahan untuk mengurangi rasa sakit akibat di tarik paksa oleh Wibbi tadi. Bahkan akibat ulah Wibbi, pergelangan tangan Ayla memerah. Kini Wibbi telah duduk di kursi belakang kemudi mobil. Wibbi hanya terdiam setelah apa yang di lakukannya barusan. Dia sendiri juga tidak tahu kenapa dia melakukan hal itu.Keduanya kini telah berada di dalam mobil, namun tak ada satu pun yang membuka suara. Wibbi berusaha meredakan emosinya yang sepertinya akan meledak sebentar lagi, makanya ia memilih diam. Sedangkan Ayla bertanya-tanya kenapa Wibbi sampai semarah itu kepadanya, namun untuk bertanya ia tidak punya keberanian.Ayla yang masih menggenggam dan mengusap pergelangan tangannya itu hanya melihat ke depan. Tak ada keberaniannya untuk sekedar melirik ke arah Wibbi, dan mema
Saat ini Wibbi dan Ayla berada di rumah baru (yang menurut Ayla adalah rumah hadiah undian dari supermarket). Mereka berdua melihat-lihat bagian dalam rumah, terdapat 2 kamar tidur di lantai 1, dan 1 kamar di lantai 2. Wajah bahagia Ayla tergambar jelas. Ia tidak menyangka jika rumah undiannya sebagus ini.Tidak seperti yang ia bayangkan, karena biasanya rumah hadiah itu adalah rumah tipe 36, yaitu rumah yang sangat sederhana. Namun saat melihat apa yang ada di depannya, semua yang ada di pikirannya hilang. Melihat rumah minimalis yang begitu bagus dan terkesan elegan, membuat Ayla berpikir bahwa ia adalah orang yang sangat beruntung. Dan jika di lihat sekilas orang tak akan percaya jika itu adalah rumah hadiah undian.Sebelum menuju ke rumah baru, Wibbi mengantarkan Ayla ke kantor pusat pemilik supermarket untuk mengurus
Seminggu telah berlalu dengan begitu cepat, dan selama seminggu itu pula gosip tentang Ayla yang pergi bersama Wibbi beberapa waktu lalu merebak dengan cepat bahkan terasa semakin memanas, hingga hampir seluruh pegawai di kantor mengetahuinya.Banyak rumor yang mengira bahwa Ayla lah yang sengaja memikat Wibbi dengan menggunakan trik kotor. Ada juga yang berpikiran jika Ayla menggunakan tubuhnya untuk bisa mendapatkan Wibbi.Mendengar gosip itu membuat Mayang begitu emosi, apalagi sebelumnya Mayang telah memberi peringatan kepada Ayla untuk menjauhi Wibbi. Namun ia tidak menyangka jika saat ini justru Ayla semakin dekat dengan Wibbi. Padahal selama ini Mayang telah melakukan berbagai cara supaya Wibbi menyukainya.'Dasar wanita tidak tahu diri, menggunakan segala cara kotor untuk mencapai tujuan yang ia inginkan. Bukan hanya mas Wibbi yang jadi targetnya, tapi sepertinya tuan muda Adi Tama juga salah satu orang yang te
Seketika Ayla mendongakkan kepalanya dan melihat orang yang menarik pergelangan tangannya itu. "Kamu!!" ucap Ayla terkejut."Hm, yes, I'm." Jawab orang itu dengan tenang.Wajah terkejut Ayla tak dapat lagi ia sembunyikan. Belum hilang keterkejutannya karena ucapan Bayu, kini orang yang menurutnya adalah sumber dari segala macam masalah muncul di depannya. 'Mau apa lagi dia?' batin Ayla yang kemudian menarik tangannya dari genggaman Wibbi sambil mengalihkan pandangan matanya ke segala arah, untuk mengusir rasa canggung yang kini menghinggapinya."Mau apa lagi kamu kemari?"Wibbi mengerutkan keningnya saat melihat reaksi Ayla karena kedatangannya. "Apa aku terlihat seperti hantu yang begitu menyeramkan? Sampai-sampai wajah kamu begitu pucat saat melihatku." ucap Wibbi dengan senyum mengejek.Ayla memutar bola matanya malas mendengar ucapan Wibbi. "Kemunculan kamu lebih menakutkan da
Saat ini Wisnu tidak ingin menambah mood Wibbi yang sudah buruk semakin memburuk jika ia salah bicara di depan Wibbi. Sepatah kata yang membuat Wibbi emosi maka akan mengakhiri karirnya sebagai asisten pribadi selama beberapa tahun terakhir.Sungguh Wisnu merasa bagaikan makan buah simalakama, dimakan salah tidak dimakan juga salah. Perasaan serba salah jika menghadapi kondisi Wibbi seperti saat ini. Karena apapun yang ia katakan akan selalu dianggap tidak ada benarnya dimata Wibbi.Wisnu sedang berpikir mencari kata-kata yang tepat untuk bicara dengan Wibbi yang masih menunggu solusi darinya, "Eh, bukankah tuan muda sendiri yang menyuruh nona muda untuk tidak terlalu sering berkomunikasi dengan tuan muda selama di kantor? Jadi saya rasa itu yang saat ini sedang nona muda lakukan, yaitu membatasi komunikasi dengan tuan muda." Ucap Wisnu.Wibbi menyipitkan matanya dan mengerutkan keningnya sambil menatap tajam ke arah Wisnu
Setelah Wibbi menjelaskan semua yang terjadi, dan kenapa toko perhiasan milik Maria kini menjadi atas nama Ayla. Membuat Ayla mengerti, bagaimana penderitaan suaminya selama ini. Surya dan istrinya selalu berusaha mengambil semua yang menjadi hak milik Wibbi, dan sudah selayaknya Wibbi mengambil kembali apa yang telah di rampas oleh keluarga Surya selama ini. Termasuk toko perhiasan yang ada di Surabaya. Ayla tidak tahu apakah pantas jika mengatakan bahwa apa yang di lakukan oleh suaminya selama ini akibat dari perbuatan Surya dan keluarganya? Karena Surya dan keluarganya membuat sosok Wibbi menjadi seperti saat ini. Ia tidak akan mengampuni siapapun yang telah membuat sumber kebahagiaannya di usik. Kematian kedua orangtua Wibbi sebagai bukti, bahwa uang dapat merubah seseorang menjadi gelap mata dan menghalalkan segala cara. Termasuk menghilangkan nyawa sekalipun, dan itulah yang Surya lakukan. Kini Wibbi dan Ayla bisa hidup lebih tenang tanpa ad
Setelah pesta ulang tahun pernikahan pertama yang di adakan di Surabaya. Wibbi dan Ayla berencana untuk tinggal beberapa hari lagi di kota pahlawan tersebut. Wibbi memilih tinggal di sebuah hotel berbintang yang ada di kota itu, anggap saja ini liburan sekaligus bulan madu untuk mereka. Walau sebenarnya Wibbi telah merencanakan untuk mengajak Ayla berbulan madu ke Paris dalam waktu dekat. Ayla perlahan membuka matanya saat tercium aroma harum khas makanan kota Surabaya, yaitu lontong balap. "Ayo bangun sayang, sarapan dulu. Setelah ini aku ingin mengajakmu ke suatu tempat." Wibbi duduk di sisi ranjang di samping Ayla. Tangannya terulur untuk menyingkirkan anak rambut di wajah dan pipi Ayla. "Kemana mas?" tanya Ayla dengan suara parau karena bangun tidur. "Nanti kamu akan tahu." ucap Wibbi lalu kemudian mengecup kening Ayla. "Hem, baiklah. Aku akan mandi dulu sebelum sarapan." jawab Ayla. Ayla pun membuka selimut yang menutupi
Sebuah restoran yang ada di kota Surabaya mendadak hari ini terlihat sangat ramai, tidak seperti biasanya. Bahkan dari pagi hari hingga sore menjelang malam tidak ada hentinya tamu datang silih berganti. Beberapa wartawan dari media cetak maupun elektronik juga terlihat di sekitar lokasi. Ada apakah dengan restoran tersebut? Ternyata hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan pebisnis terkenal di seluruh pelosok negeri, bukan hanya di dalam Indonesia saja namanya menjadi bahan perbincangan. Pebisnis muda itu juga menjadi salah satu orang yang sangat berpengaruh di seluruh Asia. Siapa lagi kalau bukan Wibbi Nugraha. Tidak heran selama acara berlangsung begitu banyak tamu penting dari kalangan pejabat, artis, bahkan pengusaha yang datang silih berganti untuk memenuhi undangan dan memberikan selamat. Dan kesempatan itu tidak di sia-siakan oleh para wartawan untuk memburu berita terbaru. Awalnya Ayla tidak menyangka jika pesta ulang tahun pernikahan
"Come on, Baby. Jangan marah-marah lagi. Aku melakukannya untukmu, sayang. Aku bisa menjelaskan semuanya." ucap Wibbi yang mengekori langkah kaki Ayla yang berjalan menuju ke kamar yang ada di rumah lamanya."Berapa banyak lagi kebohongan yang mas lakukan? Aku yakin ini bukan satu-satunya yang tidak aku ketahui." ucap Ayla dengan wajah kesalnya."Percayalah, aku tidak ada niat untuk membohongimu, sayang. Kamu tahu betul bagaimana kondisi kita dulu, mana mungkin aku dengan terang-terangan mengatakannya." ucap Wibbi berusaha membujuk Ayla yang masih di kuasai emosi.Ayla berhenti sebentar dan berbalik badan melihat Wibbi yang masih terus mengikutinya. "Alasan. Semua pasti sudah mas rencanakan, iya kan?" ucap Ayla dengan tatapan mata tajamnya."Percayalah, aku melakukannya karena tidak mau ada orang lain yang bisa memberimu lebih dari apa yang bisa aku lakukan untukmu, sayang." ucap Wibbi yang berusaha mendekati Ayla. Meyakinkan istri
Setelah selesai dengan urusannya, kini Abram memilih untuk keluar dari ruangan Wibbi. Apalagi jumpa pers telah usai, sehingga tidak ada lagi yang harus ia lakukan di tempat itu. Perasaan lega karena kini semua masalah telah teratasi membuat Abram memilih menuju ke kantornya. "Maaf, maaf Pak." ucap seorang gadis muda yang tidak sengaja menabrak Abram karena sedang terburu-buru. "Tidak apa-apa, lain kali hati-hati." ucap Abram ramah dan membantu gadis itu mengumpulkan beberapa berkas yang jatuh berserakan. "Ini." ucap Abram memberikan berkas yang sudah terkumpul di tangannya kepada gadis itu. Namun gadis itu menatap Abram tak berkedip. "Gantengnya, mirip oppa-oppa Korea." gumam gadis itu tanpa sadar. Ia mengagumi ketampanan Abram. Mendengar itu Abram mengerutkan keningnya, ia menoleh ke kiri dan kanannya untuk melihat siapa yang sedang di maksud gadis di depannya itu. "Hey, kenapa malah melamun? Ini berkas kamu." ucap Abr
Di sebuah ruangan CEO yang ada di Surya Jaya Properti terlihat dua lelaki sedang duduk saling berhadapan. Suasana canggung diantara mereka sangat jelas terlihat. Mereka berdua sama-sama tidak tahu harus mulai dari mana pembicaraan yang cocok untuk keduanya. Suasana ruangan sangat hening seperti tak berpenghuni, hanya detak jam di dinding seolah menandakan jika masih ada tanda-tanda kehidupan dalam ruangan itu. Kedua lelaki itu seperti larut dalam pikirannya masing-masing, setelah kejadian di ruang rapat tadi membuat Surya tidak dapat berkutik. Kini baik Wibbi dan juga Abram berada di dalam ruang CEO setelah rapat menegangkan itu selesai. Sedangkan Ferdy memilih untuk melihat-lihat area kantor Surya Jaya Properti. Sekaligus ia ingin memberikan waktu untuk Wibbi dan Abram saling bicara. "Aku tidak tahu bagaimana cara menyampaikan terimakasih padamu. Tapi aku sangat senang kamu bisa membantuku untuk menyelesaikan semuanya." ucap Wibbi memecah keheningan.
Di perusahaan Surya jaya properti pagi ini terlihat mulai sibuk. Tak seperti biasa, para karyawan hari ini tampak sangat tegang dari hari biasanya. Karena pagi ini pimpinan baru di perusahaan tersebut akan datang. Yaitu orang yang memegang saham tertinggi di perusahaan.Para manager dan staff dari berbagai devisi terlihat berdiri berjejer di lobby kantor untuk menyambut kedatangan pemimpin baru tersebut. Raut wajah tegang tergambar jelas dari mereka semua, berbagai pertanyaan pun timbul di benak mereka. Seperti apa pemimpin baru mereka? Dan harapan mereka hanya satu, semoga pemimpin baru perusahaan orang yang baik hati dan tidak semena-mena terhadap para karyawan.Para pemegang saham juga terlihat berdiri di teras lobi kantor, termasuk Surya dengan wajah cemas. Sebentar-sebentar dia melihat kearah arloji yang berada di tangannya. 'Kenapa sampai jam segini belum datang juga?' batin Surya penuh tanya.Sebenarnya saat mendengar kabar jika pemegang saham terbe
"Ka-kalian sedang apa?" suara seseorang yang baru saja membuka pintu ruangan mengalihkan perhatian ketiganya. Seketika kini wajah Wibbi memucat saat mengetahui siapa pemilik suara tersebut.'Oh God, sepertinya bencana telah datang.' batin Wisnu mengusap wajahnya."Sayang, ternyata kamu sudah datang?" tanya Wibbi melepaskan diri dari Mayang dan melihat Ayla dengan tatapan cemas. Wibbi takut jika istrinya akan salah paham.'Sayang?' batin Mayang sambil mengurai pelukannya dan melihat ke arah Wibbi dan juga Ayla secara bergantian. Kemudian dia mengusap sisa air matanya dengan punggung tangannya. Tatapan mata bingung akan situasi di depannya, membuat Mayang sejenak lupa akan kesedihannya sendiri.Ayla tidak menjawab pertanyaan Wibbi, ia melihat kearah Wisnu seolah ingin tahu ada apa sebenarnya. 'Jangan tanya padaku nona. Aku sendiri juga tidak tahu harus jawab apa.' batin Wisnu saat mendapat tatapan Ayla.Wibbi melihat sekilas kearah Wisnu,
Dua Bulan kemudian ...Setelah menemui apa yang di inginkan, terlihat dua orang pria beda generasi saling berjabat tangan. Pertanda tercapainya sebuah kesepakatan kerjasama telah terjalin dengan baik. "Senang bekerjasama dengan anda Tuan Surya." ujar Abram sambil tersenyum ramah.Surya tertawa. "Aku juga anak muda, semoga setelah perusahaan ini berada di tangan anak muda seperti kamu. Bisa menjadi perusahaan properti terbesar di negeri ini." ucap Surya sambil menepuk lengan Abram."Saya akan berusaha sebisa mungkin untuk itu, Tuan Surya. Karena saya juga masih baru dalam hal ini." ujar Abram sambil tersenyum."Kamu terlalu merendah anak muda. Tapi aku sangat yakin kamu sangat kompeten dalam bidang ini." ucap Surya"Terimakasih atas pujian dan kepercayaan anda tuan Surya."Setelah selesai dengan pembahasan bisnis, mereka pun kini sama-sama berjalan keluar dari ruangan VIP yang ada di sebuah restoran. Pertanda jika kerjasama yang s